Dari Brahmajala Sutta, Digha Nikaya 1 dikatakan:
"Sementara beberapa petapa dan Brahmana memakan makanan pemberian mereka yang berkeyakinan, berpenghidupan dari keterampilan, penghidupan salah seperti membaca garis tangan, meramal dari gambaran-gambaran, tanda-tanda, mimpi, tanda-tanda jasmani, gangguan tikus, pemujaan api, persembahan dari sesendok sekam, tepung beras, beras, ghee atau minyak, atau darah, dari mulut, membaca ujung jari, pengetahuan rumah dan kebun, ahli dalam jimat, pengetahuan setan, pengetahuan rumah tanah, pengetahuan ular, pengetahuan racun, pengetahuan tikus, pengetahuan burung, pengetahuan gagak, meramalkan usia kehidupan seseorang, jimat melawan anak panah, pengetahuan tentang suara-suara binatang, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.
Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti meramalkan gerhana bulan, matahari, bintang; bahwa matahari dan bulan akan bergerak sesuai jalur yang benar – akan bergerak tidak menentu; bahwa bintang akan bergerak sesuai jalur yang benar – akan bergerak tidak menentu; bahwa akan terjadi hujan meteor, suatu kebakaran dahsyat di angkasa, gempa bumi, guruh; matahari, bulan, dan bintang yang terbit, terbenam, gelap dan terang; dan ‘demikianlah akibat dari benda-benda ini’, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.
Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti meramalkan hujan yang baik atau buruk; panen yang baik atau buruk; keamanan, bahaya; penyakit, kesehatan, atau mencatat, menentukan, menghitung, komposisi syair, menjelaskan alasan-alasan, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian.
‘“Sementara beberapa petapa dan Brahmana berpenghidupan dengan keterampilan seperti mengatur pemberian dan penerimaan dalam suatu pernikahan, pertunangan dan perceraian; [menyatakan waktu untuk] menabung dan belanja, membawa kebaikan dan keburukan, melakukan aborsi,31 menggunakan mantra untuk mengikat lidah, mengikat rahang, menyebabkan tangan gemetar, menyebabkan tuli, mencari jawaban dari cermin, menjadi gadis-medium, dewa; memuja matahari atau Mahà Brahmà, meniupkan api, memanggil dewi keberuntungan, Petapa Gotama menjauhi keterampilan dan penghidupan salah demikian."
Ini adalah contoh umum yang tujuannya sebenarnya baik memberikan catatan/informasi/pengetahuan dharma yang baik, namun hanya dengan copy paste “petikan-petikan Sutta tertentu tanpa disertai penjelasan pengertian dan penerapan yang benar justru membuat bingung orang lain, atau tidak nyambung antara jawaban dan pertanyaan, dan pada tingkatan ekstrim secara tidak langsung sama dengan nasihat yang buruk (kasus ini memang banyak terjadi pada orang yang meminta advis gratis kepada “master Feng Shui / Peramal Nasib” yang pengetahuannya juga model copy paste).
Ada beberapa point penting yang perlu diklarifikasi :
1. Perbedaan Persepsi bagi pemberi dan penerima copy paste informasi pada tingkatan penafsiran Ajaran Buddha Dharma yang pengertiannya sangat
Dalam?
- Bila jawaban atas informasi copy paste adalah tepat sutta yang dikehendaki, dan dapat dimengerti adalah bermanfaat
- Bila jawaban atas informasi copy paste adalah tepat sutta yang dikehendaki, dan disertai penjelasan yang membuka pikiran, adalah sangat bermanfaat,
dipersepsikan sangat membantu.
- Bila memberikan informasi copy paste sutta yang diri sendiri kurang mengerti, dan tidak disertai penjelasan yang membuka pikiran, tidaklah memberi
manfaat. Kemungkinan dipersepsikan tipe asal cuap saja.
- Bila tidak memahami pertanyaan atau salah interpretasi atas topik yang didiskusikan, dan memberikan jawaban copy paste sutta yang tidak cocok,
tidaklah memberi manfaat, apalagi tidak dimengerti secara mendalam penerapannya dalam kehidupan sehari-hari, menjadi lebih tidak bermanfaat. Si
penerima informasi/pembaca akan mungkin mengambil berpersepsi ini orang sok pintar dan pikirannya ceroboh benar menggampangkan jawaban atas
permasalahannya.
2. Pandangan Pekerjaan Rendah dalam Brahmajala Sutta ini berlaku untuk siapa? Apakah untuk Bikkhu ? atau umat Awam?
Pandangan ini bagi seorang Bikkhu adalah benar, karena tidak bermanfaat untuk pencerahan batin, demikian seharusnya pula tidak dilakukan Para Pertapa dan Brahmana yang seharusnya sama sudah melepaskan ikatan keduniawian.
Bila ditakar-takar isi dalam Brahmajala Sutta, sangat sedikit pekerjaan yang bukan dikategorikan sebagai penghidupan salah/rendah seperti pekerjaan bercocok tanam, menjadi raja, guru, dokter, menteri, pegawai pemerintah, dll.
Tetapi bagi umat awam, semua jenis penghidupan yang membawa kebebasan finansial sepanjang tidak melanggar Pancasila, tidaklah dikategorikan penghidupan rendah.
