//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!  (Read 59584 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #15 on: 15 December 2009, 04:10:41 PM »
Quote
loh?? katanya yasodhara itu perawan waktu hamil? kenapa kok bersetubuh?

Loh??? Itu menurut Mulasarvastivada, Mahayana beda lagi. Benar yang mana bukan persoalan di sini. Tapi yang saya ambil adalah pesan-pesannya, yaitu menurut Buddhis hubungan seks antar suami istri itu terutama harus dilandasi oleh cinta kasih, bukan semata2 nafsu seks belaka.

Jangan bahas Yasodhara lagi lah... OOT...  ;D  ;D

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline chingik

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 924
  • Reputasi: 44
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #16 on: 15 December 2009, 04:16:00 PM »
Quote
Bahkan Sang Bodhisattva sendiri, oleh karena ia mengasihi Yasodhara dan sebagai bukti bahwa ia memperhatikan kondisi istrinya, maka beliau bersetubuh dengannya dan akhirnya Yasodhara menjadi mengandung Rahula.
“Orang-orang akan berkata bahwa Pangeran Sakyamuni bukanlah seorang pria dan ia meninggalkan keduniawian tanpa memperhatikan Yasodhara…., [oleh karena itu] sekarang aku [Siddharta] akan bersetubuh dengan Yasodhara” Ia melakukannya dan Yasodhara menjadi hamil.” (Mulasarvastivada Vinaya)
loh?? katanya yasodhara itu perawan waktu hamil? kenapa kok bersetubuh?

Serius ? Setau aku sih perawan Ma**a, dan bukan Yasodara, emang ada sumbernya bro ?
Yang jelas ini versi Mulasarvastivada vinaya.  Kita tidak punya kapasitas menilai mana versi yg benar, tapi esensi dari tulisan bro Gandalf adalah menasihati orang menjaga kesusilaan yang bermanfaat buat semua orang.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #17 on: 15 December 2009, 04:41:12 PM »
Quote
panjang bener nih 6 post nya..  Straightface
Elin baca pelan2 deh, gak bs terburu2..
Biar selalu ingat gituuu..

Thanks GandalfTheElder.. Ini sangat berguna sekali agar kita dapat mengetahui batasan2 nya..
Namaste

GRP sent daaaahh.. Smiley

Thx ya ce Elin.....  :)  :)

Nggak papa pelan2 aja, soalnya waktu nulis ini saya juga pelan-pelan mengumpulkan materi hingga akhirnya tak terasa menjadi sangat panjang..hehe.....

Motivasi pertama saya menulis ini adalah jangan sampai agama Buddha berkontribusi pada kebobrokan moral para remaja saat ini, dengan mengatakan seks pranikah itu ok2 dan sah2 aja. Ini jelas2 pengaruh Barat yang tidak memikirkan etika lagi.

Dulu saya pernah mendapat pertanyaan dari teman yang beragama Islam yang kurang lebih: "Eh, katanya koko2 A itu agama Buddha memperbolehkan ngeseks sama PSK dan before married juga boleh, kok bisa?" Saya kaget dan malu sekali.

Semoga bermanfaat.

 _/\_
The Siddha Wanderer

Kira-kira Bro Gandalf tahu gak kenapa Koko2 A itu berpendapat demikian?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #18 on: 15 December 2009, 04:53:28 PM »
sebenernya memang boleh khan ngesex sama PSK dan before married juga boleh, cuma akibatnya ya tanggung sendiri =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline bond

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.666
  • Reputasi: 189
  • Buddhang Saranam Gacchami...
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #19 on: 15 December 2009, 05:00:48 PM »
Koko A siapa ya? banyak amat orang2 misterius  ;D

Jadi ingat kisah didalam sutta(lupa) yg menceritakan seorang istri memberikan ijin suaminya bersama PSK agar sang istri mendapat ijin sang suami berdana makanan kepada Sang Buddha. Pada kisah akhirnya sang PSK juga menjadi sotapanna. Ada yang ingat?
Natthi me saranam annam, Buddho me saranam varam, Etena saccavajjena, Sotthi te hotu sabbada

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #20 on: 15 December 2009, 05:05:33 PM »
Quote
Kira-kira Bro Gandalf tahu gak kenapa Koko2 A itu berpendapat demikian?

