//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Tanya ? Jawab untuk Pemula  (Read 627373 times)

0 Members and 2 Guests are viewing this topic.

Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1515 on: 17 October 2012, 03:50:11 PM »
Numpang tanya... kepada para member disini, terutama para senior :

Apakah benih ke-Buddha an yang  terdapat pada setiap makhluk hidup itu bersifat anicca dan anatta?

Dimanakah letak benih ke- Buddha an itu? Apakah di dalam batin?

Kalau iya... di bagian mana ? vedana, sanna, citta atau vijnanna?

Mohon pencerahannya dan salam metta untuk semuanya....

Wah pertanyaannya rumit bngt.....  sblmnya pernah dibahas sedikit sih coba search aja cc di forum ini....

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1516 on: 17 October 2012, 04:56:00 PM »
Numpang tanya... kepada para member disini, terutama para senior :

Apakah benih ke-Buddha an yang  terdapat pada setiap makhluk hidup itu bersifat anicca dan anatta?

Dimanakah letak benih ke- Buddha an itu? Apakah di dalam batin?

Kalau iya... di bagian mana ? vedana, sanna, citta atau vijnanna?

Mohon pencerahannya dan salam metta untuk semuanya....
Kalau dalam Buddhisme Tradisi Theravada, tidak ada yang disebut 'benih kebuddhaan'. Selama orang tidak mengikis kekotoran bathin, maka akan terus terlahir kembali untuk jangka waktu tidak terbatas.

Offline maitri88

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1517 on: 17 October 2012, 07:17:32 PM »
Terima kasih atas pencerahannya, saya memang belum memilih aliran.

Saya ingin bertanya lagi, maaf karena masih junior, banyak yang belum saya mengerti dalam buddhisme.
1. Manusia terdiri atas nama dan rupa. Dua duanya bersifat anicca (tidak kekal) dan anatta (tiada inti sejati).
    Pada waktu tumimbal lahir...rupa jelas berbeda (baru), lalu nama (batin)..., saya  bayangkan ketika masih
    bayi , itu juga baru...., tidak ada apapun yang kita ingat dalam batin kita (seperti di reset ke titik 0). Semua
    elemen batin dari vedana, citta, sanna dan vijnnana semua seperti start dari titik 0. Kita seperti manusia baru
    sama sekali yang berbeda dengan kita pada kelahiran sebelumnya. Ada yang mengumpamakan tumimbal lahir
    itu dengan lilin pertama yang tepat sebelum habis dan padam apinya, disulut dengan lilin kedua. Saya mengerti
    perumpamaan ini, tetapi juga sekaligus bingung. Apakah ini bukan berarti pada waktu tumimbal lahir , kita ini
    adalah manusia baru yang  berbeda sama sekali.  Saya merasa bahwa setelah
    mati kita itu sebetulnya lenyap, karena yang terlahir baru adalah bukan kita yang lampau, karena tiada sesuatu
    yang kita ingat (maksud saya untuk orang awam, bukan untuk tingkatan arahat), rupa baru, nama juga baru...
    Pertanyaan saya , sebenarnya siapakah atau apakah yang tumimbal lahir itu, karena semua serba baru?
   
2. Pada waktu mencapai nibbana, dikatakan batin padam total.... Ini saya juga kurang mengerti. Kalau pikiran padam
    kesadaran padam, tiada apapun bukankah ini sama dengan lenyap, musnah.  Akan tetapi dikatakan buddhisme
    bukan aliran nihilisme.  Apakah kondisi ini berarti para arahat , para buddha dll yang mencapai nibbana sudah
    tidak memikirkan apapun, tidak menyadari apapun? Saya bayangkan seperti orang tidur saja, kondisi ini.
 
Saya tahu hal ini pernah dibahas dalam thread sebelumnya, akan tetapi saya tetap belum bisa memahami dengan
jelas. Dan ini penting untuk saya karena dikatakan Nibbana adalah tujuan tertinggi dalam buddhisme, dan saya sebagai
umat buddhis walaupun junior ingin tahu, karena bagi saya apa artinya saya mempelajari sesuatu ajaran kalau saya, ti
dak mengerti tujuan akhirnya, atau tujuan tertinggi. Dan saya tahu ajaran buddhis bukan mengajarkan kepercayaan
saja ,tetapi bersifat ehipassiko...  Sayangnya saya tidak bisa ber ehipassiko untuk kedua hal di atas.

