//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Patung Buddha berwajah Gusdur ditutup  (Read 8414 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Patung Buddha berwajah Gusdur ditutup
« Reply #15 on: 02 June 2010, 09:10:01 PM »
kalo yang itu diletakkan didalam kompleks vihara kan,izinnya juga agama Buddha,yang gelo masyarakatnya.
cuman memang kenapa umat Buddha berlomba2 bikin patung2 tinggi2 ya.
back to topik,apakah wajar menurut anda sebagai buddhis,rupang anda saya ganti dengan wajah andi malarangeng suatu saat?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline sobat-dharma

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.286
  • Reputasi: 45
  • Gender: Male
  • sharing, caring, offering
Re: Patung Buddha berwajah Gusdur ditutup
« Reply #16 on: 03 June 2010, 12:58:56 AM »
 [at] nyanadhana:
tergantung apa motifmu. Apa kesamaan antara Andi Malarangeng dengan Sang Buddha, sehingga ia layak diandaikan seperti Sang Buddha? Sebaliknya, menurut saya, si pembuat patung adalah seorang pengagum Gus Dur, sekaligus sebenarnya juga mengagumi Sang Buddha. Ia mengandaikan Gus Dur dengan sosok Sang Buddha karena keduanya dianggap mewakili satu hal: figur yang toleran dan penuh welas asih. Mengapa saya menafsirkan demikian? Sebenarnya sebagian umat Islam yang fundamentalis akan marah jika figur pemimpin mereka (seperti kyai, habib, dll) disamakan dengan Buddha (yang notabene di samakan dengan sosok berhala). Hal ini akan terlihat pada website2 Islam keras yang mengomentari patung Gus Dur tersebut (antara lain Gus Dur dianggap sebagai 'korban demokrasi' dalam kasus tersebut). Hal ini dikarenakan mereka meyakini bahwa sosok pemimpin Islam tidak pantas disandingkan (apalagi dibuatkan patungnya) dengan sosok Buddha (yang dianggap berhala). 

Oleh karena itu, jika si pembuat patung adalah pecinta Gus Dur, maka sebenarnya tindakannya menyandingkannya dengan sosok Buddha secara simbolik, justru dilandasi oleh pandangan bahwa Buddha adalah sosok yang baik dan positif, bukan sebaliknya. Hal ini juga tercermin pada pernyataan keluarga Gus Dur yang tidak keberatan dengan perbuatan si pemahat patung karena menganggapnya semata-mata sebagai ekspresi rasa kagumnya pada Gus Dur. Berbeda sekali dengan pandangan Islam hardliner yang justru merasa perbuatan itu adalah "penghinaan" terhadap seorang sosok kyai.

Aku hanya khawatir, karena dipengaruhi oleh prasangka negatif yang kuat pada kelompok agama tertentu, kita kemudian terdorong untuk menafsirkan perbuatan yang dilandasi niat baik sebagai "serangan". Padahal apa yang dilakukan oleh pemahat patung tersebut sebenarnya dilandasi oleh pandangan yang positif: pada Gus Dur maupun pada sosok Buddha secara simbolik. Kita perlu melihat dari sudut pandang pemeluk agama lain untuk menghindari prasangka tersebut. Karena itu, sebenarnya saya sangat menyayangkan sikap STI yang keburu nafsu memprotes tanpa berusaha memahami dari sudut pandang berbeda.
Mereka yang melihat-Ku dari wujud dan mengikuti-Ku dari suara terlibat dalam upaya salah. Mereka takkan melihat Aku. Dari Dharma-lah mestinya ia melihat Para Buddha. Dari Dharmakaya datang tuntunan baginya. Namun hakikat sejati Dharma tak terlihat dan tiada seorangpun bisa menyadarinya sebagai obyek

Offline VinBaik

  • Teman
  • **
  • Posts: 54
  • Reputasi: 6
  • Gender: Male
  • OM MANI PADME HUM
Re: Patung Buddha berwajah Gusdur ditutup
« Reply #17 on: 03 June 2010, 05:56:27 AM »
patung Gus Dur: ShowHide


Tadinya sebelum lihat picnya, aku mo kasih koment oke-2 aja sebagai salah satu bentuk ekspresi seniman.
Tapi setelah liat sosok patungnya, ternyata bener-2 gak nyeni banget deh dan terkesan sangat murahan... kalo begitu memang bener-2 gak pantes dibilang karya seni, cuma mengganti wajah rupang Buddha yang umum kita lihat dengan wajahnya Gus Dur bener-2 gak kreatif  :P
VAYADHAMMA SANKHARA, APPAMADENA SAMPADETHA

Nasehat terakhir Sang Buddha sebelum Parinibbana :
"Segala sesuatu yang terjadi dari paduan unsur adalah sasaran perubahan.
Berjuanglah mencapai kebebasan dengan sadar dan waspada"

 

anything