//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada  (Read 17692 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« on: 24 April 2009, 11:52:46 AM »
Hallo teman2, ada yang tahu gak sejarah terputusnya kebhikkhunian dari mazhab Theravada???
 _/\_
« Last Edit: 24 April 2009, 11:53:34 AM by gachapin »

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #1 on: 26 April 2009, 09:01:10 PM »
kan di mata pelajaran buddhis ada kan karena tahun 1923 bhikkuni nya tidak lengkap lima orang untuk mentabhiskan bhikunni maka sangha theravada waktu itu menyatakan begitu dah.

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #2 on: 26 April 2009, 09:05:07 PM »
Berarti kalo sangha sudah kurang dari lima orang, sudah tak bisa mengupasampadakan Bhikkhu/ni baru ya ? Itu yang membuat sangha menjadi bubar ?

Offline Huiono

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 492
  • Reputasi: 32
  • Gender: Male
  • Hmm...
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #3 on: 26 April 2009, 09:22:15 PM »
Yang pasti sih karena kurangnya orang yang tertarik jadi bhikkhuni pada saat itu.. Dan saat itu, perkembangan/penyebaran Bhikkhuni Theravada tidak sampai ke Asia Tenggara seperti Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos dkk..
Kl gak salah, agama Buddha menyebar ke Asia Tenggara hanya oleh para Bhikkhu. Sementara bhikkhuni tetap di di Sri Langka or India... karena kurang penyebaran dan minat yang semakin sedikit di daerah asal, maka silsilahnya terputus..

Tapi sekarang udah mulai dilanjutkan lagi.. Emang ada pro dan kontra. Tapi, menurut seorang bule yg telah berpengalaman puluhan tahun dalam Buddhism, ajaran Buddha akan sangat kuat bila ada 4 pilar Bhikkhu-bhikkhuni dan Samanera-samaneri..
Mari kita mengupayakan dan mendukung yang terbaik... :)
"During times of universal deceit, telling the truth becomes a revolutionary act"
                                                                                                   -George Orwell

Offline kullatiro

  • Sebelumnya: Daimond
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.155
  • Reputasi: 97
  • Gender: Male
  • Ehmm, Selamat mencapai Nibbana
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #4 on: 26 April 2009, 09:34:32 PM »
Berarti kalo sangha sudah kurang dari lima orang, sudah tak bisa mengupasampadakan Bhikkhu/ni baru ya ? Itu yang membuat sangha menjadi bubar ?


untuk bhikkuni sebenarnya ada sepecial case (yang saat ini menjadi perdebatan), kalo untuk bhikku tuh benar kalo kurang dari lima maka dinyatakan lenyap.

jgn lupa yah masih ada Yang Arya Maha Kassapa Yang bermeditasi di bukit apa gitu.

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #5 on: 26 April 2009, 11:57:06 PM »
Kalo gak salah ......
Bhikkhuni terakhir adalah seorang putri dari Raja Asoka yg terkenal .....
dan memang putri Asoka ini hanya sampe di negara Srilangka
Di Srilangka, menurut sejarah agama Buddha Theravada hampir punah karena adanya serangan dari luar
dampaknya ke Bhikkhuni-an Theravada ikut lenyap ......

Mohon koreksi ......  _/\_
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #6 on: 27 April 2009, 09:18:21 AM »
kan di mata pelajaran buddhis ada kan karena tahun 1923 bhikkuni nya tidak lengkap lima orang untuk mentabhiskan bhikunni maka sangha theravada waktu itu menyatakan begitu dah.

kalau yg saya pernah tahu sih, dari tahun 1100-an...... jadi bhikkhuni terakhir itu abad ke 12

Yang di srilangka disebut berasal dari Sekte Gupta (agak lupa tp namanya kira2 seperti itu), yang menyebut diri Theravada tp diklaim sesungguhnya berasal dari Tiongkok

Tapi karena sejarah2 seperti itu sangat kabur, untuk saya pribadi tidak terlalu mempermasalahkannya karena kebenaran adalah kebenaran, bukan tergantung dari siapa yg memberitahukannya

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #7 on: 27 April 2009, 10:32:50 AM »
Kalo gak salah ......
Bhikkhuni terakhir adalah seorang putri dari Raja Asoka yg terkenal .....
dan memang putri Asoka ini hanya sampe di negara Srilangka
Di Srilangka, menurut sejarah agama Buddha Theravada hampir punah karena adanya serangan dari luar
dampaknya ke Bhikkhuni-an Theravada ikut lenyap ......

Mohon koreksi ......  _/\_

Sanghamitta Bhikkhuni terakhir? Setahu saya sih setelah Sanghamitta masih ada lagi, seperti yang ditulis om Markos.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #8 on: 27 April 2009, 04:05:25 PM »
untungnya silsilah bikkhuni bukan cuma 1 theravada, jadi kita masih punya bikkhuni di dunia sekarang.
Kalo ga salah sudah hampir disetujui kelanjutan/ membangkitkan kembali silsilah bikkhuni theravada
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #9 on: 27 April 2009, 04:08:44 PM »
bhikhuni masih ada di mahayana koq
hehehe...

abis di persulit sech,
itu kan rasial nama-nya

hari gini?
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #10 on: 27 April 2009, 04:49:43 PM »
untungnya silsilah bikkhuni bukan cuma 1 theravada, jadi kita masih punya bikkhuni di dunia sekarang.
Kalo ga salah sudah hampir disetujui kelanjutan/ membangkitkan kembali silsilah bikkhuni theravada

ada sumbernya bro? misal dari WFB atau dari mana?

maaf saya agak kuper.......