Mohon pencerahannya, sebelumnya anumodhana.

salam metta
 

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1518 on: 17 October 2012, 08:27:17 PM »
Terima kasih atas pencerahannya, saya memang belum memilih aliran.

Saya ingin bertanya lagi, maaf karena masih junior, banyak yang belum saya mengerti dalam buddhisme.
1. Manusia terdiri atas nama dan rupa. Dua duanya bersifat anicca (tidak kekal) dan anatta (tiada inti sejati).
    Pada waktu tumimbal lahir...rupa jelas berbeda (baru), lalu nama (batin)..., saya  bayangkan ketika masih
    bayi , itu juga baru...., tidak ada apapun yang kita ingat dalam batin kita (seperti di reset ke titik 0). Semua
    elemen batin dari vedana, citta, sanna dan vijnnana semua seperti start dari titik 0. Kita seperti manusia baru
    sama sekali yang berbeda dengan kita pada kelahiran sebelumnya. Ada yang mengumpamakan tumimbal lahir
    itu dengan lilin pertama yang tepat sebelum habis dan padam apinya, disulut dengan lilin kedua. Saya mengerti
    perumpamaan ini, tetapi juga sekaligus bingung. Apakah ini bukan berarti pada waktu tumimbal lahir , kita ini
    adalah manusia baru yang  berbeda sama sekali.  Saya merasa bahwa setelah
    mati kita itu sebetulnya lenyap, karena yang terlahir baru adalah bukan kita yang lampau, karena tiada sesuatu
    yang kita ingat (maksud saya untuk orang awam, bukan untuk tingkatan arahat), rupa baru, nama juga baru...
    Pertanyaan saya , sebenarnya siapakah atau apakah yang tumimbal lahir itu, karena semua serba baru?

Kalo mau dibahas ttg proses kelahiran kembali secara detil bisa panjang (bahkan melebar ke topik tingkat dewa spt Abhidhamma), tetapi secara singkat kelahiran kembali itu bukan proses perpindahan krn memang tidak ada yg berpindah dari satu kehidupan ke kehidupan lainnya. Kelahiran kembali itu proses sebab akibat yang saling bergantungan (paticcasamupadda): dengan timbulnya ini maka timbullah itu, dengan lenyapnya ini maka lenyaplah itu.

Sederhananya dikatakan dlm Milinda Panha sbb: bergantung pada nama rupa saat ini, suatu perbuatan dilakukan; bergantung pada perbuatan tersebut, nama rupa baru terbentuk.

Walaupun nama rupa sebelumnya telah lenyap, tetapi nama rupa baru tetap berhubungan dg yg lama krn ada hubungan sebab akibat. Sama halnya seseorang menyalakan api kecil kemudian tanpa sengaja membakar seluruh desa, walaupun ia mengatakan api yg ia nyalakan tidak sama dg api yg membakar desa tsb, namun api tsb tetap disebabkan/muncul karena api yang pertama shg ia tetap dihukum.

Quote
   
2. Pada waktu mencapai nibbana, dikatakan batin padam total.... Ini saya juga kurang mengerti. Kalau pikiran padam
    kesadaran padam, tiada apapun bukankah ini sama dengan lenyap, musnah.  Akan tetapi dikatakan buddhisme
    bukan aliran nihilisme.  Apakah kondisi ini berarti para arahat , para buddha dll yang mencapai nibbana sudah
    tidak memikirkan apapun, tidak menyadari apapun? Saya bayangkan seperti orang tidur saja, kondisi ini.
 
Saya tahu hal ini pernah dibahas dalam thread sebelumnya, akan tetapi saya tetap belum bisa memahami dengan
jelas. Dan ini penting untuk saya karena dikatakan Nibbana adalah tujuan tertinggi dalam buddhisme, dan saya sebagai
umat buddhis walaupun junior ingin tahu, karena bagi saya apa artinya saya mempelajari sesuatu ajaran kalau saya, ti
dak mengerti tujuan akhirnya, atau tujuan tertinggi. Dan saya tahu ajaran buddhis bukan mengajarkan kepercayaan
saja ,tetapi bersifat ehipassiko...  Sayangnya saya tidak bisa ber ehipassiko untuk kedua hal di atas.

