//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Eat, Pray, Love  (Read 19622 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Eat, Pray, Love
« on: 21 October 2010, 12:41:47 PM »
Ada yang nonton? bagus gak? Ada yang bilang, novelnya lebih bagus dari filmnya ???

Quote
Di Ubud, Julia Berlabuh (Kompas 10 Oktober 2010)
Myrna Ratna

Ketika Julia Roberts terpilih sebagai pemeran Elizabeth Gilbert untuk memoarnya yang sangat laris di dunia ”Eat, Pray, Love”, orang pun menanti dengan penuh harap. Julia dianggap pilihan pas. Selain penuh talenta, ia juga dianggap memiliki kesamaan fisik dengan tokoh yang dilakoninya: cantik, penuh senyum, dan blonde.

Dengan resep itulah sutradara Ryan Murphy mengadaptasi novel tersebut ke layar lebar: mengeksploitasi habis kemampuan akting Julia, yang transformasinya direpresentasikan lewat tiga negara yang kebetulan berawalan ”I”: Italia, India, Indonesia.

Dimulai dengan situasi di mana Elizabeth (Liz) menyadari bahwa kehidupan perkawinannya sudah kehilangan gereget dan tidak membuatnya bahagia. Ia memutuskan untuk bercerai. Ini memang persoalan klasik. Namun, di dalam bukunya, kebimbangan, rasa bersalah Liz dalam pengambilan keputusan itu digambarkan dengan jujur dan menyentuh. Termasuk bagaimana keputusan itu (suaminya menganggap perkawinan mereka baik- baik saja) membawanya menjadi lebih tidak bahagia, kosong, bahkan depresi.

Sayangnya, bagian ini tidak tereksplorasi dengan baik di layar lebar. Penonton mungkin akan bertanya, ”Sebenarnya apa sih yang membuatnya ngotot banget untuk bercerai, bahkan sampai rela menyerahkan seluruh hartanya kepada sang suami?”

Dan Liz pun melakukan perjalanan ke tiga negara untuk mencari kedamaian batin. Di Roma, Italia, ia mencoba bereksperimen dengan joy in doing nothing, dan lama-lama ketagihan. Ia tidak perlu terburu-buru bangun tidur, tidak usah memikirkan penampilan ataupun diet. Liz menemukan kebahagiaan baru. Ia bukan saja terpesona pada bahasa Italia, tetapi juga pada kekayaan khas negeri itu: kuliner.

Kamera pun menyajikan gambar-gambar yang menerbitkan air liur. Pisau yang mengiris pinggiran pizza sehingga kejunya yang masih hangat meleleh memenuhi pinggiran mangkuk; untaian spaghetti yang dilumuri saus tomat dan daun basil perlahan-lahan berpindah ke mulut, atau buih-buih dalam secangkir kopi panas yang membuat penonton seakan-akan bisa mencium aromanya….

Namun, di India-lah transformasi itu kuat terlihat. Lewat serangkaian adegan meditasi, kita akan menyaksikan tokoh Liz yang mulai ikhlas menerima nasibnya. Liz yang tidak hitam-putih lagi melihat sisi kehidupan. Bahkan, ia menasihati temannya di ashram yang masih remaja, tetapi dipaksa menikah oleh orangtuanya, untuk melihat sisi terang kehidupan baru yang menantinya.

Jelita

Kehadiran tokoh ”Richard from Texas” (diperankan dengan sangat baik oleh Richard Jenkins), membantu penonton untuk melihat proses transformasi yang berkembang secara gradual dalam diri Liz. Di antaranya, ketika Richard membuat testimoni tentang masa lalunya. Dan berpuncak ketika Liz akhirnya menemukan damai, yaitu saat ia bisa memaafkan dirinya….

Dengan sosok ”baru”-nya itulah Liz berlabuh di Ubud, Bali. Ibaratnya, semua proses mencapai titik kematangannya di sini. Dari sudut sinematografi, perjalanan di Bali merupakan yang terindah. Penonton dimanjakan lansekap persawahan yang menghijau, pantai-pantai berpasir putih, sungai yang membelah kelokan jalan. Kesan ini diperkuat oleh akting yang memikat dari Javier Bardem (Felipe), Hadi Subiyanto (Ketut Liyer), dan Christine Hakim (Wayan).

