PERTANYAAN: Setelah Anda menyimak kutipan di bawah ini, apakah menurut Anda K percaya pada reinkarnasi atau tidak?
(Bagi teman-teman Buddhis yang suka mempersoalkan perbedaan antara ‘reinkarnasi’ vs ‘tumimbal lahir’(
rebirth), di sini ‘reinkarnasi’ harap dibaca ‘lahir kembali’.)
Salam,
semar
*****
PENANYA: Mohon Anda memberikan pernyataan definitif tentang tidak adanya reinkarnasi, oleh karena pada dewasa ini semakin banyak terkumpul 'bukti ilmiah' yang membuktikan bahwa reinkarnasi itu fakta. Saya prihatin, oleh karena saya melihat banyak orang mulai menggunakan bukti ini untuk lebih memperkuat suatu kepercayaan yang telah mereka miliki, yang memungkinkan mereka lari dari masalah-masalah kehidupan & kematian. Bukankah Anda bertanggung jawab untuk bersikap jelas, langsung dan tidak meragukan mengenai masalah ini dan bukan sekadar berputar-putar di sekitar masalah ini?KRISHNAMURTI: Kami akan bersikap pasti. Ide tentang reinkarnasi sudah ada jauh sebelum Agama Keristen. Ide itu meluas hampir di seluruh India, dan mungkin di seluruh dunia Asia. Pertama, apakah yang berinkarnasi - bukan hanya berinkarnasi sekarang, tetapi juga berinkarnasi berulang-ulang? Kedua, pengertian bahwa ada bukti ilmiah bahwa reinkarnasi benar, membuat orang lari dari masalah-masalah mereka, dan itu menyebabkan keprihatinan penanya. Apakah ia benar-benar prihatin bahwa orang melarikan diri? Orang lari ke sepakbola atau pergi ke tempat ibadah. Kesampingkan semua keprihatinan tentang apa yang dilakukan orang lain. Kita berkepentingan dengan fakta, dengan kebenaran dari reinkarnasi; dan Anda minta jawaban pasti dari pembicara.
Apakah yang berinkarnasi, yang lahir kembali? Apakah yang hidup pada saat ini, duduk di sini? Apakah yang tengah terjadi sekarang terhadap apa yang sedang berinkarnasi? Dan bila kita berangkat dari sini, apakah sesungguhnya terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari, yang adalah gerak yang hidup dari inkarnasi -- pergulatan kita, nafsu-nafsu, keserakahan, iri hati, kelekatan -- semua itu? Apakah itu yang akan bereinkarnasi dalam kehidupan yang akan datang?
Nah, mereka yang percaya pada reinkarnasi, mereka percaya bahwa mereka akan lahir kembali dengan segala yang mereka miliki sekarang--mungkin ada modifikasi di sana-sini--dan dengan demikian meneruskannya, kehidupan demi kehidupan. Kepercayaan tidak pernah hidup. Tetapi seandainya kepercayaan itu sangat hidup, maka apa adanya Anda sekarang jauh lebih penting daripada apa adanya Anda dalam kehidupan yang akan datang. Di dunia Asia ada istilah 'karma' yang berarti tindakan dalam kehidupan sekarang, pada masa ini, beserta segala kesengsaraannya, kekacauan, amarah, cemburu, benci, kekerasan, yang mungkin dimodifikasi, tetapi akan berlanjut ke dalam kehidupan yang akan datang.
Jadi ada bukti dari ingatan akan hal-hal di masa lampau, suatu kehidupan lampau. Ingatan itu adalah timbunan si 'aku', ego, kepribadian. Onggokan itu, yang dimodifikasi, diluruskan, dipoles sedikit, berlanjut ke kehidupan yang akan datang. Jadi itu bukan masalah apakah ada reinkarnasi (saya sangat tegas dalam hal ini), melainkan bahwa inkarnasi sekarang; yang jauh lebih penting daripada reinkarnasi mengakhiri keamburadulan ini, konflik ini, sekarang. Maka berlangsunglah sesuatu yang sama sekali lain. Tidak bahagia, sengsara, dirundung kesedihan, orang bilang: "Saya berharap kehidupan yang akan datang lebih baik." Harapan akan kehidupan yang akan datang itu adalah penundaan dari menghadapi fakta sekarang.
