masukan bagus bro Forte, serasa bro pernah menjadi property ad agency lhoo....
yg menjadi plus.. spt ada pohon mangga yg udah bisa berbuah... adan sumur bor...
lantai marmer...etc...
saya penggemar tren properti.. jadi biasalah.. suka lihat2..
maaf sis berhubung ini agak aneh, saya coba search bbrp artikel.
saya coba share di sini yah.
A:
Klo untuk pengecekan keaslian/tanah tidak sengketa/kepemilikan ganda sedangkan surat masih berupa AJB bagaimana gan? apakah cukup cek di kelurahan atau juga bisa di cek di BPN? secara surat masih AJB...mohon pencerahan nya, Thanks
B:
Surat masih AJB itu gmn gan?
AJB (Akta Jual Beli itu hanya sebagai alat untuk mengalihkan hak saja)
Contohnya begini:
A punya Sertipikat Hak Milik (Penjual)
B ingin membeli Sertipikat tersebut dari A.
Maka antara A dan B dibuatlah Akta Jual Beli.
Isi dari AJB intinya mengalihkan hak kepemilikan tanah tersebut dari A ke B.
Nah, yang dichecking itu Sertipikatnya (Sertipikat = bukti kepemilikan hak)
Semoga bisa dimingerti penjelasan ane..
A:
maksud sy tanah tersebut belum memiliki Sertifikat Hak Milik (BELUM SHM)
bukti kepemilikan atas tanah tersebut masih berupa AJB dari pemilik sebelumnya
mungkin istilahnya girik kali yah, ane juga masih awam
nah yang mau sy tanyakan, apakah bukti kepemilikan yang masih berupa AJB/girik tersebut bisa di cek keaslian/tidak sengketa/kepemilikan ganda di BPN?
atau hanya bisa di cek di kelurahan atau kecamatan apakah tanah tersebut bersengketa atau tidak
begitu gan...mohon penerangan nya
thanks
B:
Itu bukan AJB gan, karena kalo Akta Jual Beli (yg dibuat oleh PPAT dalam rangka Jual Beli Tanah, entah itu tanpa bangunan atau dengan bangunan) itu cuma alat untuk peralihan hak, BUKAN bukti kepemilikan hak.
Dari penjelasan agan, kemungkinan tanah tersebut masih belum bersertipikat, bisa banyak kemungkinan, bisa GIRIK, PETOK D, LETTER C, dan lain sebagainya. Semua itu bukan bukti kepemilikan hak, melainkan hanya bukti pembayaran pajak untuk tanah adat. Untuk mengecek status tanah yg belum bersertipikat tersebut bisa ke kantor KELURAHAN. Disana ada semacam buku tanah tapi khusus kelurahan itu saja. Dari sana bisa dilihat siapa yg memiliki tanah tersebut. (Kalau di Kelurahan kurang jelas bisa ke KECAMATAN)
Jadi, di sana bisa dicocokan nomor yg ada di GIRIK dengan yg ada di buku tanah Kelurahan, beserta luas tanah, dsb.
Mengenai adanya sengkata atau tidak, bisa ditanyakan juga di sana, plus RT/RW setempat. Karena mereka yg tau riwayat tanah tersebut.
Di BPN tidak bisa dicek kepemilikan atas tanah girik tsb. Saya memang blm pernah liat Peta BPN sih, haha, tapi seharusnya di BPN hanya keliahatan bahwa tanah yg agan beli itu SUDAH BERSERTIPIKAT/BELUM.
Jadi harus ke KELURAHAN/KECAMATAN deh untuk pengecekan.
Mungkin itu... Hmm
nice share..
walau punya SHM pun, biasanya harus dicermati juga.. karena kadang bisa ada case begini..
rumah awal tipe 36/72 katakanlah.. lalu ada duit.. renov rumah.. tambah tingkat..
otomatis LB bangunan bertambah toh.. nah.. SHM juga harus direvisi sebelum dilakukan penjualan..
lalu yang lain2.. seperti NJOP juga mesti diperhatikan.. apakah harga jual di bawah / di atas NJOP ?