Seseorang yg percaya bahwa manusia diciptakan oleh superman tidak mungkin lagi percaya bahwa semua makhluk itu terlahir kembali berulang2 karena nafsunya.
Dalam kepercayaan Buddhism, tidak ada mahluk yang dilahirkan berulang2. Semua mahluk hanya lahir sekali, ketika dia mati maka raganya, jiwanya, rohnya hancur. Yang tersisa adalah sebuah karma yang harus diteruskan, dilanjutkan oleh mahluk yang sama sekali baru secara raga, jiwa dan roh.
Anatta, segala sesuatu adalah
tanpa adanya “roh”/”jiwa”/batin yang kekal.dan sebaliknya seorang yg percaya bahwa makhluk2 tu terlahir berulang2 karena nafsunya tidak mungkin lagi percaya bahwa manusia muncul karena diciptakan oleh superman. Jadi doktrin Buddhisme bertolak belakang dengan doktrin agama lain, seseorang tidak mungkin menganut kedua ajaran ini pada waktu yg sama.
Seandainya mahluk itu bisa lahir berulang2, apa itu secara langsung membuktikan tidak ada pencipta? Darimana kesimpulan ini datang? Seseorang yang pekerjaannya adalah merakit dipabrik, setiap hari mengulang2 pekerjaan yang sama juga punya hari pertama dan hari terakhir dia bekerja. Sesuatu yang repetisi tidak serta merta membuktikan dia tidak punya awal dan akhir, tidak punya pencipta, pemrakarsa dan sebagainya. Logika anda kacau.
Dan dalam Buddhism tidak ada doktrin, Buddha tidak menciptakan peraturan, tidak membuat larangan. Doktrin itu hanya bisa ada ketika ada satu set peraturan dan larangan dibuat untuk diikuti sampai ke titik koma bahkan kalau perlu enforce dengan paksaan. Buddhism adalah sebuah pengajaran, penjabaran tentang bagaimana sebuah sistem yang mengikat dan berlaku disemesta bekerja. Buddhism adalah sebuah walkthrough bagi orang, bagaimana untuk menjalani kehidupannya didalam system tersebut dengan lebih baik. Tidak ada hukuman bagi orang yang tidak mau mengikuti, yang ada hanyalah konsekwensi.
Saya berani katakan seseorang beragama apapun atau tidak beragama sama sekali bisa menjalankan ajaran Buddha, bahkan tidak perlu mempercayai adanya KARMA dan tidak mempercayai Tumimbal Lahir seseorang bisa menjalankan ajaran Buddha dan mencapai keabadian sama baik atau sama sulitnya dengan yang percaya.