Bro Change,bagus banget kutipan anda,buku itu juga saya punya..tetapi semoga anda bisa melakukan seperti yang tercantum dalam buku tersebut,bukan hanya mengandalkan buku untuk menutupi "borok2" yang ada..
Anumodana
TERIMA KASIH atas niat baik ANDA telah mengingatkan saya, semoga saya tidak menutupi dan memperbaiki “borok-borok” ini . Dan semoga borok saya dapat disembuhkan. Sekali Lagi Terima Kasih.
Anumodana.
IMO,
Penyakit borok ini harus segera diobati agar tidak meluas ke bagian tubuh yang lain. Borok ini dicontohkan sebagai kebencian ( dosa ), semakin digaruk semakin nikmat, tetapi meninggalkan luka dan sakit yang semakin meluas. Jika tidak diobati akan sangat menderita ( dukkha ). Demikian juga dalam kehidupan, kebencian menimbulkan penderitaan. Untuk mengobati penyakit borok ( dosa ), menurut saya ( CMIIW ), harus dimulai dari diri sendiri dengan bertekad untuk belajar dari kesalahan diri sendiri dan tidak mengulanginya bahkan memperbaikinya.
Untuk melengkapi artikel inspiratif dari bumerang, saya tambahkan satu artikel saja.
NB : Bro, boleh tahu nama judul buku yang anda miliki, karena cerita bumerang diatas saya copas dari om google. Untuk menambah koleksi buku saya.
Kisah Raja dan Koki IstanaDi suatu negeri tinggallah seorang raja yang mempunyai koki yang bijaksana. Suatu ketika sang raja meminta koki untuk memasak makanan yang paling enak sedunia. Sang kokipun memasak pesanan sang raja. Masakan pun siap dihidangkan dan sang raja puas dengan hasil kerja dari sang koki. Apakah gerangan yang dimasak sang koki? Ternyata lidah sapi.
Di hari yang lain sang raja meminta sang koki untuk memasak masakan paling tidak enak sedunia. Sang kokipun kembali melakukan tugasnya dengan baik. sang raja langsung muntah ketika mencicipi masakan sang koki. Apakah gerangan yang dimasak sang koki ? Lagi-lagi lidah sapi.
Sang rajapun bertanya, “Wahai koki yang bijaksana, mengapa ketika aku minta masakan yang paling enak sedunia engkau membuatkannya dari lidah sapi yang persis sama ketika aku meminta engkau memasak masakan yang paling tidak enak sedunia ?”
Sang Koki menjawab, “Lidah adalah sesuatu yang amat manis, ya raja… Dengannya dunia akan damai, keluarga akan bahagia, dan masyarakat hidup sejahtera. Tetapi wahai raja…terkadang lidah juga menjadi suatu hal yang sangat pahit. Pertengkaran kerap terjadi karenanya, darah tidak jarang tertumpah karenanya, dan terkadang keluargapun menjadi retak karenanya, persahabatan menjadi hancur, dan hal-hal buruk lainnya. Oleh karena itu saya sengaja memasak lidah sapi untuk masakan paling enak sedunia dan makanan paling tidak enak sedunia, dengan harapan kita dapat mengambil pelajaran darinya”
*****
Begitulah kisah tadi semoga kita dapat mengambil pelajaran darinya. Melalui cerita ini saya juga minta maaf kepada rekan-rekan yang mungkin atau sering sakit hati karena ucapan atau perkataan saya. Mohon maaf yang SETULUS-TULUSNYA.
Dan melengkapi mengenai sikap dan perilaku mengenai ucapan dan perkataan yang pantas ini, saya tambahan artikel
Confucius berkata :
“Jika kualitas sifat dasarmu lebih tinggi daripada pendidikanmu, maka kamu seperti orang desa yang kasar.
Jika pendidikanmu lebih tinggi daripada kualitas sifat dasarmu, maka kamu seperti juru tulis yang sombong.
Jika kualitas sifat dasar dan pendidikanmu seimbang maka kamu dapat menjadi orang mulia yang sejati.”
“Hanya orang mulia yang mempelajari buku kuno dengan cermat,
Dan mengendalikan dirinya agar bertingkah laku layak,
Sehingga tak mungkin berbuat salah.”
“Hati orang mulia tenang dan tentram,
Hati orang picik tak tenang dan selalu resah.”
Semoga Bermanfaat
Anumodana