//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Merosotnya Jumalah Umat Buddha di Indonesia: Siapa yang perlu Bertanggungjawab?  (Read 63758 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline dhammasiri

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 465
  • Reputasi: 44
  • Gender: Male
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks
Kedamaian dunia tidak akan tercapai bila batin kita tidak damai

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
1. 2. 3. umatnya
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline sumedha

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 42
  • Reputasi: -1
  • Semoga semua mahluk berbahagia
terlepas dari jumlah umat buddha yg merosot, jumlah bhikkhu sepertinya meningkat, jadi menurut saya ini adalah kemajuan Buddhisme di Indonesia, karena dengan semakin banyaknya bhikkhu berarti semakin banyak umat buddha yg menjalani hidup suci.

Offline yudiboy

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 486
  • Reputasi: 14
  • Gender: Male
baguslah....

buat apa statistik secara kuantitatif banyak,namun kualitas rendah...
lebih baik jumlahnya sedikit..tapi yang benar2 mempelajari dhamma...

sesuatu yg sedikit itu biasanya lebih unggul..(saya lupa nam teorinya)

1. Tidak ada yg perlu beratnggung jawab....
2. sebabya...karmanya belum matang buat mempelajari dhamma....
3. jadilah umat buddha yang baik bagi dir sendiri..sehingga bisa menjadi teladan bagi yg lain....

 _/\_
saya bertekad mau menjadi orang baik....tidak selingkuh...menopang orang tua...menjadi ayah yang baik...dan bermanfaat bagi orang banyak

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Beberapa waktu lalu, saya mendapt e-mail yang menyebutkan bahwa jumlah statistik umat Buddha telah merosot. Saya tidak ingat secara pasti jumlahnya. Yang menjadi pertanyaan:
1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
Thanks

Merosotnya jumlah umat Buddha disebabkan karena berkurangnya atau lenyapnya keyakinan umat Buddha sendiri terhadap ajaran Buddha. Jika kita menyimak pernyataan Sang Buddha dalam Saddhammapaṭirūpakasutta dari Saṃyuttanikāya, ajaran sejati Sang Buddha akan lenyap karena lima hal yakni para bhikkhu, bhikkhuni, upāsaka dan upāsikā tidak menaruh hormat lagi kepada (1) Buddha, (2) Dhamma, (3) Sangha), (4) Sikkha / praktik dan (5) samādhi / konsentrasi. Meskipun sutta ini membicarakan lenyapnya ajaran dan bukan merosotnya jumlah umat Buddha, saya rasa ini juga ada hubungannya karena dengan lenyapnya rasa hormat kepada lima hal tersebut, keyakinan terhadap kebenaran Dhamma juga akan lenyap, dan dengan lenyapnya keyakinan, sudah dipastikan umat Buddha akan mudah pindah ke ajaran lain. Berbasis pada sutta ini, maka ketiga pertanyaan di atas bisa dijawab:

1. Umat Buddha sendiri yang bertanggung jawab.
2. Lenyapnya rasa hormat dan keyakinan terhadap Buddha, Dhamma, Sangha, praktik dan juga konsentrasi.
3. Kembangkan keyakinan terhadap Dhamma melalui teori dan praktik sehingga diri sendiri tidak pindah agama dan orang lain akan tertarik dengan ajaran Buddha.

Btw, merosotnya jumlah penganut Buddha di Indonesia bisa bermacam-macam , dan di atas bisa menjadi salah satunya.

Be happy.

Offline Mr.Jhonz

  • Sebelumnya: Chikennn
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.164
  • Reputasi: 148
  • Gender: Male
  • simple life
[pengalaman di kampung..]
jumlah umat buddha merosot??
Yg pindah agama itu bukan umat buddha,tapi umat buddha ktp/tradisi(yg ga tahu sama sekali mengenai buddha-dhamma)..
Ironisnya,beberapa orang yg berteriak(mengaku) menjadi umat buddha adalah orang2 yg menganut aliran2 kontroversial..

buddha; "berjuanglah dengan tekun dan perhatian murni"

Offline Deva19

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 821
  • Reputasi: 1
jangan khawatir dengan merosotnya umat Budha. karena faktnya, ajaran sang Budha telah menembus seluruh lapisan masyarakat, menyebar ke berbagai suku bangsa, bahkan Agama. Banyak filsuf, cendikiawan, ilmuwan dan bangsawan yang beragama non Budhis telah belajar pada Sang Budha. dengan demikian, sebenarnya umat budhis itu banyak. sayapun merasa diri sebagai "umat Budhis", walaupun mungkin secara catatan sipil, saya tidak diakui sebagai umat budhis.

Quote
Quote from: the_eddo
Hehe...ada juga yang beginian ya di FFI, eksis lagi!

Tp gw salut kok sama elu mas CM19...elu seragamnya aja Islam, dalemannya asli orang Indonesia yang cinta damai.  Itu cuma penilaian gw lho yang gak tau apa-apa ttg elu, yang cuma tau elu dari tulisan elu, yang gw gak tau bener apa gak bener.

