//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Peacemind

Pages: 1 ... 58 59 60 61 62 63 64 [65]
961
Meditasi / Re: Perbandingan jhana menurut beberapa guru dan interpretasi
« on: 27 October 2009, 09:55:01 AM »
Dalam praktik meditation, terutama ketika 5 rintangan batin tidak muncul dalm batin, ada beberapa pengalamn yang muncul di luar dugaan kita, seperti piti (kegiuran), passadhi (ketenangan),sukha  (kebahagiaan) dan juga upekkha (keseimbangan batin). Faktor2 mental ini muncul secara terpisah bahkan ketika seseorang tidak berada dalam jhana. Nah, menurut saya, ada beberapa orang yang menganggap pengalamn2 batin seperti ini sebagai jhana, padahal mereka bukanlah jhana. Jika kita melihat sutta2 dan juga kitab2 komentar, jhana pertama (paṭhamajhana) harus memiliki 5 faktor yaitu vitakka, vicara, piti, sukha dan ekagata. Jika lima faktor ini tidak ada meskipun seseorang mengalami piti (sebgai contoh), maka pengalamn tersebut bukan jhana.

Memang sering kali bahwa pada saat seseorang mengalami piti atau faktor2 yang saya sebutkan di atas, seseorang mudah sekali terkecoh dengan menganggap bahwa pengalaman2 tersebut sebagai Jhana karena memang pengalamn2 tersebut bukan lagi kebahagiaan duniawi melainkan hasil dari perkembangan batin. Sebagai contoh, seseorang yang mengalami kegiuran atau piti (ada bermacam2 kegiuran dan ini salah satunya), akan merasakan seluruh tubuhnya (luar dalam) terasa lembut seperti kapas halus, berdenyut-denyut dan disiram dan dipenuhi oleh kegiuran yang tak terkatakn, sementara terlihat (melalui batin) bahwa tubuhnya terang seperti lampu (sebenarnya nimmita). Nah pengalamn ini seringkali dianggap sebagai jhana, padahal ini hanya sekedar piti.

Tentang Sutta 111 dari Majjhimanikāya yang sering dijadikan acuan oleh beberapa guru meditasi, sebaiknya kita berhati-hati. Soalnya, sutta tersebut menggambarkan kebijaksanaan Bhikkhu Sāriputta sebgai murid Sang BUddha paling bijaksana. Sebgai murid yang paling bijaksana, beliau mampu menganalisa setiap faktor jhana, bagaimana mereka muncul dan bagaimana mereka lenyap, seperti ketika seseorang sedang mempraktikkan vipassana. Namun, sebagai orang yang masih dalam kategori rata2, jika seseorang benar2 berada dalam jhana, sangat sulit untuk melihat muncul dan lenyapnya faktor2 jhana. Inipun dialami oleh mereka2 yang benar2 berada dalam Jhana. Ketika seseorang dalam khanikasamādhi (konsentrasi sementara) dan upacarasamādhi (konsentrasi dekat dengan jhana) atau ketika seseorang berada piti atau sukha atau passadhi, ia akan mampu melihat bagaimana mereka muncul dan lenyap.

Thanks.

962
Meditasi / Re: Kaitan "out of body experience" dengan konsep "roh"
« on: 26 October 2009, 09:46:11 PM »
Out of body experience juga bisa dilatih. Cara melatihnya juga dimulai menjelang kita mau tidur dan pengalaman ini terjadi pada saat pikiran berada kondisi setengah sadar.. Seperti yang dikatakan saudara Sumedho, apa yang dialami sesungguhnya berhubungan dengan informasi yang seseorang telah terima sebelumnya. Jadi pengalamn out of body experience hanya rekayasa pikiran.

963
Meditasi / Re: Kaitan "out of body experience" dengan konsep "roh"
« on: 26 October 2009, 08:29:46 PM »
Menurut saya, dalam pengalamn out of body experience, bukan roh yang keluar, melainkan hanya rekayasa pikiran.

