Namo Buddhaya,
Cetiya Dhamma Manggala mengundang umat sekalian untuk hadir mengikuti :
Dhammadesana dan Blessing oleh YM Luangpor Jamnean.
Yang akan di adakan pada pada Tgl 01 Juli 2012
Pada Jam 09.00 - 11.00 WIB lalu dilanjutkan pada Jam 13.00 - 15.00
dengan topik Empat Dasar (Pondasi) dalam perhatian penuh dan Jalan Mulia berunsur delapan
dan jika ada yang ingin berdana makan siang, dapat di hantarkan sebelum jam 10.30
untuk info lebih lanjut dapat menghubungi langsung ke 021-36533099
Demikian dan Terima kasih...
kasihan Luangpornya 'terikat' dengan alat perlengkapan dan amulet :'(kok gitu ya??itu ciri khasnya.??apa hanya bepergian saja..??
kasihan Luangpornya 'terikat' dengan alat perlengkapan dan amulet :'(
Maksudnya??
blessing dalam hal apa?? disitu saya ga tulis blessing amulet loh..
Manusia jg bisa di blessing...
Setiap saya ke Wihara, ketemua sama Bhante, terkadang bhante mem-blessing saya...
mgkn saat itu bhante tau ada pergumulan dan beban berat yg saya hadapi...
Ya kita memang tidak bole berharap dan bersandar penuh pada bhante.. namun bhante mem-blessing umat atas nama Sang Budha.
bukan atas keinginan dan kemauannya..
jd BLESSING tidak selalu dan tidak harus AMULET...
Setiap saya ke Wihara, ketemua sama Bhante, terkadang bhante mem-blessing saya...di Sutta Pali Pitaka, tidak pernah menceritakan Buddha Gotama 'blessing' orang/umat
mgkn saat itu bhante tau ada pergumulan dan beban berat yg saya hadapi...
Ya kita memang tidak bole berharap dan bersandar penuh pada bhante.. namun bhante mem-blessing umat atas nama Sang Budha.
jd BLESSING tidak selalu dan tidak harus AMULET...
Ya kita memang tidak bole berharap dan bersandar penuh pada bhante.. namun bhante mem-blessing umat atas nama Sang Budha
mungkin dari sini lah cikal bakal munculnya istilah 'BuddhaBhikkhu Bless You'
mungkin dari sini lah cikal bakal munculnya istilah 'BuddhaBhikkhu Bless You'
mungkin dari sini lah cikal bakal munculnya istilah 'BuddhaBhikkhuBless You'
baberkiu yuk :))ayok.. ;D
di Sutta Pali Pitaka, tidak pernah menceritakan Buddha Gotama 'blessing' orang/umatTerlepas dari acara blessing2an bhikkhu di atas, bagaimana dengan cerita (sorry lupa adanya di mana) tentang Sang Buddha yg bertemu satu keluarga, si suami diberkati, si istri diberkati, pas giliran si anak Sang Buddha hanya diam saja. Akhirnya diketahui bahwa si anak akan mati dalam 7 hari karena sudah diincar oleh mahkluk halus / raksasa.
jadi ilmu dari mana seorang Bhante bisa blessing umat/orang ?
emank kegunaan amulet apa ya ? dan apa yang sudah di buktikan dengan Amulet
kalau mau dapat berkah prakteklah isi Mangala Sutta
Terlepas dari acara blessing2an bhikkhu di atas, bagaimana dengan cerita (sorry lupa adanya di mana) tentang Sang Buddha yg bertemu satu keluarga, si suami diberkati, si istri diberkati, pas giliran si anak Sang Buddha hanya diam saja. Akhirnya diketahui bahwa si anak akan mati dalam 7 hari karena sudah diincar oleh mahkluk halus / raksasa.
Setelah memohon kepada Sang Buddha bagaimana cara mengatasinya akhirnya si anak dengan dikelilingi para bhikkhu yg membacakan paritta selama 7 hari hingga mahkluk yang mau membunuh anak itu pergi.
