//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Hantu Lukisan  (Read 3429 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Satria

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 673
  • Reputasi: -17
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Hantu Lukisan
« on: 28 July 2011, 03:49:42 PM »

Terdengar sebuah tangisan yang memilukan, ketika aku berjalan melewati sebuah lukisan. Aku menoleh ke kiri dan ke kanan, mencari sumber suara itu. Tangisan itu berhenti, dan aku tidak melihat seorangpun yang sedang menangis. Akupun melangkahkan kaki lagi, tapi kemudian tangisan itu terdengar lagi, bahkan dengan nada memelas meminta tolong.

Suara tangisan itu terdengar sayup-sayup seperti jauh tapi dekat, seperti teriakan orang yang berteriak di bawah bantal, terdengar samar, tapi bila diperhatikan amatlah jelas bahwa itu sebuah tangisan. Terdorong oleh rasa penasaran, aku menajamkan penglihatan dan pendengaran, dari manakah gerangan sumber suara tangisan itu.

Saya terkejut mendapati bahwa sumber suara tangisan itu berasal dari lukisan perempuan yang ada di dinding. Aku mendekati lukisan itu. Kulihat ada energi-energi halus yang bergerak pada lukisan itu. Lalu aku menyentuhnya, terasalah tanganku seperti disentuh-sentuh oleh angin yang lembut, tapi diantara kelembutannya itu mengandung suatu ketegangan dan kekacauan yang tidak menyenangkan. Yakinlah saya, bahwa lukisan tersebut ada seorang hantu.

Sambil memejamkan mata, dan tangan menyentuh lukisan itu, aku menarik nafas pelan, menghembuskannya pelan, konsentrasi dan berharap dapat membuka tirai gaib, siapakah hantu yang ada pada lukisan tersebut.

Kulihat, ada makhluk yang berputar-putar kebingungan. Dia berputar-putar seperti mencari jalan keluar. Kadang dia menangis, dan kadang dia tampak cemas serta putus asa. Berat benar beban penderitaan yang dirasakan olehnya. Sejenak aku berpikir, “dapatkah hantu ini aku ajak bicara?”

“hai hantu, mengapa kamu selalu berputar-putar, tampak cemas dan kebingungan?” saya mencoba menjalin dialog dengan hantu itu.

“ha..hwa…” bukan suara tawa, tapi suara teriakan seperti teriakan seorang yang kakinya tertindih benda berat. Tapi hantu itu tidak terlalu memperhatikan keberadaanku. Perhatiannya selalu terarah kepada lukisan wanita itu.

Dari gerak-gerik hantu itu, dapatlah diketahui bahwa hantu itu begitu melekat pada lukisan tersebut. Dari atsarnya, dapat diketahui bahwa hantu itu adalah hantu seorang pria yang telah meninggal beberapa tahun yang lalu. Pria itulah yang membua lukisan wanita tersebut. Dia sangat mengagumi lukisan hasil karyanya sendiri, sehingga menimbulkan kemelekatan padanya.

“ouu… lukisanku ini begitu indah!” Demikian yang selalu dipikirkan oleh hantu itu, lalu ia berteriak seperti lolongan srigala. “Betapa hebatnya aku, betapa pandainya aku, pastilah orang-orang akan mengagumi lukisanku ini!” Dengan berpikir seperti itu, dia merasakan kesenangan. Untuk mempertahankan perasaan menyenangkan tersebut, hantu itu mengulang-ngulan pikirannya. “Betapa indahnya lukisanku, betapa hebatnya aku, pastilah orang-orang mengagumi aku.” Pikiran yang menimbulkan perasaan menyenangkan pada dirinya tersebut, telah membuat si hantu malas memikirkan hal lainnya yang seharusnya dia pikirkan, oleh karena itulah dia terjebak di dalam lukisannya sendiri.

Rasa kagum yang yang mendalam pada lukisannya sendiri, menyebabkan dulu si pembuat lukisan itu kurang memperhatikan dirinya sendiri. Dia tidak memperhatikan kebutuhan jasmani dan ruhaninya, sehingga lupa makan dan lupa tidur. Siang malam hanyalah mengagumi lukisan itu saja. Akhirnya dia jatuh sakit.

Ketika si Pelukis itu jatuh sakit, dia memajang lukisan itu dihadapannya. Sepanjang waktu dia selalu memandangi lukisannya. Dia berkata, “lukisan ini adalah obat dari rasa sakitku.” Memang benar, rasa sakitnya tidak dia rasakan karena pikirannya hanya sibuk memikirkan lukisan itu, tapi penyakitnya tidak terobati, akhirnya dia meninggal. Kemudian dia bertumimbal lahir menjadi hantu lukisan.

