//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali  (Read 204210 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #810 on: 27 December 2011, 03:24:56 PM »
menuji hal yang perlu dipuji itu berbeda dengan memuji orang. mencela hal yang patut dicela, itu tidak sama dengan mencela orang. Tidak ada di dalam sutta manapun di mana sang buddha mengajarkan para bikkhu untuk mencela orang lain.

demikian menurut satu pendapat yang berbeda dengan pendapat lainnya. dan setiap orang tidak termask melanggar hukum apabila memiliki pendapat yang berbeda.

sebaimana telah dikatakan tadi, bahwa memuji hal yang patut dipuji, itu berbeda dengan memuji orang. apakah hal = orang?
Baiklah hal bukan orang.

Berarti menurut anda Buddha juga memuji hal penggergajian orang dan mencintai hal mencela apa yang patut dicela.
Mau sampai kapan anda berkelit?

Perbedaan pendapat memang bukan hal kriminal. Hanya saja tidak mengakui kesalahan dan terus berkelit hanya akan membuat seseorang lebih terperosok.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #811 on: 27 December 2011, 03:26:31 PM »
betul, kalau ada yang membunuh, jangan mencela orangnya tapi membunuhnya yang dicela.

jadi saudara2, apabila ada yang membunuh jangan dicela, jangan dihina, jangan marah, jangan benci, kita harus menghormati pembunuhnya.
Betul, karena perbuatan adalah satu hal, pelaku adalah hal lain.
Maka celalah hal pembunuhan, tapi tetap hormatilah si pembunuh bak arahat. Kalau Arahat betulah, dapat kamma baik. Kalau ternyata arahat palsu, yah kamma baik juga.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #812 on: 27 December 2011, 03:33:00 PM »
betul, kalau ada yang membunuh, jangan mencela orangnya tapi membunuhnya yang dicela.

jadi saudara2, apabila ada yang membunuh jangan dicela, jangan dihina, jangan marah, jangan benci, kita harus menghormati pembunuhnya.

hal tersebut benar. "perbuatan membunuh" itulah yang layak untuk dicela. karena itulah perbuatan yang tidk terpuji. dengan mencelanya, orang akan menjauhi perbuatan seperti itu.

sedangkan orngnya, merupakan sesuatu yang tidak layak dicela oleh para bijaksana. ia mengetahui bahwa setiap orang itu terdiri dari unsur dan faktor, ia terdiri dari zat, nama, sifat dan perbuatan. ketika mencela seseorang, berarti ia melibatkan keseluruhan faktor orang tersebut, mencela orang akan berarti mencela hal-hal yang tidak patut dicela.

Selain melakukan keburukan dengan membunuh, di satu sisi yang mungkin orng tidak tahu, dia juga melakukan kebaikan. maka jelas, yang seharusnya dijelas adalah perbuatan membunuhnya itu saja, dan bukan perbuatan lainnya yang dia lakukan.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #813 on: 27 December 2011, 03:36:18 PM »
ya sayangnya buda berpikir lain, ada orang yang menghalangi jalan buda saja kutukannya bisa sampe masuk avici. sungguh kasihan, buda tidak mau menghargai orang itu.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #814 on: 27 December 2011, 03:36:42 PM »
Baiklah hal bukan orang.

Berarti menurut anda Buddha juga memuji hal penggergajian orang dan mencintai hal mencela apa yang patut dicela.
Mau sampai kapan anda berkelit?

b uddha tidak memuji perbuatan keji tersebut. tidak pula memuji orangnya. dia mencela perbuatan keji, tapi tidak mencela orang yang berbuatnya.

apakah tidak mencela suatu perbuatan = memuji perbuatan itu?

Quote
Perbedaan pendapat memang bukan hal kriminal. Hanya saja tidak mengakui kesalahan dan terus berkelit hanya akan membuat seseorang lebih terperosok.


salah kata siapa, menurut siapa?

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #815 on: 27 December 2011, 03:37:19 PM »
Masih berkelit juga.

Kalau gitu untuk apa kita hormat ke orang mulia? Siapa tahu di masa lalu juga pernah bejad?

Terlebih lagi, untuk apa kita hormat ke Arahat bahkan ke Buddha? Toh hanya perpaduan unsur-unsur nama dan rupa saja.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #816 on: 27 December 2011, 03:39:36 PM »
ya sayangnya buda berpikir lain, ada orang yang menghalangi jalan buda saja kutukannya bisa sampe masuk avici. sungguh kasihan, buda tidak mau menghargai orang itu.

demikianlah biografi sang buddha menurut satu versi. tidak demikian menurut versi lainnya. mustahil sang Buddha mengutuk seseorang sehingga orang itu masuk ke dalam neraka avici.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #817 on: 27 December 2011, 03:42:08 PM »
b uddha tidak memuji perbuatan keji tersebut. tidak pula memuji orangnya. dia mencela perbuatan keji, tapi tidak mencela orang yang berbuatnya.

apakah tidak mencela suatu perbuatan = memuji perbuatan itu?
Berarti sudah seharusnya anda tidak mengorelasikan hal terpuji/tercela dan cinta kasih, terlepas dari pelakunya, bukan? Hal membahas yang tidak relevan itu yang membuat saya mengatakan anda inkonsisten.