Pembicara sudah membahas ini panjang lebar dengan mereka yang percaya, berceramah dan menulis tentang reinkarnasi, tanpa akhir. Itu bagian dari permainan mereka. Saya berkata, "Baik, Bapak-Bapak, Anda percaya pada semua itu. Jika Anda percaya itu, maka apa yang Anda perbuat sekarang penting." Tetapi mereka tidak tertarik akan apa yang mereka perbuat sekarang, mereka berminat kepada masa depan. Mereka tidak berkata: "Saya percaya dan saya akan mengubah hidup saya secara menyeluruh sehingga tidak ada lagi masa depan." Janganlah pada akhir nanti bilang bahwa saya saya menghindari pertanyaan ini; Andalah yang menghindarinya. Saya berkata bahwa kehidupan sekarang ini sangat penting; jika Anda paham dan menyelaminya, dengan segala kekacauannya, kerumitannya - mengakhirinya, tidak meneruskan itu. Maka Anda masuk ke dalam alam yang sama sekali lain. Saya rasa itu jelas, bukan? Saya tidak berputar-putar.
Anda mungkin bertanya kepada saya: "Apakah Anda percaya akan reinkarnasi?" Bukan? Saya tidak percaya pada apa pun. Ini bukan penghindaran; saya tidak punya kepercayaan, dan itu tidak berarti saya seorang ateis, atau saya tidak spiritual. Selamilah, lihat apa artinya. Itu berarti bahwa batin bebas dari semua lilitan kepercayaan. Dalam kitab-kitab India kuno ada cerita tentang kematian dan inkarnasi. Bagi seorang brahmana, salah satu adat dan hukum kuno mengatakan bahwa, setelah mengumpulkan kekayaan duniawi, setelah lima tahun ia harus melepaskan segala sesuatu dan mulai lagi dari awal. Ada seorang brahmana yang mempunyai seorang anak laki-laki, dan anak itu berkata kepadanya, "Bapak memberikan semua ini kepada berbagai orang; kepada siapa Bapak akan memberikan saya, kepada siapa Bapak akan menyuruh saya pergi?" Sang ayah berkata, "Pergilah, saya tidak tertarik." Tetapi si anak datang beberapa kali dan sang ayah menjadi marah dan berkata, "Saya akan mengirimmu kepada Maut." Karena ia seorang brahmana, ia harus menepati kata-katanya. Jadi ia mengirim anaknya kepada Maut. Dalam perjalanan menuju Maut, anak itu singgah pada berbagai guru dan mendapati bahwa ada guru yang berkata, ada reinkarnasi, dan ada yang berkata, tidak ada reinkarnasi. Ia terus mencari, dan akhirnya ia sampai ke istana Maut. Ketika ia tiba, Maut sedang tidak ada.--Implikasi ini menarik, jika Anda menyelaminya.--Maut tidak ada. Anak itu menunggu selama tiga hari. Pada hari keempat, Maut muncul dan minta maaf. Ia minta maaf karena anak itu seorang brahmana; katanya, "Mohon maaf, saya telah membuat Anda menunggu; karena menyesal, saya menawarkan kepada Anda tiga keinginan. Anda boleh menjadi raja terbesar, menjadi orang terkaya, atau menjadi kekal." Si anak berkata, "Saya telah mengunjungi banyak guru, dan mereka semua saling berbeda pendapat. Apa pendapat Anda tentang kematian, dan apa yang terjadi setelah itu?" Jawab Maut: "Wah, seandainya saya punya murid seperti Anda; tidak peduli dengan apa pun kecuali itu." Maka ia mulai menyampaikan kebenaran kepada anak itu, tentang keadaan hidup di mana tidak ada waktu. ...
QUESTIONS AND ANSWERS, OJAI, CALIFORNIA - 13TH MAY 1980 ‘REINCARNATION’