//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean  (Read 15944 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #15 on: 04 July 2012, 03:36:34 PM »
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #16 on: 04 July 2012, 04:18:58 PM »
di Sutta Pali Pitaka, tidak pernah menceritakan Buddha Gotama 'blessing' orang/umat
jadi ilmu dari mana seorang Bhante bisa blessing umat/orang ?

emank kegunaan amulet apa ya ? dan apa yang sudah di buktikan dengan Amulet

kalau mau dapat berkah prakteklah isi  Mangala Sutta
Terlepas dari acara blessing2an bhikkhu di atas, bagaimana dengan cerita (sorry lupa adanya di mana) tentang Sang Buddha yg bertemu satu keluarga, si suami diberkati, si istri diberkati, pas giliran si anak Sang Buddha hanya diam saja.  Akhirnya diketahui bahwa si anak akan mati dalam 7 hari karena sudah diincar oleh mahkluk halus / raksasa.

Setelah memohon kepada Sang Buddha bagaimana cara mengatasinya akhirnya si anak dengan dikelilingi para bhikkhu yg membacakan paritta selama 7 hari hingga mahkluk yang mau membunuh anak itu pergi.

So... ?   ::)
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #17 on: 04 July 2012, 05:14:13 PM »
Terlepas dari acara blessing2an bhikkhu di atas, bagaimana dengan cerita (sorry lupa adanya di mana) tentang Sang Buddha yg bertemu satu keluarga, si suami diberkati, si istri diberkati, pas giliran si anak Sang Buddha hanya diam saja.  Akhirnya diketahui bahwa si anak akan mati dalam 7 hari karena sudah diincar oleh mahkluk halus / raksasa.

Setelah memohon kepada Sang Buddha bagaimana cara mengatasinya akhirnya si anak dengan dikelilingi para bhikkhu yg membacakan paritta selama 7 hari hingga mahkluk yang mau membunuh anak itu pergi.

So... ?   ::)

sayang sudah lupa sumbernya yag?
kalau ada referensi suttanya baru seru nig,
kalau tidak, jadi sulit percaya jalur ceritanya
« Last Edit: 04 July 2012, 05:16:38 PM by bluppy »

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #18 on: 04 July 2012, 05:43:04 PM »
Kisah Ayuvaddhanakumara

Suatu waktu terdapat dua orang pertapa yang tinggal bersama, mempraktekkan pertapaan yang keras (tapacaranam) selama bertahun-tahun lamanya. Kemudian, satu di antara dua pertapa itu meninggalkan kehidupan bertapa dan menikah. Setelah seorang anak laki-lakinya lahir, keluarga tersebut mengunjungi pertapa tua temannya dan memberi hormat kepadanya.

        Kepada kedua orang tua anak itu sang pertapa berkata, "Semoga kalian panjang umur", tetapi dia tidak berkata apa-apa kepada si anak.

        Kedua orang tua tersebut bingung dan menanyakan kepada pertapa, apakah alasannya ia tidak berkata apa-apa kepada anak itu. Sang pertapa berkata kepada mereka bahwa anak tersebut hanya akan hidup tujuh hari lagi dan ia tidak tahu bagaimana untuk mencegah kematiannya, tetapi Buddha Gotama mungkin tahu bagaimana cara mencegahnya.

        Kemudian orang tua tersebut membawa anaknya menghadap Sang Buddha; ketika mereka memberi hormat kepada Sang Buddha, Beliau juga berkata "Semoga kalian panjang umur" hanya kepada kedua orang tua itu dan tidak kepada anaknya.