Tp guru lw pasti dah tau elu luar-dalem mas...makanya gw yakin dia 1000% bener nyaranin elu masuk hutan.

Gih sono, jangan jadi murid murtad ahh.....

sebenarnya gw gak peduli, apa gw ini disebut muslim, kapir, hindu, budha, kr****n atau apa saja. apakah seseorang dapat menjadi muslim, hanya karena dirinya mengaku "aku ini muslim"? apaka seseorang dapat secara otomatis menjadi kr****n hanya dirinya mengaku "aku ini kr****n"? seseorang mengaku dirinya dokter. tapi setiap hari dia kerjanya ke ladang dan bercocok tanam, bagaimanapun, dikatakan atau tidak dikatakan, diakui atau tidak, baik oleh dirinya atau orang lain dia itu tetap saja petani. gw ini muslim atau kapir, budhist atau hinduisme, ka****k atau protestan, liat aja sendiri!

Offline wong cilik

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 48
  • Reputasi: 4
  • Gender: Female
  • Be Simple Be Humble
Pertanyaannya kan tanggung jawab siapa????

1. Secara pribadi
Secara pribadi ya akan menjadi tanggung jawab masing-masing individu yang pindah agama tersebut. Kalau dia mendapat kebahagiaan dan ketentraman pikiran, ya berarti kepindahannya dari agama Buddha adalah better. Kalau pun dia mendapat ketidakbahagiaan dan ketidakdamaian pikiran setelah pindah agama, yach, itu juga better bagi dia karena dia akan jadi bisa tahu mana yang baik dan mana yang gak.

2. Secara organisasi
Kan agama juga ada organisasinya. Ini setahu saya lho ya. Masing-masing sekte juga mempunyai organisasinya masing-masing kan. Misalnya di dalam Theravāda kan ada Saṅgha Theravāda Indonesia, Patria, Vandani dan Maggabuddhi, di Buddhayana ada Majelis Buddhayana Indonesia, dan lain-lain. Tujuan pertamanya mungkin untuk memudahkan dalam melakukan pujabakti bersama, melakukan aktivitas keagamaan yang lain bersama, dll.
Berkaitan dengan kepindahan ini, bagaimana jika yang pindah adalah UMAT BUDDHA PEMULA yang dikarenakan kurangnya pembinaan dalam organisasi-organisasi ini. Padahal jika organisasi-organisasi agama Buddha ini bersikap aktif dan melakukan pembinaan yang baik, mungkin mereka mungkin akan menjadi UMAT BUDDHA SUNGGUHAN yang akan mempunyai keyakinan pada Buddha, Dhamma dan Sangha serta menjalankan Sikkha dan Sāmadhi. Gimana kalau kasusnya kaya gini??????  ??? ???


Kam sia ^:)^


Offline stephen chow

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.055
  • Reputasi: 37
  • Gender: Male
Menurut saya merosot atau tidak bukan jadi permasalahan.. Agama tidak penting.. Buat apa jika seseorang beragama tapi melakukan kejahatan.. Yg perlu di takutkan adalah semakin banyaknya orang jahat saat ini..
Menjadi Baik adalah moralitas sejati..
Berbuat Baik adalah mungkin sekadar jalan menuju tujuan..
Y.M. Dr. H. Saddhatissa..

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
saya yg bertanggung jawab
Samma Vayama

Offline Sukma Kemenyan

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.840
  • Reputasi: 109
Kalao pertanyaan ini, gue ga mao ngasih jawaban muluk2x (Dhamma'ism)...
Tak ada yg kekal... Sesuai ramalan... apalah...

1. Siapakah yang perlu bertanggungjawab atas kemerosotan itu?
    Para sangha, pandita, anda dan saya.

2. Apakah sebab-sebab kemerosotan itu?
    Kurangnya pengetahuan Buddhism,
    usah jauh2x, Buddhism masih dianggap cung-cung-cep bukan ?
   
    Lalu...
    dengan kebimbangan mistis yg meragukan, dan minimnya pengetahuan akan buddhism.
    moment bimbang tersebut digunakan oleh para missionaris dari negri seberang.

3. Apakah atau bagaimana caranya agar kita tetap dapat mempertahankan jumlah umat Buddha di Indonesia?
    Yang pake jubah,
    kembangkan sayap, jangan cuma menetap di satu tempat.
    Coba yang kira-kira dagh agak mapan di mutasikan ke vihara-vihara yg minim jubah.

