//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.  (Read 561136 times)

0 Members and 6 Guests are viewing this topic.

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #825 on: 17 January 2011, 05:22:04 PM »
dan akhirnya dari pihak yg menerima kisah ini, akan mengatakan bahwa guru itu tidak melekat, sementara dari pihak yg kontra akan mengatakan bahwa guru itu hanya mencari pembenaran. IMO kisah ini sama sekali tidak mengajarkan Dhamma.
setuju dgn bro Indra..kisah ini tak mengandung Dhamma

justru yg jd tanda tanya...
kenapa mencekal wanita? emang sudah tak ada pria disana?
1 hal yg mungkin pasti..dia tak tahan dgn rasa sakitnya...hingga tidak memikirkan vinaya

...

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #826 on: 17 January 2011, 05:22:38 PM »
jadi apabila ada kasus Bhikkhu perkosa dan melakukan pembunuhan, berita ini jangan ditelan mentah2 dan jangan juga di beokan, karena pastilah tidak bijaksana.
jadi boleh perkosa dan pembunuhan semuanya dilakukan dengan pengertian dan niat yang baik .
dan tergantung penilaian masing2 umat dan pembaca ^:)^
marilah kita gunakan kecerdasan kita, apakah perkosaan dan pembunuhan oleh bhikkhu itu dilakukan dengan pengertian dan niat baik...
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #827 on: 17 January 2011, 05:32:48 PM »
setuju dgn bro Indra..kisah ini tak mengandung Dhamma

justru yg jd tanda tanya...
kenapa mencekal wanita? emang sudah tak ada pria disana?
1 hal yg mungkin pasti..dia tak tahan dgn rasa sakitnya...hingga tidak memikirkan vinaya
oh, saya baru sadar itu yg om2 tangkap dari cerita saya?

saya cuman menceritakan pengalaman saya, bukan mau menjustifikasi pencekalan paha tadi. itu tetaplah pelanggaran vinaya.

point saya hanyalah: kita tidak bisa tahu apa yg ada di dalam benak si bhante.

mengingat bhante ini (dari pengamatan bertahun2 dan testimoni banyak orang) tidak tercela vinaya dan tingkah lakunya, sederhana dan tidak pernah mengeluh, tidak sok suci, tidak minta perlakuan spesial ataupun minta dilayani. dan ngapain dia mencekal paha si perawat didepan mata saya dan 2 umat awam lain yg bisa menyebarluaskan hal ini, mending pas berdua2an.

tidak ada niat untuk mengatakan ini adalah pembelajaran dhamma dan si bhante tidak berusaha menjustifikasi "saya gak ada niat pegang paha, itu hanya upaya kausalya".
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #828 on: 17 January 2011, 05:38:22 PM »
setuju dgn bro Indra..kisah ini tak mengandung Dhamma

justru yg jd tanda tanya...
kenapa mencekal wanita? emang sudah tak ada pria disana?
1 hal yg mungkin pasti..dia tak tahan dgn rasa sakitnya...hingga tidak memikirkan vinaya


yg bro Indra bilang tidak ada nilai dhammanya itu yg koan (kisah Zen)
yg bro bilang itu bukan koan kok, itu cuma pengalaman om morpheus melihat bhikkhu melanggar vinaya.
tp sama2 tentang pelanggaran vinaya ;D

btw, kalau comment saya, kisah koan tsb emg sindiran kekakuan thd aturan (sila ataupun vinaya), different point of view. jadi memang tidak akan diterima oleh orang pada umumnya.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #829 on: 17 January 2011, 05:56:25 PM »
ya... yg aku maksud 2-2nya malah..yg ga ada nilai dhammanya...
hmm..mungkin harus di perjelas.. 2-2nya yg saya maksud..
1. pengalaman bro morpheus
2. cerita lama ttg guru zen menyebragi wanita

koment sisanya... jelas buat yg pengalaman nya bro morpheus...
« Last Edit: 17 January 2011, 05:59:48 PM by The Ronald »
...

