//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...  (Read 43411 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #120 on: 12 January 2009, 02:49:34 PM »
Quote
OK, berarti ini jadi seperti tempat di mana mahluk mendapat kesempatan untuk belajar dhamma secara intensif dan berada langsung di bawah bimbingan Buddha Amitabha.
Ya, betul boleh menganggapnya begitu kata bro Nyana.
Pada intinya ini adalah satu pokok pelatihan perenungan Buddha Amitabha. Meskipun tidak sanggup membayangkan ada satu entitas alam yang demikian, namun esensinya tetap memiliki nilai yang mendukung setiap pelatihan. Mengapa? Karena Perenungan pada sifat2 luhur Buddha dimiliki oleh semua tradisi agama Buddha. Bahkan praktisi Zen yg tidak peduli dgn entitas demikian , tetap menggunakannya sebagai bagian dari koan dalam meditasi mereka. Master Shengyen aktif mengajarkan Chan, namun tidak mengabaikan puja bakti melantunkan Sutra ttg Buddha Amitabha.
 Latihan penyebutan kata Buddho di Thailand juga adalah satu bagian dari esensi ini.
Meskipun prinsip ajaran Pureland lebih subjektif pada eksistensi sebuah alam (Sukhavati= alam), namun semua ini tidak terlepas dari produk batin. Karena batin yang baik maka muncul kondisi alam yg baik, karena batin yg buruk maka muncul kondisi alam yg buruk. Contohnya Neraka tidak akan ada jika semua makhluk hidup memiliki batin kusala.  

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: [ASK] Setelah masuk Sukhavati...
« Reply #121 on: 31 January 2009, 11:26:22 AM »
kutipan dari chingik :
P.S:
Bagi praktisi yang memiliki kemampuan berlatih di sini utk mencapai kesucian , ini adalah potensi yg baik bagi sang praktisi. Namun bila ada makhluk yg tidak sanggup mencapai kesucian di sini sementara mereka sudah renta dan tidak sanggup memahami dhamma yg mendalam, maka sangat sulit berlatih dan resiko terlahir di alam rendah menjadi lebih besar. Maka wajarlah Buddha Sakyamuni memperkenalkan metode ini sebagai wujud welas asih agungnya pada mereka yang memiliki kecocokan dgn metode ini.   
Ada seseorang yg bertanya pada Nagarjuna bahwa apakah ada metode yang praktis utk dapat mencapai pencerahan (maksudnya cara yg sederhana), Nagarjuna mengkritik orang tersebut bahwa ini adalah cara berpikir orang yang ingin gampangan (tidak memiliki viriya yg kuat), menurut nagarjuna, sangat penting utk dapat berusaha sendiri dgn kekuatan tekad ygn besar agar dapat mencapai pencerahan disini, Namun Nagarjuna juga sadar bahwa tidak semua orang memiliki talenta seperti itu, maka Beliau lalu berkata bahwa memang ada metodenya, yakni praktik melafal nama Buddha dgn tekad terlahir di sana. Jika rekan-rekan di sini yang merasa memiliki potensi kuat utk berlatih dan mencapai keberhasilan di sini pd kehidupan ini juga, maka inipun sangat dipuji Nagarjuna, namun bila tidak sanggup dan tidak tahu apa yg harus dilakukan , maka Nagarjuna menasihati kita mengikuti anjuran Sang Buddha bhw sebaiknya kita melafal nama Buddha.



tambahan atensi dari seorang teman.
apakah guru Buddha dapat tertipu oleh keegoisan hati manusia?
bahkan guru Buddhapun tunduk kepada kebenaran DHARMA
seperti sering meributkan (ada dan tiada) tentang yang Mutlak/keMutlakan, siapakah yang salah jika tidak menemukan/berjumpa?
pada akhirnya, yang merupakan dasar atau awal dari segala realitas pengalaman kebenaran adalah dibutuhkan kemurnian dan ketulusan dan tekad hati untuk menuju kehidupan yang benar syarat untuk masuk/lolos ke tanah suci dan baru dapat nyata mengalami.
menurut pemikiran keakuan daging manusia, siapakah yang menjadi kambing hitam (yang salah)?

good hope and love
iKuT NGeRumPI Akh..!

 

anything