Buddhisme dan Kehidupan > Lingkungan

Apa kabarnya Ferry?

(1/8) > >>

morpheus:
Selasa, 26/06/2007 15:06 WIB
Sebelum Tewas Alda Tak Hanya Pakai Kutang
Fajar Anugrah - detikHot



Jakarta, Fery Surya Prakasa membeberkan detail peristiwa tewasnya Alda Risma. Dalam aksi buka suaranya, Ferry membantah kalau sebelum tewas, Alda hanya mengenakan bra hitam.

Beberapa waktu lalu dua orang dari toko obat , Indra dan Zein mengatakan kalau mereka melihat Alda hanya mengenakan celana hitam dan bra hitam. Zein dan Indra merupakan dua orang yang diminta Ferry membawa obat-obatan untuk disuntikkan ke tubuh Alda. Keduanya melihat Alda hanya mengenakan bra hitam pada 11 Desember 2006, satu hari sebelum ia tewas.

Keterangan Zein dan Indra tersebut dibantah habis Ferry. "Nggak mungkin Pak Hakim saya membiarkan Alda keluar dari kamar mandi hanya pakai CD dan bra hitam," katanya dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Timur, Selasa (26/6/2007).

Sidang kali ini memang khusus mendengarkan keterangan Ferry. Ia menjelaskan detail kejadian sebelum Alda tewas, sampai 'kabur'nya ia ke Singapura.

Ferry mengenal Alda sejak tahun 1999 di sebuah acara di Hotel Sheraton Media. Saat itu ia sudah menikah dengan seorang warga negara Amerika keturunan Taiwan, Margareth. Ia juga dikaruniai dua orang anak.

Sejak perkenalan tersebut, terjalinlah hubungan khusus. Hubungan tanpa pernikahan itu tercium juga oleh istri Ferry. "Istri saya marah-marah tapi tiba-tiba berkurang. Seperti membiarkan hubungan saya dengan Alda," katanya.

Setelah kenal, Ferry baru tahu kalau Alda ternyata kerap mengonsumsi obat penenang dan obat tidur. Kegiatan tersebut akhirnya juga dilakoni Ferry bersama sang kekasih. Biasanya mereka meminta bantuan suster untuk menyuntik. Ferry menyebut, propofol, dominkum, dan neurobian kerap mereka konsumsi.

Cerita Ferry berlanjut ke kejadian menjelang tewasnya Alda pada 12 Desember 2006. Pada 9 Desember 2006, ia mendatangi rumah Alda yang memang kerap dikunjunginya. Di sana ia menginap semalam.

Alda yang mengaku kurang happy minta diajak jalan-jalan. Di perjalanan, ia menelepon suster Meidy yang sudah jadi langganan mereka untuk melakukan aksi suntik-menyuntik obat penenang. Karena suster Meidy tak ada, kekasih suster Meidy menyarankan Ferry membeli sendiri obat-obatan di Pasar Pramuka.

Setelah dari pasar dan melintasi Hotel Grand Menteng, Alda memilih untuk menginap di hotel tersebut. Zein dan Indra dari toko obat , datang membawa seorang suster untuk meracik dan menyuntikkan obat-obatan.

Kegiatan suntik-menyuntik tersebut terus berlangsung hingga 12 Desember 2006. Ferry kebingungan ketika pagi hari, Alda tak kunjung bangun. Ia akhirnya membawa pelantun 'Aku Tak Biasa' itu ke RS Mitra Internasional. Di rumah sakit itulah, Alda dinyatakan sudah meninggal.

Saat itu Ferry mengaku ia tak kabur. Karena merasa badannya sakit dan sedikit panik, ia memilih terbang ke Singapura untuk berobat bersama istri dan anak-anaknya.(eny/eny)

Kelana:
14 tahun penjara.

morpheus:
kok bisa ya?

Kelana:

--- Quote from: morpheus on 27 July 2007, 09:49:08 AM ---kok bisa ya?


--- End quote ---

Kata Bigos, jaksa penuntut umumnya tidak mengajukan dakwaan yang diinginkan keluarga alda dengan tidak menjeratnya dengan pasal-pasal KUHP mengenai pembunuhan berencana

Kokuzo:
Fer... Fer... kaco lu ah...  (:$

Navigation

[0] Message Index

[#] Next page

Go to full version