    Yang pandita, anda dan saya,
    Jangan segen-segen negur yg salah tangkep, salah kaprah, salah memahami.
    Jangan hanya bersembunyi dibalik omongan "buddhism agama damai".
    Yang dipoles dengan kata-kata indah dan menjelimet,
    Sehingga "makna" yang ingin disampaikan tidak tercerna
   

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
salah umatnya.

sikap sok jual mahal pada sebagian umat Buddha klo ada orang baru yang jelas2 menyatakan ingin memluk agama Buddha. kadang malah ada kesan dipersulit dengan "Apa tujuan Anda beragama Buddha", dst2, wiaowiaowiao. Kesannya sok eksklusif banget, ada kesan kaya bangsa pilihan aja mau jadi umat Buddha.

Atau ungkapan untuk mempelajari Dharma ga perlu menjadi umat Buddha. Memang hal ini ga salah sih, cuma disayangkan klo falsafah itu TERLALU ditonjolkan.

Menjadi umat Buddha itu ga dipaksa, tapi bukan berarti kalo ada yang memang mau beragama Buddha lalu malah dipersulit.

Offline eew

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 179
  • Reputasi: 7
  • Semoga semua mahluk berbahagia
salah umatnya.

sikap sok jual mahal pada sebagian umat Buddha klo ada orang baru yang jelas2 menyatakan ingin memluk agama Buddha. kadang malah ada kesan dipersulit dengan "Apa tujuan Anda beragama Buddha", dst2, wiaowiaowiao. Kesannya sok eksklusif banget, ada kesan kaya bangsa pilihan aja mau jadi umat Buddha.


Atau ungkapan untuk mempelajari Dharma ga perlu menjadi umat Buddha. Memang hal ini ga salah sih, cuma disayangkan klo falsafah itu TERLALU ditonjolkan.

Menjadi umat Buddha itu ga dipaksa, tapi bukan berarti kalo ada yang memang mau beragama Buddha lalu malah dipersulit.

kalo buat yg saya bold diatas saya kurang setuju.. karena dari pengalaman saya ga perna tuh ada cerita kek gt.. wong aneh ya.. masa mau memeluk agama aja mau ditanya2in dolo ?
agama Buddha ga perna mili2 suku bangsa atopun yg lain lain kok.. di wihara saya, saya sering liat orang pribumi dsini kok.. jadi apa yg dipersulit?

pintu ini selalu terbuka kok.. <-- mengutip cerita ajahn brahm  ;D

once again. no offence bro.. haha

1. umat nya salah..
kenapa selama ini kita tidak pernah menceramahi orang lain dengan kepercayaan kita ?
kalo menurut saya.. sedikitnya jumlah vihara juga mungkin jadi salah saktu faktor sih.. haha

2. "marketing"nya salah nih keknya  ;D
marketing itu dimulai dari pengajaran sejak kecil, tindakan sosial ataupun "iklan" kepada "yg belum percaya"  :o

3. sembuhkan & perbaiki segala hal yang sudah saya tuliskan diatas

Offline Wolvie

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 805
  • Reputasi: 25
salah umatnya.

sikap sok jual mahal pada sebagian umat Buddha klo ada orang baru yang jelas2 menyatakan ingin memluk agama Buddha. kadang malah ada kesan dipersulit dengan "Apa tujuan Anda beragama Buddha", dst2, wiaowiaowiao. Kesannya sok eksklusif banget, ada kesan kaya bangsa pilihan aja mau jadi umat Buddha.


Atau ungkapan untuk mempelajari Dharma ga perlu menjadi umat Buddha. Memang hal ini ga salah sih, cuma disayangkan klo falsafah itu TERLALU ditonjolkan.

Menjadi umat Buddha itu ga dipaksa, tapi bukan berarti kalo ada yang memang mau beragama Buddha lalu malah dipersulit.

kalo buat yg saya bold diatas saya kurang setuju.. karena dari pengalaman saya ga perna tuh ada cerita kek gt.. wong aneh ya.. masa mau memeluk agama aja mau ditanya2in dolo ?
agama Buddha ga perna mili2 suku bangsa atopun yg lain lain kok.. di wihara saya, saya sering liat orang pribumi dsini kok.. jadi apa yg dipersulit?

pintu ini selalu terbuka kok.. <-- mengutip cerita ajahn brahm  ;D

once again. no offence bro.. haha

1. umat nya salah..
kenapa selama ini kita tidak pernah menceramahi orang lain dengan kepercayaan kita ?
kalo menurut saya.. sedikitnya jumlah vihara juga mungkin jadi salah saktu faktor sih.. haha

2. "marketing"nya salah nih keknya  ;D
marketing itu dimulai dari pengajaran sejak kecil, tindakan sosial ataupun "iklan" kepada "yg belum percaya"  :o

3. sembuhkan & perbaiki segala hal yang sudah saya tuliskan diatas

bacalah baik2, sy bilang sebagian, bukan semuanya.

Offline eew

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 179
  • Reputasi: 7
  • Semoga semua mahluk berbahagia
oh iya.. sory2.. matanya tambah minus ni keknya  ;D

kalo ada "sebagian" itu.. dmn ya ada orang seperti itu ? saya pengen liat..

 

anything