So... ? ::)
Terlepas dari acara blessing2an bhikkhu di atas, bagaimana dengan cerita (sorry lupa adanya di mana) tentang Sang Buddha yg bertemu satu keluarga, si suami diberkati, si istri diberkati, pas giliran si anak Sang Buddha hanya diam saja. Akhirnya diketahui bahwa si anak akan mati dalam 7 hari karena sudah diincar oleh mahkluk halus / raksasa.
Setelah memohon kepada Sang Buddha bagaimana cara mengatasinya akhirnya si anak dengan dikelilingi para bhikkhu yg membacakan paritta selama 7 hari hingga mahkluk yang mau membunuh anak itu pergi.
So... ? ::)
Kisah Ayuvaddhanakumara
Kemudian orang tua tersebut membawa anaknya menghadap Sang Buddha; ketika mereka memberi hormat kepada Sang Buddha, Beliau juga berkata "Semoga kalian panjang umur" hanya kepada kedua orang tua itu dan tidak kepada anaknya.
Sang Buddha juga memperkirakan kematian akan datang pada anak itu. Untuk mencegah kematiannya, Sang Buddha berkata kepada orang tua itu agar mereka membangun pavillium di depan pintu masuk rumahnya dan meletakkan anak tersebut pada dipan di dalam pavillium. Kemudian beberapa bhikkhu diundang ke sana untuk membaca paritta selama tujuh hari. Pada hari ketujuh Sang Buddha sendiri datang ke pavillium itu. Para dewa dari seluruh alam semesta juga datang. Pada waktu itu raksasa Avaruddhaka berada di pintu masuk, menunggu kesempatan untuk membawa anak itu pergi. Tetapi kedatangan para dewa menyebabkan raksasa tersebut hanya dapat menunggu di suatu tempat yang jauhnya 2 yojana dari anak tersebut. Sepanjang malam, pembacaan paritta dilaksanakan tanpa henti, sehingga melindungi anak tersebut. Hari berikutnya, anak tersebut diambil dari dipan dan melakukan penghormatan kepada Sang Buddha.
Pada kesempatan itu, Sang Buddha berkata "Semoga kamu panjang umur" kepada anak tersebut. Ketika ditanya berapa lama anak tersebut akan hidup, Sang Buddha menjawab bahwa ia akan hidup selama seratus dua puluh tahun. Kemudian anak itu diberi nama Ayuvaddhana.
cuplikannya telah kami berikan diatas, mohon ditunjukan dibagian mana kisah sang Buddha memberikan pemberkatan.
menurut kami, sejalan dengan yang Anda tulis :
"Bedanya, Sang Buddha tahu persis akan seperti apa 'nasib' orang yang diberkatinya di masa y.a.d, ..."
dengan pengertian bahwa si suami istri tersebut memiliki kemampuan hidup untuk jangka panjang ditinjau dari "kemampuan" pengelihatan sang buddha
dan pada saat mengucapkan "Semoga kalian panjang umur" sang buddha lebih melihat bahwa kamma pendukung untuk suami istri itu memang mendukung untuk berumur panjang.
sedangkan pada saat, si anak memberi hormat sang buddha berdiam diri tanpa memberikan "pemberkatan",
sang buddha dengan "kemampuan" pengelihatannya melihat adanya kamma penghancur yang kuat dari si Anak sehingga si anak tidak akan berumur lebih dari tujuh hari semenjak bertemu dengan sang Buddha.
ketika sang buddha menganjurkan untuk membangun paviliun dst, pendapat kami, bahwa sang buddha masih memiliki solusi untuk menetralisir dan dengan "pengelihatan"-nya kamma pendukung setelah tujuh hari tersebut akan berbuah lebih baik, berumur panjang.
jadi kami memiliki pandangan bahwa dalam cerita tsb tidak ada "pemberkatan" sama sekali yang dilakukan oleh sang buddha
melainkan sang buddha melakukan "tugas"-nya menunjukan kamma sebagai pelindung masing2, bukan sebagai "pemberkatan" pemberian.
