//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you  (Read 7660 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« on: 21 February 2014, 06:31:41 PM »
Don't Look Down on the DEFILEMENTS
They will laugh at you

Jangan Meremehkan Kekotoran Batin
Mereka akan menertawai Anda

ASHIN TEJANIYA


Apa itu kekotoran batin?

Kekotoran batin bukan hanya tercermin dari manifestasi kasar dari keserakahan, kebencian, dan kegelapan batin tetapi meliputi juga semua kawan-kawan dan sanak saudara mereka, sekalipun yang sangat jauh!

Lihatlah apakah Anda pernah memiliki salah satu atau yang mirip dengan itu pikiran yg terlintas dalam batin Anda:

"Lampu-lampu itu seharusnya tidak dinyalakan pada waktu seperti ini!"
"Perilakunya sungguh mengusik hati."
"Ia seharusnya tidak melakukan itu."
"Saya dapat melakukan itu jauh lebih cepat."
"Tiada harapan bagi saya untuk maju dalam meditasi. Batin saya tak dapat berdiam dalam kembang-kempis (perut) walaupun hanya satu menit."
"Kemarin meditasi saya baik sekali, hari ini pikiran saya ke mana-mana."
"Amboi, ini benar-benar meditasi duduk yang luar biasa; sekarang saya perlu sungguh-sungguh penuh perhatian agar tidak kehilangan perasaan ini."
"Sy harus berdiam dalam Dhammasala; kalau tidak, orang lain akan berpikir sy malas.
"
"Saya perlu satu porsi tambahan kentang hari ini demi kesehatan saya."
"Waduh, ada bawang dalam sayur selada."
"Tidak ada pisang lagi!"
"Dia begitu egois, hanya memikirkan diri sendiri."
"Mengapa ini terjadi pada diri saya?"
"Siapa yang bertanggung jawab untuk membersihkan toilet?"
"Mengapa yogi ini berjalan di sini?"
"Mereka seharusnya tidak menimbulkan begitu banyak suara!"
"Ada terlalu banyak orang di sini; saya tak bisa meditasi."
"Seseorang sedang duduk di tempat duduk saya!"
"Dia begitu cantik!"
"Gaya berjalannya sungguh anggun!"


Semua pikiran-pikiran itu dibakar oleh kekotoran batin!
Jangan memandang enteng mereka!

Pernahkah Anda memberitahu seseorang bahwa Anda tidak marah walaupun jelas-jelas Anda tak suka terhadap apa yang telah dilakukannya?
Apakah Anda kadang-kadang berbicara buruk tentang bos Anda, seorang anggota keluarga Anda, atau bahkan seorang sahabat karib Anda?
Apakah Anda kadang kala mengucapkan lelucon jorok?
Apakah Anda biasa berbicara manis agar orang lain melakukan sesuatu untuk Anda?
Apakah Anda menaikkan suara secara otomatis ketika seseorang tidak setuju dengan pandangan Anda?


Semua pembicaraan seperti itu dikompori oleh kekotoran batin!
Waspadalah!

Pernahkah Anda cukup keras mengetuk pintu seseorang,
Menolak masuk sebuah ruangan hanya karena seseorang yang tidak Anda sukai ada di dalamnya,
Menyelip dalam sebuah antrian,
Menggunakan sampo seseorang yang tertinggal dalam kamar mandi,
Menelepon untk kepentingan pribadi dengan menggunakan telepon majikan Anda,
atau melakukan tindakan-tindakan sejenis itu - semuanya tanda sadar?


Semua perbuatan seperti itu dikompori oleh kekotoran batin!
Sadarilah semuanya.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #1 on: 23 February 2014, 10:45:50 PM »
Usaha Batin

Meditasi adalah usaha batin, usaha menjadi sadar waspada. Itu bukanlah usaha jasmani. Bukanlah sesuatu yang Anda lakukan dengan jasmani Anda, cara anda duduk, berjalan, atau bergerak. Meditasi adalah 'mengamati' batin dan jasmani secara langsung, dari waktu ke waktu, dengan pengertian yang benar.

Saat, misalnya, tangan Anda dipertemukan dan diperhatikan, Anda akan merasakan dan menyadari sensasi (sentuhan) itu - itulah (hasil) usaha batin. Dapatkah Anda mengetahui sensasi-sensasi sentuhan itu jika Anda sedang memikirkan hal-hal yang lain? Tentu saja tidak. Anda harus penuh perhatian. Ketika Anda memperhatikan badan Anda, Anda akan mengetahui banyak sensasi. Dapatkah Anda merasakan perbedaan kualitas dari sensasi-sensasi itu? Apakah Anda perlu melakukan penamaan terhadap berbagai sensasi ini untuk menghadirkan perhatian penuh dan kesadaran (sati) ini? Tentu saja tidak. Dalam kenyataannya, penamaan akan mengakibatkan Anda tak mampu mencermati secara detail. Cukup menyadari saja! Namun, perhatian penuh (atau menghadirkan sati) hanyalah salah satu bagian dari meditasi.

Selain itu, Anda juga perlu memiliki informasi yg benar dan pemahaman yg jelas terhadap latihan ini agar dapat menghadirkan sati (perhatian penuh) dengan cerdas. Saat ini Anda membaca buku ini agar dapat memahami meditasi Satipatthana. Informasi ini akan bekerja di balik batin Anda ketika Anda bermeditasi, semuanya adalah usaha batin, semuanya adalah bagian dari meditasi.

Kesinambungan sangat vital dalam latihan ini, dalam usaha batin bermeditasi. Anda perlu mengingatkan diri Anda agar sadar sepanjang hari. Jadi,cermatilah diri Anda di mana pun, kapan pun, saat duduk, berjalan, mandi, berbicara, apa pun yang Anda lakukan --- cermatilah, ketahuilah, sadarilah apa yang berlangsung.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #2 on: 23 February 2014, 10:49:20 PM »
Relaks

Ketika melakukan usaha batin, Anda sebaiknya relaks dan berlatih tanpa ketegangan, tanpa memaksakan diri. Semakin Anda relaks, semakin mudah mengembangkan sati. Kita tidak menyuruh Anda "memfokus", "konsentrasi", atau "menembusi", sebab semua itu mengindikasikan adanya penggunaan energi yg berlebihan. Sebaliknya kita menyarankan Anda agar "mengamati", "mencermati", "menyadari", atau "memperhatikan".

Bila Anda tegang atau menemukan diri Anda semakin tegang, relakslah. Tak perlu melakukan suatu upaya paksa. Saat ini, apakah Anda menyadari sikap tubuh Anda? Apakah Anda menyadari tangan Anda bersentuhan dgn buku ini? Dapatkah Anda merasakan kaki Anda? Perhatikan bahwa betapa sedikitnya energi atau usaha yg Anda perlukan untuk mengetahui ini! Itulah seluruh energi yang Anda perlukan untuk tetap sadar memiliki sati / perhatian penuh. Tetapi ingat, Anda seyogianya melakukan ini sepanjang hari. Kalau Anda berlatih dengan cara demikian maka energi Anda akan bertambah sepanjang hari. Kalau Anda menggunakan energi yang berlebihan, kalau batin membuang-buang energi, Anda akan menjadi lelah. Agar mampu berlatih secara berkesinambungan, Anda cukup terus menerus mengingatkan diri Anda agar sadar memiliki sati / perhatian penuh. Upaya yang benar ini akan membuat Anda berlatih secara relaks, bebas dari ketegangan. Jika batin terlalu tegang atau terlalu lelah, Anda tak bisa mempelajari apa pun. Jika batin dan jasmani menjadi lelah, ada sesuatu yang salah dalam cara Anda berlatih. Periksalah sikap tubuh Anda, periksalah cara Anda bermeditasi. Apakah Anda merasa nyaman dan awas? Juga periksalah sikap (mental) Anda; jangan berlatih dgn pikiran yg menginginkan sesuatu atau menghendaki sesuatu terjadi. Hasilnya Anda hanya akan membuat diri Anda lelah.

