Login with username, password and session length
0 Members and 1 Guest are viewing this topic.
tapi apakah janin dalam kandungan bisa memahami apa yg ia dengar? baik Dhamma maupun lagu klasik?
mari bikin listnya.contoh buda apakah menyuruh umat menyanyi atau tidak ketika puja bakti dllapa menyuruh membuat patung atau tidak.dll
FANGSEN dengan membeli...
np gak boleh kk?
makan daging, silahkan apakah boleh atau tidak? kenapa maha dan tera bisa beda pandangan?
maksudnya para mahatera dan para tera? cerita dong bedanya dimana om ryu, saya baru tahu nih .
kalau bagi tera ga masalah, tapi bagi mahayana harus vegetarian.
bro Comel, ini cara baru penulisan versi EYD (Ejaan Yang Disuka).jadi versi ini menjadi Buda, Dama, Sangga. termasuk teravada disingkat jadi tera, ingat ini versi EYD lho bukan penulisan yang seharusnya. tinggal pilih yang disuka....
JANGAN ya...
kayaknya keren sih, punya Vihara super mewah di seluruh dunia, dan umat masih berbondong2 antri utk menyumbang seluruh kekayaannya..... (**kok jadi LOBHA..... )
ehhh...susah lho nyari umat yg setia spt ini, coba lihat aja Vihara yg bener2 baik dan jujur...malah MLOMPONG kagak ada umatnya...gimana donk jadinya bro....
Quote from: pannadevi on 25 May 2011, 06:45:47 PM JANGAN ya... Jangan. Saya 'sumpahin' samaneri punya keinginan sedikit, puas dengan apa yang sedikit, bahagia dalam keterasingan, dan mudah dirawat selalu.
Quotekayaknya keren sih, punya Vihara super mewah di seluruh dunia, dan umat masih berbondong2 antri utk menyumbang seluruh kekayaannya..... (**kok jadi LOBHA..... )Justru menurut saya adalah hal lumrah tempat penuh kesenangan duniawi diramaikan oleh orang-orang duniawi. Yang "keren" itu seperti Ajahn Chah, vihara kumuh daerah miskin, tapi orang-orang dari rakyat biasa sampai pejabat mau jauh-jauh datang. Tampak sekali ada sesuatu yang berharga di sana selain hal-hal duniawi.
Quoteehhh...susah lho nyari umat yg setia spt ini, coba lihat aja Vihara yg bener2 baik dan jujur...malah MLOMPONG kagak ada umatnya...gimana donk jadinya bro.... Mencari umat setia tidaklah sulit. Mencari umat yang pintar baru sulit. Hal ini karena orang-orang bodoh gampang dikadalin supaya jadi fanatik dan setia. Jumlah orang bodoh tentu saja sangat mayoritas dibanding orang pintar. Jadi kembali lagi motivasi dari vihara ini untuk menyetiakan atau memintarkan orang-orang bodoh.
lebih repot lagi "umat yang pintar" (dengan tanda kutip) malah buat vihara tandingan....hihihi....