964
Meditasi / Re: Kaitan "out of body experience" dengan konsep "roh"
« on: 26 October 2009, 08:17:44 PM »
Dalam kitab suci agama Buddha, ada satu sumber yang mengatakan bahwa seseorang yang telah mencapai Jhana ke-4 bisa mengembangkan kekuatan batin bernama manomayakāya atau tubuh (lain) yang diciptakan batin. Tubuh buatan batin ini memiliki organ tubuh yang lengkap dan indera yang sempurna (sabbaṅgapaccaṅgiṃ ahīnindriyaṃ). Kitab suci mengatakan bahwa tubuh yang asli dan tubuh buatan pikiran ini diumpamakan seperti pedang dan sarungnya. Pedang adalh tubuh yang asli, sedangkn sarung adalh tubuh buatn batin. Seseorng yang memliki kemampuan ini bisa melihat kedua tubuh ini. Sperti seseorang bisa melihat dengan jelas, bahwa ini pedang dan ini sarungnya.

Melihat fakta di atas, pengalaman out of body experience sangat berbeda dari manomayakāya. Ada beberapa alasan di sini:

1. Manomayakāya dicapai melalui pengembangan batin setelah mencapai jhana ke-4,  sedangkan out of body experience bisa dialami oleh seseorang yang tidak memiliki Jhana.
2. Seseorng yang mengalami manomayakāya bisa melihat kedua tubuhnya, sedangkan seseorang yang mengalami out of body experience hanya melihat satu tubuhnya berada di luar atau bahkan ia terkadang tidak melihat tubuhnya. Ia hanya merasakan bahwa ia bisa berbuat sesuka hati terhadap pikirannnya seperti terbang, menembus tanah dan lain2.
3. Manomayakāya dicapai pada saat pikiran berada pada kesadaran yang sangat tajam, sedangkan out of body experience dialami pada saat pikiran berada pada level setengah sadar...

Thanks..




965
Diskusi Umum / Re: RAMALAN SANG BUDDHA MELESET ?
« on: 26 October 2009, 02:36:01 PM »
For Indra: Tentang prihal apakah saat ini  ada arahat atau tidak, secara pribadi, tentu saya nggak tahu. Bahkan apakah saat ini masih ada seorang sotapanna atau tidak, saya pun tidak tahu. Khan saya sendiri bukan sotapanna... hehehe...:D Akan tetapi, jika kita mengacu pada kitab komentar dan kalau memang prediksi itu benar, maka arahat tidak ditemukan di alam manusia lagi pada jaman sekarang ini, sedangkan anagami, sakadagami dan sotapanna masih ditemukan.

Namun demikian, jika kita mengacu pada khotbah Mahaparinibbāna, Kesucian arahat atau tingkat2 kesucian lainnya masih sangat mungkin ditemukan. Sebab di sana dikatakan bahwa selama Jalan Mulia Berunsur Delapan masih dipraktikkan, di dunia ini tidak akan kekurangan empat macam kesucian.

Selain itu, jika kita mengacu kepada sumber lain, seorang arahat masih ditemukan setidaknya di alam Suddhavasa sebab dikatakn bahwa setiap makhluk yang mencapai anagami akan dilahirkan secara spontan di alam Suddhavasa dan mencapai arahat di alam tersebut. Jika itu benar, maka ada arahat di alam Suddhavasa.

Thanks.

966
Diskusi Umum / Re: RAMALAN SANG BUDDHA MELESET ?
« on: 26 October 2009, 09:00:02 AM »
Maaf...untuk merivisi apa yang tertulis di atas, setelah anagami masih ditemukan pada jangka waktu 1000 tahun, 1000 tahun selanjutnya merupakan era sakadagami, dan 1000 tahun selanjutnya masih ditemukan para sotapanna.. Minta maaf, salah ketik...

967
Diskusi Umum / Re: RAMALAN SANG BUDDHA MELESET ?
« on: 26 October 2009, 08:55:07 AM »
Saudara Gachapin: Justru referensi ini saya ambil dari Caṭṭhasangayana (Konsili ke-6 yang berlangsung di Myanmar tahun 1956) Tipitaka dan Kitab Komentar. Tipitaka dan kitab komentar2nya yang disusun di Konsili ke-6 ini dianggap sebagai  paling otentik oleh kalangan BUddhist Myanmar. Anda bisa melihat pernyataan yang saya kutip dari kitab komentar Bhikkhunikkhandhaka di Chaṭṭhasangayana sebagai berikut:

"Vassasahassanti cetaṃ paṭisambhidāpabhedappattakhīṇāsavavaseneva vuttaṃ. Tato pana uttarimpi sukkhavipassakakhīṇāsavavasena vassasahassaṃ, anāgāmivasena vassasahassaṃ, sakadāgāmivasena vassasahassaṃ, sotāpannavasena vassasahassanti evaṃ pañcavassasahassāni paṭivedhasaddhammo ṭhassati."