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #830 on: 17 January 2011, 07:37:32 PM »
marilah kita gunakan kecerdasan kita, apakah perkosaan dan pembunuhan oleh bhikkhu itu dilakukan dengan pengertian dan niat baik...


nah itu bro Morpheus,
kepintaran manusia utk 'pembenaran' setiap perbuatannya (walaupun salah), manusia cerdas atau manusia idiot ? :))

kalau bahas 'kecerdasan' berarti yang melakukan praktek Sila & Vinaya bisa dianggap bodoh karena hidup enak2 tidak dilakoni malah hidup susah (cara pandang umat duniawi). ^-^


 _/\_
« Last Edit: 17 January 2011, 07:40:13 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #831 on: 17 January 2011, 09:00:37 PM »
Parah-nya, ada yang menyalah gunakan TERM Upaya Kausalya itu untuk berlindung dari perbuatan bejat-nya...
Jadi lebih bijak menurut saya adalah tetap mengedepankan Sila (VINAYA dalam hal ini) daripada berkutat pada Upaya Kausalya yang di "mata" awam menjadi nyeleneh dan membingungkan ?

Pembenaran bro.... Pembenaran.....    _/\_
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline sutarman

  • Teman
  • **
  • Posts: 68
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #832 on: 18 January 2011, 07:01:01 AM »

kisah ini sudah cukup sering dibahas dalam forum ini, dan dengan penafsiran yg cukup banyak dan berbeda.

menurut Bro Sutarman, apakah motivasi Guru Zen Jepang itu dalam menggendong seorang perempuan menyebrangi sungai yang dangkal, yang seharusnya dapat diseberangi sendiri tanpa kesulitan oleh perempuan itu.

Kalau tidak salah nih, perempuan itu memakai pakaian yang menutupi seluruh hampir seluruh tubuh dan kakinya dan dia ragu menyebrang karena takut kaki dan bagian pakaian yang menutupi kaki itu basah. Nah Master Zen itu iba lalu membantunya dengan menggendongnya.
 _/\_

Offline sutarman

  • Teman
  • **
  • Posts: 68
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #833 on: 18 January 2011, 07:12:04 AM »
Bro Dilbert dan Bro Fabian yang baik,

Saya walau praktisi Zen, bukan berarti tahu semua kisah Zen yang sangat banyak itu. Konteks kisah/ungkapan/artikel Zen hanya seputar PIKIRAN kita sendiri. Jadi jangan keluar dari konteks pikiran ini karena bisa-bisa salah total.

Zen sesungguhnya ajaran yang sangat sederhana: menunjuk langsung ke PIKIRAN. Jadi walau diputar-putar dan djpelintir habis-habisan oleh Master-master Zen, ujung-ujungnya ya itu itu juga : PIKIRAN.

Apakah salah satu dari Anda berdua bisa menceritakan kepada saya kisah selengkapnya mengenai Master Zen Linji ketika mengatakan Meet Buddha Kill Buddha? Dari situ saya akan coba pelajari kaitannya dengan PIKIRAN kita sendiri.

 _/\_

Offline sutarman

  • Teman
  • **
  • Posts: 68
  • Reputasi: 2
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #834 on: 18 January 2011, 07:19:19 AM »
Rekan-rekan sekalian,

Sebagai contoh saya berikan komentar-komentar saya mengenai ucapan-ucapan ‘normal’ dan ‘gila’ Master Zen Linji.

If you want to be no different from the patriarchs and buddhas, then never look for something outside yourselves. The clean pure light in a moment of your MIND--that is the Essence-body of the Buddha lodged in you. (Master Zen Linji)

Master Zen Linji di sini masih ‘normal’ dengan menyarankan agar kita jangan mencari di luar sana namun carilah di dalam diri kita sendiri. Ini sabda Buddha yang terkenal. Hanya saja kemudian Master Linji lebih menegaskan lagi bahwa yang dicari dalam diri itu adalah PIKIRAN / KESADARAN MURNI kita sendiri. Ini sungguh khas Zen.

"Followers of the Way, you take the words that come out of the mouths of a bunch of old teachers to be a description of the true Way. You think, 'This is a most wonderful teacher and friend. I have only the mind of a common mortal, I would never dare to try to fathom such venerableness.' Blind idiots! You go through life with this kind of understanding, betraying your own two eyes, cringing and faltering like a donkey on an icy road, saying, 'I would never dare speak ill of such a good friend, I'd be afraid of making mouth karma!' (Master Zen Linji)

Master Zen Linji di sini mulai keluar ‘gila’ nya dengan mengecam habis perilaku orang yang hanya menjadi ‘kutubuku’ yang sangat menghargai kata-kata yang tertulis dalam kitab suci yang dikarang orang-orang bijak zaman dulu (analisis saya: kitab suci yang dimaksud adalah Tripitaka) dan tidak berani mengkritik kata-kata dalam kitab suci itu karena takut terkena karma ucapan buruk.