Penonton tersenyum melihat kejelitaan alam Indonesia, tertawa menyaksikan kelucuan sang dukun Ketut Liyer, lalu bertepuk tangan riuh ketika nama Christine Hakim, Hadi, dan kru Indonesia berurutan muncul di layar berbarengan dengan nama-nama ”besar” Hollywood. Sebuah film yang menghibur.
« Last Edit: 21 October 2010, 12:45:20 PM by Mayvise »

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #1 on: 21 October 2010, 01:02:51 PM »
aye dah nonton.. karena doi ngebet nonton ini ;D
bagus juga.. untuk ukuran yang gak geek ama drama ;D

mengenai comparasi dengan novel.. gak tahu.. karena gak baca novelnya..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #2 on: 21 October 2010, 01:10:15 PM »
Iya sepertinya bagus... cukup penasaran juga jadinya. Kalo ada yang baca novelnya, g pengen tanya aja kenapa dia ngotot cerai sama suaminya? Hanya karena gak merasa greget lagi? atau lebih dari itu, dia mengharapkan sesuatu yang 'lebih' dalam hidupnya (jadi bukan hanya tentang pernikahannya saja)? Tapi cukup seru juga, dari kesalahan itu, dia mengalami transformasi dan pengalaman yang menarik ;D
« Last Edit: 21 October 2010, 01:12:38 PM by Mayvise »

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #3 on: 21 October 2010, 01:19:56 PM »
kalau mayvisa tipe cew yang demen nonton drama, ini bagus ditonton..
soalnya gak menarik kalau tanya orang.. udah ketahuan alurnya.. jadi gak surprised ;D

IMO banyak nilai2 yang bagus yang bisa dipelajari dari sini..
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline F.T

  • Sebelumnya: Felix Thioris, MarFel, Ocean Heart
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.134
  • Reputasi: 205
  • Gender: Male
  • • Save the Children & Join with - Kasih Dharma Peduli • We Care About Their Future • There Are Our Next Generation.
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #4 on: 21 October 2010, 01:21:21 PM »
Di amerika novelnya laris katanya... Sampai ada film serial jg ungkit ttg novel eat pray love...


Save the Children & Join With :
Kasih Dharma Peduli ~ Anak Asuh
May all Beings Be Happy


Contact Info : Kasihdharmapeduli [at] yahoo.com

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #5 on: 21 October 2010, 01:28:15 PM »
hmm.. jadi makin penasaran  :-?

Offline Forte

  • Sebelumnya FoxRockman
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 16.577
  • Reputasi: 458
  • Gender: Male
  • not mine - not me - not myself
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #6 on: 21 October 2010, 01:34:15 PM »
hmm.. jadi makin penasaran  :-?
seret doi nya lho.. ajak nonton.. simpel kan..
kan asyik nonton berdua :P
Ini bukan milikku, ini bukan aku, ini bukan diriku
6 kelompok 6 - Chachakka Sutta MN 148

Offline blaze2000

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 9
  • Reputasi: 0
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #7 on: 07 December 2010, 08:08:12 AM »
Top abis....   bagus kok, aq dah nonton. Kalo diceritain engga seru...

Offline Anestan

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.830
  • Reputasi: 106
  • Gender: Male
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #8 on: 07 December 2010, 09:18:16 PM »
koq nonton ini ngantuk ya.. ga sampe habis hahaha...

Offline Mr. Wei

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.074
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #9 on: 09 December 2010, 03:28:49 PM »
Kalau nonton, entah kenapa ceritanya kayaknya kurang mendalam. Mesti baca novelnya juga nih kayaknya :-?

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #10 on: 09 December 2010, 03:50:46 PM »
 [at]  Anestan & Mr.Wei : memang katanya ada bagian penting di novel yang justru gak ditunjukkan di filmnya... Btw, ini true story ya?