Bahkan dijaman sekarang ini pengetahuan racun (antibiotik, kimiawi) justru telah menyelamatkan jutaan sampai milyaran nyawa manusia dari kematian yang tidak perlu.
Pekerjaan Aktor / perfilman, bukan hanya sebagai hiburan, juga memberikan pengetahuan, pendidikan, dan informasi yang sangat bermanfaat.
Pekerjaan broker, lembaga perjodohan / biro jodoh / konsultan perkawinan, telah banyak membantu pasangan hidup berbahagia. Dan lain-lain.
Pandangan Budaya masyarakat Tiongkok tentang status sosial Profesi Ahli Feng Shui atau Di Li Shi adalah tingkatan level tertinggi kedua setelah kaisar.
Contoh umum urutan sosial tingkatan kemuliaan dalam hirarki masyarakat Tiongkok (secara kecenderungan umum) adalah : Kaisar – Pembantu Kiri (Golongan Akademisi : meliputi Penasehat Negara / Guo Shi / Koksu (Ahli Feng Shui ada di kelompok ini, berikutnya adalah menteri golongan cendekia ahli surat), Pembantu Kanan (Golongan Militer : meliputi panglima perang, jenderal, penguasa daerah dsb), Tuan tanah, dokter, Pengawal, Guru, Pedagang, pelukis,hingga petani. Yang dikategorikan tingkatan kemuliaan rendah (pekerjaan rendah) : pelayan, jongos, seniman / artis, penyanyi , nelayan dan sebagainya
Namun di jaman modern ini praktisi feng shui, reputasinya lebih dipandang rendah, sebab gembar-gembor kehebatannya mampu mengubah nasib orang tidak bisa dibuktikan, sebaliknya artis penyanyi, bintang film menjadi selebritis, menjadi dambaan orang banyak.
Ini dikarenakan orang-orang yang mengaku praktisi ini, mayoritas atau diatas 90% sebenarnya hanya pandai cuap-cuap atau merasa logika intelektualnya hebat dengan memahami isi buku-buku feng shui, mampu berargumen dengan sangat baik menurut buku klasik A, B, C dll, namun sesungguhnya kemampuan aplikasi yang membawa hasil positif (tanpa dipengaruhi oleh aspek keberuntungan manusia dan langit), rendah atau salah sama sekali.
3. Batasan Definisi pengetahuan Ilmu Feng Shui ini?, Golongan Aliran Praktisi dan Level Pemahamannya? Siapa yang memakai? Manfaatnya?
a. Pengetahuan Ilmu Feng Shui
- Pengetahuan ini berakar sejarah 5.000 tahun lalu yang disempurnakan dari generasi ke generasi. Perkembangan sampai sebelum tahun 200 Masehi, atau
jauh sesudah jaman Sang Buddha, pengetahuan ini masih dalam bentuk sederhana, juga lebih umum dipakai untuk pemilihan lokasi untuk Pemakaman
para kaisar dan Bangsawan (tidak untuk masyarakat umum). Pengembangan seperti bentuk sekarang dan terbuka untuk umum baru sekitar jaman dinasti
Tang atau 1300 tahun yang lalu.
- Silahkan juga merujuk pada definisi di awal thread. Secara umum memang pengetahuan ini dalam Pembagian Science modern dikelompokkan sebagai
metafisika : satu famili dengan paranormal, kesaktian, pengetahuan tentang fisika yang tampak (kongkrit) dan tidak tampak (abstrak).
- Bedanya Pengetahuan Feng Shui pada tingkatan Otentik, mengadopsi semua aspek kehidupan yang mempengaruhi baik-buruknya kehidupan manusia :
1. Topografi Gunung-Sungai-Perlindungan yang dikenal sebagai Luantou, dan formula untuk mengkuantifikasi baik buruk Luantou dengan menggunakan
Kompas Lo Pan; disertai kalkulasi aspek waktu dikenal sebagai Li Qi (mengambil Qi naga), 2. YIN-YANG; BA GUA; lima elemen; Pergerakan Musim;
Pergerakan Planet dan hubungannya dengan Matahari/antariksa; Sistem-sistem pendekatan teori seperti San he, San Yuan; yang dikenal sebagai teori
feng shui yang ilmiah untuk menilai Luan Tou dan Li Qi, 3. Aspek waktu perputaran Bumi dan Kosmis dikenal sebagai Bahasa Langit / Pilih Hari Baik,
4. Aspek Hubungan Manusia dengan Dewa/Brahma dan Hubungan Manusia dengan Makhluk Peta / Asura atau agama samawi mengkonotasikan dengan
Setan dikenal juga dengan pengaturan altar / sembahyang; aspek ini dikenal sebagai Mendapatkan Gui Ren / Penolong atau Xiao Ren / Pembawa Sial,
5. Aspek Internal rumah, 6. Aspek Pengaturan dan Penempatan Obyek Rumah dikenal sebagai Distribusi Qi yang selaras, 7. Aspek Formasi dan Image,
8. Aspek Kecocokan Manusia dan Rumah. 9. Aspek Psikologi Manusia / Motivasi / ekonomi dll, 10. Aspek Solusi / Pengobatan. Kesemua aspek ini harus
dikuasai dengan baik, di istilahkan kemampuan berpikir persamaan non linear (integrasi logika tampak dan tak tampak), kebalikan dari logika linear /
logika aristiteles atau pendidikan modern yang hanya mempercayai logika yang tampak.
bersambung ..........