Oleh karena itu Anda harus tahu apakah Anda merasa tegang atau relaks. Periksalah ini berulang kali sepanjang hari. Jika Anda merasa tegang, amati ketegangan itu; jika Anda tidak melakukannya, ketegangan akan bertambah (lihat paragraf terakhir dari Bagian AKTIVITAS SEHARI-HARI*). Bila Anda merasa relaks maka Anda bisa bermeditasi lebih mudah.

*Adalah penting untuk memeriksa secara teratur apakah Anda relaks atau tegang, kalau tidak, Anda takkan sadar apakah Anda relaks atau menjadi tegang. Ketika Anda menemukan diri Anda sedang tegang, amati ketegangan itu. Anda tak dapat berlatih jika batin Anda tegang. Kalau Anda menjadi tegang, itu menandakan batin Anda tidak berada dalam jalur yang benar. Selidikilah sepak-terjang batin Anda. Kalau Anda cukup kerap melakukan ini sepanjang hari maka Anda bisa mencegah tumbuh berkembangnya ketegangan. Dengan berlatih, Anda juga dapat menyadari sebab munculnya ketegangan pada diri Anda. Jangan lupa mengamati ketegangan! Kalau Anda mudah menjadi tegang, lakukan meditasi berbaring sehari sekali. Ini juga akan membantu Anda berlatih mengembangkan sati / perhatian penuh pada posisi badan apa saja.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #3 on: 23 February 2014, 10:56:41 PM »
Sikap (mental) yang benar (yoniso manasikara)

Relaks dan eling / waspada (memiliki sati/perhatian penuh) adalah sangat perlu, tetapi penting juga memiliki sikap (batin) yang benar, kerangka batin yang benar. Apa yang dimaksud dengan memiliki sikap (batin) yang benar? Sikap (batin) yang benar adalah cara memandang berbagai hal yang membuat anda merasa puas, nyaman, dan lega atas apa saja yang Anda alami. Pandangan yang salah, informasi yang salah, atau ketidaktahuan terhadap kekotoran batin mempengaruhi sikap (batin) Anda.

Kita semua memiliki sikap (batin) yang salah, kita niscaya memiliki semua itu. Jadi, jangan berusaha memiliki sikap (batin) yang benar, sebaliknya cobalah menyadari apakah Anda memiliki sikap (batin) yang benar atau salah. Adalah penting untuk sadar terhadap sikap (batin) Anda yang benar, tetapi jauh lebih penting lagi adalah menyadari dan mencermati sikap (batin) Anda yang salah. Cobalah memahami sikap (batin) Anda yang salah; selidikilah bagaimana sikap demikian memengaruhi latihan Anda, dan lihatlah bagaimana sikap itu memengaruhi perasaan Anda. Jadi, amatilah diri Anda dan senantiasa memeriksaAanda berlatih dengan keadaan batin yang bagaimana?

Sikap (batin) yang benar membuat Anda menerima, mengakui, dan mecermati apa saja yang terjadi, menyenangkan atau tidak menyenangkan dalam suasana yang relaks dan awas. Anda harus menerima dan mencermati pengalaman yang baik maupun yang buruk. Setiap pengalaman, apakah baik atau buruk, memberi Anda sebuah kesempatan untuk belajar memperhatikan apakah batin menerima berbagai hal sebagaimana adanya, atau apakah dia suka, tak suka, bereaksi atau menilai.

Menyukai sesuatu berarti Anda berhasrat terhadapnya. Tidak menyukai sesuatu berarti Anda benci terhadapnya. Hasrat dan benci adalah kekotoran batin yang muncul dari ketidaktahuan, ketidaktahuan atau kegelapan batin adalah suatu kekotoran batin juga. Jadi, jangan mencoba untuk menciptakan apapun yang terjadi; menolak terhadap yang terjadi kebencian. Tidak mengetahui sesuatu yang terjadi atau sesuatu yang telah berhenti berlangsung adalah ketidaktahuan.

Janganlah anda mencoba membuat sesuatu terjadi sebagaimana yang Anda inginkan terjadi. Anda seharusnya berusaha mengetahui apa yang sedang terjadi sebagaimana adanya. Berpikir bahwa ini seharusnya begini atau begitu, menginginkan ini atau itu terjadi atau tidak terjadi merupakan pengharapan. Pengharapan menciptakan kecemasan dan dapat menghasilkan kebencian. Penting sekali bahwa Anda menyadari sikap (batin) Anda!

Adalah sebuah sikap (batin) yang salah bila menilai latihan Anda dan merasa tidak puas terhadap apa yang sedang berlangsung. Ketidakpuasan muncul dari pandangan bahwa apa yang terjadi tidak seperti yang kita pikirkan, muncul dari hasrat agar mereka berbeda dari ini, atau muncul dari ketidaktahuan atas apa sebetulnya latihan yang benar. Sikap-sikap (batin) ini membuat batin Anda menjadi tertutup dan menghambat latihan Anda. Usahakanlah untuk mengenali ketidakpuasan, menerimanya sepenuh hati, dan mengamatinya dengan penuh kewaspadaan. Selama proses pengamatan dan penyelidikan terhadap pengalaman ketidakpuasan ini, penyebabnya bisa menjadi jelas tersingkap. Mengerti penyebabnya akan melenyapkan ketidakpuasan dan akan membantu Anda mengenali mereka jika mereka muncul lagi. Anda akan melihat semakin jelas pengaruh buruk dari ketidakpuasan terhadap batin dan jasmani. Anda akan melihat semakin menyadari sikap Anda yang suka menghakimi dan akan secara perlahan-lahan menanggalkan mereka. Dengan cara demikianlah Anda mengembangkan keterampilan dalam menghadapi kekotoran batin.

Sikap (batin) yang salah disebabkan oleh kegelapan batin. Kita semua memiliki itu dalam batin masing-masing. Semua sikap (batin) yang salah merupakan kekotoran batin keserakahan, kebencian, atau sanak saudara mereka misalnya bangga diri, kesedihan, atau kecemasan. Tidak menerima adanya kekotoran batin hanya akan memperkuat mereka. Kekotoran batin menghambat kemajuan Anda dalam meditasi dan menghalangi Anda menjalani hidup Anda secara utuh. Mereka juga menghalangi Anda menemukan kedamaian dan kebebasan sejati. Jangan memandang remeh kekotoran batin; mereka akan menertawai anda!