Tentu saja saya tahu. Mereka jelas2 kurang membaca kitab-kitab Buddhis. Kebanyakan orang menginterpretasikan sendiri syarat2 pelanggaran sila ketiga. Menurut mereka, kalau sudah dewasa dan mandiri, [tp belum married] dianggap tidak apa2 kalau mau nge-seks sama PSK atau pacar, yang pasti nambah kemerosotan aja, nama baik tercemar kalau ketahuan, tapi tidak melanggar sila krn tidak termasuk objek yang tidak pantas... bla bla bla...

Apalagi mereka mengganggap pernikahan sebagai a piece of paper.....konyol sekali!!... bagi saya pernikahan papa dan mama saya bukan a piece of paper... pliss deh. ...  ^-^  ^-^

Padahal kalau ingin melihat kitab2 Buddhis secara holistik, termasuk Mahayana, maka pergi ke PSK itu pelanggaran sila ketiga, seperti yang dibilang Arya Nagarjuna dan Sang Buddha dalam Upasaka Sutra. Bahkan di India dulu, yang dimaksud seseorang masih di bawah perlindungan keluarga itu maksudnya ya belum berumah tangga, seperti yang dikatakan oleh Guru Padmasambhava dan kisah Patacara.

Tapi orang2 menginterpretasikan seenaknya sendiri dengan mengatakan bahwa kalau kita sudah mandiri, meskipun orang tua kita masih hidup, ini dikategorikan 'sudah tidak di bawah perlindungan ortu'. Interpretasi semacam ini sangat picik sekali. Apakah perlindungan ortu itu menandakan kita belum mandiri? Bukankah ortu dalam pikiran dan hatinya selalu ingin melindungi kehormatan anak perempuannya, walaupun mungkin anaknya itu sudah bisa mandiri, punya pekerjaan sendiri, melalang buana ke mana-mana. Kalau saya sebagai ortu, walaupun anak saya sudah mandiri, dalam hati saya tetap berpikir bahwa dia masih dalam perlindungan saya dan istri saya, sepanjang ia belum married. Ini adalah etika bangsa Asia yang patut dijunjung tinggi,  bukan etika kumpul kebo...

Bayangkan, misalnya kalau ayah kita dulu ternyata pernah pergi ke PSK atau berhubungan dengan pacar sebelum married (bukan ibu kita), jujur kalau saya sebagai anak mengetahui kenyataanya seperti, menurut saya itu sangat memalukan dan Horrible, apalagi dipandang dari norma bangsa Asia.

Ingat juga bahwa Sang Buddha lahir di Asia, maka sangat wajar kalau beliau juga berpikir secara bangsa Asia yang sangat menjunjung tinggi nilai kehormatan sebelum pernikahan dan bakti kepada ortu!

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 15 December 2009, 05:10:29 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #21 on: 15 December 2009, 05:07:12 PM »
Quote
Jadi ingat kisah didalam sutta(lupa) yg menceritakan seorang istri memberikan ijin suaminya bersama PSK agar sang istri mendapat ijin sang suami berdana makanan kepada Sang Buddha. Pada kisah akhirnya sang PSK juga menjadi sotapanna. Ada yang ingat?

Oh yeah..... Sirima itu...... tetapi tetap saja itu bukan tindakan yang benar...  8)  8)

Quote
Koko A siapa ya? banyak amat orang2 misterius

Yg pasti kaga ada di forum ini....  ;D  ;D

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 15 December 2009, 05:08:56 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #22 on: 15 December 2009, 05:15:23 PM »
IMO, semua pembahasan oleh Bro Gandalf sehubungan dengan aktivitas seksual adalah interpretasi dari berbagai individu, dan bukan berasal dari ajaran Buddha Gotama (setidaknya tidak ada dalam Pali Kanon).

Menurut saya Sang Buddha Gotama tidak pernah mengajarkan bagaimana melakukan hubungan seks yang benar, apalagi yang salah. apakah Sang Buddha pernah mengajarkan bahwa hubungan seks yang benar adalah melalui pagina sedangkan yg salah adalah melalui anus?


Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #23 on: 15 December 2009, 05:22:23 PM »
Quote
IMO, semua pembahasan oleh Bro Gandalf sehubungan dengan aktivitas seksual adalah interpretasi dari berbagai individu, dan bukan berasal dari ajaran Buddha Gotama (setidaknya tidak ada dalam Pali Kanon).

Menurut saya Sang Buddha Gotama tidak pernah mengajarkan bagaimana melakukan hubungan seks yang benar, apalagi yang salah. apakah Sang Buddha pernah mengajarkan bahwa hubungan seks yang benar adalah melalui pagina sedangkan yg salah adalah melalui anus?

Yang saya masud hubungan seks yang benar adalah berhubungan seks dengan bukan objek yang dilarang menurut sila ketiga. Ini dalah kriteria yang ditetapkan Sang Buddha sendiri dalam Kanon Pali maupun Kanon Sanskrit.

Demikian juga dalam Kanon Sanskrit, selain objek orang yang tidak tepat, ada bagian tubuh yang tidak tepat. Alasannya adalah kesehatan. Jelas oral dan anal itu sangat merugikan kesehatan = merugikan diri sendiri dan makhluk lain, maka dari itu apa salahnya kalau Sang Buddha menetapkan kriteria bagian tubuh yang tidak patut disetubuhi atas dasar alasan kesehatan?

Memang ini tidak ada dalam Kanon Pali, tapi ada di Kanon Sanskrit sabda Sang Buddha. Bukan interpretasi personal guru-guru Buddhis pada masa yang lebih kemudian.

Apalagi Buddha Padmasambhava juga hidup di India, tentunya Dia jauh lebih tahu apa yang dimaksud "masih di bawah perlindungan ortu" itu!

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 15 December 2009, 05:25:56 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #24 on: 15 December 2009, 05:28:55 PM »
Quote
Kira-kira Bro Gandalf tahu gak kenapa Koko2 A itu berpendapat demikian?

Tentu saja saya tahu. Mereka jelas2 kurang membaca kitab-kitab Buddhis. Kebanyakan orang menginterpretasikan sendiri syarat2 pelanggaran sila ketiga. Menurut mereka, kalau sudah dewasa dan mandiri, [tp belum married] dianggap tidak apa2 kalau mau nge-seks sama PSK atau pacar, yang pasti nambah kemerosotan aja, nama baik tercemar kalau ketahuan, tapi tidak melanggar sila krn tidak termasuk objek yang tidak pantas... bla bla bla...

Apalagi mereka mengganggap pernikahan sebagai a piece of paper.....konyol sekali!!... bagi saya pernikahan papa dan mama saya bukan a piece of paper... pliss deh. ...  ^-^  ^-^

Padahal kalau ingin melihat kitab2 Buddhis secara holistik, termasuk Mahayana, maka pergi ke PSK itu pelanggaran sila ketiga, seperti yang dibilang Arya Nagarjuna dan Sang Buddha dalam Upasaka Sutra. Bahkan di India dulu, yang dimaksud seseorang masih di bawah perlindungan keluarga itu maksudnya ya belum berumah tangga, seperti yang dikatakan oleh Guru Padmasambhava dan kisah Patacara.

Tapi orang2 menginterpretasikan seenaknya sendiri dengan mengatakan bahwa kalau kita sudah mandiri, meskipun orang tua kita masih hidup, ini dikategorikan 'sudah tidak di bawah perlindungan ortu'. Interpretasi semacam ini sangat picik sekali. Apakah perlindungan ortu itu menandakan kita belum mandiri? Bukankah ortu dalam pikiran dan hatinya selalu ingin melindungi kehormatan anak perempuannya, walaupun mungkin anaknya itu sudah bisa mandiri, punya pekerjaan sendiri, melalang buana ke mana-mana. Kalau saya sebagai ortu, walaupun anak saya sudah mandiri, dalam hati saya tetap berpikir bahwa dia masih dalam perlindungan saya dan istri saya, sepanjang ia belum married. Ini adalah etika bangsa Asia yang patut dijunjung tinggi,  bukan etika kumpul kebo...

Bayangkan, misalnya kalau ayah kita dulu ternyata pernah pergi ke PSK atau berhubungan dengan pacar sebelum married (bukan ibu kita), jujur kalau saya sebagai anak mengetahui kenyataanya seperti, menurut saya itu sangat memalukan dan Horrible, apalagi dipandang dari norma bangsa Asia.