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #11 on: 27 April 2009, 04:52:08 PM »
bhikhuni masih ada di mahayana koq
hehehe...

abis di persulit sech,
itu kan rasial nama-nya

hari gini?

dear bro napis.....

kekna ini thread theravada loh....... dan sejauh yg saya tahu, sudah TIDAK ADA bhikkhuni secara theravada

Jadi jika ingin membahas, mari dibahas secara theravada, bukan dengan sudut pandang mahayana

kalo mahayana sih memang masih ada dan eksis sampe sekarang.... tapi itu udah OOT (out of topic) loh....

kalau ingin bahas bhiksuni mahayana, mungkin anda bisa buka thread sendiri, ok?

back to topic..........
« Last Edit: 27 April 2009, 04:54:43 PM by markosprawira »

Offline naviscope

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.084
  • Reputasi: 48
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #12 on: 27 April 2009, 05:15:47 PM »
^
^
tiddddaaaaakkkkkkkkkkkk

trus kalau yang wanita mo jadi bhiksu tidak bole ya.....

dimana letak keadilan?

katanya agama buddha agama yang tidak memandang gender
agama yang paling adil....

kacian banget yang lahir jadi perempuan,
harus dilahirkan kembali jadi lelaki, jadi dikehidupan sekarang dia cuma bisa harap harap cemas....
mudah2an kehidupan berikutnya bisa menjadi lelaki....
Tinggalkan masa lalu, lepaskan beban akan masa depan, tidak terikat dengan yang sekarang maka kamu akan merasakan kedamain batin.

Leave the past alone, do not worry about the future, do not cling to the present and you will achieve calm.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #13 on: 27 April 2009, 05:30:47 PM »
^
^
tiddddaaaaakkkkkkkkkkkk

trus kalau yang wanita mo jadi bhiksu tidak bole ya.....

dimana letak keadilan?

katanya agama buddha agama yang tidak memandang gender
agama yang paling adil....

kacian banget yang lahir jadi perempuan,
harus dilahirkan kembali jadi lelaki, jadi dikehidupan sekarang dia cuma bisa harap harap cemas....
mudah2an kehidupan berikutnya bisa menjadi lelaki....

apa adanya aja.
kalau Sangha yang didirikan oleh Sang Buddha memang sudah tidak bisa lagi ada gimana? apa harus dipaksakan ada?
Sang Buddha sudah memberikan kesempatan pada waktunya, dan sekarang memang kondisinya sudah tidak bisa.
Terus? Memang umat awam wanita gak bisa mencapai pencerahan?

maksudnya gak adil itu apa om? apa maksudnya para thera itu bias gender?
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #14 on: 27 April 2009, 05:33:38 PM »
Quote
When the Buddha returned to Kapilavatthu he soon ordained his son Rāhula as a novice, but he did not then ordain his former wife, Yasodharā as a nun. The Buddha permitted the ordination of women only after the intervention of Venerable Ānanda, having already refused a direct request from his foster-mother three times. That is not equal treatment. What is equal between men and women is their ability to understand and practise the Dhamma to gain realisation of nibbāna. As regards spiritual maturity, virtue, and wisdom — the things that really matter — there is no difference. The physical and emotional needs of men and women are not identical.
Oleh Bhikkhu Pesala.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Adhitthana

  • Sebelumnya: Virya
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.508
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #15 on: 28 April 2009, 12:15:44 AM »
Kalo gak salah ......
Bhikkhuni terakhir adalah seorang putri dari Raja Asoka yg terkenal .....
dan memang putri Asoka ini hanya sampe di negara Srilangka
Di Srilangka, menurut sejarah agama Buddha Theravada hampir punah karena adanya serangan dari luar
dampaknya ke Bhikkhuni-an Theravada ikut lenyap ......

Mohon koreksi ......  _/\_

Sanghamitta Bhikkhuni terakhir? Setahu saya sih setelah Sanghamitta masih ada lagi, seperti yang ditulis om Markos.
Secara historis kayaknya memang Sanghamitta Bhikkhuni terakhir ......
http://www.samaggi-phala.or.id/naskahdamma_dtl.php?id=28&cont=sangha_bhikkhuni_.html&path=naskahdhamma&multi=T&hal=0&hmid=215


Sanghamitta arriving in Sri Lanka with the Holy Bodhi Tree
« Last Edit: 28 April 2009, 12:19:10 AM by Virya »
  Aku akan mengalami Usia tua, aku akan menderita penyakit, aku akan mengalami kematian. Segala yang ku Cintai, ku miliki, dan ku senangi akan Berubah dan terpisah dariku ....

Offline Dv_Kirana

  • Samaneri
  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 29
  • Reputasi: 2
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #16 on: 28 April 2009, 04:22:08 PM »
 _/\_

Setahu saya YM.Sanghamitta Arahat datang ke Srilanka utk mengupasampada Ratu Anula, saat mengajukan permohonan untuk menjadi Bhikkhuni beliau telah mencapai Sakadagami beserta 500 dayangnya (setelah mendengarkan Dhammadesana YM.Mahinda Arahat pada hari kedua, pada saat hari pertama Sotapanna). oleh Raja Devanampitissa selaku suami memberikan dukungan dengan memberikan ijin serta mendirikan Nunnery utk beliau, itulah nunnery yang pertama di Srilanka.

Setelah Ratu Anula menjadi Bhikkhuni (Abad 3SM) di Srilanka kebhikkhunian berkembang dengan pesat karena adanya support dari Raja langsung, namun pd saat Abad ke-X seorang Raja di India yg sangat taat kepada Agama Buddha, tidak ingin agama Buddha hanya berumur setengah dari yang seharusnya yaitu 10.000 thn sehingga menjadi hanya 5.000 thn karena adanya kebhikkhunian, menutup atau menghapus atau memusnahkan saya tidak tahu, hanya setahu saya ditiadakan. Berdasarkan dosen saya Prof.Jayasuriya, hal ini hanya utk India dan Srilanka, sedangkan Fa-Shien pd saat abad ke-2 datang ke Srilanka dan membawa 2 orang bhikkhuni utk mendirikan kebhikkhunian di China, sehingga dosen saya termasuk pendukung pendirian kembali kebhikkhunian, karena menurut beliau sebenarnya tidak sungguh2 musnah seperti yang diceritakan sejarah. Pada th.1996 seorang Professor dari Universitas Colombo memberanikan diri upasampada di India, dia lah Bhikkhuni pertama yang dimiliki Srilanka, Prof.Kusuma (beliau teman YM.Ayya Santini). Beliau sangat brilliant, buku2 beliau juga produktif, antara lain Live in Peace (Vol.I, II, III), dll.

