Salam sejahtera buat rekan-rekan semua
Saya adalah seorang pemula di agama Budha ,(KTP Doang)
Anak saya sering menanyakan bagaimana bumi,langit ,manusia dll yg ada didunia ini tercipta..?
Darimana kita tau kalau kita ini dapat ber-reinkarnasi....?
Mengapa di agama Budha tidak ada Tuhan...?
Mengapa di agama Budha tidak ada kata berdoa....?
Mengapa kita harus pergi ke klenteng (Cap Go/Ce IT) dan sembahyang kepada Dewa..?
Bagaimana cara memutuskan tali reinkarnasi selain menjadi Budha..?
Mengapa Budha juga dapat ber-reinkarnasi..?
Apa ada rekan -rekan yang bisa menjabarkannya secara detail........!!!!!!
karena sy sama sekali nga ngerti.....!!!!!!!
kalau bisa sich dalam bahasa yg sangat sederhana,biar gampang dimengerti...!!!!
TQ sebelumnya
Saya mencoba menjawabnya ya.....semoga jawaban saya sesuai dengan yang diinginkan:
1. Bagaimana Bumi, langit, dan manusia itu tercipta?. Kita tahu bahwa alam semesta ini luas sekali dan bukan hanya cuma 1 planet bumi saja....kan didalam fisika alam semesta ini bisa mengalami kemunculan bintang dan planet baru serta adanya bintang yang mati.... Bumi ini juga timbul karena proses alami alam ini yang muncul dan lenyap... suatu saat Bumi ini pun akan lenyap dan akan muncul lagi bumi yang baru... Langit itu sebenarnya adalah ruang kosong diantara planet-planet... jd pada prinsipnya langit itu hanya persepsi kita keterbatasan indra penglihatan kita saja...
Setelah alam Bumi ini hancur, maka makhluk-makhluk akan terlahir di alam Abhasara (alam cahaya)... ini saya copy dari blog ratnakumara (yaitu Agganna-sutta, yang merupakan Sutta ke-27 dari Digha Nikaya.):
(a). Masa Setelah Kiamat / Hancurnya Bumi
“Vasetha, terdapat suatu saat, cepat atau lambat, setelah suatu masa yang lama sekali, ketika dunia ini hancur ( kiamat ). Dan ketika hal ini terjadi, umumnya makhluk-makhluk terlahir kembali di Abhassara ( alam cahaya, surga ke-12 dalam kosmologi Buddhis ); disana mereka hidup dari ciptaan batin ( mano maya ), diliputi kegiuran batin, memiliki tubuh yang bercahaya, melayang-layang di angkasa, hidup dalam kemegahan.
Mereka hidup demikian dalam masa yang lama sekali.
(b). Kondisi Bumi setelah berlalunya masa Kiamat / Hancurnya Bumi ( pembentukan awal )
“ Pada waktu itu ( bumi kita ini ) semuanya terdiri dari air, gelap gulita. Tidak ada matahari atau bulan yang nampak, tidak ada bintang-bintang maupun konstelasi-konstelasi yang kelihatan, siang maupun malam belum ada, laki-laki maupun wanita belum ada. Makhluk-makhluk hanya dikenal sebagai makhluk-makhluk saja. “
Khotbah Sang Buddha tersebut ternyata senada dengan pendapat para ilmuwan modern, bahwa pada awal-mulanya, permukaan bumi ini tertutup oleh air. Merujuk pada khotbah tersebut, Sang Buddha tidak menyatakan bahwa matahari dan bintang-bintang belum ada atau tercipta setelah bumi. Yang dinyatakan Sang Buddha adalah, bahwa matahari dan bintang-bintang belumlah nampak, atau dengan kata lain ada sesuatu yang lain yang menghalangi penampakan mereka. Bisa diartikan, yang menghalangi terlihatnya cahaya matahari dan bintang-bintang adalah karena makhluk-makhluk yang ada waktu itu semuanya adalah makhluk cahaya, yang memancarkan sinar kemilau yang megah, yang karenanya menutupi sinar matahari, bulan dan bintang. Makhluk hidup yang ada pertama kali adalah “aseksual”, tidak berjenis kelamin, tidak ada laki-laki, tidak ada perempuan. Hal ini senada dengan temuan para ilmuwan modern.
(c). Makanan yang Muncul Pertama Kali
“ Vasetha, cepat atau lambat setelah masa yang lama sekali bagi makhluk-makhluk tersebut, tanah dengan sarinya muncul keluar dari dalam air. Sama seperti bentuk-bentuk buih ( busa ) di permukaan nasi susu masak yang mendingin, demikianlah munculnya tanah itu.
