dalam suatu kesempatan Bhante Achaan Chah memberikan pemberkatan kepada beberapa murit awam, setelah penguncaran paritta dan pembabaran Dhamma, Bhante Achaan Chah meneruskan menguncarkan paritta diatas sebuah mangkok kuningan yang berisi air yang dihubungkan dengan benang melewati ke-8 tangan Bhikkhu/murid yang menemani Bhante Achaan Chah dan dihubungkan dengan patung Buddha yang besar dalam posisi meditasi. Penguncaran paritta itu selesai dan kemudian dilanjutkan dengan persembahan lilin dan dupa, kemudian Bhante Achaan Chah berdiri dengna membawa daun palem untuk memercikan air tersebut, memberkati rumah dan mereka yang datang mendengarkan Dhamma.
Seorang Bhikkhu barat muda yang hadir disitu menjadi tidak sabar karena kepanasan dan terlebih lagi tidak sabar melihat jalannya upacara tersebut. "
Mengapa anda masih peduli tentang upacara yang jelas-jelas tidak berguna dan tidak berhubungan dengan latihan (red: Meditasi) ini ?" ia berbisik kepada Bhante Achaan Chah. "
Mungkin karena", sang guru berbisik kembali, "
hari ini begitu panasnya dan orang-orang ini ingin siraman air yg sejuk"
(
A Still Forest Pool - Ven. Achaan Chah)
yang bisa ditangkap dari tulisan itu adalah bahwa pemercikan air paritta sangat berguna untuk menenangkan/memberikan kenyamanan/kebahagian bagi bathin manusia/umat awam, salah satunya mengarahkan pikiran baik/positif bagi (penerima) manusia/umat awam. hal ini bukan berarti seseorang akan menerima berkah/menyebabkan umat awam jd suci/memperoleh rejeki ini itu, ini justru menimbulkan pemikiran bahwa adanya hal mistis di dalam Buddhism
[at] dharmakara/muten roshi: pembacaan paritta bukan untuk sekedar komat kamit/bukan cuma memberikan pemberkahan bagi umat awam (tujuannya sudah saya jelaskan terpisah diatas) tapi pembacaan paritta adalah untuk membaca ulang/mengulang ucapan Buddha/penghormatan kepada Trisarana, lebih afdol lagi jika mengerti atau membaca artinya, karena yang terpenting adalah kita memahami arti dari apa yg kita baca.
jika pemercikan air paritta itu dapat memberikan rejeki, pertanyaan nya siapa yg berikan rejeki itu ? para Bhikkhu ? mahluk Mr. T ?
rejeki nomplok ?
bung ini berkaitan dengan Hukum Kamma, bahwa pemilik buah kebaikan yg akan menerima buah tersebut, demikian pula, pemilik buah keburukan yg akan menerima buah tersebut, buah perbuatan itu tidak dapat dilemparkan/ditebus oleh mahluk lain, siapa pun itu, tidak dapat juga diberikan/ditransfer buah perbuatan dari orang lain ke kita.
apa yg dikatakan sis Metti itu adalah efek lainnya yaitu "menumbuhkan pikiran baik si penerima" jika memang pikiran pada saat itu diarahkan ke hal yg baik. apakah berarti pemercikan air parita itu tidak bermanfaat sama sekali ? tidak juga, pernah tau bahwa molekul air akan berubah mengikuti apa yg kita pikirkan/ucapkan baik/buruk didekat air tersebut ? demikian jg ketika air itu dibacakan syair paritta (berisi syair kebaikan), karena itu lah orang awam menyebutkan itu air berkah/suci, sehingga tidak menutup kemungkinan bahwa air paritta itu dapat mengkondisikan buah kebaikan itu berbuah ketika pikiran si penerima pada saat itu jg baik.
Topic: Apakah manfaat gelang dan blazzing?? (Read 23390 times)