        Sang Buddha juga memperkirakan kematian akan datang pada anak itu. Untuk mencegah kematiannya, Sang Buddha berkata kepada orang tua itu agar mereka membangun pavillium di depan pintu masuk rumahnya dan meletakkan anak tersebut pada dipan di dalam pavillium. Kemudian beberapa bhikkhu diundang ke sana untuk membaca paritta selama tujuh hari. Pada hari ketujuh Sang Buddha sendiri datang ke pavillium itu. Para dewa dari seluruh alam semesta juga datang. Pada waktu itu raksasa Avaruddhaka berada di pintu masuk, menunggu kesempatan untuk membawa anak itu pergi. Tetapi kedatangan para dewa menyebabkan raksasa tersebut hanya dapat menunggu di suatu tempat yang jauhnya 2 yojana dari anak tersebut. Sepanjang malam, pembacaan paritta dilaksanakan tanpa henti, sehingga melindungi anak tersebut. Hari berikutnya, anak tersebut diambil dari dipan dan melakukan penghormatan kepada Sang Buddha.

        Pada kesempatan itu, Sang Buddha berkata "Semoga kamu panjang umur" kepada anak tersebut. Ketika ditanya berapa lama anak tersebut akan hidup, Sang Buddha menjawab bahwa ia akan hidup selama seratus dua puluh tahun. Kemudian anak itu diberi nama Ayuvaddhana.

        Ketika anak tersebut remaja, ia pergi berkeliling negeri dengan disertai lima ratus orang pengikut. Suatu hari, mereka datang ke Vihara Jetavana, para bhikkhu mengenalinya, dan bertanya kepada Sang Buddha:

        "Dengan melaksanakan apa seseorang bisa berumur panjang?"

        Sang Buddha menjawab, "Dengan menghormati dan menghargai yang lebih tua, yang memiliki kebijaksanaan serta kesucian, niscaya seseorang akan memperoleh tidak hanya umur panjang, tetapi juga keindahan, kebahagiaan, dan kekuatan".

        Kemudian Sang Buddha membabarkan syair 109 berikut:

Ia yang selalu menghormati dan menghargai orang yang lebih tua, kelak akan memperoleh empat hal, yaitu: umur panjang, kecantikan, kebahagiaan, dan kekuatan.



Ref: DHAMMAPADA VIII, 10
http://www.samaggi-phala.or.id/tipitaka/kisah-ayuvaddhanakumara/


cuplikannya telah kami berikan diatas, mohon ditunjukan dibagian mana kisah sang Buddha memberikan pemberkatan.


Terlepas dari acara blessing2an bhikkhu di atas, bagaimana dengan cerita (sorry lupa adanya di mana) tentang Sang Buddha yg bertemu satu keluarga, si suami diberkati, si istri diberkati, pas giliran si anak Sang Buddha hanya diam saja.  Akhirnya diketahui bahwa si anak akan mati dalam 7 hari karena sudah diincar oleh mahkluk halus / raksasa.

Setelah memohon kepada Sang Buddha bagaimana cara mengatasinya akhirnya si anak dengan dikelilingi para bhikkhu yg membacakan paritta selama 7 hari hingga mahkluk yang mau membunuh anak itu pergi.

So... ?   ::)
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #19 on: 04 July 2012, 07:33:58 PM »
Kisah Ayuvaddhanakumara

        Kemudian orang tua tersebut membawa anaknya menghadap Sang Buddha; ketika mereka memberi hormat kepada Sang Buddha, Beliau juga berkata "Semoga kalian panjang umur" hanya kepada kedua orang tua itu dan tidak kepada anaknya.

        Sang Buddha juga memperkirakan kematian akan datang pada anak itu. Untuk mencegah kematiannya, Sang Buddha berkata kepada orang tua itu agar mereka membangun pavillium di depan pintu masuk rumahnya dan meletakkan anak tersebut pada dipan di dalam pavillium. Kemudian beberapa bhikkhu diundang ke sana untuk membaca paritta selama tujuh hari. Pada hari ketujuh Sang Buddha sendiri datang ke pavillium itu. Para dewa dari seluruh alam semesta juga datang. Pada waktu itu raksasa Avaruddhaka berada di pintu masuk, menunggu kesempatan untuk membawa anak itu pergi. Tetapi kedatangan para dewa menyebabkan raksasa tersebut hanya dapat menunggu di suatu tempat yang jauhnya 2 yojana dari anak tersebut. Sepanjang malam, pembacaan paritta dilaksanakan tanpa henti, sehingga melindungi anak tersebut. Hari berikutnya, anak tersebut diambil dari dipan dan melakukan penghormatan kepada Sang Buddha.