Mohon pencerahannya, sebelumnya anumodhana.

salam metta
 


Kalo soal Nibbana itu bukan nihilisme juga bukan eternalisme. Keadaan Nibbana itu tdk dpt digambarkan dg kata2 kita yg mrpkan produk/hasil dari yang berkondisi (sankhara/sankhata: timbul, bertahan sebentar, lalu lenyap) krn Nibbana itu tdk berkondisi (asankhata: tdk timbul, oleh sebab itu tdk lenyap).

Bukan nihilisme krn Nibbana bisa dicapai tanpa harus menunggu lenyapnya unsur2 yg berkondisi (nama rupa), misalnya Pertapa Gotama mencapai Nibbana pada usia 29 tahun di bawah pohon bodhi.

Bukan eternalisme krn Nibbana tdk dicirikan dg adanya suatu diri kekal yg mencapai Nibbana tsb.

Sederhananya Nibbana itu di luar jangkauan kita yg masih berada dan mengalami hal2 yg berkondisi. Sama halnya seekor ikan yg tdk pernah melihat daratan/tanah yg kering tdk dapat membayangkan hal tersebut walaupun seekor kura-kura yg pernah ke tempat tsb menjelaskannya.

Semoga jelas. Kurang atau lebihnya silahkan teman2 yg lain memperbaiki/menambahkan.

_/\_
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline maitri88

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 24
  • Reputasi: 2
  • Gender: Male
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1519 on: 17 October 2012, 09:34:54 PM »
To : sis M14KA , bro Kainyn Kutho, bro Aria Kumara.....

Terima kasih atas petunjuknya dan pencerahannya..., kelihatannya memang saya masih harus banyak belajar ...

Salam metta, semoga karma baik anda semua bisa segera membuahkan banyak kebaikan.


Offline M14ka

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.821
  • Reputasi: 94
  • Gender: Female
  • Live your best life!! ^^
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1520 on: 18 October 2012, 10:34:20 AM »
Terima kasih atas pencerahannya, saya memang belum memilih aliran.

Saya ingin bertanya lagi, maaf karena masih junior, banyak yang belum saya mengerti dalam buddhisme.
1. Manusia terdiri atas nama dan rupa. Dua duanya bersifat anicca (tidak kekal) dan anatta (tiada inti sejati).
    Pada waktu tumimbal lahir...rupa jelas berbeda (baru), lalu nama (batin)..., saya  bayangkan ketika masih
    bayi , itu juga baru...., tidak ada apapun yang kita ingat dalam batin kita (seperti di reset ke titik 0). Semua
    elemen batin dari vedana, citta, sanna dan vijnnana semua seperti start dari titik 0. Kita seperti manusia baru
    sama sekali yang berbeda dengan kita pada kelahiran sebelumnya. Ada yang mengumpamakan tumimbal lahir
    itu dengan lilin pertama yang tepat sebelum habis dan padam apinya, disulut dengan lilin kedua. Saya mengerti
    perumpamaan ini, tetapi juga sekaligus bingung. Apakah ini bukan berarti pada waktu tumimbal lahir , kita ini
    adalah manusia baru yang  berbeda sama sekali.  Saya merasa bahwa setelah
    mati kita itu sebetulnya lenyap, karena yang terlahir baru adalah bukan kita yang lampau, karena tiada sesuatu
    yang kita ingat (maksud saya untuk orang awam, bukan untuk tingkatan arahat), rupa baru, nama juga baru...
    Pertanyaan saya , sebenarnya siapakah atau apakah yang tumimbal lahir itu, karena semua serba baru?
   
2. Pada waktu mencapai nibbana, dikatakan batin padam total.... Ini saya juga kurang mengerti. Kalau pikiran padam
    kesadaran padam, tiada apapun bukankah ini sama dengan lenyap, musnah.  Akan tetapi dikatakan buddhisme
    bukan aliran nihilisme.  Apakah kondisi ini berarti para arahat , para buddha dll yang mencapai nibbana sudah
    tidak memikirkan apapun, tidak menyadari apapun? Saya bayangkan seperti orang tidur saja, kondisi ini.
 
Saya tahu hal ini pernah dibahas dalam thread sebelumnya, akan tetapi saya tetap belum bisa memahami dengan
jelas. Dan ini penting untuk saya karena dikatakan Nibbana adalah tujuan tertinggi dalam buddhisme, dan saya sebagai
umat buddhis walaupun junior ingin tahu, karena bagi saya apa artinya saya mempelajari sesuatu ajaran kalau saya, ti
dak mengerti tujuan akhirnya, atau tujuan tertinggi. Dan saya tahu ajaran buddhis bukan mengajarkan kepercayaan
saja ,tetapi bersifat ehipassiko...  Sayangnya saya tidak bisa ber ehipassiko untuk kedua hal di atas.