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #11 on: 18 February 2013, 03:52:11 PM »
Beberapa hari yang lalu film Eat, Pray, Love tayang di TV. Sebetulnya saya sudah baca novelnya, tapi saya penasaran dengan filmnya yang mungkin bisa membuat kisah ini lebih hidup. Sayangnya, filmnya justru terasa flat dan hambar. Ini saya ceritakan sekilas, yang sebagian tidak ada di filmnya.
_________

Perjalanan Liz di tiga negara, dipicu oleh depresi dan kehampaan yang dirasakannya menjelang dan pasca perceraian. Alasan mereka bercerai tidak ia ceritakan. Tapi Liz sempat mengatakan bahwa setelah 8 tahun menikah, ia akhirnya menyadari bahwa ia tidak ingin mempunyai anak. Dan setelah suaminya menandatangani surat cerai, perjalanan itu pun dimulai.

Italia. Italia adalah negara pertama yang dikunjungi (untuk empat bulan pertama). Mengapa Italia? karena Liz suka bahasa Italia, yang menurutnya lebih indah daripada mawar. Selain itu Liz ingin tinggal sebentar dalam budaya yang menghargai kesenangan dan keindahan. Dikatakan bahwa orang Italia adalah rajanya bel far niente. Bel far niente adalah keindahan dalam tidak melakukan apa-apa.

India. Empat bulan kedua, Liz tinggal di Ashram di India. Salah satu teman Liz di sana adalah Richard dari Texas. Richard adalah orang yang tidak mengkhawatirkan banyak hal. Baginya, apa pun yang akan terjadi adalah oke-oke saja. Jika tidak oke, paling tidak lucu. Liz dipanggil dengan sebutan Groceries oleh Richard karena porsi makan Liz yang sangat banyak, walaupun Liz berusaha membela diri bahwa ia makan dengan disiplin dan dengan niat.

Liz pergi ke India karena ia ingin belajar di bawah bimbingan Guru. Tapi saat Liz di India, si Guru justru sedang ke Amerika, jadi Liz berlatih sendiri. Sebelumnya Liz pernah mengikuti semacam kebaktian di New York, yaitu perkumpulan umat-umat pengikut Guru. Dan kalo saya lihat di filmnya, sepertinya bukan Buddhism.

Liz belajar meditasi dengan melafalkan mantra Om Namah Shivaya (yang artinya: I honor the divinity that resides within me. Divinity=keilahian?). Di pagi hari, biasanya ada ritual pembacaan Gurugita, seperti mantra juga, tapi lebih panjang. Liz tidak menikmati ini semua. Ia tidak bisa berkonsentrasi dan pikirannya kacau, bahkan kadang ia menjadi pemarah. Ia seringkali keluar dari ruang meditasi dengan wajah kusut seperti baru selesai melakukan pekerjaan berat.

Ada seorang teman Liz yang bernama Corella. Liz menanyakan padanya, bagaimana cara melafalkan mantra tsb sambil bermeditasi. Apakah saat menarik nafas, atau menghembuskan. Atau setelah keduanya, atau bagaimana. Corella mengatakan: tidak perlu macam-macam, ‘ucapkan’ saja. Corella menutup mata dan mengucapkan mantra tsb. Kemudian Liz berkata: “apa tidak bosan”? Corella lalu membuka mata dan mengatakan: “sudah 10 detik, apakah kita sudah bosan?”

Ada satu mantra lain yaitu: ham-sa (harafiahnya berarti: Saya adalah Itu). Mantra ini terasa lebih mudah bagi Liz (haahhhmmm saat menarik nafas, dan sa, saat menghembuskan nafas). Mantra Om Namah Shivaya lebih “resmi”, tapi ada seseorang yang berkata pada Liz untuk terus saja menggunakan ham-sa jika mantra itu membantu dalam meditasi. “Bermeditasilah atas apa saja yang menyebabkan revolusi pada pikiranmu.”