Waspadalah terhadap kekotoran batin! Sadarilah kekotoran batin yang muncul dalam batin Anda. Amati dan berusahalah untuk memahami mereka. Jangan melekat, menolak, atau mengabaikan mereka, dan janganlah menyatukan diri dengan mereka. Bila Anda berhenti melekat atau menyatuhkan diri dengan kekotoran-kekotoran batin maka kekuatan mereka akan secara berangsur-angsur berkurang. Anda harus berulang kali memeriksa dengan sikap batin bagaimanakah Anda bermeditasi

Selalu camkan dalam batin bahwa meditasi satipatthana adalah sebuah proses pembelajaran dimana anda menjadi tahu hubungan antara batin dan jasmani. Dipraktikkan secara alamiah dan sederhana; tak perlu melambat dengan cara di buat-buat. Anda sekedar ingin melihat sebagaimana adanya.

Jangan lupa : objek tidak begitu penting; batin yang mengamati, yang siaga bekerja di latar belakang itulah yang betul-betul penting. Jika pengamatan dilakukan dengan sikap (batin) yang benar,objek apapun merupakan yang benar. Apakah Anda sudah memiliki sikap (batin) yang benar?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Shasika

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.152
  • Reputasi: 101
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #4 on: 25 February 2014, 08:51:48 PM »
Anumodana sis  ^:)^ ^:)^ ^:)^

+1 atas posting bagus ini.
I'm an ordinary human only

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #5 on: 27 February 2014, 11:21:34 PM »
Anumodana sis  ^:)^ ^:)^ ^:)^

+1 atas posting bagus ini.
Makasih mom, oper balik. ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline btj

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 183
  • Reputasi: 5
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #6 on: 28 February 2014, 11:53:35 AM »
Benar-benar mantap postingnya kakak.
Anumodana.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #7 on: 02 March 2014, 10:48:03 PM »
Menyadari secara cerdas

Meditasi perhatian penuh tdk hanya semata-mata mengamati berbagai fenomena dgn batin yg siap menerima. Anda tak dapat berlatih secara membabi-buta, otomatis, tanpa penalaran. Anda harus menggunakan baik pengetahuan maupun kecerdasan untuk menghantarkan latihan ini ke dalam kehidupan Anda. Perbekalan utama yg Anda perlukan untk menyadari secara cerdas adalah:
- Informasi yg benar dan pemahaman yg jelas dari latihan ini.
- Motivasi yg benar, dan
- Pemikiran, perenungan atau penyelidikan yg benar.

Informasi yg benar serta pemahaman yg jelas dari latihan ini adalah apa yg Anda dapatkan dari membaca naskah-naskah yg relevan dan dari berbagai pembahasan Dhamma. Motivasi yg benar berlandaskan pada pengetahuan yg jelas mengapa Anda berlatih di sini dan sekarang. Pernahkah Anda bertanya kpd diri Anda pertanyaan-pertanyaan seperti: "Mengapa saya ingin bermeditasi?" "Apa yg ingin saya dapatkan?" "Apakah saya mengerti apa yg dimaksud dgn meditasi?" Motivasi yg benar akan muncul dari jawaban-jawaban Anda terhadap pertanyaan-pertanyaan ini. Informasi yg benar dan motivasi yg benar akan memiliki pengaruh yg kuat terhadap cara Anda berpikir atau merenung ketika sedang berlatih. Mereka membuat Anda mampu mengajukan pertanyaan-pertanyaan cerdas pada saat yg tepat.

Pemikiran, perenungan, atau penyelidikan yg benar adalah pemikiran yg membantu Anda berlatih secara benar. Jika, sebagai seorang pemula, Anda berhadapan dgn suatu situasi khusus dlm latihan Anda, Anda sebaiknya pertama-tama merenungkan instruksi-instruksi apa saja yg telah diberikan sehubungan dgn situasi seperti itu, kemudian berusahalah untuk menerapkan mereka. Bila kurang jelas bagi Anda apa yg sesungguhnya terjadi, Anda bisa juga bertanya kpd diri Anda pertanyaan-pertanyaan seperti: "Bagaimana sikap (batin) saya?" "Kekotoran batin apa yg sedang sy hadapi?" Namun, pastikan bahwa Anda tdk berpikir atau merenung terlalu banyak, terutama bila Anda adalah seorang pemula; pikiran Anda mungkin akan berkelana ke sana ke mari. Pertanyaan-pertanyaan atas pikiran-pikiran seperti itu sebaiknya hanya difungsikan untuk meningkatkan perhatian/minat Anda.

Meskipun Anda telah memiliki informasi yg benar, motivasi yg benar dan telah melakukan perenungan yg benar, Anda masih bisa melakukan kesalahan. Mengenali kesalahan merupakan sebuah aspek yg penting agar dapat menyadari secara cerdas. Kita semua melakukan kesalahan, itu adalah hal yg wajar. Jika Anda menyadari telah melakukan sebuah kesalahan, terima dan akuilah; cobalah untuk menarik pelajaran darinya.

Bila sati / perhatian penuh Anda semakin berkesinambungan, minat Anda terhadap latihan juga akan semakin bertambah. Menyadari secara cerdas akan membantu Anda memperdalam latihan Anda, mendapatkan pemahaman-pemahaman baru. Akhirnya, akan membantu Anda mencapai tujuan meditasi perhatian penuh : pengetahuan vipassana.

Meditasi perhatian penuh merupakan sebuah proses pembelajaran ; gunakan kewaspadaan Anda secara cerdas!
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #8 on: 13 March 2014, 07:54:40 PM »
Sikap Tubuh/Makan/Kegiatan sehari-hari

Jangan lupa mengamati diri Anda sejak bangun sampai Anda tidur. Bila Anda menyadari bahwa Anda tidak memiliki sati/perhatian penuh maka periksalah kondisi batin Anda; cobalah merasakan sejumlah sensasi yang menonjol dibagian tubuh mana saja. Batin yang sedang bermeditasi haruslah sederhana,tidak rumit. Anda dapat menggunakan sensasi apa saja sebagai objek utama untuk membawa batin kembali ke saat kini. Itu merupakan objek yang dapat selalu Anda rujuk kembali ketika Anda bingung mau mengamati apa. Namun, Anda tidak harus selalu berkutat pada objek utama itu sepanjang waktu. Sama sekali dibolehkan bila perhatian batin pindah ke objek lain misalnya sensasi, suara, bahkan lamunan, sepanjang anda menyadari bahwa batin saat ini menyadari objek-objek baru ini. Juga boleh-boleh saja jika batin mengetahui beberapa objek pada waktu bersamaan.

Dalam meditasi duduk, batin dan jasmani seyogianya dibuat nyaman. Selalu memeriksa apakah Anda rileks atau tidak. Jika ada ketegangan, pertama-tama relakslah, kemudian periksa sikap batin Anda. Bila ada perlawanan, rasakan perlawanan itu dan amatilah. Berlatihlah secara sederhana, cukup mengamati apa yang terjadi. Amati apa saja yang disadari batin; sikap badan Anda, sensasi-sensasi jasmaniah, napas Anda, perasaan dan emosi, pikiran yang mengembara, suara atau bau. Bila Anda sedang duduk nyaman di atas bantal duduk Anda dan sibuk memikirkan sesuatu yang sangat penting tanpa menyadari Anda sedang berpikir, berarti Anda tidak sedang bermeditasi! Ketika Anda tiba-tiba menyadari bahwa ini sedang berlangsung, janganlah merasa cemas terhadapnya; relakslah, periksalah sikap(batin) Anda, yaitu ulangi kembali seluruh latihan ini mulai dari awal.