Mohon pencerahannya, sebelumnya anumodhana.

salam metta

Nyambung ga ya? Buat baca" deh.... ;D

Quote
Pernyataan yang paling eksplisit yang mendukung keadaan antara mungkin adalah Kutuhalasāla Sutta, yang mengatakan bagaimana suatu makhluk telah meletakkan tubuh ini tetapi belum terlahir kembali ke dalam tubuh lainnya.

    “Vaccha, Aku menyatakan bahwa terdapat kelahiran kembali bagi seseorang dengan bahan bakar [dengan kemelekatan],[24] bukan bagi seseorang tanpa bahan bakar [tanpa kemelekatan]. Vaccha, seperti halnya api yang membakar dengan bahan bakar, bukan tanpa bahan bakar, demikian juga, Vaccha, Aku menyatakan bahwa terdapat kelahiran kembali bagi seseorang dengan bahan bakar [dengan kemelekatan], bukan bagi seseorang tanpa bahan bakar [tanpa kemelekatan].”

    “Tetapi, Guru Gotama, ketika suatu nyala api tertiup oleh angin dan telah berjalan jauh, apakah yang Guru Gotama nyatakan sebagai bahan bakarnya?”

    “Vaccha, ketika suatu nyala api tertiup oleh angin dan telah berjalan jauh, Aku menyatakan bahwa ia diberi bahan bakar oleh udara. Karena, Vaccha, pada saat itu, udara adalah bahan bakarnya.”

    “Dan lebih jauh, Guru Gotama, ketika suatu makhluk telah meletakkan tubuh ini, tetapi belum terlahir kembali pada tubuh lainnya, apakah yang Guru Gotama nyatakan sebagai bahan bakarnya?”

    “Vaccha, ketika suatu makhluk meletakkan tubuh ini, tetapi belum terlahir kembali pada tubuh lainnya, Ku-katakan ia diberi bahan bakar oleh keinginan.[25] Karena, Vaccha, pada saat itu, keinginan adalah bahan bakarnya.”[26]

Dari hal ini kita dapat menyimpulkan bahwa Sang Buddha, mengikuti gagasan yang berlaku pada masa itu – karena Vacchagotta adalah seorang pengembara non-Buddhis (paribbājaka) – menerima bahwa terdapat sejenis interval antara kehidupan yang satu dan berikutnya. Selama waktu ini, ketika seseorang telah “meletakkan” tubuh ini, tetapi belum terlahir kembali ke dalam tubuh lainnya, ia ditopang oleh keinginan, bagaikan suatu nyala api yang tertiup oleh angin ditopang oleh angin. Perumpamaan ini menyatakan, mungkin, bahwa intervalnya dalam waktu singkat; tetapi tujuan perumpamaan ini adalah untuk menggambarkan sifat ketergantungan dari periode, bukan panjang waktu yang dihabiskannya. Di sini, seperti dalam konteks lain yang akan kita selidiki di bawah ini, ini sungguh tidak mungkin untuk mengambil kesimpulan tentang panjang waktu di dalam keadaan antara. Sementara api terbakar secara normal, ia ditopang oleh faktor-faktor yang kompleks, seperti bahan bakar, oksigen, dan panas. Tetapi ketika suatu lidah api secara sementara tertiup dari api sumbernya, ia dapat bertahan selama waktu yang singkat, dan pada waktu itu ia dengan lemah ditopang oleh suplai oksigen yang tak terputus. Hal yang sama dalam kehidupan kita, kita ditopang oleh makanan, rangsangan indera, dan seterusnya, tetapi dalam keadaan antara, hanya benang tipis keinginan yang mendorong kita maju. Tentu saja bedanya adalah nyala api akan dengan mudah padam, sedangkan bahan bakar keinginan tak terhindarkan mendorong seorang yang belum tercerahkan menuju kelahiran kembali di masa depan.
http://dhammacitta.org/dcpedia/Kelahiran_Kembali_dan_Keadaan_Antara_Dalam_Buddhisme_Awal_%28Sujato%29

Quote
Demikianlah yang kudengar. Pada suatu ketika Sang Bhagavā sedang berdiam di Sāvatthī, di Hutan Jeta, Taman Anāthapiṇḍika….

