//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: JANGAN BERSEDIH  (Read 2842 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
JANGAN BERSEDIH
« on: 05 September 2007, 04:29:14 PM »
JANGAN BERSEDIH
Apriyanto S.Psi
 
Bacalah disaat anda tidak sibuk dan tenang
Tidak bermaksud menggurui hanya untuk berbagi. Semoga tulisan ini dapat menebar kebahagiaan, kedamaian, serta ketentraman hati. Mencoba menghapus kesedihan dan duka, mengobati hati dari kegelisahan dan kegundahan yang menyesakkan dada, serta keputus-asaan yang menghancurkan harapan.
 
Jangan Bersedih, kesedihan itu tiada guna
Kesedihan tidaklah berguna bagi diri kita, karena kesedihan hanya mendatangkan kesusahan, mematikan roh cita2, memadamkan bara harapan, dan membekukan semangat jiwa. Kesedihan itu bagaikan flu yg dpt melumpuhkan aktifitas tubuh dari kesehariannya. Penyebabnya adalah kesedihan itu tidak ubahnya dengan benteng atau barikade pasukan bersenjata yg tdk mudah untuk dilalui dan juga bukan sesuatu yg membawa kebaikan dan kebahagiaan.
 
Sesungguhnya kesedihan hanya akan memperkeruh nuansa hidup dan menyengsarakan kehidupan ini karena kesedihan adalah racun yg memberikan ketegangan, kesengsaraan, dan kegalauan. Manusia yg dilingkupi oleh kesedihan hatinya akan menjadi mendung, nampak layu, dan tidak lagi memancarkan keindahan. Kesedihan yg mendalam akan membuat diri seseorang menjadi terpuruk dan padam untuk menampilkan kecerahannya. Sehingga membuat penderitanya merengut ketidakberuntungan, kekecewaan, dan kepedihan.
 
Disadari atau tidak, kesedihan merupakan kepastian yg akan dialami oleh setiap org dlm realita kehidupan. Dalam Dhamma dikatakan bahwa hidup ini adalah duka, sebab segala sesuatu yg berkondisi adalah tidak kekal adanya. Oleh karena itu, duka yg meradang dlm kesedihan tidaklah berguna. Duka maupun suka cita sesungguhnya tidak ada yg kekal.
 
Jangan karena kesedihan kita menghancurkan cita2, memadamkan harapan, dan membekukan semangat jiwa. Sungguh merupakan sebuah kebodohan, jika kita menyia- yiakan kehidupan yg sangat singkat dan berharga ini.
 
Bila kita menengok keatas, kita akan selalu merasa kekurangan, tetapi tengoklah kebawah dan sepatutnya kita bersyukur atas apa yg telah kita miliki hari ini. Tidak ada seorangpun didunia iniyg tidak luput dari derita, sejak dilahirkan seorang bayi sudah menagalami penderitaan dalam melawan dinginnya udara luar dari hangatnya rahim ibu. Lihatlah di pinggir-pinggir jalan, masih banyak orang2 yg makan hanya sekali dalam sehari; kepahitan2 di medan perang yg menghancurkan segalanya, wanita2 yg kehilangan anak2 atau suaminya, sahabat dgn karibnya, bahkan mempertemukan ayah dan anaknya sebagai musuh; anak2 yatim piatu yg terlantar di kota2 besar yg harus hidup tanpa kasih sayang dan tanpa harapan dlm usianya yg masih belia; masih banyak lagi org yg harus rela bekerja lebihdari 10 jam setiap hari demi sebungkus nasi, sepotong roti atau semangkuk sup tanpa mempunyai bayangan akan hari esok.
 
Berkunjunglah ke setiap rumah yg tentu akan kita temukan jerit tangis yg menyayat hati; setiap keluarga yg tidak luput dari kematian anggota keluarga; mereka yg harus kehilangan anggota tubuhnya; keluarga2 yg kehilangan rumah tinggalnya; mereka yg terbelit hutang; dan mereka yg jatuh dalam usahanya.
 