Sadarilah bahwa Anda sedang berjalan, dimana pun dan kapan pun, saat Anda sedang berjalan. Anda tak perlu berjalan cepat atau lambat, cukup berjalanan dengan kecepatan biasa. Anda dapat mengamati apa yang sedang batin perhatikan, atau cukup merasakan sensasi global dari segenap tubuh anda saat sedang berjalan. Jika batin berdiam pada sensasi atau gerakan tubuh tertentu, itupun boleh. Tetapi ingat, Anda tak diharuskan untuk menfokus pada satu objek secara terus-menerus; sebaliknya, Anda seyogianya menghindari melakukan ini jika ini membuat Anda tegang. Anda juga boleh menyadari suara serta apa yang sedang Anda lihat sementara Anda sedang berjalan. Usahakan jangan melihat ke sekeliling karena itu akan mengganggu perhatian Anda. Namun, bila sati/perhatian penuh Anda sudah dapat dihadirkan secara berkesinambungan, Anda perlu belajar menyadari saat Anda sedang memandangi sesuatu. Kemampuan untuk menyadari penglihatan ini berkembang sejalan dengan latihan. Sepanjang Anda belum mahir melakukan ini, maka penglihatan akan menggangu Anda, membuat Anda kehilangan sati/perhatian penuh.

Ketika Anda sedang melakukan meditasi berdiri, Anda dapat mengikuti prinsip dasar yang sama sebagaimana dalam meditasi duduk dan jalan. Periksalah selalu apakah ada ketegangan?

Saat makan, tak usah buru-buru. Bila Anda makan dengan menggebu-gebu maka Anda akan kehilangan sati/perhatian penuh. Oleh karena itu bila Anda menyadari bahwa Anda sedang makan dengan cepat, berhentilah makan dan amati sejenak perasaan menggebu-gebu itu. Anda harus cukup tenang untuk menemukan seperti apakah proses makan itu. Sadari sensasi-sensasi, bau-bau, rasa-rasa, bentuk-bentuk batin apa saja, baik yang Anda sukai maupun yang tak Anda sukai. Juga sadarilah gerakan-gerakan jasmani. Tak usah mencemaskan kerincian pengamatan, cukup menyadari apa yang Anda alami.

Momen-momen serta aktivitas-aktivitas pribadi Anda juga merupakan saat-saat yang sangat penting untuk menghadirkan sati/perhatian penuh. Anda sangat mudah kehilangan sati/perhatian penuh bila Anda sedang sendirian. Apakah Anda sadar ketika menutup pintu, menggosok gigi, mengenakan pakaian, mandi, masuk toilet? Apa yang Anda rasakan saat melakukan aktivitas-aktivitas ini? Apakah Anda menyadari apa yang Anda sukai dan apa yang tak Anda sukai? Apakah Anda sadar ketika sedang memandang sesuatu? Apakah Anda sadar ketika sedang mendengarkan sesuatu? Apakah Anda sadar ketika muncul penilaian terhadap apa yang Anda lihat, dengar, cium, cicipi, sentuh, pikir atau rasakan? Apakah Anda sadar saat sedang bicara? Apakah Anda menyadari nada dan kenyaringan suara Anda?

Adalah penting untuk memeriksa secara teratur apakah Anda relaks atau tegang; kalau tidak, Anda takkan sadar apakah Anda relaks atau menjadi tegang. Ketika Anda menemukan diri Anda sedang tegang, amati ketegangan itu. Anda tak dapat berlatih bila batin Anda tegang. Kalau Anda menjadi tegang, itu menandakan batin Anda tidak berada dalam jalur yang benar. Selidikilah sepak-terjang batin Anda. Kalau Anda cukup kerap melakukan ini sepanjang hari maka Anda bisa mencegah tumbuh berkembangnya ketegangan. Dengan berlatih, Anda juga dapat menyadari sebab munculnya ketegangan pada diri Anda. Jangan lupa mengamati ketegangan! Kalau Anda mudah menjadi tegang, lakukan meditasi berbaring sehari sekali. Ini juga akan membantu Anda berlatih mengembangkan sati/perhatian penuh pada posisi badan apa saja.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #9 on: 14 March 2014, 06:18:22 PM »
Kelana Batin / Suara-Suara

Kalau batin berpikir atau berkelana, kalau suara tertentu selalu menghela perhatian Anda, cukup menyadarinya saja. Berpikir adalah aktivitas alamiah (wajar) dari batin. Adalah wajar bahwa jika daya pendengaran Anda baik, Anda akan mendengar suara. Anda sudah betul jika Anda menyadari sedang berpikir atau mendengar. Tetapi jika Anda merasa terganggu oleh pikiran atau suara, atau jika Anda bereaksi atau memberi penilaian terhadap mereka berarti sikap (batin) Anda ada masalah. Batin yang berkelana dan suara tidak jadi soal; sikap (batin) Anda bahwa ‘mereka seharusnya tidak hadir’ itulah yang jadi soal. Jadi, pahamilah bahwa Anda baru saja menyadari sejumlah mekanisme kerja dari batin. Ini pun hanya objek dari perhatian Anda.

Berpikir adalah suatu aktivitas mental (batin). Bila Anda adalah pemula dalam latihan ini, Anda seyogianya tidak mengamati pikiran secara terus-menerus. Anda pun seharusnya tidak menghindari mengamati pikiran dengan cara langsung kembali ke objek meditasi utama Anda.

Jika Anda menyadari bahwa Anda sedang berpikir, maka selalulah pertama-tama memperhatikan pikiran, kemudian ingatkan diri Anda bahwa pikiran hanyalah pikiran. Janganlah menganggapnya sebagai ‘pikiran saya’. Sekarang Anda dapat kembali ke objek meditasi utama Anda.

Bila Anda merasa terganggu oleh batin yang berpikir, ingatkan diri Anda bahwa Anda bukanlah berlatih untuk mencegah berpikir, tetapi hanyalah sekadar menyadari dan mengakui (menerima) adanya pikiran saat ia muncul. Jika Anda tidak memiliki sati / perhatian penuh maka Anda tak dapat mengetahui bahwa Anda sedang berpikir. Kenyataan bahwa Anda menyadari Anda sedang berpikir menandakan Anda sadar (memiliki sati / perhatian penuh). Ingat, bahwa tidak jadi soal berapa banyak batin ini berpikir, berkelana, atau terusik sesuatu --- yang penting, Anda menyadarinya.

Tidak jadi soal apakah pikiran berhenti atau tidak. Yang lebih penting adalah bahwa Anda mengerti apakah pikiran Anda bersifat bajik, tak bajik, sesuai, tak sesuai, perlu atau tak perlu. Oleh sebab itu adalah penting untuk belajar mengamati pikiran tanpa hanyut ke dalam. Bila pikiran tertentu terus berkembang tak peduli sebesar apa pun upaya yang telah Anda lakukan untuk hanya sekedar menyamatinya, mungkin Anda sedikit banyak telah hanyut (terlibat) dalam pikiran tersebut. Kalau ini terjadi, ketika pikiran muncul silih berganti sehingga Anda tak mampu lagi mengamatinya, berhentilah mengamati pikiran-pikiran itu dan cobalah untuk mengamati perasaan-perasaan atau sensasi-sensasi jasmani yang menyertainya.