Quote
salah kata siapa, menurut siapa?
Tentu saja bagi orang yang dengan akal sehat mengetahui apa itu benar dan salah. Untuk orang yang tidak pernah mengakui diri sendiri bisa salah, diri sendiri tidak pernah salah sebab benar-salah relatif, ya tentu jadi absurd.

Mungkin kalau anda ditangkap karena maling ayam juga anda akan membela diri dengan bertanya, "salah menurut siapa?"


Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #818 on: 27 December 2011, 03:43:34 PM »
Masih berkelit juga.

Kalau gitu untuk apa kita hormat ke orang mulia? Siapa tahu di masa lalu juga pernah bejad?

bukan hanya orang mulia. setiap orang, atau siapapun harus dihormati. karna setiap orang memiliki benih-benih kebajikan. Setiap orang adalah calon buddha.

Quote
Terlebih lagi, untuk apa kita hormat ke Arahat bahkan ke Buddha? Toh hanya perpaduan unsur-unsur nama dan rupa saja.

bukan hanya kepada arahat atau kepada buddha. setiap orang, atau siapapun harus dihormati. karna setiap orang memiliki benih-benih kebajikan. Setiap orang adalah calon buddha.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #819 on: 27 December 2011, 03:44:24 PM »
demikianlah biografi sang buddha menurut satu versi. tidak demikian menurut versi lainnya. mustahil sang Buddha mengutuk seseorang sehingga orang itu masuk ke dalam neraka avici.
menurut anda kenapa seorang bisa masuk avici gara2 menghalangi jalan buda?
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #820 on: 27 December 2011, 03:49:39 PM »
menurut anda kenapa seorang bisa masuk avici gara2 menghalangi jalan buda?
Karena setiap orang punya benih kebuddhaan.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #821 on: 27 December 2011, 03:50:45 PM »
Mungkin kalau anda ditangkap karena maling ayam juga anda akan membela diri dengan bertanya, "salah menurut siapa?"


di pengadilan, orang dihukum harus berdasarkan undang-undang dan bukti hukum yang jelas. harus jelas, atas pasal apa hakim menjatuhkan vonis begini dan begitu.

maling ayam, dimufakati oleh semua sebagai sesuatu yang salah dan melanggar hukum. oleh karena itu, tidak perlu ditanyakan "salah menurut siapa"

tapi dalam persoalan-persoalan dimana "benar" atau "salah" belum dimukati oleh semua orang, atau oleh kdua belah pihak yang berdiskusi, maka dasar dari nilai "benar" dan "salah" itu harus dijelaskan.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #822 on: 27 December 2011, 03:52:03 PM »
menurut anda kenapa seorang bisa masuk avici gara2 menghalangi jalan buda?

karena dia melakukan kejahatan yang besar, yakni merintangi jalan sang Buddha, dan bukan karena dikutuk oleh sang Buddha.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #823 on: 27 December 2011, 04:02:14 PM »
di pengadilan, orang dihukum harus berdasarkan undang-undang dan bukti hukum yang jelas. harus jelas, atas pasal apa hakim menjatuhkan vonis begini dan begitu.

maling ayam, dimufakati oleh semua sebagai sesuatu yang salah dan melanggar hukum. oleh karena itu, tidak perlu ditanyakan "salah menurut siapa"

tapi dalam persoalan-persoalan dimana "benar" atau "salah" belum dimukati oleh semua orang, atau oleh kdua belah pihak yang berdiskusi, maka dasar dari nilai "benar" dan "salah" itu harus dijelaskan.
Nah, untuk sekali ini saya setuju dengan anda.

Sekarang saya tanya sama anda, kalau kita lagi bicara Ajaran Theravada, apakah kita pakai Kitab Pali sebagai kesepakatan benar bersama, atau pakai pengalaman pribadi?

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #824 on: 27 December 2011, 04:07:32 PM »
Nah, untuk sekali ini saya setuju dengan anda.

Sekarang saya tanya sama anda, kalau kita lagi bicara Ajaran Theravada, apakah kita pakai Kitab Pali sebagai kesepakatan benar bersama, atau pakai pengalaman pribadi?

dalam diskusi, mana yang harus menjadi tolak ukur kebenaran adalah bergantung dari "apa yang dimufakati bersama" dan tidak bergantung kepada "apa yang sedang dibicarakan". mungkin saja, seseorang sedang berbicara tentang "kebenaran ajaran Buddha" dengan tolak ukur ilmu fisika". Demikian pula, ketika sedang berbicara tentang theravada, dengan tolak ukur kitab pali atau lainnya. masalahnya, apakah kedua belah pihak yang berdiskusi mufakat itu itu semua atau tidak? atau bahkan diskusi berlangsung karena mencari "apa yang bisa dimufakati bersama".

 

anything