Tanah itu memiliki warna, bau dan rasa. Sama seperti dadih susu atau mentega murni, demikianlah warna tanah itu; sama seperti madu tawon murni, demikianlah manis tanah itu. “
(d). “Dosa” Asal Para Makhluk : Keserakahan
“ Kemudian Vasetha, diantara makhluk-makhluk yang memiliki sifat serakah ( lolojatiko ) berkata : “O apakah ini ? “, dan mencicipi sari tanah itu dengan jarinya. Dengan mencicipinya, maka ia diliputi oleh sari itu, nafsu keinginan masuk dalam dirinya.
Makhluk-makhluk lainnya mengikuti contoh perbuatannya, mencicipi sari tanah itu, dengan jari-jari…makhluk-makhluk itu mulai makan sari tanah, memecahkan gumpalan-gumpalan sari tanah tersebut dengan tangan mereka.”
(e). Lenyapnya Cahaya dari Para Makhluk Cahaya dan Terlihatnya Sinar Matahari dan Bintang-bintang
“ Dan dengan melakukan hal ini, cahaya tubuh makhluk-makhluk itu lenyap. Dengan lenyapnya cahaya tubuh mereka, maka matahari, bulan, bintang-bintang dan konstelasi-konstelasi nampak… siang dan malam terjadi.”
(f). Bermulanya Pembentukan Bumi Kembali ( Evolusi )
“ Demikianlah Vasetha, sejauh itu bumi terbentuk kembali. Vasetha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati sari tanah, memakannya, hidup dengannya, dan berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali.”
(g).Terbentuknya Tubuh Para Makhluk Dunia
“ Berdasarkan atas takaran yang mereka makan itu, maka tubuh mereka menjadi padat, dan terwujudlah berbagai macam bentuk tubuh. Sebagian makhluk memiliki bentuk tubuh yang indah dan sebagian makhluk memiliki bentuk tubuh yang buruk.”
(h). Munculnya Tumbuhan Pertama Kali ( Tumbuhan Serupa Cendawan )
“ Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh yang indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh yang buruk…maka sari tanah itupun lenyap…ketika sari tanah lenyap…muncullah tumbuhan dari tanah ( bhumipappatiko ).
Cara tumbuhnya seperti cendawan…mereka menikmati, mendapatkan makanan, hidup dengan tumbuhan yang muncul dari tanah tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali…( seperti diatas )…”
Sementara mereka bangga akan keindahan diri mereka, mereka menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan yang muncul dari tanah itupun lenyap.
(i). Munculnya Tumbuhan Selanjutnya ( Tumbuhan Menjalar )
“ Selanjutnya tumbuhan menjalar ( badalata ) muncul…warnanya seperti dadih susu atau mentega murni, manisnya seperti madu tawon murni. Mereka menikmati, mendapatkan makanan dan hidup dengan tumbuhan menjalar itu…maka tubuh mereka menjadi lebih padat; dan perbedaan tubuh mereka nampak lebih jelas, sebagian nampak indah dan sebagian nampak buruk.
Dan karena keadaan ini, maka mereka yang memiliki bentuk tubuh indah memandang rendah mereka yang memiliki bentuk tubuh buruk…
Sementara mereka bangga akan keindahan tubuh mereka sehingga menjadi sombong dan congkak, maka tumbuhan menjalar itupun lenyap. “
(j). Munculnya Padi
“ Kemudian Vasetha, ketika tumbuhan menjalar lenyap…muncullah tumbuhan padi ( Sali ) yang masak di alam terbuka, tanpa dedak dan sekam, harum, dengan bulir-bulir yang bersih. Pada sore hari, mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan pada waktu malam, pada keesokan paginya padi itu telah tumbuh dan masak kembali. Bila pada pagi hari mereka mengumpulkan dan membawanya untuk makan siang, maka pada sore hari padi tersebut telah tumbuh dan masak kembali, demikian terus menerus padi itu muncul.
Vasetha, selanjutnya makhluk-makhluk itu menikmati padi ( masak ) dari alam terbuka, mendapatkan makanan itu dan hidup dengan tumbuhan padi tersebut, dan hal ini berlangsung demikian dalam masa yang lama sekali.”
(k). Terbentuknya Jenis Kelamin : Laki-laki dan Perempuan
“ Berdasarkan atas takaran yang mereka nikmati dan makan itu, maka tubuh mereka tumbuh lebih padat, dan perbedaan bentuk tubuh mereka nampak lebih jelas. Bagi wanita nampak jelas kewanitaannya ( itthilinga ) dan bagi laki-laki nampak jelas kelaki-lakiannya ( purisalinga ).”
(l).Terjadinya Hubungan Sexual
“ Kemudian wanita sangat memperhatikan tentang keadaan laki-laki, dan laki-lakipun sangat memperhatikan keadaan wanita. Karena mereka saling memperhatikan keadaan diri satu sama lain terlalu banyak, maka timbullah nafsu indria yang membakar tubuh mereka. Dan sebagai akibat adanya nafsu indria tersebut, mereka melakukan hubungan kelamin.