Disetiap pipi akan ditemukan jalur2 air mata, dan disetiap mata akan ditemukan bayang2 kepahitan hidup. Maka sesungguhnya Anda tidaklah sendiri dalam menanggung derita hidup ini. Oleh karena itu, janganlah bersedih hati. Kesedihan hanya akan memadamkan bara harapan, meredupkan cita2, dan menghancurkan semangat jiwa. Anggap saja kesedihan ini tak lebih dari simphoni keluarga.
 
Sumber Kesedihan
Secara psikologis kesedihan atau kebahagiaan berawal dari pola pikiran, karena pikiran bagaikan sambaran kilat yg dgn sekejap dpt memberikan cahaya dan dgn sekejap pula dpt menimbulkan kobaran api. Dalam Dhamma dikatakan :
"Pikiran adalah pelopor dari segala sesuatu, pikiran adalah pemimpin, pikiran adalah pembentuk. Bila seseorang berbicara atau berbuat dgn pikiran baik maka kebahagiaan akan mengikutinya bagai bayang-bayang yg tak pernah meninggalkan bendanya" (Dhammapada : Yamaka Vagga : 2)
 
Jadi dpt dikatakan bahwa pikiranlah yg menciptakan Kebahagiaan. Melalui pikiran pula penderitaan terbentuk. Sayangnya, manusia telah membiarkan pikiran ini mengembara dgn liar dan penuh ambisi. namun melupakan hakikat kemuliaan dan kebahagiaannya yg sejati, yaitu Hati. Hati setiap makhluk sejatinya cerah bagaikan cermin, bening bagaikan telaga surgawi, dan bercahaya bagaikan rembulan. Tetapi karena debu dan noda2 duniawi hati yg semula cerah menjadi redup cahayanya dan bias dlm memantulkan bayangan. Ia dibiarkan kering dlm lahan yg tandus akan kebajikan dan miskin akan embun kebijaksanaan.
 
Sepatutnya kita memahami bahwa dlm dunia fana kehidupan ini adalah perjuangan, sebuah perjalanan yg akan berakhir pada kelapukan, warnanya yg selalu berubah-ubah menyebabkan tidak ada derita atau kebahagiaan yg kekal abadi. Kebahagiaan akan diakhiri oleh derita dan penderitaan akan diakhiri Kebahagiaan. Demikianlah seterusnya hingga sang pengembara berhasil menyeberangi lautan menuju pantai seberang.
 
Oleh karena itu, padamkanlah api kemarahan, bara kebencian, dan singkirkan candu2 keserakahan, iri hati dan debu2 kebodohan dgn air kebajikan dan embun kebijaksanaan. Kemarahan, kebencian, keserakahan, dan kebodohan adalah masalah terberat dlm hidup manusia yg menyebabkan manusia selalu terjatuh dlm duka dan kesedihan. Masalah berat tentu harus ditangani dgn cara yg berat pula. Air kebajikan dan embun kebijaksanaan merupakan alat yg tepat untuk mengikis semua kekotoran batin ini.
 
Menghiasi kehidupan dgn harta kekayaan, meninggikan diri dgn kemasyuran, kedudukan, dan jabatan tidaklah lebih baik dari menghiasi kehidupan ini dgn kebajikan dan meninggikan diri dgn kebijaksanaan. Kebahagiaan terluhur sesungguhnya berada di dlm hati setiap makhluk dan bukan berada di luar dgn sejuta pesona kenikmatan duniawi. Itulah sebabnya, mengapa para bijaksana pergi berjuang melawan ego dan menjauhkan diri dari keterikatan duniawi.
 