Tradisi para petapa di India termasuk Sang Buddha yg dianggap suci oleh masyarakat saat itu yah memberkati umat yg memberikan hormat, sama aja kalau umat bernamaskara kepada bhikkhu, biasa pasti bhantenya bilang "semoga sehat, semoga ...." Kenapa sih antipati sekali dengan pemberkatan?dengan mengucapkan kata 'semoga' berarti memberi pemberkatan, begitukah !
Apa karena TS menulis ada bhikkhu blessing dengan pakai jimat di badan lantas menganggap hal "memberkati" sebagai kata yg berarti negatif,
tak pantas dilakukan sammasambuddha? ???Dan Sang Buddha tidak pernah melakukan kok !
menurut kami, sejalan dengan yang Anda tulis :
"Bedanya, Sang Buddha tahu persis akan seperti apa 'nasib' orang yang diberkatinya di masa y.a.d, ..."
dengan pengertian bahwa si suami istri tersebut memiliki kemampuan hidup untuk jangka panjang ditinjau dari "kemampuan" pengelihatan sang buddha
dan pada saat mengucapkan "Semoga kalian panjang umur" sang buddha lebih melihat bahwa kamma pendukung untuk suami istri itu memang mendukung untuk berumur panjang.
sedangkan pada saat, si anak memberi hormat sang buddha berdiam diri tanpa memberikan "pemberkatan",
sang buddha dengan "kemampuan" pengelihatannya melihat adanya kamma penghancur yang kuat dari si Anak sehingga si anak tidak akan berumur lebih dari tujuh hari semenjak bertemu dengan sang Buddha.
ketika sang buddha menganjurkan untuk membangun paviliun dst, pendapat kami, bahwa sang buddha masih memiliki solusi untuk menetralisir dan dengan "pengelihatan"-nya kamma pendukung setelah tujuh hari tersebut akan berbuah lebih baik, berumur panjang.
jadi kami memiliki pandangan bahwa dalam cerita tsb tidak ada "pemberkatan" sama sekali yang dilakukan oleh sang buddha
melainkan sang buddha melakukan "tugas"-nya menunjukan kamma sebagai pelindung masing2, bukan sebagai "pemberkatan" pemberian.
Sebetulnya saya diskusi dengan seseorang atau sekelompok orang sehingga anda memakai istilah "kami" ?
Atau anda seorang bhikkhu / pejabat yg menggunakan kata kami untuk kata ganti diri sendiri? :-??
Saya tidak ingin berpanjang2 lebar karena menurut saya beberapa kali penjelasan saya di atas sudah cukup. Sang Buddha memberkati orang tersebut. titik. period.
Kalau sekedar menunjukkan karma orang, ngapain Sang Buddha mengucapkan "Semoga ....... ", mending langsung aja bilang "Kau panjang umur!" sakleg seperti Buddha Dipankara berujar kepada petapa Sumedha.
Tradisi para petapa di India termasuk Sang Buddha yg dianggap suci oleh masyarakat saat itu yah memberkati umat yg memberikan hormat, sama aja kalau umat bernamaskara kepada bhikkhu, biasa pasti bhantenya bilang "semoga sehat, semoga ...." Kenapa sih antipati sekali dengan pemberkatan? Apa karena TS menulis ada bhikkhu blessing dengan pakai jimat di badan lantas menganggap hal "memberkati" sebagai kata yg berarti negatif, tak pantas dilakukan sammasambuddha? ???
kok om sanjiva juga ngotot. ;DAh... enggak kok tante, nih pada udahan. ;D Karena ditanya makanya gw jawab, but it's over.
O iya ketinggalan satu lagi...yang tabah ya om. ;D
Trims buat yg sudah bata'in reputasi gw, dari semula score 1 menjadi 0 (nol) kembali ^:)^ ^-^ ^:)^
yang tabah ya om. ;DIya, betul2 anicca ;D trims sis Hema :x
anicca.
itu udah jadi 1 lagi. :))
mau di jadiin 0 lagi ? >:D =))ampun om Ryu... ^:)^ :P ^:)^
ampun om Ryu... ^:)^ :P ^:)^
satu aja pikiran benci sudah kebanyakan, apalagi kalau ditambah satu lagi... ;D
daripada dilempar bata mending cendol, aus gan kebanyakan ngomong hehehe....
