hm.. betul sekali yah..
tapi yg saya tanyakan kan bagaimana nasib anak itu bukannya orang tua nya
Saya tidak terpengaruh dengan histori apa pun, yang saya mau kita sebagai pengikut Ajaran Buddha, berlatih lah berbuat kebaikan tanpa syarat. Tanpa mengharapkan dibalas dengan Karma Baik.
Berati tahap pengembangan spritual anda sangat luar biasa...coba saya boldkan diatas tulisan anda,apakah ini hanya sekedar teori atau praktek yang luar biasa?
Yang saya boldkan itu namanya "kiriya"=perbuatan yang hanya dilakukan oleh para Buddha..Apakah umat awam bisa melakukannya?
Setahu saya ya,semua orang berbuat baik karena berharap mendapatkan "kebaikkan" dan mengurangi "kejahatan" mereka...
Bagaimana tanggapan anda tentang hal ini?
Salam hangat,
Riky
Atau saya menambah Satu lagi Ajaran Buddha biar dalam Dialog ini kita semua masuk dalam Meditasi Nyata ;
Samuccheda Viratti ; Pantangan secara Mutlak tanpa Syarat dan Setiap Saat. Samuccheda Viratti adalah pantangan melalui penghancuran semua sebab yang akan membawa pada pelanggaran SILA. Pantangan secara Mutlak ini HANYA DIMILIKI oleh seorang yang telah mencapai Penerangan Sempurna, seperti para Arahat dan Buddha.
Jadi sudah ada 2 perbuatan dalam reply ini yang menurut Ajaran Buddha hanya bisa dilakukan oleh para Arahat dan Buddha, yaitu ;
1 ."kiriya"=perbuatan yang hanya dilakukan oleh para Buddha..(posting Riky)
2 .Samuccheda Viratti diatas.
oleh karena hanya ke 2 point diatas,apakah kita harus jadi Pasif.? Lantas kenapa kalian tidak melihat Sifat dari pengajaran Pancadhamma adalah bersifat
AKTIF.? Kebalikan dari Sifat
Pasif Ajaran Pancasila.?
Ajakan saya "
Berlatih berbuat Kebaikan Tanpa Syarat" tolong di renungkan kenapa saya memakai kata "
Berlatih" dan juga sesuai dengan sifat Pancadhamma sering di sebut sebagai Kalyanadhamma yang memuliakan seseorang yang mempraktekkannya dengan kesungguhan. Gitu lho sobat-sobat ku