Selanjutnya th.2000 Fo Guan Shan (Taiwan) memberikan bantuan berupa mengupasampada 100 bhikkhuni Srilanka (Theravada), ada 3 orang pernah berkunjung ke Indonesia (teman baik YM.Ayya Santini), apabila ada yang berminat, sekarang Srilanka bisa mengupasampada Bhikkhuni, Thailand pun mengirimkan Samanerinya ke Srilanka untuk Upasampada. Ada beberapa tempat, Dambulla, Horana (Horana ini Buddhist Cultural Centre, YM.Kirama Wimalajothi, beliau sahabat baik YM.Sri Pannavaro-Mendut, bisa berbahasa Indonesia).

Mohon maaf bila ada kesalahan informasi, ini yang saya ketahui dari dosen saya di Campus dan juga berdasarkan konsultasi langsung dengan Bhikkhuni Prof.Kusuma,MA, PhD, Bhikkhuni Suphesala,MA, dll.

Apabila ada yang tidak berkenan atau berkenan mohon maaf, semua jalan Theravada atau Mahayana bagi saya yang penting mengembangkan purity. The development of the mind to purity is the most important whatsoever the way. All beings have the Buddha nature, so whosoever one can attain the enlightenment.

May all beings be happy and well

Offline marcedes

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.528
  • Reputasi: 70
  • Gender: Male
  • May All Being Happinesssssssss
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #17 on: 29 April 2009, 11:30:46 AM »
ketika seorang wanita ingin menjadi bikkhuni bisa saja,
tetapi tidak dengan memakai tradisi Theravada.
jadi bisa saja ditahbiskan dengan memakai tradisi lain(ex,mahayana), lalu belajar secara meditasi atau lainnya secara Theravada ^^
tetapi tidak mengatakan bahwa "bikhuni sangha theravada"

mengapa sang buddha menetapkan harus ada syarat-syarat dalam penabisan, ini dikarenakan sang buddha tahu betul ke-depan akan seperti apa....

misalkan saja dalam RAPB sang buddha menyatakan bahwa ada beberapa sammsambuddha dimana kehidupan suci cepat berakhir.(tetapi gw sendiri lupa halaman berapa yah ^^)


salam metta.
Ada penderitaan,tetapi tidak ada yang menderita
Ada jalan tetapi tidak ada yang menempuhnya
Ada Nibbana tetapi tidak ada yang mencapainya.

TALK LESS DO MOREEEEEE !!!

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #18 on: 04 May 2009, 08:20:10 PM »
terima kasih atas tanggapan bro/sis sekalian....saya bertanya begini soalnya saya pernah diceritain bahwa dulu ketika bangsa turki menyerang india terjadi pembunuhan terhadap para bhikkhu dan bhikkhuni....jadi sempat terpikirkan apakah karena hal ini bhikkhuni akhirnya tidak ada kelanjutannya  :)

 _/\_

Offline Dhamma Sukkha

  • Sebelumnya: Citta Devi
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.607
  • Reputasi: 115
  • kilesaa... .... T__T""" :) _/\_
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #19 on: 04 May 2009, 08:43:19 PM »
i mo nanya...
mungkinkah Sangha Bhikkhuni Theravada dibangun/muncul lagi?
May All being Happy in the Dhamma ^^ _/\_

Karena Metta merupakan kebahagiaan akan org lain yg tulus \;D/

"Vinayo ayusasanam"
sasana/ajaran Buddha akan bertahan lama karena vinaya yg terjaga... _/\_ \;D/

Offline wirandi

  • Teman
  • **
  • Posts: 56
  • Reputasi: 8
  • Gender: Male
  • may all be happy
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #20 on: 05 May 2009, 11:15:52 AM »
klo menurut saya kenapa gak? untuk membangun sangha yg baru.
semua bhikkhuni yg di upasampada di Fo Guan San taiwan memiliki pegangan cullavagga 10
kurang lebihnya :
sang buddha berkata, para bhikkhu diperkenankan memberi upasampada pada wanita untuk menjadi bhikkhuni n pria untuk menjadi bhikkhu
biar tau lebih baik membaca buku PEREMPUAN PEREMPUAN PEJUANG, disitu nyeritain tentang bhikkhuni indo
with our thought , we make our world ... we make our dimension ....
the question is who will be the MASTER of that dimension?

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #21 on: 05 May 2009, 12:42:33 PM »
Tolong jangan menyesatkan orang lain. Naskah dalam Cullavagga 10 sudah dianulir Sang Buddha pada kesempatan lain.
Bahkan para Bhikkhu modern yang menyetujui penahbisan kembali Bhikkhuni tetap membutuhkan Bhikkhuni dari Mahayana.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #22 on: 05 May 2009, 12:44:02 PM »
Sangha Bhikkhuni bisa didirikan kembali oleh Sang Buddha, atau ada beberapa kasus Bhikkhu yang tiba-tiba berubah kelamin karena karmanya.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #23 on: 05 May 2009, 01:04:32 PM »
Seperti yang sudah pernah dibahas, masalahnya bukan Cullavagga 10. Hal ini sudah jelas, harus ada Bhikkhuni. Seperti di pemegang Vinaya Sarvastivada (Tantrayana), hal ini sama. Harus ada Bhikkhuni.

Yang diperbincangkan oleh orang-orang modern apakah bisa mengambil dari Bhikkhuni Mahayana. Yang mendukung bilang boleh, yang lain bilang tidak boleh. Masing-masing punya alasan masing-masing.

Saya melihat ada upaya untuk mengubah pondasi Buddha Dhamma di kalangan "modernis".
Yang pertama adalah Vinaya.
Sudah jelas dalam Theravada bahwa Vinaya sudah diputuskan tidak akan diubah dalam konsili Sangha. Para Arahat setelah Sang Buddha parinibanna sudah memutuskan untuk tidak menghilangkan peraturan-peraturan kecil, demi kelangsungan Dhamma.
Yang kedua adalah alasan gender. Ada beberapa pihak yang secara sistematis melakukan pembusukan terhadap Arahat, dengan mengatakan bahwa Vinaya adalah produk hegemoni pria, bahwa peraturan tersebut dimasukkan kalangan pria yang tidak ingin dominasi dikuasai wanita. Atau bahwa ada pengaruh Hindu. Bahwa aslinya tidak ada peraturan demikian. Mari kita lihat ketika ada permohonan dari wanita pertama untuk ditahbiskan, ditolak Sang Buddha sampai tiga kali. Baru setelah Ananda memohon, maka dikabulkan. Hal ini menunjukkan bahwa wanita dan pria tidak sama dalam arti sosial, bahwa hal ini memang mempengaruhi kelangsungan Dhamma. Selanjutnya dikatakan yang sama adalah potensi untuk tercerahkan, dalam hal ini yang mutlak. Tetapi kedudukan dalam tatanan sosial, urusan gender, memang tidak sama.

