//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali  (Read 204215 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #795 on: 27 December 2011, 02:19:32 PM »
maksud KA disini, kalau ada yang mengaku arahat, jangan curiga, kita harus menghormatinya, kalau dia bilang ajaran buda dalam sutta salah kita harus menghormatinya, kita ini belum selevel, jangan menganggap salah pandangan arahat itu karena kita ini masih bodoh belum mencapai arahat.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #796 on: 27 December 2011, 02:24:44 PM »
Quote from: wang ai lie
menurut anda kata2 dibawah ini di tujukan kepada semua member atau "seseorang"?

Quote
sebagaimana halnya menghormati setiap orang, yaitu dengan tidk menghina, tidak memperolok-olok, tidak menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor.

kata-kata itu ditujukan kepada pembaca, siapa saja yang menjadi pembaca. dan bukan berarti menyatakan "semua pembaca marah". Itu adalah penjelasan yang menjelaskan "rasa hormat" dan bukan sebuah "tuduhan" kepada "seseorang" atau "semua".

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #797 on: 27 December 2011, 02:26:43 PM »
maksud KA disini, kalau ada yang mengaku arahat, jangan curiga, kita harus menghormatinya, kalau dia bilang ajaran buda dalam sutta salah kita harus menghormatinya, kita ini belum selevel, jangan menganggap salah pandangan arahat itu karena kita ini masih bodoh belum mencapai arahat.

 _/\_

Offline kumara

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 2
  • Reputasi: 0
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #798 on: 27 December 2011, 02:34:15 PM »
Salam teman2, namo buddhaya
Back to topic masih bisakah?
Kembali ke pencapaian nibbana, cuma penekanan pada dimanakah Arahat

dari pada berpage2 isinya cuma bantah - bantahan  :(

Belum lama saya membaca buku dari perpus DC berjudul A SPIRITUAL BIOGRAPHY : Venerable Ācariya Man Bhūridatta Thera By Ācariya Mahā Boowa Ñāṇasampanno.

Pada Malam berikutnya saat Ācariya Man mencapai vimutti, sejumlah Buddha, didampingi para Arahat pengikut-Nya datang untuk memberikan selamat kepadanya atas  vimuttidhamma-nya. Suatu malam, seorang Buddha, bersama sepuluh ribu siswa Arahat, datang berkunjung; malam berikutnya, ia juga dikunjungi oleh Buddha lainnya yang ditemani seratus ribu siswa Arahat. Tiap malam secara bergantian Buddha lainnya datang untuk menunjukkan apresiasinya.

Apa yang masih membuatnya bingung adalah: bagaimana Buddha dan Para Arahat yang telah mencapai anupādisesa-nibbāna tanpa ada yang tersisa, masih muncul dalam bentuk tubuh fisik. Buddha menjelaskan hal ini kepadanya: dst....

Hal ini di ceritakan oleh Acariya Man dan ditulis oleh Ācariya Mahā Boowa , bhikkhu Theravada yang mengembangkan silsilah Dhutanga Kammathana.
 
Dalam buku ini tidak dibicarakan mengenai kelahiran kembali seorang Arahat, namun sepertinya memberikan informasi baru tentang kondisi setelah parinibbana. Selama ini saya berpikir bahwa setelah Parinibbana makhluk akan "menjadi diluar konsep"


Pertanyaan nya :
Apakah hal ini dijelaskan dalam Tipitaka? Adakah penjelasan dan penceraham dari saudara2 se dhamma yang lebih senior? Atau penulisan dari acariya maha boowa tersebut yang salah masih diliputi noda mengagungkan gurunya ?

Jangan di bantai atau di tanya balik yah, saya memang baru buat id ini, tapi silent reader sudah lama. Cuma tertarik topik dan "pengembangan topik". Saya tahu pada akhirnya memang harus ehipasiko, menjadi arahat untuk mengetahui yang terjadi.
 

