Brati binatang berbicara benar2 topik yg kritis.................
Tentu saja kritis.
Sebab untuk dapat berbicara, seekor binatang harus punya intelejensi lingual. Setelah itu, seekor binatang harus memiliki organ lingual. Kemudian, seekor binatang harus mempunyai indria pendengaran yang baik --- misalnya: ular seharusnya mustahil bisa berbicara, sebab tidak punya indria pendengaran (alias tuli).
Kemudian seekor binatang itu harus paham bahasa binatang lain, bahasa manusia, bahasa isyarat, dsb. Lalu binatang tersebut harus paham dunia, misalnya tahu bahwa di dunia ini ada yang namanya selingkuh, tahu bahwa ada yang namanya agama, tahu bahwa ada yang namanya petapa palsu, dsb. Setelah tahu itu semua, binatang itu harus punya kebijaksanaan dan kedewasaan bertindak ala manusia dewasa. Bahkan lebih cerdas dari manusia yang masih remaja. --- Contohnya ketika binatang lain tampil bodoh seperti binatang pada umumnya (misalnya: gampang masuk perangkap manusia), binatang yang spesial (Bodhisatta) adalah binatang yang tidak ubahnya seperti manusia cerdas namun diceritakan dengan wujud hewan. Seperti kisah fiktif Sun Go Kong yang berubah menjadi burung, namun akalnya tetap seekor dewa kera.
Itulah gambaran spektakuler binatang (Bodhisatta) yang tertuang dalam kisah-kisah Jataka di Jataka Atthakatha.