Perkembangan Guan Yin kan sebenarnya berasal dari Mahayana India yang masuk ke daratan Tiongkok, cerita bokap Guan Yin yang lahir itu sebagai folk talenya orang Tiongkok aja,karena tidak tercatat dalam kita Tipitaka Mahayana sama sepertilegenda Putri Miao Shan. aku agak bingung karena tercampur lagi cerita Guan Yin dengan Pai Yi Tai Su dewi welas asihnya Taoisme......ya kalo mau tarik garis besar, Mahayana India ketika masuk sudah mulai memperkenalkan Sapi sebagai Hewan Suci.
Setahu saya, Mahayana sendiri tidak pernah memperkenalkan sapi sebagai hewan suci. Dapat dilihat dalam Sutra-Sutra Mahayana, setahu saya tidak ada satupun yang menyebutkan tentang "beef taboo".
Saya rasa "beff taboo" ini mulai muncul ketika kisah Miaoshan pertama kali muncul di Tiongkok pada abad ke-12 M. Dikisahkan bahwa ayah Miao Shan, karena akibat perbuatan buruknya, meninggal dan terlahir kembali menjadi sapi. Saya kira alasan ini lebih tepat untuk menerangkan asal muasal "beef taboo" ketimbang pengaruh Hinduisme sebagai asal muasal "beef taboo".
Umat Hindu menganggap sapi sebagai hewan suci karena sapi adalah kendaraan Shiva (vahana). Sapi Shiva tersebut bernama Nandini. Di Jepang, Shiva (Isana) termasuk Dharmapala (Pelindung Dharma) dan sering digambarkan menunggang sapi. Isana ini juga disebutkan dalam Tipitaka Pali sebagai salah satu dari raja-raja deva.
Sedangkan umat Buddhis Tingkok yang menganut paham "beef taboo" rasanya tidak pernah menganggap sapi sebagai binatang suci. Hanya saja mereka tidak mau makan karena tabu dan saya rasa alasannya bukan karena sapi itu suci, tapi karena ayah Miao Shan terlahir jadi sapi.
Dan sedikit koreksi: Pai Ie Tai Su = Baiyi Dashi = adalah terjemahan dari Sansekerta : Pandaravasini (Baiyi) Mahasattva (Dashi). Bagaimana bisa Pai Ie Tai Su adalah Dewi Taois?
Guanyin Berjubah Putih (Pai Ie Tai Su) berasal dari Buddhis dan ada dalam Tripitaka Buddhis. Beliau juga ada di Nepal dan India, dipuja sebagai Pandaravasini dan Tara (kedua2nya dalam wujud wanita). Guanyin Berjubah Putih juga ada dalam Mahavairocana Sutra. Coba lihat lagi postingan saya sebelumnya mengenai Avalokitesvara. Justru menurut saya, agama Taolah yang mengadopsi Guanyin (Avalokitesvara) menjadi dewi welas asih mereka. Hal ini juga diakui oleh website Tao terkemuka dan autentik yaitu taoism.org.hk.
Jelas sekali bahwa kisah Cihang Dashi dan Miao Shan versi Taois muncul jauh setelah Mahavairocana Sutra diterjemahkan ke dalam bahasa Tionghoa dan Tibet (sekitar 500 tahun). Banyak sekali orang yang salah kaprah menganggap bahwa Guanyin adalah dewi Tiongkok kuno.
The Siddha Wanderer