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #799 on: 27 December 2011, 02:44:02 PM »
sebagaimana halnya menghormati setiap orang, yaitu dengan tidk menghina, tidak memperolok-olok, tidak menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor.

kang asep, bagaimana pula seorang ym choa guru para Arahat memaki dan melecehkan seorang Gotama (anda sudah membaca), pendapat kamu dimana
tolong dijawab, jangan diputar2 dengan teori hakim.
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline adi lim

  • Sebelumnya: adiharto
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.993
  • Reputasi: 108
  • Gender: Male
  • Sabbe Satta Bhavantu Sukhitatta
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #800 on: 27 December 2011, 02:49:27 PM »
Apa yang masih membuatnya bingung adalah: bagaimana Buddha dan Para Arahat yang telah mencapai anupādisesa-nibbāna tanpa ada yang tersisa, masih muncul dalam bentuk tubuh fisik. Buddha menjelaskan hal ini kepadanya: dst....
Hal ini di ceritakan oleh Acariya Man dan ditulis oleh Ācariya Mahā Boowa , bhikkhu Theravada yang mengembangkan silsilah Dhutanga Kammathana.
 
Dalam buku ini tidak dibicarakan mengenai kelahiran kembali seorang Arahat, namun sepertinya memberikan informasi baru tentang kondisi setelah parinibbana. Selama ini saya berpikir bahwa setelah Parinibbana makhluk akan "menjadi diluar konsep"

mungkin saja Sammasabuddha dan Arahat dari bumi lain.
Karena memang tidak disebutkan nama Sammasambuddha dan nama Arahat yang pernah kita baca di sutta-sutta Pitaka
 
Quote
Pertanyaan nya :
Apakah hal ini dijelaskan dalam Tipitaka? Adakah penjelasan dan penceraham dari saudara2 se dhamma yang lebih senior? Atau penulisan dari acariya maha boowa tersebut yang salah masih diliputi noda mengagungkan gurunya ?
mengagungkan guru tidak melanggar Vinaya, menurut saya malah bagus sekali, memang seorang guru yang berpraktek benar, patut diagungkan.

para Arahat dulu juga mengagungkan Buddha Gotama, coba  rajin 'bongkar' sutta2 Tipitaka

Quote
Jangan di bantai atau di tanya balik yah, saya memang baru buat id ini, tapi silent reader sudah lama. Cuma tertarik topik dan "pengembangan topik". Saya tahu pada akhirnya memang harus ehipasiko, menjadi arahat untuk mengetahui yang terjadi.

emang member DC tukang bantai ? persepsi dari mana ya ?  :)
« Last Edit: 27 December 2011, 02:53:28 PM by adi lim »
Seringlah PancaKhanda direnungkan sebagai Ini Bukan MILIKKU, Ini Bukan AKU, Ini Bukan DIRIKU, bermanfaat mengurangi keSERAKAHan, mengurangi keSOMBONGan, Semoga dapat menjauhi Pandangan SALAH.

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #801 on: 27 December 2011, 02:57:29 PM »
kang asep, bagaimana pula seorang ym choa guru para Arahat memaki dan melecehkan seorang Gotama (anda sudah membaca), pendapat kamu dimana
tolong dijawab, jangan diputar2 dengan teori hakim.

telah dinyatakan secara berulang-ulang, bahwa siapapun hendaknya tidak boleh melecehkan, memperolok-olok yang lain siapapun juga.

Nama Gotama nama yang dihormati oleh umat buddha, oleh karena itu melecehkan namanya berarti akan menyakiti orang-orang yang mengagungkan nama itu.

tapi kalau ada orang berkata, "orang yang mengaku bisa melihat mara itu orang sinting" yang merupakan ejekan yang ditujukan kepada orang yang mempunyai pengalaman spiritual melihat mara. Dan orang lain menjawab, "Kalau begitu, si Gotama itu sinting, karena ia mengaku melihat mara". maka sebenarnya itu bukan pelecehan terhadap nama Gotama, tapi pelecehan terhadap cara berpikir si pengejek yang pertama. Ejekan tersebut seperti bumerang yang dilemparkan ke arah mata angin, sudah menjadi hukum alam bumerang itu kembali kepada yang melemparkannya. Tetapi menjadi sangat berbahaya dan mengherankan, apalabila perkataan seperti itu terus ditafsirkan sebagai "pelecehan terhadap nama Agung Gotama". Mungkin penafsiran seperti itu diperlukan untuk membangkitkan kecemburuan dan dukungan sesama umat buddhis yang kurang jeli dalam pemikirannya.

