bro adi lim, RAPB tu buku apa ya?
sudah dijawab bro will
apakah memang ada ketentuan bagaimana seharusnya menyikapi org yg sudah meninggal?
selama ini aku blm pernah tau bagaimana menurut pandangan Buddhist.... kl secara awam kan kl ada yg meninggal jgn ditangisi, katanya bikin yg sudah meninggal itu menderita...
orang mati, hanya tinggal sisa tubuh/jasad yg akan membengkak, hancur, membusuk, dan tidak berharga.
Referensi saya tubuh orang mati paling bagus dikremasi/bakar
Bro Wie, mungkin yang anda maksud adalah orang hidupnya sakit/nyawa keadaan kritis.
Menurut cerita pengalaman yang pernah terjadi,
Andai ada umat awam/orang biasa sakit dan yang nyawa keadaan sakit kritis, diharapkan sanak saudaranya terdekat jangan menangisi dengan teriakan dan histeris, karena akan mempergaruhi kondisi batin yang sakit kritis itu.
Orang yang belum mati (masih kritis) kesadaran nya masih ada dan peka terhadap kondisi disekitarnya.
Apabila ada tangisan tentunya bisa menyebabkan kesedihan juga pada batin yang sakit itu, sehingga yang sakit jadi nya melekat pada saudara2 dekatnya.
dan menurut Abhidhamma, kondisi batin pada orang menjelang ajal biasanya bergejolak antara pikiran baik dan buruk saling berlomba utk eksis. Dan kebetulan ada teriakan dan histeris dari sanak saudara tentunya akan sangat mempengaruhi batin si sakit, sehingga terjadi kemelekatan pada sanak sauadara tsb, dan bila keadaan ini terjadi, yang sakit itu bisa meninggal terlahir menjadi mahluk peta(hantu), atau meninggal dengan pikiran terakhir penuh kebencian akan terlahir jadi mahluk penghuni neraka.
Boleh baca buku 'Kamma Pencipta Sesungguhnya' hal 152 tentang Wanita Penyedia Poci Air,
karya Dr. Tien M, Myanmar.