Indonesia. Empat bulan terakhir dihabiskan Liz di Bali. Ia mengunjungi Ketut Liyer, dukun ke-9 dari keturunan dukun Bali. Ketut sudah sangat tua dan banyak giginya yang sudah tanggal. Liz berteman dengan Ketut. Liz mengajar bahasa inggris untuk Ketut, dan Ketut mengajarkan Liz cara meditasi. Caranya sederhanya yaitu senyum dengan wajah dan senyum dengan pikiran. Jangan terburu-buru, dan jangan terlalu keras berusaha. Terlalu serius dapat membuatmu sakit. Kamu dapat mendatangkan energi baik dengan tersenyum.
_________
« Last Edit: 18 February 2013, 04:16:00 PM by dhammadinna »

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #12 on: 18 February 2013, 07:43:41 PM »
tambahin agg...
udah nonton film en baca bukunya juga
yg berkesan dari ceritanya:

Italy: ngiler liat pizza en spaghetti, laper

India: iseng search "Guru" spiritual india nya
Guru spiritual india cewe lulusan universitas ternyata sangat jarang, jadi gampang di search. Ternyata gurunya guru Liz ada skandal pelecehan dan skandal uang, orangnya sudah meninggal. Jadi anti klimaks deg, jadi males tahu lebih dalam ttg aliran itu

Indonesia: Liz ketemu satu wanita Bali yang sudah bercerai dan jadi single parent, juga mengadopsi 2 anak jalanan. Liz tergugah melihat mereka akan terusir dari kontrakan dan harus pindah2 terus. Jadi Liz kirim email ke temen2nya untuk tidak mengirim kado untuk ulang tahun Liz, tapi alih2 uang beli kado disumbangkan untuk wanita Bali beli rumah. Wanita Bali nya sangat terharu tapi cari2 alasan mulu saat cari tanah dan proses membangun rumah, bilangnya petani desa tidak mau menjual tanah kalo sebagian, jadi harus beli semua, yg notabene perlu uang tambahan. Akhirnya Liz ultimatum kalo rumahnya tidak dibangun, uang sumbangan temen2nya akan ditarik semua. Langsung tanah dibeli, rumah dibangun dan tidak ada alasan2 ini itu lagi. Jadi bisa melihat cerita secara sejujur2nya. Jadi walaupun wanita Bali itu murah hati, mengadopsi anak, ramah, baik hati, tapi saat melihat kesempatan langka dapat puluhan juta cuma2, dia juga gelap mata dan serakah. Tapi setelah itu dia dan Liz masih terus berteman. Jadi bisa melihat gambaran yg realistik dari karakter seseorang, ada sifat baik dan juga ada kelemahannya. It's very human.

Dan Liz juga sangat jujur menceritakan kejelekan dan kebaikan dia sendiri. Waktu baca bukunya, sampe kadang2 tercengang sendiri, ada hal2 personal banget, dan di budaya Timur rasanya jarang ada keberanian buat menceritakan semua hal2 secara detail begitu. Jadi kejujuran itu yg teringat dari cerita ini. 

 
« Last Edit: 18 February 2013, 07:46:32 PM by bluppy »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #13 on: 19 February 2013, 12:10:21 PM »
tambahin agg...
udah nonton film en baca bukunya juga
yg berkesan dari ceritanya:

Italy: ngiler liat pizza en spaghetti, laper

India: iseng search "Guru" spiritual india nya
Guru spiritual india cewe lulusan universitas ternyata sangat jarang, jadi gampang di search. Ternyata gurunya guru Liz ada skandal pelecehan dan skandal uang, orangnya sudah meninggal. Jadi anti klimaks deg, jadi males tahu lebih dalam ttg aliran itu