        Pada kesempatan itu, Sang Buddha berkata "Semoga kamu panjang umur" kepada anak tersebut. Ketika ditanya berapa lama anak tersebut akan hidup, Sang Buddha menjawab bahwa ia akan hidup selama seratus dua puluh tahun. Kemudian anak itu diberi nama Ayuvaddhana.


cuplikannya telah kami berikan diatas, mohon ditunjukan dibagian mana kisah sang Buddha memberikan pemberkatan.

Yg di bold di atas.

Bedanya, Sang Buddha tahu persis akan seperti apa 'nasib' orang yang diberkatinya di masa y.a.d, kalau bhante yah paling2 menguncarkan "... Ayuvaddhako, dhanavaddhako,... dst" yg artinya "...semoga semua penyakit, dll menjadi lenyap adanya, semoga anda senantiasa berumur panjang, .... dst. (Culamangalacakkavala Gatha).  Manjur atau tidaknya, waktu yg akan membuktikan  ;)
« Last Edit: 04 July 2012, 07:43:39 PM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #20 on: 05 July 2012, 04:44:53 PM »
menurut kami, sejalan dengan yang Anda tulis :
"Bedanya, Sang Buddha tahu persis akan seperti apa 'nasib' orang yang diberkatinya di masa y.a.d, ..."

dengan pengertian bahwa si suami istri tersebut memiliki kemampuan hidup untuk jangka panjang ditinjau dari "kemampuan" pengelihatan sang buddha
dan pada saat mengucapkan "Semoga kalian panjang umur" sang buddha lebih melihat bahwa kamma pendukung untuk suami istri itu memang mendukung untuk berumur panjang.

sedangkan pada saat, si anak memberi hormat sang buddha berdiam diri tanpa memberikan "pemberkatan",
sang buddha dengan "kemampuan" pengelihatannya melihat adanya kamma penghancur yang kuat dari si Anak sehingga si anak tidak akan berumur lebih dari tujuh hari semenjak bertemu dengan sang Buddha.

ketika sang buddha menganjurkan untuk  membangun paviliun dst, pendapat kami, bahwa sang buddha masih memiliki solusi untuk menetralisir dan dengan "pengelihatan"-nya kamma pendukung setelah tujuh hari tersebut akan berbuah lebih baik, berumur panjang.


jadi kami memiliki pandangan bahwa dalam cerita tsb tidak ada "pemberkatan" sama sekali yang dilakukan oleh sang buddha
melainkan sang buddha melakukan "tugas"-nya menunjukan kamma sebagai pelindung masing2, bukan sebagai "pemberkatan" pemberian.
« Last Edit: 05 July 2012, 04:49:56 PM by Mas Tidar »
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #21 on: 05 July 2012, 07:31:16 PM »
menurut kami, sejalan dengan yang Anda tulis :
"Bedanya, Sang Buddha tahu persis akan seperti apa 'nasib' orang yang diberkatinya di masa y.a.d, ..."

dengan pengertian bahwa si suami istri tersebut memiliki kemampuan hidup untuk jangka panjang ditinjau dari "kemampuan" pengelihatan sang buddha
dan pada saat mengucapkan "Semoga kalian panjang umur" sang buddha lebih melihat bahwa kamma pendukung untuk suami istri itu memang mendukung untuk berumur panjang.

sedangkan pada saat, si anak memberi hormat sang buddha berdiam diri tanpa memberikan "pemberkatan",
sang buddha dengan "kemampuan" pengelihatannya melihat adanya kamma penghancur yang kuat dari si Anak sehingga si anak tidak akan berumur lebih dari tujuh hari semenjak bertemu dengan sang Buddha.

ketika sang buddha menganjurkan untuk  membangun paviliun dst, pendapat kami, bahwa sang buddha masih memiliki solusi untuk menetralisir dan dengan "pengelihatan"-nya kamma pendukung setelah tujuh hari tersebut akan berbuah lebih baik, berumur panjang.


jadi kami memiliki pandangan bahwa dalam cerita tsb tidak ada "pemberkatan" sama sekali yang dilakukan oleh sang buddha
melainkan sang buddha melakukan "tugas"-nya menunjukan kamma sebagai pelindung masing2, bukan sebagai "pemberkatan" pemberian.