“Para bhikkhu, terdapat empat jenis makanan untuk memelihara makhluk-makhluk yang telah terlahir dan untuk membantu mereka yang akan terlahir.[1] Apakah empat ini? Makanan yang dapat dimakan, kasar atau halus; ke dua, kontak; ke tiga, kehendak batin, ke empat, kesadaran. Ini adalah empat jenis makanan untuk memelihara makhluk-makhluk yang telah terlahir dan untuk membantu mereka yang akan terlahir.[2]

“Para bhikkhu, empat jenis makanan ini memiliki apakah sebagai sumbernya, [12] apakah sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari apakah? Empat jenis makanan ini memiliki ketagihan sebagai sumbernya, ketagihan sebagai asal-mulanya; muncul dan dihasilkan dari ketagihan.[3]

“Dan ketagihan ini memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari apakah? Ketagihan memiliki perasaan sebagai sumbernya; perasaan sebagai asal-mula; muncul dan dihasilkan dari perasaan.

“Dan perasaan ini memiliki apakah sebagai sumbernya...? Perasaan memiliki kontak sebagai sumbernya.... Dan kontak ini memiliki apakah sebagai sumbernya...? Kontak memiliki enam landasan indria sebagai sumbernya .... Dan enam landasan indria ini memiliki apakah sebagai sumbernya...? Enam landasan indria memiliki nama-dan-bentuk sebagai sumbernya.... Dan nama-dan-bentuk ini memiliki apakah sebagai sumbernya...? Nama-dan-bentuk memiliki kesadaran sebagai sumbernya.... Dan kesadaran ini memiliki apakah sebagai sumbernya...? Kesadaran memiliki bentukan-bentukan kehendak sebagai sumbernya.... Dan bentukan-bentukan kehendak ini memiliki apakah sebagai sumbernya, apakah sebagai asal-mulanya, muncul dan dihasilkan dari apakah? Bentukan-bentukan kehendak memiliki kebodohan sebagai sumbernya; kebodohan sebagai asal-mula; muncul dan dihasilkan dari kebodohan.

“Demikianlah, para bhikkhu dengan kebodohan sebagai kondisi, bentukan-bentukan kehendak [muncul]; dengan bentukan-bentukan kehendak sebagai kondisi, kesadaran.... Demikianlah asal-mula keseluruhan kumpulan penderitaan ini. Tetapi dengan peluruhan tanpa sisa dan lenyapnya kebodohan maka lenyap pula bentukan-bentukan kehendak; dengan lenyapnya bentukan-bentukan kehendak, lenyap pula kesadaran.... Demikianlah lenyapnya keseluruhan kumpulan penderitaan.”

http://dhammacitta.org/dcpedia/SN_12.11:_%C4%80h%C4%81ra_Sutta



Quote
Nibbāna (Sanskrit: Nirvana) adalah kondisi dimana yang menjadi tujuan tertinggi dan termulia yang diajarkan oleh Sang Buddha. Dikenal juga dengan pembebasan dan terbebas dari kelahiran kembali di Saṃsāra. Secara literal bermakna "padamnya api". Kondisi ini dicapai dengan hancurnya kekotoran. Seseorang yang sudah mencapai kondisi ini disebut dengan Arahant.

Seseorang yang sudah mencapai kondisi nibbāna ketika mati dikenal dengan istilah parinibbāna (Sanskrit: parinirvāṇa) yang berarti nibbāna total. Sisa hidupnya setelah pencapaian, karena masih memiliki sisa nama-rupa, masih mengalami dukkha.
Definisi

    “Bagi mereka yang nafsu dan kebencian
    Bersama dengan kebodohan telah dihapuskan,
    Para Arahanta dengan noda dihancurkan:
    Bagi mereka, kekusutan terurai.

            — Saṃyutta Nikāya 7.6: Jaṭā Sutta

Nama-Rupa lenyap tanpa sisa

    “Di mana nama-dan-bentuk lenyap,
    Berhenti tanpa sisa,
    Dan juga kontak dan persepsi bentuk:
    Di sinilah kekusutan dipotong.”