Tak peduli apakah Anda sedang duduk, jalan, atau melakukan aktivitas sehari-hari, bertanyalah kepada diri Anda sekali dan sekali lagi : Apakah yang sedang dilakukan batin? Berpikir? Berpikir tentang apa? Sedang sadar? Menyadari apa?
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #10 on: 14 March 2014, 06:29:13 PM »
Sakit / Sensasi Tak Menyenangkan

Jika Anda mengalami sakit, nyeri dan ketidaknyamanan jasmaniah lainnya, itu berarti batin Anda menolak mereka, karena itu Anda belum siap untuk mengamati secara langsung sensasi-sensasi jasmaniah yang tidak menyenangkan ini. Tak seorang pun menyukai sakit. Kalau Anda mengamatinya, sementara itu masih memiliki penolakan terhadapnya, itu akan menjadi tambah sakit. Sama seperti ketika Anda sedang marah terhadap seseorang, bila Anda sekali dan sekali lagi memandang orang tersebut maka Anda akan menjadi tambah marah. Oleh karena itu janganlah memaksakan diri Anda mangamati sakit. Ini bukanlah suatu pertempuran, ini merupakan suatu kesempatan belajar. Anda mengamati sakit bukan dengan tujuan membuatnya mereda atau mengenyahkannya. Anda mengamatinya --- terutama reaksi batin Anda terhadapnya --- agar dapat memahami hubungan antara reaksi batin Anda terhadap sensasi jasmaniah.

Pertama-tama periksalah sikap (batin) Anda. Mengharapkan rasa sakit berkurang atau hilang adalah sikap (batin) yang salah. Tak jadi soal apakah sakit menghilang atau tidak. Sakit bukanlah masalah; reaksi negatif batin Andalah yang jadi masalah. Kalau sakit disebabkan oleh sejenis cedera, tentu saja Anda harus hati-hati agar tidak membuatnya menjadi parah. Tetapi bila Anda sehat-sehat saja, maka sakit merupakan kesempatan yang sangat penting untuk berlatih mengamati bekerjanya batin. Bila muncul sakit, perasaan dan reaksi (batin) yang menyertainya sangat kuat, oleh karena itu mudah diamati. Belajarlah mengamati kemarahan atau penolakan, tegang atau ketidaknyamana dalam batin Anda. Bila perlu, periksalah secara silih berganti perasaan dan sikap (batin) yang melatarbelakangi perlawanan Anda. Senantiasa ingatkan diri Anda untuk merelakskan batin dan jasmani Anda, serta mengamati bagaimana itu memengaruhi perlawanan batin Anda. Ada suatu keterkaitan langsung antara kondisi batin Anda dan rasa sakit. Bila batin yang mengamati semakin relaks dan tenang maka sakit yang Anda rasakan semakin ringan. Tentu saja bila batin Anda bereaksi keras terhadap sakit (misalnya bila Anda merasa sakit itu tak tertahankan lagi) Anda sebaiknya mengubah posisi tubuh Anda dan membuat diri Anda merasa nyaman.

Jadi, bila Anda ingin belajar bagaimana agar bisa tangkas menghadapi sakit, cobalah ini : sejak Anda mulai merasa sakit, tak peduli betapa lemahnya, periksalah batin dan badan Anda apakah tegang atau relaks. Sebagian batin Anda akan tetap menyadari sakit itu. Oleh karena itu periksalah berulang kali apakah tegang atau relaks. Juga periksa sikap (batin) Anda dan terus-menerus ingatkan diri Anda bahwa Anda mempunyai pilihan untuk mengubah posisi tubuh kalau Anda merasa terlalu sakit. Karena ini akan membuat batin Anda siap menghadapinya. Terus lakukan ini sampai Anda merasa tak mau lagi mengamati ketegangan, ketakutan, keinginan untuk bangkit, atau keengganan untuk berdiam dalam sakit. Sekarang Anda sebaiknya mengubah posisi tubuh Anda.

Bila Anda mampu menahan sakit, itu tidak berarti bahwa Anda melakukannya dengan batin yang seimbang. Kebanyakan dari kita mulai melakukan meditasi dengan berusaha keras duduk dalam jangka waktu tertentu, memaksakan diri agar tidak bergerak. Jika kita berhasil duduk sepanjang waktu itu maka kita merasa hebat. Kalau tidak, kita merasa gagal. Kita biasanya mencoba menahan sakit lama-lama, yakni kita berusaha meningkatkan ambang batas sakit kita. Namun, dalam proses ini kita lalai mengamati batin dan kita benar-benar tidak menyadari reaksi batin kita terhadap sakit. Kita gagal menyadari bahwa meningkatkan ambang batas sakit tidak berarti batin tidak bereaksi terhadap sakit.

Kalau Anda berhenti memaksakan diri duduk untuk suatu jangka waktu tertentu dan sebaliknya mulai mencermati reaksi-reaksi batin dengan cara seperti yang telah dijelaskan di atas maka penolakan Anda terhadap sakit akan secara berangsur-angsur berkurang dan batin Anda akan menjadi lebih seimbang. Memahami perbedaan antara batin yang seimbang dengan kemampuan untuk menahan sakit amatlah penting. Meditasi Satipatthana (perhatian penuh) bukanlah suatu usaha pemaksaan tetapi suatu usaha pemahaman. Keseimbangan batin sesungguhnya adalah hasil dari pemahaman yang sebenarnya terhadap sifat suka serta tak suka melalui pengamatan dan penyelidikan.

Paling baik mengamati secara langsung hanya jika Anda tidak merasakan suatu penolakan terhadapnya. Camkan bahwa bisa jadi ada suatu reaksi pada tataran yang lebih halus. Begitu Anda menyadari ketidaknyamanan batin, arahkan perhatian Anda kembali pada perasaan ketidaknyamanan itu. Jika Anda dapat melihat ketidaknyamanan batin yang lebih halus, amati perubahannya; apakah bertambah atau berkurang? Seiring dengan semakin seimbang dan sensitifnya batin maka reaksi-reaksi yang lebih halus lebih mudah disadari. Bila Anda menatap pada ketidaknyaman batin pada tataran yang lebih halus, Anda bisa mencapai kondisi dimana batin Anda betul-betul merasa seimbang. Bila Anda mengamati sakit secara langsung dan jika batin Anda benar-benar seimbang maka ketidaknyamanan batin takkan muncul lagi.

Ingat bahwa Anda mencermati reaksi batin bukan untuk mengenyahkan mereka. Selalulah menghadapi reaksi-reaksi batin sebagai kesempatan untuk menyelidiki sifat mereka. Bertanyalah kepada diri Anda! Bagaimana perasaan Anda? Pikiran-pikiran apa yang ada dalam batin Anda? Bagaimana ‘apa yang Anda pikirkan’ mempengaruhi cara Anda merasakan? Bagaimana ‘apa yang Anda rasakan’ mempengaruhi cara Anda berpikir? Apa sikap batin dibalik pikiran-pikiran Anda? Bagaimana semua ini mempengaruhi cara Anda mempersepsikan sakit?