“hai hantu lukisan, berhentilah kamu melekati lukisan itu, pergilan dari sana agar hidupmu lebih baik!” kata saya kepada hantu itu.

“ouu…lukisanku begitu indah, betapa hebatnya aku, betapa pandainya aku, pastilah orang-orang mengagumiku, mengagumi lukisanku!” hanya inilah yang dia bisa pikirkan dan bisa dia katakan. Dia tidak mendengarkan nasihat dan tidak melihat petunjuk. Dia menjadi seperti buta dan tuli, kendatipun dia melihat dan mendengar. Tapi yang dia lihat hanya lukisan itu saja. Yang dia dengar hanya pujian orang-orang terhadap lukisannya sendiri. Sungguh malang benar nasibnya.

Saat kawanku, datang menghampiriku, dia berkata, “Bagus kan lukisan itu? Aku membelinya dari pedagang lukisan keliling seharga dua juta lima ratus ribu rupiah.” 

“Ow, seandainya aku punya cukup uang, tentu menawar lukisan ini dari mu untuk saya beli.” Kata saya.

“ah, itu mudah, nanti kalau kau punya uang, kau bisa panggil tukang lukisannya bwt bikin duplikat lukisan ini.” Kata kawanku.

“Oh, tidak. Ada sesuatu pada lukisan ini. Itu bisa dibuat duplikatnya. Lagi pula aku ingin membelinya darimu bukan untuk dipajang, melainkan untuk kubakar.” Kata saya.

Kawanku itu tampak terkejut, dahinya mengkerut tanda heran, lalu dia bertanya, “Lha, kok dibakar?”

“Begini kawan, jangan marah dulu, ada sesuatu pada lukisan ini. Di sana ada hantu. Dia terjebak di dalam lukisan itu. Seharusnya kita menolong hantu itu dengan cara membakar lukisannya, agar si hantu bebas dari lukisan itu!” saya menjelaskan kepada kawan saya.

Kawanku tertawa kecil dan menggoyang-goyang jari telunjuknya, “nah.. ini dia..he..he… kau mau membujuk aku menjual lukisan ini padamu, jadi kau bilang ada hantu di dalam lukisanku.”

“kawan, kapankah aku pernah berbohong padamu? Aku tidak pernah bercanda untuk hal-hal seperti ini!” saya.

Kawanku itu kembali tercenung,”ah tapi, saya tidak mau menjual apalagi membakar lukisan itu. Apalagi sejak pertama membelinya hingga saat ini, tidak ada kejaian yang aneh-aneh pada lukisan tersebut maupun di rumah ini. Atas dasar apa kau mengatakan ada hantu di dalam lukisanku?”

Lalu saya menceritakan hal-hal yang kulihat. Saya berharap, kawanku itu mau merelakan lukisannya dibakar untuk menolong si hantu. Tapi kawanku malah berkata, “sayang sekali, seandainya aku bisa melihat dan mendengarnya sendiri, mungkin aku akan pertimbangkan untuk membakar lukisan ini.”

“Begini kawan, coba kau sentuhkan tanganmu ke lukisan itu, lalu kau rasakan nanti akan ada sesuatu yang bergerak-gerak ditanganmu. Cobalah!” kata saya.

Kawanku mengikuti anjuranku. Dia memejamkan mata untuk konsentrasi. Dan saya bertanya, “apa dapat kau rasakan?”

“Ah, gak ada apa-apa.” Kata kawanku. Ych, berarti dia bukan orang yang peka. Susah juga kalau begini.

“ya sudahlah kawan, Tuhan Maha Tau, bahwa saya bermaksud menolong sesama makhluk yang sedang menderita. Tapi kemampuanku terbatas, aku tidak punya uang untuk membeli lukisan itu dari mu untuk membakarnya, dan juga tidak dapat membuatmu dapat melihat dan memahami penderitaan seorang hantu yang ada pada lukisan itu sehingga kamupun enggan mengikuti anjuranku untuk membakar lukisan itu. Tak ada yang bisa kulakukan lagi. Jadi, lupakanlah saja. Saya hanya akan berdoa, semoga kelak dia menemukan jalan keluar dari penderitaannya. Semoga saja!” Demikianlah saya mengakhiri pembicaraan sebelum akhirnya saya pamit pulang.