Pernyataan di atas bisa diartikan bahwa 1000 tahun pertama para arahat (khiṇāsava) yang memiliki patisamhida masih ditemukan; 1000 tahun selanjutnya arahat yang mencapai kearahatan melalui vipassana saja; 1000 tahun selanjutnya anagami dan 1000 tahun terakhir masih ditemukan para sotapanna. Saya belum pernah menemukan referensi yang anda sebutkan. Jika anda mendapatkannya, akan lebih baik jika anda menulis di sini karena ini akn menjadi topik yang baik untuk dijadikan perbandingan pelajaran (comparative study).

Thanks.

968
Diskusi Umum / Re: RAMALAN SANG BUDDHA MELESET ?
« on: 25 October 2009, 02:11:21 PM »
Pertanyaan mengapa sangha hanya bertahan 500 tahun setelah bhikkhunidangha diterima sebenarnya kurang tepat. Yang tepat adalah Dhamma sejati (saddhamma) akan bertahan selama 500 tahun setelah Bhikkhunisangha ditetapkan. Fakta ini bisa ditemukan dalam Bhikkhunikkhandhaka dari Cūlavagga di Vinayapitaka. Diceritakan bahwa setelah Sang BUddha memberikan 8 aturan besar (aṭṭhagarudhamma) terhadap para wanita yang menjadi bhikkhuni supaya dipatuhi selama hidunya sebagai seorang bhikkhuni. Setelah menetapkan 8 peraturan tersebut, selanjutnya Sang BUddha memberikan beberapa perumpamaan yang menunjukkan bahwa setelah wanita diijinkan masuk Sangha, Dhamma sejati (saddhamma) tidak akan bertahan lama. Di teks yang sama, Sang BUddha juga mengatakan tentang prediksi beliau tentang umur Dhamma sejati yang bertahan hanya 500 tahun sebagai berikut:

"“Sace,   ānanda,  nālabhissa  mātugāmo  tathāgatappavedite  dhammavinaye  agārasmā  anagāriyaṃ pabbajjaṃ,  ciraṭṭhitikaṃ,  ānanda,  brahmacariyaṃ  abhavissa,  vassasahassaṃ  saddhammo tiṭṭheyya. Yato  ca  kho,  ānanda, mātugāmo tathāgatappavedite dhammavinaye agārasmā anagāriyaṃ pabbajito, na   dāni,   ānanda,   brahmacariyaṃ   ciraṭṭhitikaṃ   bhavissati.   Pañceva   dāni,   ānanda,   vassasatāni saddhammo ṭhassati.

Yang bisa diterjemahkan sebagai berikut:

"O, Ananda, jika wanita tidak diijinkan untuk menjalankan kehidupan suci, pergi dari rumah ke kehidupan tanpa rumah, di bawah ajaran Tathāgata, Dhamma sejati (sadhamma) akan bertahan 1000 tahun (vassasahassaṃ). Namun sekarang, karena wanita telah diijinkan untuk menjalankan kehidupan suci, pergi dari rumah ke kehidupan tanpa rumah, di bawah ajaran Tathāgata, maka Dhamma sejati (saddhamma) hanya akan bertahan 500 tahun (pañca vassasatāni)."

Nah ungkapan di atas memang menyatakn bahwa Dhamma sejati hanya bertahan selama 500 tahun setelah diijinkannya wanita menjadi bhikkhuni. Namun jika kita membaca kata2 Sang Buddha selanjutnya, kita akan mendapatkn bahwa prediksi di atas pun ditepis sendiri oleh Sang BUddha, karena selanjutnya beliau mengatakan bahwa,

"O, Ananda, seperti halnya seseorang membangun waduk dengan benteng yang tinggi sehingga air tidak akan meluap, demikian pula, para bhikkhuni hendaknya mentaati 8 peraturan ini selama hidupnya".