Sebetulnya saya diskusi dengan seseorang atau sekelompok orang sehingga anda memakai istilah "kami" ?

Atau anda seorang bhikkhu / pejabat yg menggunakan kata kami untuk kata ganti diri sendiri?  :-??

Saya tidak ingin berpanjang2 lebar karena menurut saya beberapa kali penjelasan saya di atas sudah cukup.  Sang Buddha memberkati orang tersebut. titik. period.

Kalau sekedar menunjukkan karma orang, ngapain Sang Buddha mengucapkan "Semoga ....... ", mending langsung aja bilang "Kau panjang umur!" sakleg seperti Buddha Dipankara berujar kepada petapa Sumedha. 

Tradisi para petapa di India termasuk Sang Buddha yg dianggap suci oleh masyarakat saat itu yah memberkati umat yg memberikan hormat, sama aja kalau umat bernamaskara kepada bhikkhu, biasa pasti bhantenya bilang "semoga sehat, semoga ...."  Kenapa sih antipati sekali dengan pemberkatan? Apa karena TS menulis ada bhikkhu blessing dengan pakai jimat di badan lantas menganggap hal "memberkati" sebagai kata yg berarti negatif, tak pantas dilakukan sammasambuddha?  ???
« Last Edit: 05 July 2012, 07:33:34 PM by sanjiva »
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #22 on: 05 July 2012, 08:11:11 PM »
kok om sanjiva juga ngotot. ;D
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #23 on: 05 July 2012, 09:10:44 PM »
Tradisi para petapa di India termasuk Sang Buddha yg dianggap suci oleh masyarakat saat itu yah memberkati umat yg memberikan hormat, sama aja kalau umat bernamaskara kepada bhikkhu, biasa pasti bhantenya bilang "semoga sehat, semoga ...."  Kenapa sih antipati sekali dengan pemberkatan?
dengan mengucapkan kata 'semoga' berarti memberi pemberkatan, begitukah !
mungkin terinspirasi umat 'tetangga' kale

di Buddhis lebih cocok pakai kata Berkah, kalau mau mendapat Berkah, praktek dan latih sesuai bait Mangala Sutta. Dijamin dapat BERKAH UTAMA

Quote
Apa karena TS menulis ada bhikkhu blessing dengan pakai jimat di badan lantas menganggap hal "memberkati" sebagai kata yg berarti negatif,

persepsi ada negatif atau tidak negatif tergantung masing2 batin dan pengetahuan pribadi.

ada yang menganggap baik dan benar, dan bahkan bhikkhu tsb punya mujizat dan bisa menolong atau membantu dari hal2 negatif/tolak bala.

ada yang menganggap pandangan salah karena melakukan praktek tidak benar kayak dukun, begitu lho

Quote
tak pantas dilakukan sammasambuddha?  ???
Dan Sang Buddha tidak pernah melakukan kok !
bahkan di Sutta tidak pernah menceritakan bahwa Buddha Gotama membawa amulet dan membaginya kepada umat awam.
« Last Edit: 05 July 2012, 09:15:38 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #24 on: 05 July 2012, 09:37:40 PM »
ada yang antipati banget sama amulet.

padahal sama seperti halnya benda lain, mau dipakai boleh ngga juga ga papa.
soal memberkahi ato tidaknya, sudahlah kembali ke pilihan masing2, cuma bahasa saja kok.

ada tudingan yang make amulet melekat, padahal bagi beberapa orang, kadang2 amulet itu hanya ditaro aja, ga dipakai. Yah, sama dengan benda lain, klo lagi perlu dipergunakan, klo ngga ya ga dipakai, itu pun ga selalu