Offline wang ai lie

  • Sebelumnya: anggia.gunawan
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.204
  • Reputasi: 72
  • Gender: Male
  • Terpujilah Sang Bhagava,Guru para Dewa dan Manusia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #802 on: 27 December 2011, 03:02:03 PM »
telah dinyatakan secara berulang-ulang, bahwa siapapun hendaknya tidak boleh melecehkan, memperolok-olok yang lain siapapun juga.

Nama Gotama nama yang dihormati oleh umat buddha, oleh karena itu melecehkan namanya berarti akan menyakiti orang-orang yang mengagungkan nama itu.

tapi kalau ada orang berkata, "orang yang mengaku bisa melihat mara itu orang sinting" yang merupakan ejekan yang ditujukan kepada orang yang mempunyai pengalaman spiritual melihat mara. Dan orang lain menjawab, "Kalau begitu, si Gotama itu sinting, karena ia mengaku melihat mara". maka sebenarnya itu bukan pelecehan terhadap nama Gotama, tapi pelecehan terhadap cara berpikir si pengejek yang pertama. Ejekan tersebut seperti bumerang yang dilemparkan ke arah mata angin, sudah menjadi hukum alam bumerang itu kembali kepada yang melemparkannya. Tetapi menjadi sangat berbahaya dan mengherankan, apalabila perkataan seperti itu terus ditafsirkan sebagai "pelecehan terhadap nama Agung Gotama". Mungkin penafsiran seperti itu diperlukan untuk membangkitkan kecemburuan dan dukungan sesama umat buddhis yang kurang jeli dalam pemikirannya.

tunjukan saja kata2 melecehkan , memperolok , menghina menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor. saya tanyakan kembali karena anda tiba2 memunculkan hal tersebut, coba anda tunjukan jika tidak ada , lantas darimana anda bisa menyatakan hal seperti itu ?
Namo Mahakarunikaya Avalokitesvaraya, Semoga dengan cepat saya mengetahui semua ajaran Dharma,berada dalam perahu Prajna,mencapai Sila, Samadhi, dan Prajna,berada dalam kediaman tanpa perbuatan,bersatu dengan Tubuh Agung Dharma

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #803 on: 27 December 2011, 03:05:37 PM »
tunjukan saja kata2 melecehkan , memperolok , menghina menunjukan rasa curiga, kemarahan, kebencian dan kata-kata kotor. saya tanyakan kembali karena anda tiba2 memunculkan hal tersebut, coba anda tunjukan jika tidak ada , lantas darimana anda bisa menyatakan hal seperti itu ?

semua itu sudah jelas, bagi orang yang mau memikirkannya dengan tenang dan benar.

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #804 on: 27 December 2011, 03:08:24 PM »
demikianlah menurut ajaran sang Buddha versi satu. sedangkan menurut sang Buddha versi lainya, "rasa hormat harus ditunjukan kepada semua orang. kepada orang yang menggapnya musuh sekalipun". sebagaimana halnya metta, harus dipancarkan kepada semua orang, termasuk kepada orang  yang memotong-motong tubuhnya sekalipun.
Buddha mengajarkan bahwa para bijaksana memuji hal yang perlu dipuji dan mencela hal yang patut dicela. Di kesempatan lain, Buddha juga mengatakan tidak memunculkan kebencian walaupun kepada orang yang menggergaji tubuh kita.

Ini adalah Ajaran Buddha yang sama. Anda memang tidak konsisten tidak mampu membedakan ajaran membedakan yang patut dipuji/dicela dan ajaran cinta kasih, atau anda mau menggiring opini bahwa Buddha ajarannya tidak konsisten?

Sekalian anda bilang Buddha memuji orang yang menggergaji orang lain saja sekaligus mencintai perbuatan tercela?
« Last Edit: 27 December 2011, 03:10:39 PM by Kainyn_Kutho »

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #805 on: 27 December 2011, 03:09:28 PM »
itu bukan ajaran buda, kalau ajaran buda, kentut orang kaya pasti di bilang wangi ;D
Bukan buda yang itu, bang. ;D

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #806 on: 27 December 2011, 03:12:11 PM »
Bukan buda yang itu, bang. ;D
anda belum mencapai level LSY bang ;D
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline K.K.