Ingat juga bahwa Sang Buddha lahir di Asia, maka sangat wajar kalau beliau juga berpikir secara bangsa Asia yang sangat menjunjung tinggi nilai kehormatan sebelum pernikahan dan bakti kepada ortu!

 _/\_
The Siddha Wanderer

Begitu rupanya...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #25 on: 15 December 2009, 05:42:28 PM »
Kalau orang pedalaman gimana? Mereka khan belum tentu mengenal norma2 seperti ini, juga misalkan yang namanya pernikahan itu tidak ada?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #26 on: 15 December 2009, 05:45:27 PM »
Trus soal kamasutra bagaimana tuh ;D  itu ada di kitab mana yak =))
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #27 on: 15 December 2009, 05:52:41 PM »
Quote
Quote
Kalau orang pedalaman gimana? Mereka khan belum tentu mengenal norma2 seperti ini, juga misalkan yang namanya pernikahan itu tidak ada?

Yang namanya pernikahan pasti ada, maka ada sebuah keluarga. Meskipun mungkin tanpa upacara2 tertentu!! Tapi yang jelas secara kultur mereka, mereka sudah menikah. Kalaupun memang tidak ada pernikahan, yang ada hanya gonta ganti pasangan seks, bikin anak di mana mana, maklum kebudayaannya tidak sesuai dengan Dharma.

Kalau misalnya mereka hidupnya seks bebas terus di pedalaman, ya tetep aja menghasilkan karma buruk, sama seperti suku pedalaman yang suka membunuh dan kanibal, tidak punya norma jangan membunuh, tetep aja mereka membuat karma buruk krn membunuh, tetep aja melanggar sila menurut Buddhis.

 _/\_
The Siddha Wanderer
« Last Edit: 15 December 2009, 05:55:43 PM by GandalfTheElder »
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #28 on: 15 December 2009, 05:56:25 PM »
Quote
Trus soal kamasutra bagaimana tuh Grin  itu ada di kitab mana yak LOL

Kitab karya Vatsyayana dari agama Nyaya bosss...

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Nevada

  • Sebelumnya: Upasaka
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.445
  • Reputasi: 234
Re: SEX BEFORE MARRIED??? NO WAY!!
« Reply #29 on: 15 December 2009, 06:01:50 PM »
Quote
IMO, semua pembahasan oleh Bro Gandalf sehubungan dengan aktivitas seksual adalah interpretasi dari berbagai individu, dan bukan berasal dari ajaran Buddha Gotama (setidaknya tidak ada dalam Pali Kanon).

Menurut saya Sang Buddha Gotama tidak pernah mengajarkan bagaimana melakukan hubungan seks yang benar, apalagi yang salah. apakah Sang Buddha pernah mengajarkan bahwa hubungan seks yang benar adalah melalui pagina sedangkan yg salah adalah melalui anus?

Yang saya masud hubungan seks yang benar adalah berhubungan seks dengan bukan objek yang dilarang menurut sila ketiga. Ini dalah kriteria yang ditetapkan Sang Buddha sendiri dalam Kanon Pali maupun Kanon Sanskrit.

Demikian juga dalam Kanon Sanskrit, selain objek orang yang tidak tepat, ada bagian tubuh yang tidak tepat. Alasannya adalah kesehatan. Jelas oral dan anal itu sangat merugikan kesehatan = merugikan diri sendiri dan makhluk lain, maka dari itu apa salahnya kalau Sang Buddha menetapkan kriteria bagian tubuh yang tidak patut disetubuhi atas dasar alasan kesehatan?

Memang ini tidak ada dalam Kanon Pali, tapi ada di Kanon Sanskrit sabda Sang Buddha. Bukan interpretasi personal guru-guru Buddhis pada masa yang lebih kemudian.

Apalagi Buddha Padmasambhava juga hidup di India, tentunya Dia jauh lebih tahu apa yang dimaksud "masih di bawah perlindungan ortu" itu!

 _/\_
The Siddha Wanderer

Saya tidak ingin membahas terlalu dalam, karena mungkin bisa berujung clash pandangan antar Aliran Theravada dan Aliran Mahayana lagi...