Menurut saya pribadi, sesuai tradisi Zen yang saya ketahui, ucapan ‘gila’ Master Zen Linji  ini jangan keluar dari konteks PIKIRAN kita sendiri yang menurut tradisi Zen merupakan (BENIH) BUDDHA dalam diri kita sendiri.

"Followers of the Way, the really good friend is someone who dares speak ill of the Buddha, speak ill of the patriarchs, pass judgment on anyone in the world, throw away the Tripitaka, revile those little children, and in the midst of opposition and assent search out the real person. So for the past twelve years, though I've looked for this thing called karma, I've never found so much as a particle of it the size of a mustard seed. (Master Zen Linji)

Master Zen Linji mengatakan bahwa teman yang baik justru yang berani berkata buruk mengenai Buddha dan para Patriak serta membuang Tripitaka. Bahkan menurut Master Linji tidak ditemukan karma buruk sekecil biji sawipun dari tindakan dan ucapan yang dilakukan teman baik itu.

Menurut saya pribadi, Master Zen Linji dalam konteks ini sedang mendorong PIKIRAN skeptis dan kritis kita bekerja. Pikiran skeptis dan kritis adalah BAIK dalam tradisi Zen karena sesuai dengan petunjuk Buddha itu sendiri kepada suku Kalama yang mana Buddha meminta suku itu berpikir skeptis dan kritis. Jadi jangan keluar dari konteks PIKIRAN atau akan menjadi tindakan dan ucapan ‘ekstrem’ yang bukan hanya benar-benar ‘gila’ tapi juga ‘salah’ total.

Jadi sekali lagi, semua ‘pelintiran’ Master Linji itu terkait dengan MIND/PIKIRAN yang diputar-putar, diaduk-aduk dan dijungkirbalikkan sedemikian rupa agar bisa mencapai KESADARAN MURNI. Jangan keluar dari konteks ini.

Sebenarnya semua ucapan/ungkapan yang ‘gila’ dari Master Zen itu untuk membuat kita MINDFULNESS/ELING yang merupakan praktik meditasi/samadhi khas Zen.

Diperlukan pikiran yang skeptis dan kritis bahkan untuk memahami ucapan Master Zen itu sendiri yang kadang bahkan seringkali 'miring' dan 'gila'. Pikiran yang bebas dari dualisme diperlukan atau kalau tidak PIKIRAN kita akan jatuh ke dalam salah satu ekstrem.
 
Semoga penjelasan saya yang sederhana dan lugas ini dapat membantu rekan-rekan sekalian dalam memahami artikel/ungkapan/kisah Zen.
 
 _/\_
« Last Edit: 18 January 2011, 07:28:03 AM by sutarman »

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #835 on: 18 January 2011, 07:39:18 AM »
Kalau tidak salah nih, perempuan itu memakai pakaian yang menutupi seluruh hampir seluruh tubuh dan kakinya dan dia ragu menyebrang karena takut kaki dan bagian pakaian yang menutupi kaki itu basah. Nah Master Zen itu iba lalu membantunya dengan menggendongnya.
 _/\_

bersentuhan dengan wanita adalah pelanggaran vinaya. apakah master itu hanya membantu si wanita agar pakaiannya tidak basah? atau ada maksud lain? ini yg kita tidak mungkin ketahui. pakaian basah tidak akan membunuh wanita itu. jika sungai itu dalam dan berarus deras, mungkin kemuliaan si master akan lebih terlihat. untuk ke depannya, saya mengusulkan agar kisah ini direvisi.

Offline fabian c

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.095
  • Reputasi: 128
  • Gender: Male
  • 2 akibat pandangan salah: neraka atau rahim hewan
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #836 on: 18 January 2011, 07:39:50 AM »
Bro Dilbert dan Bro Fabian yang baik,

Saya walau praktisi Zen, bukan berarti tahu semua kisah Zen yang sangat banyak itu. Konteks kisah/ungkapan/artikel Zen hanya seputar PIKIRAN kita sendiri. Jadi jangan keluar dari konteks pikiran ini karena bisa-bisa salah total.

Zen sesungguhnya ajaran yang sangat sederhana: menunjuk langsung ke PIKIRAN. Jadi walau diputar-putar dan djpelintir habis-habisan oleh Master-master Zen, ujung-ujungnya ya itu itu juga : PIKIRAN.