Cobalah menerapkan hal-hal yang relevan yang telah disebutkan di atas untuk menghadapi ketidaknyamanan fisik lainnya seperti gatal, serta panas atau dingin. Di samping itu, kecakapan yang kita dapatkan saat menghadapi reaksi-reaksi kita terhadap ketidaknyamanan fisik dapat pula diterapkan saat menghadapi kekotoran-kekotoran batin seperti kemarahan, frustasi, kekecewaan, atau penolakan; demikian pula terhadap kebahagiaan, kesenangan, nafsu atau kemelekatan. Mereka beserta semua sanak-saudara mereka, bahkan yang jauh sekali pun, sebaiknya ditangani dengan cara yang sama seperti terhadap sakit. Anda perlu menyadari dan melepaskan (membiarkan berlalu) baik kemelekatan maupun kebencian.

Ketika Anda menyelidiki emosi-emosi seperti itu, adalah penting untuk mengingatkan diri Anda bahwa semua itu adalah fenomena alamiah belaka. Mereka bukanlah emosi Anda; setiap orang mengalami itu. Anda perlu senantiasa mencamkan ini ketika Anda mencermati pikiran-pikiran dan kesan-kesan mental yang menyertai emosi. Semua pikiran yang anda satudirikan (identifikasikan) dengannya seluruhnya ‘mengompori’ emosi-emosi itu.

Namun, emosi yang Anda alami apabila sangat kuat, mungkin dapat membuat Anda menjadi tak mampu untuk mengamati pikiran-pikiran yang menyertai tanpa terhanyut menjadi semakin emosional. Untuk kejadian seperti itu, biasanya yang terbaik adalah pertama-tama berusaha menyadari dengan jelas dan mengamati perasaan yang menyenangkan atau yang tidak menyenangkan dengan sensasi-sensasi yang menyertai emosi tersebut. Tetapi bila Anda menemukan bahwa pengamatan terhadap perasaan-perasaan dan sensasi-sensasi seperti ini pun sangat sulit, Anda dapat mengalihkan perhatian ke sebuah objek yang netral atau menyenangkan, misalnya napas Anda atau suara tertentu. Ini bisa secara cerdik menyalihkan perhatian batin dan membuatnya berhenti berpikir atau paling tidak akan megurangi aktifitas berpikir. Anda tidak akan begitu terlibat dalam ‘cerita’nya, oleh karena itu emosi pun akan mereda. Tetapi janganlah sama sekali mengabaikan perasaan-perasaan dan sensasi-sensasi seperti itu; cobalah sesekali melirik mereka sejenak!

Ketika sebuah emosi yang kuat sudah mereda, atau ketika Anda sedang mengamati sebuah emosi yang lemah, Anda dapat mencermati perasaan-perasaan, pikiran-pikiran serta sensasi-sensasi jasmaniah. Semakin Anda memahami bagaimana mereka berhubungan, akan membuat Anda semakin mahir dan efektif menghadapi segala jenis emosi.

Jangan lupa memeriksa sikap (batin) Anda: memeriksa apakah Anda benar-benar menerima emosi tersebut atau apakah Anda menolaknya. Penolakan apa pun yang tak disadari dan ‘identifikasi (penyatuan diri) dengan emosi’ apa pun yang tak disadari akan ‘mengompori’ emosi tersebut, akan membuatnya menggelinding menjadi semakin besar (efek bola salju). Ingatlah bahwa emosi sama sekali tidak perlu dienyahkan. Yang perlu dilakukan adalah mengetahui emosi-emosi itu terasa seperti apa, mengetahui apa yang Anda pikirkan ketika muncul emosi, serta memahami ‘tabiat’ mereka dan perilaku batin.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #11 on: 14 March 2014, 06:33:32 PM »
Kesinambungan Sati (Kesadaran/Perhatian Penuh)

Anda perlu menghadirkan sati/perhatian penuh terhadap diri Anda secara terus-menerus, pada posisi tubuh apa pun, sejak Anda bangun sampai tertidur. Janganlah membiarkan batin Anda menjadi lengah atau lepas kendali. Adalah penting untuk menjaga batin ini agar senantiasa bekerja yakni terus-menerus memiliki sati/perhatian penuh. Apa pun yang Anda lakukan, satilah (kesadaranlah/perhatian penuhlah) yang terutama. Kesinambungan sati/perhatian penuh memerlukan daya-upaya benar. Dalam konteks kita, daya-upaya benar berarti terus-menerus mengingatkan diri Anda agar sadar (memiliki sati/penuh perhatian). Daya-upaya yang benar adalah daya-upaya yang terus-menerus. Energi tidak digunakan untuk memfokus kuat pada sesuatu. Itu hanyalah daya-upaya yang dilakukan agar tetap sadar (memiliki sati/perhatian penuh), yang sesungguhnya tidak memerlukan banyak energi.

Anda tak perlu mengetahui setiap rincian pengalaman Anda. Cukup menyadari dan mengetahui apa yang Anda sadari. Ketika ada kesadaran (sati/perhatian penuh), ketahuilah kehadirannya. Sering-seringlah bertanya kepada, “Apa yang saya sadari sekarang?” “Apakah saya menyadari dengan baik atau hanya menyadari ala kadarnya?” Ini akan menyokong kesinambungan sati/perhatian penuh. Ingat : tidak sulit untuk menyadari; yang sulit adalah melakukannya secara terus-menerus!

Momentum, penting untuk memperkuat latihan Anda. Dan ini hanya dapat dicapai dengan sati/perhatian penuh yang berkesinambungan. Dengan kesinambungan daya-upaya yang benar, sati/perhatian penuh akan secara perlahan-lahan memperoleh momentum dan menjadi semakin kuat. Ketika sati/perhatian penuh memiliki momentum, batin menjadi kuat. Batin yang kuat memiliki sati/perhatian penuh yang benar, konsentrasi yang benar, serta kebijaksanaan.

Berdaya-upayalah secara konsisten. Terus-menerus mengingatkan diri Anda agar memiliki sati/perhatian penuh dan sati/perhatian penuh Anda pun akan menjadi semakin berkesinambungan.


Mengapa?

Sampai di sini Anda mungkin merasa begitu terbebani oleh semua informasi yang perlu dicamkan saat sedang bermeditasi. Mengapa Anda perlu mengetahui begitu banyak bahan sebelum Anda mulai berlatih? Semua informasi ini, semua saran ini serta semua nasihat ini pada dasarnya mempunyai satu tujuan saja : agar Anda memiliki pandangan yang benar atau pemahanan yang benar yang dapat membantu Anda bermeditasi dengan sikap (mental) yang benar. Apabila Anda memiliki pemahaman yang benar, dengan sendirinya Anda akan mengerahkan daya upaya  yang benar dan menumbuhkembangkan sati/perhatian penuh serta kebijaksanaan yang benar. Informasi yang telah Anda kumpulkan dan pahami menjadi landasan bagi pandangan yang Anda miliki, dan ini secara alamiah akan mempengaruhi cara batin Anda bekerja dalam situasi apa pun.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #12 on: 17 March 2014, 07:30:36 PM »
Pokok Inti Latihan

Kembangkanlah pemahaman yang benar dalam latihan ini.

Berlatihlah secara berkesinambungan; ini mutlak perlu demi perkembangan latihan Anda.

Relakslah!

Milikilah sikap (batin) yang benar; terimalah apa saja yang dialami Anda sebagaimana adanya.

Sadarlah secara cerdas.