Seringkali pembahasan tentang Bhikkhuni tidak adil. Hanya mengundang mereka yang pro saja, tidak pernah mengundang yang menentang. Dan juga propaganda-propaganda bahwa Sang Buddha mengijinkan penahbisan oleh Bhikkhu saja, ini tidak benar.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #24 on: 05 May 2009, 02:49:44 PM »
di bawah adalah pandangan ajahn brahm mengenai kebhikkhunian theravada:

------------------------------------------------
http://www.bangkokpost.com/leisure/leisurescoop/15800/the-bhikkhuni
The bhikkhuni question
Re-examining conventional wisdom on the issue of bhikkhunis in the Theravada Buddhist tradition

By: NISSARA HORAYANGURA
Published: 28/04/2009 at 12:00 AM
Newspaper section: Outlook
The bhikkhuni (fully-ordained Buddhist female monk) issue in Thailand can either stir up a lot of controversy or summon nothing more than a shrug.


Ajahn Brahm: It is a myth that Theravada bhikkhunis cannot be revived correctly according to Vinaya.

To many, it is a non-issue, either because they do not believe the Theravada bhikkhuni sangha can be revived, do not see any need for it, do not think women want it, or do not even know it already exists. Yet, with Theravada bhikkhunis now found in every region of Thailand, as well as around the world, the issue cannot be ignored for long.

Whether one is for, against, or indifferent to bhikkhunis, having accurate and broad-based information is key for understanding the issue more deeply and forming well-grounded opinions. Here, Ajahn Brahm, shared his knowledge and perspectives on the issue.

The UK-born and Cambridge-educated monk was ordained in 1974 and trained for nine years under Ajahn Chah in the Thai forest. He is well-known for his Vinaya scholarship and is currently the abbot of Bodhinyana Monastery in Australia, where there are growing calls for Theravadan bhikkhuni ordination to occur on Australian soil.

Here are some excerpts from the interview.

- Is it true that since the Theravada bhikkhuni sangha 'died out' many centuries ago, it has been impossible to ordain new bhikkhunis correctly according to Vinaya? And are Thai bhikkhunis who have been ordained since the Theravada bhikkhuni sangha, which was restored in Sri Lanka [in the late 1990s with Mahayana bhikkhunis as preceptors], not legitimate Theravada bhikkhunis?


The four pillars of Buddhist society—bhikkhus (male monks), bhikkhunis (female monks), ‘upasaka’ (male lay devotees) and ‘upasika’ (female lay devotees)—are pictured on a mural in the Hall of the Reclining Buddha at Wat Pho. PHOTOS OF THE MURALS ARE COURTESY OF SUSAN PEMBROKE—ALLIANCE FOR BHIKKHUNIS

That is a myth. In Thailand, we sometimes spend too much of our time believing our teachers, believing accepted wisdom rather than investigating and challenging. I thought, too, when I was a young monk in Thailand that the bhikkhuni order couldn't be legally revived. But having investigated and studied, I've found there is no problem at all. Someone like Bhikkhu Bodhi [a respected Theravada scholar-monk] has researched the Pali Vinaya and his paper is one of the most eloquent I've seen - fair, balanced, comes out on the side of 'It's possible, why don't we do this?' I've helped to publish the Thai translation of Bhikkhu Bodhi's paper, which will be distributed to monks and other interested people in Thailand.

One of the biggest myths is that bhikkhunis in the Mahayana tradition are somehow separated from the Theravada. But the truth of the matter is, there is no such thing as a Mahayana Vinaya. In all the Mahayana schools, they follow mostly a Dharmagupta Vinaya. Dharmagupta is one of the Theravada sects. They follow Theravada Vinaya. So the bhikkhunis we see even now in Taiwan and China is a lineage that is unbroken since the time of the Buddha.

In addition, there is another way of reading the Vinaya to say that the Buddha left an opportunity open for just the bhikkhus to ordain bhikkhunis and revive the bhikkhuni sangha.

Given this possibility in the Vinaya, we can argue that point as scholars, but also out of compassion. You have to follow the rules, but if there is a possible interpretation, which is the kind one, that's the one we should follow because that's what the Buddha would have encouraged us to do.

It was very easy before to say it can't be done. Now the argument is not whether it can or can't be done, but why it should or shouldn't be done.

- So why do you think it should be done?


In close-up view, it is clear the saffron-robed figures on the mural are female.

Why did the Buddha establish the bhikkhuni order if it wasn't going to help further the dharma or give more possibility for women to become enlightened? We always say the Buddha knows better than us. If the Buddha thought it was a good idea, then why can't we?

It actually saddens me as a monk that women don't have the support to renounce. If they were given half the chance, many women would like to live the monastic life. If we had ordinations and monasteries for bhikkhunis just like we have for bhikkus, they would flourish. They would not abuse the opportunity, they would not destroy the sangha, they would enhance it, embellish it and they'd do a marvellous service of bringing Buddhism into the 21st century and into the forefront of Thai society again.

It's often said that Thai people, both in Bangkok and the provinces, are moving away from Buddhism. Having bhikkhunis would be one very powerful, effective way to restore that confidence in Buddhism. It'll show that we're modern. And it'll show that we are a fair religion. How can we say that we are following reason and truth and fairness when we deny 50 percent of the population the same opportunities?

In a country like Australia, there is no choice. When other religions are introducing equal rights to women, if Buddhism doesn't we're not going to survive. It's culturally unacceptable to have a lack of equity for men and women in Western countries and it's becoming that way in Thailand.

Buddhism is also fading in Thailand because people aren't respecting monks so much. Get the women on board and they can help clean it up.

- In Thailand, there are already many laywomen who are dharma teachers and 'mae chees' [white-robed nuns] who are highly respected and content with their role. Many laypeople say it doesn't matter to them if someone is wearing the yellow robe or not, as long as they give good teachings. So why do we need to have bhikkhunis?

