kalo berkah itu tergantung orangnya, gawat bro Markos, kenapa ? karena kriteria berkah itu bisa beda untuk tiap orangnya. ada yg berhubungan dengan hal yg baik, ada yg berhubungan dengan hal yg buruk.
anak TK bisa main sepuasnya, itu bukan berkah yg sesungguhnya, tapi ia merasa bahagia, karena lepas dari rintangan (tidak ada penghalang) untuk mendapatkan keinginan dia, yaitu bermain.
buat kuliah bisa dapat kerja sampingan, kuliah sambil pacaran itu bukan berkah, tapi kebahagian karena berhasil, merasa bangga akan prestasi yg ia capai, ia merasa lebih dengan yg ia lakukan.
bagaimana dengan seseorang duda yg gemar bermain judi, ketika ia menang dalam permainan, trus ia menghabiskan uangnnya dengan seorang tuna wisma, apakah itu berkah buat dia ? jika ngikuti pemikiran diatas, tentu itu bisa dikatakan berkah, tapi berkah dalam pandangan umum.