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 8.851
  • Reputasi: 268
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #807 on: 27 December 2011, 03:12:51 PM »
Salam teman2, namo buddhaya
Back to topic masih bisakah?
Kembali ke pencapaian nibbana, cuma penekanan pada dimanakah Arahat

dari pada berpage2 isinya cuma bantah - bantahan  :(

Belum lama saya membaca buku dari perpus DC berjudul A SPIRITUAL BIOGRAPHY : Venerable Ācariya Man Bhūridatta Thera By Ācariya Mahā Boowa Ñāṇasampanno.

Pada Malam berikutnya saat Ācariya Man mencapai vimutti, sejumlah Buddha, didampingi para Arahat pengikut-Nya datang untuk memberikan selamat kepadanya atas  vimuttidhamma-nya. Suatu malam, seorang Buddha, bersama sepuluh ribu siswa Arahat, datang berkunjung; malam berikutnya, ia juga dikunjungi oleh Buddha lainnya yang ditemani seratus ribu siswa Arahat. Tiap malam secara bergantian Buddha lainnya datang untuk menunjukkan apresiasinya.

Apa yang masih membuatnya bingung adalah: bagaimana Buddha dan Para Arahat yang telah mencapai anupādisesa-nibbāna tanpa ada yang tersisa, masih muncul dalam bentuk tubuh fisik. Buddha menjelaskan hal ini kepadanya: dst....

Hal ini di ceritakan oleh Acariya Man dan ditulis oleh Ācariya Mahā Boowa , bhikkhu Theravada yang mengembangkan silsilah Dhutanga Kammathana.
 
Dalam buku ini tidak dibicarakan mengenai kelahiran kembali seorang Arahat, namun sepertinya memberikan informasi baru tentang kondisi setelah parinibbana. Selama ini saya berpikir bahwa setelah Parinibbana makhluk akan "menjadi diluar konsep"


Pertanyaan nya :
Apakah hal ini dijelaskan dalam Tipitaka? Adakah penjelasan dan penceraham dari saudara2 se dhamma yang lebih senior? Atau penulisan dari acariya maha boowa tersebut yang salah masih diliputi noda mengagungkan gurunya ?

Jangan di bantai atau di tanya balik yah, saya memang baru buat id ini, tapi silent reader sudah lama. Cuma tertarik topik dan "pengembangan topik". Saya tahu pada akhirnya memang harus ehipasiko, menjadi arahat untuk mengetahui yang terjadi.
Nah, ini ada yang BTT. :)
Soal apa yang terjadi setelah Arahat, sesungguh2nya kita tidak tahu, kecuali kita sendiri telah mencapainya. Untuk itu kalau kita bahas, maka kita gunakan tolok ukur yang kita setujui bersama dulu.

Nah, menurut anda, lebih pantas mana yang kita prioritaskan: Tipitaka atau pengalaman pribadi?


Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #808 on: 27 December 2011, 03:16:31 PM »
Buddha mengajarkan bahwa para bijaksana memuji hal yang perlu dipuji dan mencela hal yang patut dicela. Di kesempatan lain, Buddha juga mengatakan tidak memunculkan kebencian walaupun kepada orang yang menggergaji tubuh kita.

menuji hal yang perlu dipuji itu berbeda dengan memuji orang. mencela hal yang patut dicela, itu tidak sama dengan mencela orang. Tidak ada di dalam sutta manapun di mana sang buddha mengajarkan para bikkhu untuk mencela orang lain.

Quote
Ini adalah Ajaran Buddha yang sama.

demikian menurut satu pendapat yang berbeda dengan pendapat lainnya. dan setiap orang tidak termask melanggar hukum apabila memiliki pendapat yang berbeda.

Quote
Sekalian anda bilang Buddha memuji orang yang menggergaji orang lain saja sekaligus mencintai perbuatan tercela?

sebaimana telah dikatakan tadi, bahwa memuji hal yang patut dipuji, itu berbeda dengan memuji orang. apakah hal = orang?
« Last Edit: 27 December 2011, 03:18:36 PM by Kang_Asep »

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Pencapaian Nibbana dan Terlahir kembali
« Reply #809 on: 27 December 2011, 03:24:20 PM »
betul, kalau ada yang membunuh, jangan mencela orangnya tapi membunuhnya yang dicela.

jadi saudara2, apabila ada yang membunuh jangan dicela, jangan dihina, jangan marah, jangan benci, kita harus menghormati pembunuhnya.
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))