Suatu hari, bersama-sama dengan para pengikutnya, ia pergi menemui (Arahat) Upagupta untuk meminta instruksi meditasi, namun Upagupta, melihat kejahatannya di masa lampau, menolak bahkan untuk berbicara dengannya. “Seseorang yang bersalah karena tindakan-tindakan membunuh ibunya serta berhubungan seks di luar ikatan pernikahan”, jawabnya, “tidak dapat mencapai buah Srotapanna.” (Asokarajavadana, Taisho Tripitaka 2042)
Dhammapada Atthakatha mengisahkan seorang pemuda (setthiputta) bernama Khemaka, selain kaya, juga sangat tampan dan banyak wanita sangat tertarik kepadanya. Banyak wanita yang belum menikah ataupun yang telah menikah tidak dapat menolak keinginan nafsu seksualnya sehingga mereka menjadi korban pelecehan seksual. Khemaka melakukan seks pranikah dan perzinaan dengan para wanita itu tanpa penyesalan. Anak buah Raja menangkapnya tiga kali karena perbuatan asusila dan membawanya ke hadapan Raja. Tetapi Raja Pasenadi Kosala tidak dapat berbuat apa-apa karena Khemaka adalah keponakan Anathapindika. Maka Anathapindika sendiri membawa keponakannya menghadap kepada Sang Buddha. Sang Buddha berbicara kepada Khemaka tentang keburukan perbuatan asusila. Setelah mendengar syair pembabaran Dhamma, Khemaka kemudian menjadi seorang Sotapanna.
apa kaga bentrok pernyataan ini....
dan lagi, devadatta yg telah melukai buddha dikatakan akan menjadi sammasambuddha dalam mahayana...gimana itu?
Y.A Upagupta berpikir begitu karena merasa tidak mampu mengajar pria tersebut dan merasa tidak memiliki jodoh karma dengan nya. Menurut Upagupta, yang mampu mengajar pria itu adalah Y.A Shanavasa, Guru dari Upagupta sendiri.
Pria yang membunuh ibu tersebut tidak mampu mencapai buah magga dan phala bisa saja yang dimaksud adalah hanya pada kehidupan sekarang.
Devadatta mampu mencapai kesucian tapi harus melewati banyak kehidupan lagi,ini tentu sangat berbeda.