Indonesia: Liz ketemu satu wanita Bali yang sudah bercerai dan jadi single parent, juga mengadopsi 2 anak jalanan. Liz tergugah melihat mereka akan terusir dari kontrakan dan harus pindah2 terus. Jadi Liz kirim email ke temen2nya untuk tidak mengirim kado untuk ulang tahun Liz, tapi alih2 uang beli kado disumbangkan untuk wanita Bali beli rumah. Wanita Bali nya sangat terharu tapi cari2 alasan mulu saat cari tanah dan proses membangun rumah, bilangnya petani desa tidak mau menjual tanah kalo sebagian, jadi harus beli semua, yg notabene perlu uang tambahan. Akhirnya Liz ultimatum kalo rumahnya tidak dibangun, uang sumbangan temen2nya akan ditarik semua. Langsung tanah dibeli, rumah dibangun dan tidak ada alasan2 ini itu lagi. Jadi bisa melihat cerita secara sejujur2nya. Jadi walaupun wanita Bali itu murah hati, mengadopsi anak, ramah, baik hati, tapi saat melihat kesempatan langka dapat puluhan juta cuma2, dia juga gelap mata dan serakah. Tapi setelah itu dia dan Liz masih terus berteman. Jadi bisa melihat gambaran yg realistik dari karakter seseorang, ada sifat baik dan juga ada kelemahannya. It's very human.

Dan Liz juga sangat jujur menceritakan kejelekan dan kebaikan dia sendiri. Waktu baca bukunya, sampe kadang2 tercengang sendiri, ada hal2 personal banget, dan di budaya Timur rasanya jarang ada keberanian buat menceritakan semua hal2 secara detail begitu. Jadi kejujuran itu yg teringat dari cerita ini.

Kebetulan gw cuma nonton filmnya di bioskop waktu itu, tidak berminat baca bukunya.

Kesannya ngantuk banget, dan karena tahu yang di Indonesia (Bali) kayak apa, jadinya pas liat Christine Hakim dan si Ketut yang orang Jawa rada2 garing dan ga meresap filmnya.  Mungkin it's OK bagi bule yang nonton.  ::)

Setuju bahwa pizzanya, spagetinya, dan eskrimnya(ada ga ya, gw lupa  :-?) nampak lezat dan bikin lapar.  ;D :))  Sejak di India dan seterusnya, filmnya udah ga menarik buat gw.  Dialognya terkesan klise banget.
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #14 on: 19 February 2013, 12:35:50 PM »
^ ^ ^ kalo ga salah, itu bukan es krim tapi gelato. Novelnya lebih menarik sih, ga sedatar filmnya. Ada cerita-cerita lucunya, dan ada renungan dia tentang beberapa hal. Intinya, ibarat pohon, filmnya itu seperti pohon yang baru dipangkas (daun dan ranting tinggal seadanya aja).

Nilai untuk novelnya 7.9, filmnya 5.5.

Offline Landy Chua

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 678
  • Reputasi: 29
  • Gender: Female
  • Berkelana untuk belajar Dhamma ^^
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #15 on: 19 February 2013, 09:22:31 PM »
wajib nonton bagi yg pernah merasakan .. "semua baik2 aja tapi kita tetap merasa ada yg kurang" ... maren dah di puter di tipi swasta jadi nonton gratisan dah..  :))

bagi yg hidupnya bahagia2 aja dah pasti film ini membosankan , krn filmnya datar banget .., kesannya ga ada konflik yg berarti .  tapi bagi mereka yg pernah merasa hidup itu....... ( apa yah istilahnya , takut salah ane..  :P  ), dah pasti film ini seru krn banyak kalimat yg memotivasi .. banyak renungan yg bisa di petik

kebetulan  aku pernah merasakan masalah yg "hampir" sama dengan liz , bahkan terlintas juga melalang buana ketiga negara..  , bedanya aku ke paris barcelona dan bali ..  kok bali yah... ?  :))

Quote
21/06/2009 13:34
West Indonesia Tim

akhir2 ini lg krisis , krisis keuangan.. krisis percaya diri.. krisis inspirasi.. krisis motivasi untuk maju.. and krisis-krisis lainnya. Sampai aku berfikir mgkn ada yg salah pada diri koe? bisa jadi gaya hidup ku, pola pikir atau apalah yg masih belom aku sadari. Mungkin ini yang dinamakan TITIK JENUH sbg seorang manusia.

My GOD ...