_/\_ _/\_ _/\_
nol lagi tuh, padahal tadi sudah dikasih +1 sama hemayanti yang cantikta jadiin 1 lagi kasihan dah =))
ckckckck....
ta jadiin 1 lagi kasihan dah =))
:backtotopic:
masa sih, kok masih 24?:hammer:
oh, sori yang dimaksud bukan saya ya?
lugu mode : ON
nodong mode : ON
:D
:hammer:
+1 dah
aye gak bisa yak? belon 30 hari?arrrggghh dengan terpaksa aye klik.
nol lagi tuh, padahal tadi sudah dikasih +1 sama hemayanti yang cantikWow... dendam kusumat ;D ^:)^
ckckckck....
ta jadiin 1 lagi kasihan dah =));)
wah saya juga dapat +1 yah. ;Dsi penanam akan memetik buahnya _/\_
begitu cepat kamma berbuah.. :))
aye gak bisa yak? belon 30 hari?Berapa batas waktu dan jumlah pemberian BRP / GRP ?
Sorry, you can't repeat a karma action without waiting 720 hours.
Terlepas dari acara blessing2an bhikkhu di atas, bagaimana dengan cerita (sorry lupa adanya di mana) tentang Sang Buddha yg bertemu satu keluarga, si suami diberkati, si istri diberkati,cara berkati gimana ya ! simsalabim ! atau bret langsung berubah ! begitukah ???
pas giliran si anak Sang Buddha hanya diam saja. Akhirnya diketahui bahwa si anak akan mati dalam 7 hari karena sudah diincar oleh mahkluk halus / raksasa.penasaran juga ama cerita ini, boleh minta referensinya !
Setelah memohon kepada Sang Buddha bagaimana cara mengatasinya akhirnya si anak dengan dikelilingi para bhikkhu yg membacakan paritta selama 7 hari hingga mahkluk yang mau membunuh anak itu pergi.
So... ? ::)
cara berkati gimana ya ! simsalabim ! atau bret langsung berubah ! begitukah ???bila ingatan saya masih dapat diandalkan
kayak main sulap aja :o
selidiki dulu yang benar ah.
penasaran juga ama cerita ini, boleh minta referensinya !
hebat benar anak itu, sampai dilindungi, demikian pentingkah ?
wong suku Sakya mau dibantai aja, Sang Buddha tidak bisa melindungi dengan cara simsalabim !
cara berkati gimana ya ! simsalabim ! atau bret langsung berubah ! begitukah ???
kayak main sulap aja :o
selidiki dulu yang benar ah.
penasaran juga ama cerita ini, boleh minta referensinya !
hebat benar anak itu, sampai dilindungi, demikian pentingkah ?
wong suku Sakya mau dibantai aja, Sang Buddha tidak bisa melindungi dengan cara simsalabim !
Brahmayu Sutta (91)
Brahmayu
Sumber : Majjhima Nikaya 5
Diterjemahkan dari Bahasa Inggris
Oleh : Dra. Wena Cintiawati, Dra. Lanny Anggawati
Penerbit : Vihara Bodhivamsa, Wisma Dhammaguna, 2008
.............17. “Setelah makan, Beliau duduk diam selama beberapa saat, tetapi Beliau tidak melewatkan waktu pemberkahan.859 Setelah makan dan memberikan pemberkahan, Beliau tidak mengkritik makanan itu atau mengharapkan makanan yang lain; Beliau memberikan instruksi, mendesak, membangkitkan, dan mendorong para pendengar dengan pembicaraan yang murni tentang Dhamma. Setelah selesai melakukannya, Beliau bangkit dari tempat duduk dan pergi....
sumber : http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17611.0/message,283837.html (http://dhammacitta.org/forum/index.php/topic,17611.0/message,283837.html)
paragraf no.17