Even in countries like Australia or the US, where there are many lay teachers, along with monk teachers and monks who don't teach. Even the monks who don't teach get more support than the lay people who do teach. People support the sangha because the Buddha himself said in the suttas [discourses] that any gift given to the bhikkhu and bhikkhuni sangha earns much higher merit than a gift given to a layperson. Why? Because you're not supporting a person, you're supporting a tradition, a vehicle.

Mae chees are not a field of merit as such. The Buddha never established a mae chee order. He established the bhikkhuni order. You can't argue with that.

The reality is in Thailand, most mae chees do not have the prestige, and with it, the support. Perhaps if there were bhikkhunis, women would get more support.

And some people will ask me, 'Are there even any women who want to become bhikkhunis?' As long as there's one person who wants to become a bhikkhuni, we should make that an opportunity for them. Not everyone wants to become a bhikkhuni. But if there's one, 10, 20, then why not? And as far as I know, many women do want to become bhikkhunis.

- It is not necessary to be a bhikkhuni to realise enlightenment - some laywomen and mae chees have done it. How can being a bhikkhuni help one to progress in dharma and reach the highest goal? This is related to the issue of support. The Buddha said you need sappaya [conducive conditions] for practice - a quiet place, good support and not too many duties to perform. Currently, it's very hard for women to find such places.

Another benefit is the inspiration it gives you. As a monk, I know I'm in a lineage, which goes back 2,500 years. Recently, I was in Sri Lanka where there is a cave that has inscriptions saying it was offered to the sangha 1,500 years ago. And you could sit in that cave and know that there'd been monks who'd been sitting in that cave for the last 1,500 years, meditating. Keeping the same precepts that I was. That gave me such an inspiration. You feel you have to keep up that tradition and honour those monks who came before. That's a huge help to my own practice. It's powerful.

Also, a bhikkhuni has more rules of restraint than an upasika (female disciple) or a mae chee [eight to 10 precepts versus 311 precepts for bhikkhunis]. What we are restraining are the senses, the outflows of the mind, the defilements. So in a very profound sense, when one makes that transition, even from a novice to a bhikkhu, or mae chee to a bhikkhuni, those extra rules are very helpful. Because of greater restraint, you usually find that it's easier to gain the deeper attainments in meditation and also enlightenment.

- But can't women practitioners just study the bhikkhuni rules and keep them on their own, without needing to be bhikkhunis?

When you keep the rules when you're living in a community [of monks], then you really do keep the rules. Because there are other monks checking on you. And you're in a situation where you're supported to keep the rules. If you try to keep them by yourself, other people who don't understand their importance will argue with you, and you will lose those rules.

- Similarly, women are commonly told by many monks and even other laywomen that 'it's not necessary to ordain to practice'. You can ordain in your heart ['buad thi jai'] and practise wherever you are. What do you think?

If monks say [to women] that it's not necessary to ordain to practice well, then they should disrobe and practise as laypersons. Then at least they'll be true to their word. The reason why they are monks is because it is easier to practise as a bhikkhu or bhikkhuni.

I was there with Ajahn Chah one evening when Christopher Titmuss [a lay teacher in the UK], who was then a monk, went to tell Ajahn Chah he was about to disrobe. Ajahn Chah said, "Why?" And he said, "Because I want to teach the dharma in the West, and it's easier to teach as a layperson than a monk". And Ajahn Chah responded, "Then why did the Buddha establish the sangha?" He made a very strong point, that the Buddha established it because it is the best vehicle for a person to practise to reach enlightenment, and also the best vehicle for teaching the dharma.

- Do you think that during the time that the Theravada bhikkhuni order was discontinued for centuries, fewer women have attained enlightenment than would have otherwise been possible?

Reason tells me that the spiritual attainments of women would have been less without the bhikkhuni sangha. The spiritual attainment of men would have also been less [without the bhikkhu sangha].

- So in a way is it rather like 'lip service' to say 'women and men have equal spiritual potential' if there are not equal supporting conditions to realise that potential?

I agree. I'd use a simile. We may say that women are as intelligent as men, but then have no universities that accept women. When I went to Cambridge University there were about 30 colleges for men and only three colleges for women. Today men and women are equally represented throughout that university. If we'd have said, "Yes, women are as intelligent" but still kept 30 men's colleges to three women's colleges, would that be acceptable?

- Many people negatively perceive those seeking bhikkhuni ordination as strident feminists demanding equal rights.

The ones I've met who are seeking ordination are not like that at all. I think that's another myth. They're not demanding. They've come to me and said "I'm not doing this for myself". What they're going to do will be tough, tough as ever, but they want to do it as a service. There's almost a sense of mission, to make it possible, not maybe for them, but for other women, to live the Holy Life in its purity. So there's a sense of sacrifice - they're doing this out of high ideals, not out of personal gain.

- Many, even those sympathetic to bhikkhunis, feel powerless to do anything because of the Thai Sangha Council's 80-year-old ruling forbidding monks from ordaining women and the still weak societal acceptance of bhikkhunis. What can people, both monk and lay, do to help support the bhikkhuni revival?

It's never the case that "nothing can be done". It's just that you haven't thought of it yet. Keep on thinking, keep on investigating, and eventually solutions come up.

If there's anything we can do to improve society, even simple things, we should. It's irresponsible not to. Because it's our duty as human beings.

The main obstacle is ignorance of the fact that the bhikkhuni lineage has already been revived and is legitimate. So, we should spread this news to the Buddhist institutions and societies, and the media.

Next, the small bhikkhuni sangha requires special material support to grow from almost no resources, so give offerings to the sangha of both genders just like laypeople did in the Buddha's time. And when the bhikkhuni sangha in Thailand has grown in numbers, and is well respected for its virtuous conduct and peaceful teachings, then its popularity will be the natural cause for changing any discriminatory legislation.

- Any parting words?

It's not hard to establish the bhikkhuni sangha if there are women wanting to do it and monks willing to perform the ordination. It's legally valid [according to Vinaya]. Why not? It's an experiment. Have an open mind, give it a chance, see what happens. And if it is true that it's not really necessary and that laypeople can practise just as well, then it won't last very long. So why not give it a try and see what happens?