Offline Mas Tidar

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.262
  • Reputasi: 82
  • Gender: Male
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #25 on: 05 July 2012, 09:38:56 PM »
kami hanya mengungkapkan pendapat pribadi, berwarna biru underscore  :>-



menurut kami, sejalan dengan yang Anda tulis :
"Bedanya, Sang Buddha tahu persis akan seperti apa 'nasib' orang yang diberkatinya di masa y.a.d, ..."

dengan pengertian bahwa si suami istri tersebut memiliki kemampuan hidup untuk jangka panjang ditinjau dari "kemampuan" pengelihatan sang buddha
dan pada saat mengucapkan "Semoga kalian panjang umur" sang buddha lebih melihat bahwa kamma pendukung untuk suami istri itu memang mendukung untuk berumur panjang.

sedangkan pada saat, si anak memberi hormat sang buddha berdiam diri tanpa memberikan "pemberkatan",
sang buddha dengan "kemampuan" pengelihatannya melihat adanya kamma penghancur yang kuat dari si Anak sehingga si anak tidak akan berumur lebih dari tujuh hari semenjak bertemu dengan sang Buddha.

ketika sang buddha menganjurkan untuk  membangun paviliun dst, pendapat kami, bahwa sang buddha masih memiliki solusi untuk menetralisir dan dengan "pengelihatan"-nya kamma pendukung setelah tujuh hari tersebut akan berbuah lebih baik, berumur panjang.


jadi kami memiliki pandangan bahwa dalam cerita tsb tidak ada "pemberkatan" sama sekali yang dilakukan oleh sang buddha
melainkan sang buddha melakukan "tugas"-nya menunjukan kamma sebagai pelindung masing2, bukan sebagai "pemberkatan" pemberian.

Sebetulnya saya diskusi dengan seseorang atau sekelompok orang sehingga anda memakai istilah "kami" ?

Atau anda seorang bhikkhu / pejabat yg menggunakan kata kami untuk kata ganti diri sendiri?  :-??

Saya tidak ingin berpanjang2 lebar karena menurut saya beberapa kali penjelasan saya di atas sudah cukup.  Sang Buddha memberkati orang tersebut. titik. period.

Kalau sekedar menunjukkan karma orang, ngapain Sang Buddha mengucapkan "Semoga ....... ", mending langsung aja bilang "Kau panjang umur!" sakleg seperti Buddha Dipankara berujar kepada petapa Sumedha. 

Tradisi para petapa di India termasuk Sang Buddha yg dianggap suci oleh masyarakat saat itu yah memberkati umat yg memberikan hormat, sama aja kalau umat bernamaskara kepada bhikkhu, biasa pasti bhantenya bilang "semoga sehat, semoga ...."  Kenapa sih antipati sekali dengan pemberkatan? Apa karena TS menulis ada bhikkhu blessing dengan pakai jimat di badan lantas menganggap hal "memberkati" sebagai kata yg berarti negatif, tak pantas dilakukan sammasambuddha?  ???
Saccena me samo natthi, Esa me saccaparamiti

"One who sees the Dhamma sees me. One who sees me sees the Dhamma." Buddha

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #26 on: 05 July 2012, 10:27:19 PM »
kok om sanjiva juga ngotot. ;D
Ah... enggak kok tante, nih pada udahan.  ;D    Karena ditanya makanya gw jawab, but it's over.
 _/\_ _/\_ _/\_
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline sanjiva

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.091
  • Reputasi: 101
  • Gender: Male
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #27 on: 06 July 2012, 09:19:08 AM »
O iya ketinggalan satu lagi...

Trims buat yg sudah bata'in reputasi gw, dari semula score 1 menjadi 0 (nol) kembali    ^:)^ ^-^ ^:)^
«   Ignorance is bliss, but the truth will set you free   »

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #28 on: 06 July 2012, 10:17:36 AM »
O iya ketinggalan satu lagi...

Trims buat yg sudah bata'in reputasi gw, dari semula score 1 menjadi 0 (nol) kembali    ^:)^ ^-^ ^:)^
yang tabah ya om. ;D
anicca.
itu udah jadi 1 lagi. :))
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean
« Reply #29 on: 06 July 2012, 10:51:34 AM »
mau di jadiin 0 lagi ? >:D =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

 

anything