Vasetha, ketika makhluk-makhluk lain melihat mereka melakukan hubungan kelamin…dst…dst… “.
Menurut Sang Buddha, alam semesta ini tidak berawal ; tidak ada awal yang benar-benar awal, karena daur-hidup semesta ini, dari awal-mula terjadi hingga kiamat, dan mulai dari awal evolusi lagi, telah berlangsung sangat lama, tidak hanya sekali saja.
Keberadaan dan berlangsungnya alam-semesta itu ditunjang oleh hukum alam semata. Hukum alam itu sendiri, sesungguhnya bersifat relatif, hanya berlaku di alam fenomena, dan muncul “secara khayal” / “delusif” dari dalam tathagatagarbha ( “rahim Tathagata” ).
Sang Buddha juga mengajarkan bahwa ada banyak planet lain yang juga dihuni makhluk hidup, jauh sebelum tata-surya kita terbentuk. Mungkin inilah yang saat ini oleh ilmuwan dan masyarakat modern dikenal dengan “alien”. Tidak mengherankan bila makhluk luar angkasa ini mempunyai teknologi dan peradaban yang jutaan tahun lebih maju daripada manusia, karena ternyata menurut Sang Buddha sendiri, sebelum tata-surya kita terbentuk, diluar sana telah ada tata-surya yang juga telah dihuni oleh makhluk-makhluk hidup.
2. Pembuktian re-inkarnasi?.. Mgkn lebih cocok sebutnya tumimbal lahir bukan re-inkarnasi....ini yang agak sulit untuk dibuktikan.... pembuktian biasanya cuma bersifat pribadi... ada beberapa ilmuwan sudah melakukan research hal ini seperti Dr.Stevenson... coba search di google hasil research stevenson biasanya banyak keluar... atau cara yang lebih gampang dengan menggunakan Hipnotis (past life regression) mgkn bisa contact nathali sunaidi untuk hal ini...
3. Masalah Tuhan?... orang selalu mempermasalahkan Tuhan karena terpengaruh oleh ajaran Samawi kalo menurut saya... Buddha mengatakan:
para mahluk adalah pemilik karmanya sendiri, pewaris karmanya sendiri, memiliki karmanya sebagai penyebab kelahiran kembali, karma merupakan sanak keluarganya, dan karma sebagai pelindungnya. Karma yang menyebabkan makhluk yang memiliki keadaan hina atau Mulia (Majjima Nikaya III.203)
Diri kita sendirilah yang bertanggung-jawab atas diri kita sehingga kehadarin sosok makhluk yang namanya Tuhan itu tidak mempunyai peran lagi....kalo kita lihat Tuhan seperti yang dikenal oleh Ajaran samawi...
4. Masalah Doa?.. Ajaran Buddha mengajarkan untuk mengurangi keserakahan (lobha) , kebencian (dosa)), dan kegelapan bathin (moha).. nah kalo kita kaitkan dalam doa seperti yang dikenal di masyarakat luas di sekitar kita...contoh doa yang seperti ini misalkan.. 'ya tuhan berkatilah saya supaya saya menang undian"... dengan otomatis kalo kita lihat kedalam bathin kita ini akan menambah keserakahan kita, tetapi tidak semua doa seperti ini...ini contoh yang extreme.... karena kita adalah bertanggung-jawab atas diri kita sendiri jd doa yang memohon itu tidak pada tempatnya... didalam Ajaran Buddha harusnya kita membagi misalkan mengembangkan cinta kasih dengan mengucapkan "semoga semua makhluk berbahagia"... ini juga bisa di consider sebagai doa cuma berpusat pd diri kita dan diarahkan ke makhluk yang lain.
5.pergi ke kelenteng dan sembayang dewa?...ini sebenarnya adalah tradisi Tionghoa dalam tridharma.. jd perlu dibedakan antara praktek ajaran Buddha dengan praktek tradisi.
6. Bagaimana memutuskan Tali reinkarnasi.?... mgkn lebih cocok sebutnya tumimbal-lahir krn re-inkarnasi punya arti yang berbeda kl menurut ajaran Buddha... untuk bisa memutuskan lingkaran ini ya tentu harus bisa menumbus Anicca, Dukka, Anatta.... dan katanya ini bisa dicapai dengan meditasi Vipassana. Krn saya juga masih puthujana dan saya blm bisa menembus hal ini maka saya menggunakan katanya..
7. Buddha dapat ber-reinkarnasi?... Buddha sudah memutuskan semua faktor pendukung untuk tumibal-lahir.... jd Buddha sudah tidak akan ber tumimbal-lahir lagi...