Bhikkhu Bodhi's paper 'The Revival of Bhikkhuni Ordination in the Theravada Tradition' is available in both English and Thai at http://bhikkhunicommittee.googlepages.com/articles.

For a paper copy in Thai email info.bhikkhuni [at] gmail.com; include your name, address, affiliation and if desired some information about your background.

Visit http://www.bhikkhuni.net/library.htm/ for the full transcript of this interview with Ajahn Brahm.
« Last Edit: 05 May 2009, 02:53:30 PM by morpheus »
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #25 on: 05 May 2009, 04:52:29 PM »
kalau dari yg saya pernah denger, Dharmagupta itu asal mulanya berasal dari Tiongkok, yg notabene adalah Mahayana juga......

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #26 on: 06 May 2009, 08:03:08 AM »
terlepas dari alasan2 dogmatis (punah dalam 500 tahun, dan legenda lainnya), bagi saya permasalahannya sederhana aja:
ada wanita2 yg kepingin jadi bhikkhuni, menjalani kehidupan spiritual dengan sungguh2 dan mereka cocok dengan ajaran theravada.
alangkah baiknya kalo kita dukung. seperti kata ajahn brahm, out of compassion.
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #27 on: 06 May 2009, 08:07:21 AM »
terlepas dari alasan2 dogmatis (punah dalam 500 tahun, dan legenda lainnya), bagi saya permasalahannya sederhana aja:
ada wanita2 yg kepingin jadi bhikkhuni, menjalani kehidupan spiritual dengan sungguh2 dan mereka cocok dengan ajaran theravada.
alangkah baiknya kalo kita dukung. seperti kata ajahn brahm, out of compassion.


Setubuh.... :))

Offline Equator

  • Sebelumnya: Herdiboy
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.271
  • Reputasi: 41
  • Gender: Male
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #28 on: 06 May 2009, 08:20:41 AM »
untungnya silsilah bikkhuni bukan cuma 1 theravada, jadi kita masih punya bikkhuni di dunia sekarang.
Kalo ga salah sudah hampir disetujui kelanjutan/ membangkitkan kembali silsilah bikkhuni theravada

Apakah boleh membangkitkan kembali Sangha Bhikkhuni yang telah terputus ?
Hanya padaMu Buddha, Kubaktikan diriku selamanya
Hanya untukMu Buddha, Kupersembahkan hati dan jiwaku seutuhnya..

Offline markosprawira

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 6.449
  • Reputasi: 155
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #29 on: 06 May 2009, 12:49:12 PM »
 [at] Equator : alasan utk membangkitkannya secara theravada sudah jelas dan lugas disebutkan oleh bro gachapin : TIDAK BISA

saya pribadi walau mendukung lebih banyak bhikkhu/bhikkhuni, berpangkal pada asas lebih banyak manfaat dari apa yg bisa dilakukan oleh para bhikkhuni,
Bahkan saya thn 2002 sudah memperjuangkan berdiriny kembali sangha bhikkhuni
namun setelah banyak berdiskusi dengan rekan2 lainnya, saya menyadari bhw hendaknya hendaknya jgn keinginan personal kita, membutakan kita terhadap aturan2 yg sudh digariskan oleh Buddha dan marilah kita semua kembali ke aturan main yg sudah ditetapkan oleh Buddha

Tapi jika org yg bersangkutan tetap ingin menjalani sila kebhikkhunian (spt salah seorg teman saya yg diupasampada di myanmar), saya juga tetap mendukung dia secara personal


semoga bermanfaat

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #30 on: 06 May 2009, 12:57:29 PM »
Saya lebih suka keadaan umum tetap status quo, yang setuju tetap setuju dengan cara ditahbiskan oleh Bhiksuni Mahayana, dan yang gak setuju tetap gak setuju. Kalau pribadi, lebih ke arah penafsiran klasik, seperti guru-guru meditasi myanmar, yang tidak setuju.

Secara saya menganggap Vinaya Dharmagupta bukan merupakan hasil perpecahan.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #31 on: 06 May 2009, 05:08:06 PM »
Apakah boleh membangkitkan kembali Sangha Bhikkhuni yang telah terputus ?
equator, menurut ajahn brahm dan bhikkhu bodhi: BOLEH dan BISA
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Brado

  • Sebelumnya: Lokkhitacaro
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.645
  • Reputasi: 67
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #32 on: 08 May 2009, 12:50:52 PM »
Apakah boleh membangkitkan kembali Sangha Bhikkhuni yang telah terputus ?
equator, menurut ajahn brahm dan bhikkhu bodhi: BOLEH dan BISA


Kalau ditinjau menurut Vinaya ?

Offline tula

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 482
  • Reputasi: 24
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #33 on: 09 May 2009, 03:19:37 PM »
dilema banget ya ......

tp kenapa ajahn bram nulis ini ya ?

Quote
But the truth of the matter is, there is no such thing as a Mahayana Vinaya. In all the Mahayana schools, they follow mostly a Dharmagupta Vinaya. Dharmagupta is one of the Theravada sects. They follow Theravada Vinaya.

Offline Xan To

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 481
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #34 on: 11 May 2009, 01:50:37 AM »
Apakah boleh membangkitkan kembali Sangha Bhikkhuni yang telah terputus ?
equator, menurut ajahn brahm dan bhikkhu bodhi: BOLEH dan BISA


Kalau ditinjau menurut Vinaya ?

Nyerah deh kalo udah bicara Vinaya :P

Offline JC

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 39
  • Reputasi: -2
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #35 on: 11 May 2009, 01:57:26 AM »
Quote
But the truth of the matter is, there is no such thing as a Mahayana Vinaya. In all the Mahayana schools, they follow mostly a Dharmagupta Vinaya. Dharmagupta is one of the Theravada sects. They follow Theravada Vinaya.
saya setuju dengan ini, karena Mahayana adalah pecahan dari Theravada.

CMIIW

Terima Kasih,

 Christ

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #36 on: 21 May 2009, 03:06:09 PM »
Ya. Dharmagupta merupakan sub-aliran Sthaviravada (Theravada). Sedangkan Theravada yang kita kenal sekarang ini sebenranya hanyalah sub-aliran Mahaviharavasin dari aliran Sthaviravada.