Apakah salah satu dari Anda berdua bisa menceritakan kepada saya kisah selengkapnya mengenai Master Zen Linji ketika mengatakan Meet Buddha Kill Buddha? Dari situ saya akan coba pelajari kaitannya dengan PIKIRAN kita sendiri.

 _/\_


Bro Sutarman yang baik, saya ingin tahu sampai sejauh mana anda menyelami PIKIRAN anda sendiri.

Bagaimanakah menurut anda pikiran seorang master Zen bila ada sesorang menghinanya dengan mengatakan (maaf) "anak monyet lu..."  Bila anda telah mendalami Zen tentu anda tahu bagaimana pikiran seorang master Zen menghadapi situasi ini?.

Mettacittena,
Tiga hal ini, O para bhikkhu dilakukan secara rahasia, bukan secara terbuka.
Bercinta dengan wanita, mantra para Brahmana dan pandangan salah.

Tiga hal ini, O para Bhikkhu, bersinar secara terbuka, bukan secara rahasia.
Lingkaran rembulan, lingkaran matahari serta Dhamma dan Vinaya Sang Tathagata

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #837 on: 18 January 2011, 07:59:10 AM »
bersentuhan dengan wanita adalah pelanggaran vinaya. apakah master itu hanya membantu si wanita agar pakaiannya tidak basah? atau ada maksud lain? ini yg kita tidak mungkin ketahui. pakaian basah tidak akan membunuh wanita itu. jika sungai itu dalam dan berarus deras, mungkin kemuliaan si master akan lebih terlihat. untuk ke depannya, saya mengusulkan agar kisah ini direvisi.
kalau saya menilai, kisah ini emang ingin menyentil kekakuan thd vinaya, di sini yg ngotot thd vinaya itu dilambangkan sbg si-murid tsb. si master udah menurunkan wanita tsb, tapi kita belum. jadi tidak mungkin direvisi krn reply bro indra ini emg tujuan dari kisah tsb.
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline tesla

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.426
  • Reputasi: 125
  • Gender: Male
  • bukan di surga atau neraka, hanya di sini
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #838 on: 18 January 2011, 08:04:42 AM »
Bro Sutarman yang baik, saya ingin tahu sampai sejauh mana anda menyelami PIKIRAN anda sendiri.

Bagaimanakah menurut anda pikiran seorang master Zen bila ada sesorang menghinanya dengan mengatakan (maaf) "anak monyet lu..."  Bila anda telah mendalami Zen tentu anda tahu bagaimana pikiran seorang master Zen menghadapi situasi ini?.[/b]

Mettacittena,

kesimpulan maksa,

kalau bro sutarman bisa menyelami pikiran seorang master, maka ia adalah master zen, bahkan lebih. pertanyaan ini sama seperti mengatakan jika anda menyelami theravada, tentu anda tau batin Buddha & Arahat.

Spoiler: ShowHide
 memang sih byk yg sok tau batin Arahat, tidak tertawa, menangis, sedih, dll... tapi benar atau salahnya ga ada yg tau. padahal itusih arahat versi dia sendiri
Lepaskan keserakahan akan kesenangan. Lihatlah bahwa melepaskan dunia adalah kedamaian. Tidak ada sesuatu pun yang perlu kau raup, dan tidak ada satu pun yang perlu kau dorong pergi. ~ Buddha ~

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pertanyaan kritis mengenai theravada menurut pandangan yg berbeda.
« Reply #839 on: 18 January 2011, 08:09:41 AM »
kalau saya menilai, kisah ini emang ingin menyentil kekakuan thd vinaya, di sini yg ngotot thd vinaya itu dilambangkan sbg si-murid tsb. si master udah menurunkan wanita tsb, tapi kita belum. jadi tidak mungkin direvisi krn reply bro indra ini emg tujuan dari kisah tsb.

saya melihat kekakuan terhadap vinaya tidak lebih buruk daripada ketidak-punyaan vinaya. ini akan menjadi pembenaran oleh semua bhikkhu bahwa mereka tidak kaku dengan vinaya sehingga boleh melakukan apa saja dimulai dengan menggendong wanita. preseden begini tidak pernah kita baca dalam kisah2 para arahat jaman Sang Buddha. mungkin bro tesla ingat tentang kisah Arahat Anuruddha yg ditegur oleh Sang Buddha karena bermalam di rumah seorang wanita. Kenapa Sang Buddha begitu kaku?