Sadarilah (kenalilah) kekotoran-kekotoran batin (Anda).
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #13 on: 17 March 2014, 07:58:19 PM »
Kebijaksanaan

Pada umumnya, kita mendapatkan kebijaksanaan atau pengetahuan melalui pembelajaran yang didapat dari membaca atau mendengar (sutamaya panna), melalui berpikir dan argumentasi (cintamaya panna) dan melalui pengalaman langsung (bhavanamaya panna).

Sutamaya panna adalah memperoleh informasi yang benar untuk kita mulai. Cintamaya panna ialah proses dari mengolah informasi yang didapat. Bhavanamaya panna adalah pengertian yang muncul sebagai hasil dari pengamatan langsung. Kita memerlukan keduanya, sutamaya panna dan cintamaya panna agar latihan sati/perhatian penuh menjadi efektif, sehingga kebijaksanaan yang berdasarkan pengalaman, dapat muncul. Ketiga ini adalah bagian dari meditasi, dan semuanya sangatlah penting untuk latihan vipassana.

Ketika kita masih awam terhadap meditasi, kita harus membaca buku-buku Dhamma atau paling tidak mendengarkan dan berpartisipasi dalam diskusi Dhamma. Kita akan mendapatkan informasi dan nasihat yang kita perlukan untuk berlatih, suatu 'bahan' untuk kita pikirkan. Kita harus mengingat segala informasi dan nasihat, kita perlu merefleksi ketika menemui kesulitan dan - tentunya - kita juga harus bertanya pada saat diskusi Dhamma.

Kesadaran untuk berusaha demi memunculkan kebijaksanaan itu sangatlah penting. Akan tetapi, penting juga untuk diingat, akibat dari kebijaksanaan yang timbul di dalam latihan. Semua informasi yang didapat akan selalu bergaung dibelakang pikiran kita, yang akan mempengaruhi cara berpikir kita, cara kita melihat hal-hal. Maka, pastikan bahwa Anda mengerti benar akan hal-hal yang mendasar, yakinkan bahwa Anda tahu apa yang sedang Anda kerjakan. Ketika Anda merasa ragu atau ketika Anda tidak dapat mengerti sesuatu hal, carilah penjelasannya dari guru.

Adalah sangat penting untuk mendapatkan informasi yang benar, motivasi yang benar dan cara berpikir yang benar untuk berlatih secara cerdas dan efektif. Pada umumnya, proses dalam pencarian kebijaksanaan itu pelan dan terkadang adalah pengalaman yang menyakitkan, kita terus melakukan kesalahan.

Jangan takut untuk membuat kesalahan, dan - yang lebih penting lagi - jangan pernah merasa buruk telah melakukan kesalahan. Kita tidak dapat menghindari berbuat salah, mereka seakan-akan adalah batu loncatan dalam kemajuan kita. Menjadi awas, mengamati dengan hati-hati, dan belajar dari kesalahan adalah kebijaksanaan yang bekerja! Dengan kita belajar dari kesalahan, kebijaksanaan akan mulai muncul dengan alami, lebih otomatis. Setelah bertahun-tahun dan latihan kita semakin maju, dan kita menjadi lebih penuh kesadaran, pengetahuan dan pengertian yang telah kita akumulasikan akan muncul lebih cepat secara alamiah. Kebijaksanaan dan kesadaran akan mulai bekerja sebagai satu kesatuan.

Ketika kesadaran menjadi alami, pikiran menjadi kuat dan kebijaksanaan yang Anda cari akan selalu ada. Anda tidak perlu usaha khusus untuk memunculkannya. Ketika pikiran yang mengamati semakin kuat, kebijaksanaan akan lebih mampu menghadapi kekotoran batin. Seiring dengan tumbuhnya kebijaksanaan Anda, pikiran menjadi semakin murni dan seimbang. Akhirnya Anda akan mulai mengalami saat-saat dimana keseimbangan dan kejelasan akan membuat Anda melihat hal-hal dengan sudut pandang baru. Dengan kata lain, Anda mulai mengalami pencerahan.

Mendapat pencerahan artinya pengertian yang mendalam pada hal-hal yang sebelumnya hanya Anda mengerti secara dangkal - intelektual.

Ini adalah sesuatu yang terjadi secara alamiah, spontan, Anda tidak dapat menciptakannya. Ketika seseorang menggambarkan pengalaman yang membawa pencerahan dan pengertian pencerahan itu sendiri, adalah hal yang berbeda secara fundamental. Dengan demikian, pengalaman yang serupa yang Anda alami tidak berarti bahwa Anda akan mendapat pencerahan juga. Ketika waktunya tiba, ketika Anda siap, Anda akan mendapat pengalaman dan pencerahan yang jelas. Lalu Anda akan mengerti perbedaan besar antara apapun yang pernah Anda baca atau dengar tentang pencerahan dengan pencerahan yang nyata itu sendiri. Anda dapat mengekspresikan efek dari pencerahan itu pada diri Anda atau pengalaman yang timbul disekitarnya, tapi tidak pengertian yang mendalam yang Anda dapatkan melalui pencerahan itu.

Pengalaman langsung yang nyata seperti ini, akan menimbulkan dampak yang mendalam pada latihan Anda, dalam hal bagaimana Anda memandang dunia ini dan bagaimana Anda akan menjalani kehidupan Anda. Dengan kata lain, kebijaksanaan yang Anda dapatkan akan secara langsung merubah cara pandang Anda. Akan tetapi, 'pikiran yang tercerahkan' tidaklah permanen, ia hanya berlangsung sesaat. Apa yang kekal, yang tertinggal adalah kualitasnya, potensinya. Apabila kita tidak memeliharanya, ia akan menghilang. Hanya latihan yang berkesinambungan yang akan tetap menjaganya tetap tumbuh didalam kebijaksanaan tersebut. Latihan yang berkesinambungan tidak berarti banyaknya waktu yang harus Anda gunakan untuk berlatih per hari atau per minggu duduk latihan bermeditasi, walaupun itu tentu membantu. Latihan yang berkesinambungan artinya menjadi sadar dalam segala hal yang Anda kerjakan, dengan usaha yang baik.

Pada latihan tingkat ini, kebijaksanaan menjadi sorotan utama. Kewaspadaan tetap disisinya tetapi kebijaksanaanlah yang menjadi pemeran utama. Kebijaksanaan seperti inilah yang membantu kita maju dalam berlatih.

Sutamaya, cintamaya dan bhavanamaya panna bekerja saling membantu. Kebijaksanaan yang Anda dapat dari berpikir akan menambah keyakinan pada Dhamma dan oleh karenanya menstimulasi Anda untuk berlatih.

Ketertarikan yang meningkat akan membuat Anda menjadi lebih banyak belajar dan berpikir. Anda tidak akan khawatir untuk membuat kesalahan dan mulai mencari cara baru dalam menghadapi kesulitan. Anda akan melihat manfaat dari latihan lebih jelas dan mengerti apa yang Anda pelajari dalam tingkat yang lebih mendalam. Semua ini akan lebih menambah keyakinan Anda. Ketika Anda mulai mengalami pencerahan, keyakinan Anda atas Dhamma akan mendapat dorongan yang besar sekali. Ini akan memperkuat tekad Anda untuk berlatih sepenuh hati. Latihan kesadaran ini akan menjadi dukungan utama dalam hidup Anda dan dunia Anda tidak akan pernah sama lagi.