Zaman sudah berubah, Mahaviharavasin berubah jadi lebih dikenal dengan nama Theravada, dan akhirnya nama "Theravada" mengalami pergeseran makna yang hanya mencakup golongan Mahaviharavasin saja.

Bhiksuni2 Mahayana sebenarnya adalah bhiksuni2 Sthaviravada (Theravada). Maka dari itu gelar para bhiksu/bhiksuni Mahayana itu Sthavira (Thera).

Bahkan silsilah penahbisan bhiksuni Mahayana di Tiongkok berasal dari silsilah Abhayagiri di Srilanka yang notabene merupakan pecahan Mahaviharavasin. Pendirinya dikeluarkan dari aliran Mahaviharavasin karena bhikkhu2 Mahavihara iri hati terhadapnya.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #37 on: 21 May 2009, 04:19:29 PM »
Sebenarnya jika kita membaca sejarah Sri Lanka, akan kelihatan bahwa Abhayagirilah yang menyimpang, tidak mau melaksanakan Vinaya. Bukan karena Bhikkhu-Bhikkhu Mahavihara yang iri hati.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #38 on: 21 May 2009, 04:54:35 PM »
Karena sejarah Srilanka yang anda baca adalah dari Dipavamsa yang pro-Mahaviharavasin. Ya tentu bela2in kelompoknya lah.

Para peneliti modern sudah tak mau lagi menganggap Mahavamsa dan Dipavamsa sebagai sumber otentik karena dianggap sumbernya absurd dan sektarian.

Recent scholarship applauds the death of the Dīpavaṁsa’s theory. (Ajahn Sujato)

Dipavamsa dari Theravada Mahaviharavasin menganggap ke-17 sekte Buddhis awal sebagai sesat. Sedangkan Sariputrapariprccha dari Mahasanghika dan naskah Mahayana menganggap sekte2 Buddhis itu sebagai ajaran Sang Buddha!! Bayangkan mana penulis naskah yang tidak toleran!

Lagipula Abhayagiri dianggap menyimpang karena mempraktekkan Mahayana (Vetulya), padahal silsilahnya tetap Theravada.

Pada awal terbentuknya, Abhayagiri terbentuk karena ada seorang bhikkhu Mahavihara yang berjasa bagi negara dan diagung2kan oleh raja sehingga bhikkhu2 Mahavihara yang lain iri. Dengan memfitnah bahwa sang bhikkhu telah melanggar Vinaya, mereka mengeluarkannya dari anggota Sangha. Bersama dengan para pengikut bhikkhu tersebut yang tidak terima atas perlakuan semena-mena Mahaviharavasin, ia membentuk sub aliran baru yaitu Abhayagiri.

There were Sanskrit works written in verse and prose by the monks of the Abhayagiri Vihara. But they were are burnt and destroyed due to the jealousy of the Mahavihara monks and their anti-Mahayana obsessions.
(Dr. Amarasiri Weeraratne)

The Mahavihara, perhaps jealous for having lost its exclusive hold on royal support, suspended Mahatissa for unbecoming association with a layman. When one of Mahatissa’s students protested the suspension, he was suspended as well. Viewing these acts as illegitimate, he and his friends formed a new sect with the continued support of the king.
(Professor Brian Hoffert)

King Vattagamani Abhaya (29-17 BCE) built the Abhayagiri monastery and donated it to his friend Mahatissa of Kupikkala as a personal gift.  Monks of the Mahàvihàra, being dissatisfied with this gift, imposed on Tissa the punismment of expulsion  (pabbajanaya kamma) on the grounds of his frequenting the families of laymen.  When Tissa’s pupil, known as Bahala-Massu-Tissa (Bushy-bearded Tissa), resented this punishment as unjustifiable the Mahavihara monks imposed on him the act of censure (Ukkepanãya Kamma).  Subsequently Bahala-Massu-Tissa left the Mahavihara with five hundred monks and joined his teacher at the Abhayagiri monastery.  When Abhayagirivasins welcomed Dhammaruci, a teacher of the Vajjiputtaka sect, they came to be known as Dhammarucikas.   
(Division of Religion and Philosophy at the University of Cumbria)

"But this does not affect the question of ordination lineage, since the Abhayagirivāsins and the Jetavanīyas both stemmed from the Mahāvihāravāsins."
(Ajahn Sujato)

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #39 on: 21 May 2009, 07:20:12 PM »
Disturbances created a division among the Sangha, with the introduction of heretical ideas, which the Mahaviharavasins rejected as unwholesome and injurious to the orthodox teachings of the Buddha.

Abhayagiri vihara in Anuradhapura was the earliest of the most active centre of heterodox Buddhism. King Valagambahu who favoured the heretical Bhikkus, notwithstanding objections by the Mahaviharavasins, founded the Abhayagiri vihara and gifted it to Thera Mahatissa.

The Mahaviharavasins could not go against the wishes of the king, and charged the Thera Mahatissa with a breach of the 'vinaya' (code of discipline for bhikkus), and in frequenting families of laymen (Kulasam-sattha), and imposed on him the punishment of expulsion from the Order (pabbajja-niyakamma).

Aryadasa Ratnasinghe

The Dipavamsa closes its record of the royal lineage of Sri Lanka with the description of how King Mahasena (A.D. 334-361) died under the influence of "the shameless, evil monks" of this Abhayagiri Monastery and had to receive consequences for a lifetime of evil conduct, and it warns readers to avoid such evil people as beings who are like snakes (XXII).

Sejarah mungkin punya sudut pandang masing-masing om. Tapi harus ingat, dalam Theravada yang dianggap otoritatif adalah dokumen dari Mahavihara.
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline GandalfTheElder

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.480
  • Reputasi: 75
  • Gender: Male
  • Exactly who we are is just enough (C. Underwood)
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #40 on: 21 May 2009, 09:01:09 PM »
Yap. Tapi saya sih nggak percaya sama Dipavamsa, karena itu teks dibuat waktu Mahaviharavasin dan Abhayagiri saling berseteru, lagian itu juga teks belakangan, di mana sektarian sudah cukup kuat pada masa itu. Latar belakang pembuatan penulisan juga harus diperhatikan, jadi nggak diterima langsung mentah-mentah saja.

