Bukankah kisah Jataka itu merupakan komentar Jataka? Setau saya, kitab Jataka itu terdiri atas 547 syair dan tidak mengandung narasi (seperti Dhammapada). Kisah-kisah kehidupan lampau Bodhisatta yang diberikan digunakan para komentator untuk menjelaskan syair Jataka yang bersangkutan. Oleh sebab itu, beberapa ahli hanya menganggap syair2nya saja yang canonical, sedangkan kisah Jataka tidak.