Tidak peduli sepengalaman apapun Anda, tidak peduli seberapa banyak pengetahuan yang Anda miliki dibandingkan orang lain, jangan pernah puas dengan kebijaksanaan yang telah Anda dapatkan atau tingkat pencerahan yang telah Anda capai. Jangan batasi diri Anda, selalu buka pintu lebar untuk hal-hal baru dan pengertian yang lebih mendalam.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Don't Look Down on the DEFILEMENTS They will laugh at you
« Reply #14 on: 20 March 2014, 10:03:08 AM »
Objek dari Pikiran

Petunjuk-petujuk berikut ini adalah hasil diskusi beberapa yogi ketika berdiskusi Dhamma. Beberapa diantara mereka adalah yogi pemula, yang lainnya adalah yogi yang sudah sangat berpengalaman. Tergantung pada tingkat latihan Anda, mungkin Anda mengerti atau tidak mengerti beberapa petunjuk tersebut. Jangan khawatir yang Anda tidak mengerti. Terima dahulu petunjuk itu. Setelah beberapa waktu, seiring latihan Anda berkembang, pengertian atas petunjuk itu akan menjadi jelas dan Anda akan mengerti dalam tingkat yang semakin dalam.

Ketika latihan Anda semakin maju,  Anda akan mengerti kesemuanya itu. Petunjuk-petunjuk itu tidaklah diatur menurut urutan tertentu, jadi bacalah beberapa diantaranya pada waktu Anda merasa memerlukan inspirasi atau masukan.

1. Bermeditasi bukanlah hanya tentang duduk di atas bantalan. Walaupun Anda dalam posisi apapun, selama pikiran Anda mencerap, Anda sedang bermeditasi.

2. Apabila Anda tidak dapat mengamati objek jangan paksa diri Anda. Cobalah untuk merasa relaks dan bagaimana agar Anda merasa nyaman terlebih dahulu.

3. Cobalah untuk sekali-kali untuk meditasi berbaring. Belajarlah untuk menjaga kewaspadaan pada posisi apapun. Selalu awas dengan pengalaman yang muncul dan perhatikan perbedaan usaha yang diperlukan dalam menjaga kewaspadaan dalam postur yang berbeda.

4. Usaha benar artinya adalah kegigihan. Itu tidak berarti bersusah payah untuk ber-perhatian penuh, mengatur, memaksa atau melarang diri Anda. Memaksa untuk ber-perhatian penuh, timbul dari keserakahan, penolakan atau ketidaktahuan atas latihan ini.

5. Anda dapat menyadari sensasi-sensasi tubuh, bentuk-bentuk perasaan dan aktifitas mental. Tetapi janganlah menganggap mereka adalah 'kepunyaanku'; mereka hanyalah mereka adanya; sensasi adalah sensasi, perasaan adalah perasaan, aktifitas mental adalah aktifitas mental - itu adalah dasar alamiah. Cobalah untuk selalu mengamati mereka dengan pengertian seperti itu dalam pikiran Anda, bila tidak, atau bila Anda menganggap mereka sebagai 'kepunyaanku', kemelekatan atau penolakan akan muncul tanpa dapat dihindari.

6. Coba untuk mengamati, menyelidiki dan mengerti sifat alami dari objek adalah lebih penting dari pada hanya ingin melihatnya menghilang atau mencoba untuk menghilangkannya. Keinginan agar objek tersebut menghilang adalah sikap yang salah.

7. Ketika tidak ada kekotoran batin pada pikiran yang sedang mengamati, Anda memiliki kesadaran yang benar.

8. Pikiran yang mengetahui (vinnana) adalah pikiran yang mengenali segala objek yang muncul dipintu indera kita. Ia selalu ada tetapi bisa saja tidak dikenali atau ditafsirkan. Ia tidak mempunyai kebijaksanaan, tidak mengetahui apa yang sedang terjadi. Pikiran itu hanya merasakan objek

9. Pikiran yang mengawasi, mengamati apa saja yang Anda alami. Ketika Anda sadar Anda sedang mengamati, Anda menyadari adanya pikiran yang sedang mengamati.

10. Anda hanya dapat menyadari pikiran itu dengan adanya kegiatan aktifitas atau perasaan. Ketika Anda sadar sedang berpikir, atau ada kemarahan, perasaan kecewa, keinginan dan sebagainya, anda menyadari pikiran itu. Anda harus mengenalinya sebagai pikiran yang sedang merasakan hal-hal tersebut.

11. Ketika Anda bercampur dengan pikiran yang sedang mengamati itu, pencerahan tidak dapat muncul. Belajarlah untuk mengamati secara objektif, hanya dengan perhatian murni.

12. Ketika Anda sedang mengamati pikiran Anda, mungkin Anda akan merasa heran, terpesona dan mungkin terkejut ketika Anda menemukan ide-ide, keinginan-keinginan, ketakutan, dan harapan-ketakutan yang tidak pernah Anda sadari sebelumnya.

13. Segala kegiatan duniawi (misalnya : membaca, mendengarkan musik, berolahraga) melibatkan berpikir dan berkonsep. Tanpa berpikir atau berkonsep, objek-objek tersebut menjadi tidak berarti. Tetapi apabila konsep pikiran muncul ketika bermeditasi, Anda harus menyadari bahwa 'benak ini sedang berpikir'.

14. Ketika Anda dapat dengan mudah mengamati objek, itu mungkin karena sifat alami objek tersebut yang menyolok atau kesadaran Anda yang kuat. Jangan merasa puas hanya dengan mengamati objek yang mencolok itu. Sati/perhatian penuh Anda akan menjadi lebih kuat apabila Anda belajar untuk mengamati objek yang lebih halus.

15. Pada saat Anda tidak menyukai seseorang, kesan tersebut terbentuk di dalam pikiran Anda. Kesan itu akan menyebabkan Anda memandang orang tersebut sesuai dengan apa yang Anda pikirkan dan menghalangi Anda untuk melihat orang tersebut sebagaimana adanya dia. Ini adalah bentuk dari kegelapan batin.

16. Ketika pikiran ini siap untuk tercerahkan, ia akan muncul dengan sendirinya, secara spontan. Jangan mencari atau berharap pencerahan ini akan timbul. Dengan mencarinya, pikiran ini akan menciptakan bentuk yang salah.

17. Selalu melihat segala pengalaman yang dialami dengan pandangan yang terbuka. Jangan membuat kesimpulan. Cukup mengawasi dan menyelidiki pengalaman Anda dengan seksama dan terus-menerus. Membuat kesimpulan akan menghalangi Anda untuk mengerti lebih mendalam.

18. Bila Anda selalu menghindar dari situasi yang sulit, Anda tidak akan belajar dan berkembang. Ini sangat tepat ketika berurusan dengan kekotoran batin. Belajar untuk berhadapan dengan kekotaran batin memungkinkan Anda untuk menyelidiki dan mengerti bentuk alaminya dan ini akan membantu Anda melampauinya.

19. Belajarlah untuk menyukai situasi yang sulit. Dengan bersikap lembut ketika bersamanya, Anda mungkin tiba-tiba menyadari apa penyebabnya.

20. Perasaan tidaklah harus kita kenali atau kategorikan sebagai menyenangkan, tidak menyenangkan atau biasa saja. Ingatkan diri Anda bahwa perasaan hanya sebentuk perasaan. Terimalah itu apa adanya.
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."