Banyak pakar modern telah mengatakan bahwa pihak Mahavihara cemburu pada Mahatissa Thera sehingga dengan sengaja memfitnahnya melanggar Vinaya (saya bisa berikan lebih lagi data tentang ini). Padahal dari data2 sejarah yang ada, bhikkhu Mahatissa adalah orang yang berjasa pada negara. Nah sayangnya orang berjasa malah difitnah melanggar Vinaya!

Dan meskipun demikian toh, tetap saja silsilah Vinayanya sama.

"But this does not affect the question of ordination lineage, since the Abhayagirivāsins and the Jetavanīyas both stemmed from the Mahāvihāravāsins."
(Ajahn Sujato)

Bagi saya, ordinasi lewat Dharmaguptaka ya sah-sah saja.... toh sama2 Sthaviravada-nya (Elders). Iya kalau Mahasanghika... ya beda lagi.....

Buku Perempuan2 Pejuang karya sis. Lanny tuh bagus banget buat dibaca..... semangat buat Ayya Santini dan bhikkhuni2 Indonesia lainnya yang ada di Perbhiktin!

Saat ini juga YM Dalai Lama dan YM Karmapa juga mengusahakan agar sislilah bhiksuni Mulasarvastivada mereka dapat dikembalikan dengan cara menahbiskan para perempuan di silsilah Dharmagupta yang masih eksis. Ini masih memungkinkan juga, karena Mulasarvastivada adalah perkembangan dari Sthaviravada.

 _/\_
The Siddha Wanderer
Theravada is my root. This is the body of my practice.... It [Tibetan Buddhism]has given me my Compassion practice. Vajrayana is my thunder, my power. This is the heart of my practice..True wisdom is simple and full of lightness and humor. Zen is my no-self (??). This is the soul of my practice.

Offline Sunkmanitu Tanka Ob'waci

  • Sebelumnya: Karuna, Wolverine, gachapin
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.806
  • Reputasi: 239
  • Gender: Male
  • 会いたい。
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #41 on: 21 May 2009, 09:05:28 PM »
Karena itu saya bilang di atas, lebih sreg ke status quo, yang menerima silahkan ;D, yang menolak juga silahkan ;D
HANYA MENERIMA UCAPAN TERIMA KASIH DALAM BENTUK GRP
Fake friends are like shadows never around on your darkest days

Offline morpheus

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.750
  • Reputasi: 110
  • Ragu pangkal cerah!
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #42 on: 22 May 2009, 05:35:57 PM »
hmmm.. menarik... menarik :)
* I'm trying to free your mind, Neo. But I can only show you the door. You're the one that has to walk through it
* Neo, sooner or later you're going to realize just as I did that there's a difference between knowing the path and walking the path

Offline Jerry

  • Sebelumnya xuvie
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.212
  • Reputasi: 124
  • Gender: Male
  • Suffering is optional.. Pain is inevitable..
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #43 on: 27 October 2009, 09:43:32 PM »
menarik tapi terputus di tengah.. lanjut? :D

Ajahn Brahm baru-baru ini mengordinasi 4 bhikkhuni. piye tuh?
appamadena sampadetha

Offline luis

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 118
  • Reputasi: 22
  • Gender: Male
Re: Sebab terputusnya tali kebhikkhunian mazhab Theravada
« Reply #44 on: 27 October 2009, 10:31:48 PM »
menarik tapi terputus di tengah.. lanjut? :D

Ajahn Brahm baru-baru ini mengordinasi 4 bhikkhuni. piye tuh?

Yup artikelnya bisa dibaca di sini: http://www.bswa.org/modules/news/article.php?storyid=765. Ada audio nya juga waktu Ajahn Brahm memberikan penjelasan soal ordinasi ini (hari jumat kemarin) di Dhammaloka.

Terlepas dari kontroversi yang pro dan kontra ... saya rasa kedua kubu punya pertimbangannya masing2. Jadi tidak mungkin kita bisa memaksakan semua harus pro atau harus kontra. Yang paling baik, kita bisa melihat pertimbangan2 apa saja yang ada di kedua kubu, respect terhadap semua itu, dan baru apa yang jadi pendapat kita :)

Saya pribadi cenderung pro dengan alasan sangat sederhana ... bahwa para praktisi wanita yang ingin menempuh kehidupan suci perlu diberikan kesempatan seluas-luasnya. Tidak semua praktisi wanita mau menjadi full bhikkhuni, tetapi bila kesempatan untuk menjadi full bhikkhuni itu ada, bukan tidak mungkin mereka2 yang memang punya aspirasi dan motivasi ke sana bisa merealisasikan tujuan kehidupan suci nya di kehidupan sekarang juga.

Di luar itu, saya setuju dengan 3 pertimbangan untuk pro yang berikut:
1. Bahwa Sangha Bhikkhuni tidak pernah benar2 punah. Dengan adanya Sangha Bhiksuni di luar Theravada, membuktikan bahwa lineage dari Maha Prajapati Gotami tidak pernah terputuskan.
2. Para Bhikkhu dan Bhikkhuni di-upasampada berdasarkan Vinaya, bukan berdasarkan Dharma yang dipilih. Secara prinsipil, tidak ada yang namanya Vinaya Theravada atau Vinaya Mahayana ... yang ada adalah Vinaya, baru kemudian mereka memilih aspek Dharma yang mau mereka pelajari (Theravada atau Mahayana). Kalau dengar audio Ajahn Brahm di link di atas, beliau juga meng-elaborasi point ini dengan cukup detail.
3. Pemaparan dari Bhikkhu Bodhi dan Ajahn Brahm yang memungkinkan interpretasi vinaya (terdapat di Cullavagga) bahwa ordinasi Bhikkhuni dimungkinkan dilakukan oleh Bhikkhu, sampai jumlah Sangha Bhikkhuni mencukupi untuk mengadakan dual ordination.

So itu sih sudut pandang saya. Apapun hasilnya, terlepas dari pro dan kontra, semoga dengan kebangkitan Sangha Bhikkhuni yang mulai bermunculan ini dapat memperkuat 4 pilar Dhamma dan membawa manfaat bagi banyak makhluk.

Mettacittena,
Luis

Do not blame nor criticise anyone, as there is no one to blame in the first place.