Semoga kita tidak melekati pada apapun. Semoga kita tidak melekat pada benda-benda dan mengganggpnya sebagai “aku” dan “milikku”. Semoga kita tidak melekati benda-benda, perlatan, perkakas yang biasa kita gunakan. Semoga kita tidak melekati kendaraan-kendaraan, tempat tidur, taman serta tempat tinggal. Semoga kita tidak melekati hasil karya yang kita buat, seperti lukisan, kerajinan tangan, dan artikel. Semoga kita tidak melekati ide-ide, pemikiran, dan perkataan yang kita ucapkan sendiri. Semoga semua makhluk mencapai kebahagiaan yang sempurna.

Offline antidote

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 249
  • Reputasi: 25
  • Gender: Male
Re: Hantu Lukisan
« Reply #1 on: 28 July 2011, 09:14:38 PM »
OH bagus ceritanya
NOW

Offline waliagung

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 417
  • Reputasi: 3
  • Gender: Male
  • SEMOGA SEMUA MAHLUK HIDUP BERBAHAGIA
Re: Hantu Lukisan
« Reply #2 on: 17 August 2011, 05:55:10 PM »
seandainya akuuupun dapat merasakan yg kau rasakan mungkin kita dpt membebaskanya.........

masalahnya aku kuran kuat konsen jd aku tidak terlalu peka dgn energi yg halus......

itu kendalaku..........aku ucapkan selamat bahwa anda telah berhasil merasakan yg tak terlihat,tapi
anda akan merasakan sesansi yg luar biasa .......mau dong........ajarin ilmunya.........

Offline jin mabok

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 174
  • Reputasi: 7
  • Gender: Male
Re: Hantu Lukisan
« Reply #3 on: 26 August 2011, 01:14:06 PM »
Apakah ini kisah nyata yg Anda alami sendiri?

Offline J.W

  • Sebelumnya: Jinaraga, JW. Jinaraga
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.864
  • Reputasi: 103
  • Gender: Male
Re: Hantu Lukisan
« Reply #4 on: 19 October 2011, 03:15:48 PM »
itu sumbernya dari komik horor produksi jepang

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hantu Lukisan
« Reply #5 on: 12 January 2012, 08:28:41 PM »
seandainya akuuupun dapat merasakan yg kau rasakan mungkin kita dpt membebaskanya.........

masalahnya aku kuran kuat konsen jd aku tidak terlalu peka dgn energi yg halus......

itu kendalaku..........aku ucapkan selamat bahwa anda telah berhasil merasakan yg tak terlihat,tapi
anda akan merasakan sesansi yg luar biasa .......mau dong........ajarin ilmunya.........

dapat dimulai dengan merasakan energi magenitik pada diri sendiri.

caranya :
1. rentangkan kedua tangan ke arah kiri dan kanan, seperti hendak berbaris
2. goyangkan seperti baling-baling, berputar ke kiri ke kanan. tangan kanan dan kiri harus bergerak berbanding lurus.
3. Setelah sekitar 5 menit, hentikan gerakan secara mendadak dan biarkan tangan pada posisi masih terentang.
4. Pejamkan mata, dan rasakan energi halus yang mengalir atau menekan pada kulit tangan, itu seperti angin tapi dapat dibedakan dari angin. tekananannya mirip tekanan magnet.
5. Jangan menggerakan tangan berlawanan dengan arah tekanan
6. gerakan tangan sesuai arah tekanan. jika tekanan itu mengarah ke belakang, maka gerakan secara perlahan ke belakang.
7. cepat lambatnya gerakan tangan harus sesuai dengan cepat lambatnya, kulat lemahnya tekanan yang dirasakan.

Demikianlah teknik latihan pertama untuk para pemula dalam mengenal "energi halus". Bila hal itu terus dilatih, lama kelamaan akan dapat digunakan untuk mengenali keberadaan hantu-hantu, mulai dari tahap merasakan, mendengar hingga melihat.

Offline will_i_am

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.163
  • Reputasi: 155
  • Gender: Male
Re: Hantu Lukisan
« Reply #6 on: 12 January 2012, 08:53:29 PM »
apakah bro sudah merealisasinya dan bisa melihat/merasakan keberadaan hantu sekarang??
hiduplah hanya pada hari ini, jangan mengkhawatirkan masa depan ataupun terpuruk dalam masa lalu.
berbahagialah akan apa yang anda miliki, jangan mengejar keinginan akan memiliki
_/\_

Offline Kang_Asep

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 528
  • Reputasi: -14
  • Semoga semua mahluk berbahagia
Re: Hantu Lukisan
« Reply #7 on: 12 January 2012, 09:15:39 PM »
apakah bro sudah merealisasinya dan bisa melihat/merasakan keberadaan hantu sekarang??

Jawaban dari pertanyaan ini ada di sini >> http://dhammacitta.org/forum/index.php?topic=21851.0