Satu poin yang menarik bagi saya adalah "tidak melakukan hubungan seks dengan orang yang berada di bawah perlindungan orangtuanya atau saudaranya."

Secara norma masyarakat, kita mengenali bahwa seorang yang masih single adalah orang yang masih berada di bawah perlindungan orangtuanya ataupun saudaranya. Tapi apakah benar kriteria pada poin ini hanya sebatas ini?

Saya setuju bahwa seorang anak yang masih bergantung kepada orangtuanya atau saudaranya adalah anak yang belum dewasa. Oleh karena itu, anak seperti itu belum pantas untuk melakukan hubungan seks. Makanya anak seperti ini adalah objek yang salah dalam aktivitas seks. Menurut saya, Sang Buddha menyatakan golongan seperti ini sebagai objek seks yang salah karena:
- Golongan seperti ini masih belum cukup matang untuk hidup mandiri
- Golongan seperti ini masih bergantung kepada orangtuanya atau saudaranya untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
- Tidak ada perlindungan hukum yang menjaga golongan ini dari perilaku seks

Oleh karena itu, berhubungan seks dengan golongan seperti ini adalah tidak layak. Karena bisa merugikan mereka. Tentu tidak benar apabila seorang pangeran di India dulu yang karena memiliki paras rupawan dan kekuasaan sehingga mampu meniduri banyak wanita (Kisah Khemaka). Perbuatan ini tentu melanggar sila, karena perbuatan seks itu dilakukan dengan objek yang memenuhi kriteria di atas; dan dilakukan tanpa komitmen.

Misalnya seseorang yang berusia lebih dari 40 tahun juga bisa saja masih memiliki orangtua atau saudaranya dan masih single. Tetapi dia bukanlah termasuk sebagai golongan "orang yang berada di bawah perlindungan orangtuanya". Kriteria seseorang yang masih di bawah perlindungan orangtuanya adalah kriteria golongan orang yang masih diasuh oleh orang yang sudah mandiri. Sang Buddha menyatakan bahwa seseorang yang masih di bawah perlindungan saudaranya adalah objek seks yang salah. Tetapi saudaranya yang menjadi tempat bernaung bagi orang itu bukanlah objek yang salah. Kenapa? Karena saudara itu (dan juga orangtua) itu adalah orang yang sudah mandiri.

Kenapa orang yang belum mandiri disebut sebagai objek seks yang salah? Karena orang itu masih memiliki "tanggung jawab moril" kepada orang yang mengasuhnya. Contoh lainnya adalah seseorang yatim-piatu yang sudah hidup mandiri dan berkecukupan, bukanlah termasuk objek seks yang salah; karena dia tidak lagi berada dalam perlindungan orangtua maupun saudaranya.

Yang sering dilihat oleh banyak orang adalah secara permukaan, bahwa berhubungan seks tanpa menikah adalah perilaku yang kotor. Karena pernikahan itu sakral dan sangat penting di mata masyarakat. Padahal kalau boleh jujur, pernikahan itu tidak lebih dari sebuah kesepakatan untuk berhubungan seks secara legal; di samping juga komitemen untuk hidup bersama sebagai pasangan, saling membantu dan mendukung dalam melanjutkan hidup, dan memiliki keturunan untuk melanjutkan materi dan non-materi milik keluarga.

Banyak pernikahan yang berujung pada cerai, lalu menikah lagi, lalu cerai lagi... Apa bedanya dengan orang yang berhubungan seks bebas dengan pacarnya, lalu putus dan dapat pacar baru lalu berhubungan seks lagi, lalu putus dan dapat pacar baru lagi... dan seterusnya.

Bedanya antara seks pra-nikah dengan seks pasca-nikah hanyalah sebatas perlindungan hukum. Pasangan yang belum terlindung secara hukum, bila berhungan seks maka rawan akan pengkhianatan dan kerugian (terutama pada pihak wanita). Sedangkan seks di bawah naungan pernikahan adalah terlindung secara hukum, sehingga segalanya terlihat baik. Padahal kalau mau membuka mata pada dunia, banyak sekali orang yang menjadikan pernikahan sebagai "prostitusi terselubung". Tapi sayang tidak banyak orang yang mau mengakuinya...

 

anything