Jangan Bersedih, jadikan semua perlakuan sebagai latihan
Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering menerima perlakuan buruk dari sesama manusia, hewan dan makhluk halus. Pada saat2 seperti itu, ketimbang marah atau bersedih lebih baik kita menggunakannya sebagai Latihan. Bila belenggu emosi muncul, selalu ingatlah bahwa dgn mengikuti hawa nafsu kita akan terjebak dalam lingkaran samsara. Jangan membesar-besarkan masalah sehingga masalah sekecil benih diubah menjadi sebesar pohon, dan masalah seriak air diubah menjadi sebesar dan sedalam danau. Lupakan semua perlakuan buruk yg ditujukan kepada kita dan jangan membalas, tetapi latihlah kesabaran. Jangan pula menyimpan bekas perlakuan buruk di dlm hati, memendam amarah, atau memupuk keinginan untuk membalas dendam, tetapi cinta kasihlah yg harus kita kembangkan.
 
Sebaiknya manusia selalu berusaha menebarkan bunga2, wangi2an dan cinta kasih sepanjang hidupnya daripada berusaha keras untuk saling membenci dan memendam amarah. Kehidupan ini adalah seni. Seni yg terindah dan teragung dalam hidup ini adalah bila kita dpt memberikan kebahagiaan dan tidak menyakiti makhluk lain. Kemasyuran, jabatan dan kekayaan tidaklah berarti bila seseorang tdk mampu mengembangkan cinta kasih dan menghargai keindahan dlm hidupnya. Sesungguhnya, cinta kasih adalah hal terpenting dalam kehidupan ini. Dia adalah roh bagi setiap penciptaan di dunia ini.
 
Hapuslah Kesedihan dengan senyuman
Tersenyum merupakan obat generik untuk menawarkan kesusahan dan pereda kesedihan, namun memiliki efek yg menakjubkan untuk membahagiakan hati dan menyehatkan jiwa. Tersenyum merupakan pertanda yg menggambarkan puncak kelegaan dan kebahagiaan.
 
Tersenyum harus dilakukan dengan tulus tanpa harus melakukan kepura-puraan. Lihatlah keluar, semuanya tersenyum dgn tulus; bunga2 tersenyum, hutan belantara tersenyum, laut, sungai2, langit, bintang2 dan hewan2 semuanya tersenyum. Bahkan manusia itu sendirinya sesungguhnya tersenyum dgn tulus, tetapi kekotoran batin yg meliputi kemarahan, kebencian, keserakahan dan kebodohan mengakibatkan manusia menjadi murung, sehingga menyimpang dari ritme alam yg harmonis.
 
Bila kita mampu menerima semua perlakuan dan derita sebagai latihan batin, maka seharusnya kita dapat menebarkan senyum kepada orang2 disekeliling; ayah dan ibu, saudara2, teman2, bahkan kepada mereka yg telah memusuhi kita. Senyuman yg kita berikan dpt menciptakan atmosfer lingkungan ini menjadi lebih sejuk dan damai. Menebarkan senyum berarti kita telah berhasil melawan segala amarah, kebencian, dendam, derita, kepahitan dan putus harapan. Sesungguhnya dibalik senyum akan muncul kekuatan baru yaitu; keiklasan, semangat dan harapan dari kekecewaan, keputusasaan dan keterpurukan.

 _/\_    :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Upaseno

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 244
  • Reputasi: 17
  • Gender: Male
Re: JANGAN BERSEDIH
« Reply #1 on: 09 September 2007, 08:46:38 AM »
Guru gue ngomong: Menangislah...selagi bisa...Menjeritlah...jika itu sebagai penyelesaian....

Offline dipasena

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.612
  • Reputasi: 99
  • Gender: Male
  • Sudah Meninggal
Re: JANGAN BERSEDIH
« Reply #2 on: 10 September 2007, 09:10:12 PM »
Guru gue ngomong: Menangislah...selagi bisa...Menjeritlah...jika itu sebagai penyelesaian....

betul, saya setuju, jika emang itu diperlukan, maka lakukan jika itu dapat melegakan perasaan kita, yg juga bisa menjadi penyelesaian (walau bersifat semu)