            — Saṃyutta Nikāya 7.6: Jaṭā Sutta

http://dhammacitta.org/dcpedia/Nibbana

Banyak orang bertanya ke mana Sang Buddha pergi? Jika seseorang mengatakan bahwa Sang Buddha pergi ke Nibbāna maka mereka berpikir bahwa Nibbāna itu adalah suatu tempat. Nibbāna bukanlah suatu tempat, Nibbāna merupakan kondisi batin bagi kita yang mencapai pengalaman akan pembebasan akhir. Kita tidak bisa mengatakan bahwa Sang Buddha telah pergi ke suatu tempat atau Sang Buddha tetap ada tetapi ia mengalami Nibbāna atau tujuan akhir dalam hidup. Jadi jawaban terbaik untuk pertanyaan “Di Manakah Sang Buddha?” adalah Sang Buddha berada dalam pikiran anda yang telah merealisasikan Kebenaran Tertinggi.

http://dhammacitta.org/dcpedia/Di_Manakah_Sang_Buddha_%28Dhammananda%29


« Last Edit: 18 October 2012, 10:37:21 AM by M14ka »

Offline rice

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 21
  • Reputasi: 1
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia..
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1521 on: 18 October 2012, 11:46:34 AM »
 _/\_

aq mau tnya nich...
ttg atthasilla yg gx boleh makan lwt jm 12siang,,stelah itu boleh gx minum susu/teh???? :)

Offline bluppy

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.163
  • Reputasi: 65
  • Gender: Female
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1522 on: 18 October 2012, 12:13:31 PM »
_/\_

aq mau tnya nich...
ttg atthasilla yg gx boleh makan lwt jm 12siang,,stelah itu boleh gx minum susu/teh???? :)

teh boleh, susu tidak dianjurkan

Offline hemayanti

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.477
  • Reputasi: 186
  • Gender: Female
  • Appamadena Sampadetha
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1523 on: 18 October 2012, 12:13:39 PM »
_/\_

aq mau tnya nich...
ttg atthasilla yg gx boleh makan lwt jm 12siang,,stelah itu boleh gx minum susu/teh???? :)
teh boleh, tapi susu dan segala yang mengandung susu g boleh. :)
"Sekarang, para bhikkhu, Aku mengatakan ini sebagai nasihat terakhir-Ku: kehancuran adalah sifat dari segala sesuatu yang terbentuk. Oleh karena itu, berjuanglah dengan penuh kesadaran."

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1524 on: 18 October 2012, 12:17:06 PM »
teh boleh, susu tidak dianjurkan

kalo susu non-dairy, misalnya susu kedelai, ini diperlukan seperti jus buah, jadi masih diperbolehkan

Offline rice

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 21
  • Reputasi: 1
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia..
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1525 on: 18 October 2012, 01:09:43 PM »
 _/\_

klw atthasila yg gx bleh pakai assesoris,make up,dll

klw pakai bedak and perhiasan seperti : cincin,gelang budha bloh gx???? :)
mhon petunjuknya... ;)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1526 on: 18 October 2012, 01:11:04 PM »
_/\_

klw atthasila yg gx bleh pakai assesoris,make up,dll

klw pakai bedak and perhiasan seperti : cincin,gelang budha bloh gx???? :)
mhon petunjuknya... ;)

apakah bedak termasuk make up? apakah cincin, gelang termasuk assesoris [sic]?

Offline rice

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 21
  • Reputasi: 1
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia..
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1527 on: 18 October 2012, 01:14:19 PM »
apakah bedak termasuk make up? apakah cincin, gelang termasuk assesoris [sic]?



termasuk sich.... ;D
jdi gx boleh yach???? ;D ::) ::)

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1528 on: 18 October 2012, 01:25:35 PM »


termasuk sich.... ;D
jdi gx boleh yach???? ;D ::) ::)

karena "klw atthasila yg gx bleh pakai assesoris,make up,dll" maka tidak boleh

Offline rice

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 21
  • Reputasi: 1
  • Gender: Female
  • Semoga semua mahluk berbahagia..
Re: Tanya ? Jawab untuk Pemula
« Reply #1529 on: 18 October 2012, 01:41:50 PM »
karena "klw atthasila yg gx bleh pakai assesoris,make up,dll" maka tidak boleh


 :'( wahh susah bngt klw cewek mau atthasila :(

tapi ttp hrs semangat asal ada tekad pasti bisa :)

trimis ko atz penjelasannya jdi lbh tau mn yg bleh mn yg gx bleh _/\_

 

anything