Pernyataan Sang Buddha di atas memberikan pesan yang sangat penting. Bagi saya, jika 8 peraturan ini benar2 dipraktikkan oleh bhikkhuni, maka umur Sadhamma akan bertahan 1000 tahun dan bukan 500 tahun.

Namun sekarng yang menjadi pertanyaan adalah, jika umur Sadhamma hanya bertahan 1000 tahun, mengapa sampai saat ini Dhamma masih eksis? Nah untuk menjawab pertanyaan ini, kita harus mengerti makna dari saddhamma (Dhamma sejati). Untuk itu, Kitab komentar dari Bhikkhunikkhandhaka sangat penting untuk dijadikan acuan. Dalam kitab komentar dikatakn bahwa sesungguhnya Saddhamma mengacu kepada keberadaan seorang arahat yang memiliki  patisambhida, arahat yang memiliki kwalitas tertinggi. Nah di sini umur Saddhamma yang bertahan selama 1000 tahun hanya mengacu keberadaan seorang arahat demikian. Kenyataanya, Kitab Komentar selanjutnya menambahkan bahwa umur Dhamma masih bertahan 5000 tahun meskipun kwalitas orang2nya makin merosot. Dikatakan bahwa 1000 tahun pertama, masih ada orang2 yang mencapai kesucian arahat yang memiliki patisambhida; 1000 tahun selanjutnya, araht disebut di atas lenyap, namun dalam periode ini masih ditemukan para arahat yang mencapai kesucian hanya melalui vipassana (sukkavipassaka); 1000 tahun selanjutnya, masih ditemukan seseorang yang mencapai anagami (dan ini adalah termasuk era / jaman kita sekarang ini); 1000 tahun selanjutnya, masih ada sakadagami, dan 1000 tahun terakhir menggenapi 5000 tahun masih ditemukan mereka yang mencapai kesucian sotapanna.

Thanks untuk semuanya, semoga bermanfaat dan semoga anda semua berbahagia dan mencapai nibbana soon. Ingat, sesuai dengan fakta2 di atas, juga fakta sekarang ini, Dhamma belum lenyap dan bahkan jika kita mengacu pada fakta di atas, sekarang ini masih ditemukan orang2 yang mencapai setidaknya kesucian anagami. Jadi saran saya, gak usah berkecil hati karena Dhamma masih ditemui PADA JAMAN SEKARANG INI.

969
Theravada / Re: Apakah umat awam boleh menegur bhikkhu?
« on: 25 October 2009, 01:00:12 PM »
Jika umat awam melihat dengan mata kepala sendiri seorang bhikkhu  berprilaku tidak sesuai dengan peraturan kebhikkhuan, ia sudah sewajarnya mengingatkan bhikkhu tersebut namun bukan berdasarkan kebencian atau kemarahan. Ia mengingatkan bhikkhu tersebut semata-mata demi kebaikan bhikkhu tersebut. Ketika ia mengingatkan ia pun musti melihat waktu yang tepat. Jika perlu perbuatan tersebut lebih baik dilaporkan ke Sangha karena sesungguhnya yang paling berhak untuk memberikan peringatan terhadap kelakuan seorang bhikkhu adlah Sangha.

Mengapa saya mengatakan bahwa umat awam pun bisa memberi peringatan terhadap bhikkhu yang berprilaku tidak sesuai dengn kehidupan bhikkhu? Karena dalam vinayapitaka, ada beberapa kasus di mana umat awam memberikan teguran terhadap bhikkhu yang tengah melakukan hal yang tidak baik.Satu contoh, suatu saat bhikhu Udayi sedang berkhotbah di kamar dengan seorang perempuan, cuma berduaan. Kebetulan Visakha melihat hal itu, dan saat itu ia mengingatkan bhikkhu Udayi bahwa meskipun ia tidak mempunyai niat yang buruk, berduaan dengan wanita sangat tidak pantas bagi seorang bhikkhu karena orang lain akan berprasangka yang bukan2.

Thanks.

Pages: 1 ... 58 59 60 61 62 63 64 [65]
anything