Dengan entengnya aku mengatakan aku jenuh dengan hidupku.. hehe.. yg pasti ngak sedramatis itu, mgkn aku butuh sesuatu yg baru.. mgkn pacar baru.. rumah baru.. hp baru.. *maunya deee.. * . :O
Aku cuma butuh sedikit "OBAt" untuk mengobati kejenuhanku, simple aja.. aku ingin kesuatu tempat di belahan dunia manapun, and disana aku keluar dari segala rutinitas ku.

Target 1 : BALI


Dalam wkt dekat aku akan ke BALI, ama sapa MEI ? ALONE ~~~ *pasti asik* aku akan pergi kemanapun aku suka, tidak di batasi oleh ruang dan waktu.. saat aku berhenti memikirkan apapun, atau mengkhawatirkan banyak hal..
ketika terjaga di pagi hari aku melihat dinding kamar yang berbeda, makan makanan baru,
Menyusuri jalan yg ngak pernah aku lintasi sebelumnya, bertemu dengan orang-orang yg baru... yang ada disana "hanya aku dan surga koe" really good :)

ini sepenggal diary aku di tahun 2009 , tulisan pas masih muda ,  jadi maklum aja kalau bahasanya rada alay.. jablay :)) andai aku seorang penulis yg baik pasti aku tulis lebih indah  :(

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #16 on: 20 February 2013, 08:28:41 AM »
^ ^ ^ jadi, sudah jalan-jalan 'alone' ke Bali kah? Btw, di Barcelona ada apa? yang terlintas di pikiran saya tuh, sepak bola ;D

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #17 on: 20 February 2013, 10:10:51 AM »
Nah,  Kaucu sedang mengembangkan kompleks villa di lokasi shooting Eat Pray Love di Ubud , ntar yah, kalau sdh selesai design nya.
Barangkali ada yg mau beli utk tinggal disitu atau invest.
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #18 on: 20 February 2013, 11:03:43 AM »
Nah,  Kaucu sedang mengembangkan kompleks villa di lokasi shooting Eat Pray Love di Ubud , ntar yah, kalau sdh selesai design nya.
Barangkali ada yg mau beli utk tinggal disitu atau invest.

Mantap banget proyeknya Kaucu.  ^:)^ ^:)^

Gw mungkin minat kalo boleh dicicil 50 tahun dan harga super duper nett (kayak kaskus)  ;)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Mokau Kaucu

  • Sebelumnya: dtgvajra
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.293
  • Reputasi: 81
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #19 on: 20 February 2013, 11:36:09 AM »
Mantap banget proyeknya Kaucu.  ^:)^ ^:)^

Gw mungkin minat kalo boleh dicicil 50 tahun dan harga super duper nett (kayak kaskus)  ;)

Waduh, baru lunas setelah kaucu tumimbal lahir lagi???
Lah kan belum jelas dimana tumimbal lahirnya.
 :)) =)) =))
~Life is suffering, why should we make it more?~

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #20 on: 21 February 2013, 09:28:10 AM »
Bgs yah novelnya? Jd nyesel novelnya uda kujual sebelum dibaca hahaha....  :P Bgsan mana ama supernova ya?

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #21 on: 21 February 2013, 10:14:58 AM »
Bgs yah novelnya? Jd nyesel novelnya uda kujual sebelum dibaca hahaha....  :P Bgsan mana ama supernova ya?

Koq bisa dijual sebelum dibaca?  ::)

Emang waktu belinya ga sadar atau gimana?  :whistle:
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #22 on: 21 February 2013, 10:21:21 AM »
Koq bisa dijual sebelum dibaca?  ::)

Emang waktu belinya ga sadar atau gimana?  :whistle:

Ga beli, tp dikasih.... orgnya ga mo lagi.... Trus drpd buku menumpuk byk", yg kira" ga gitu suka aku jual deh.....  :P

Offline dhammadinna

  • Sebelumnya: Mayvise
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.627
  • Reputasi: 149
Re: Eat, Pray, Love
« Reply #23 on: 21 February 2013, 11:44:44 AM »
 [at] M14ka: lumayan bagus tapi ga sampe "wah" juga kok.. Kalo Supernova saya kurang tau karena hanya baca beberapa halaman awalnya aja..

 

anything