Koleksi Theravāda tentang Hukum Monastik
Aturan Kebhikkhuan dan Analisisnya
Bab tentang Latihan
Sub-bab tentang Sepatu
Sekhiya 75. Aturan Latihan tentang Buang Air Besar di Air
Kisah Asal-mula
Sub-kisah pertama
Pada suatu ketika Sang Buddha sedang menetap di Sāvatthī di Hutan Jeta, Vihara Anāthapiṇḍika. Pada saat itu para bhikkhu dari kelompok enam sedang buang air besar, buang air kecil, dan meludah di air. Orang-orang mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para monastik Sakya buang air besar, buang air kecil, dan meludah di air? Mereka persis seperti para perumah tangga yang menikmati kenikmatan duniawi!"
Para bhikkhu mendengar keluhan orang-orang itu, dan para bhikkhu yang memiliki sedikit keinginan mengeluhkan dan mengkritik mereka, "Bagaimana mungkin para bhikkhu dari kelompok enam melakukan hal ini?" ... "Benarkah, para bhikkhu, bahwa kalian melakukan hal ini?"
"Benar, Yang Mulia."
Sang Buddha menegur mereka ... "Orang-orang dungu, bagaimana mungkin kalian melakukan hal ini? Hal ini akan mempengaruhi keyakinan orang-orang ..." ... "Dan, para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan awal
"'Aku tidak akan buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air," ini adalah bagaimana kalian harus berlatih.'"
Dengan cara inilah Sang Buddha menetapkan aturan latihan ini untuk para bhikkhu.
Sub-kisah kedua
Tidak lama kemudian, karena takut melakukan kesalahan, para bhikkhu yang sakit tidak buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air. Mereka memberitahu Sang Buddha. Segera setelah itu Sang Buddha membabarkan suatu ajaran dan berkata kepada para bhikkhu: "Para bhikkhu, Aku memperbolehkan seorang bhikkhu yang sakit untuk buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air.
Dan para bhikkhu, aturan latihan ini harus dibacakan sebagai berikut:
Aturan akhir
"'Ketika tidak sakit, aku tidak akan buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air," ini adalah bagaimana kalian harus berlatih.'"
Jika seseorang tidak sakit, maka ia tidak boleh buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air. Jika, karena tidak hormat, seorang bhikkhu yang tidak sakit buang air besar, buang air kecil, atau meludah di air, maka ia melakukan pelanggaran perbuatan salah.
Tidak ada pelanggaran
Tidak ada pelanggaran: Jika itu tidak disengaja; jika ia tidak sadar; jika ia tidak mengetahui; jika ia sakit; jika ia melakukannya di tanah yang kering, tetapi kemudian mengalir ke air; jika terjadi situasi darurat; jika ia gila; jika ia kehilangan akal sehat; jika ia dikuasai kesakitan; jika ia adalah pelaku pertama.
Aturan latihan yang kelima belas selesai
SUB-BAB KETUJUH TENTANG SEPATU SELESAI
"Para Mulia, aturan-aturan yang harus dilatih telah dibacakan. Sehubungan dengan hal ini aku bertanya kepada kalian, "Apakah kalian murni dalam hal ini?' Untuk kedua kalinya aku bertanya, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Untuk ketiga kalinya aku bertanya, 'Apakah kalian murni dalam hal ini?' Kalian murni dalam hal ini dan oleh karena itu kalian berdiam diri. Aku akan mengingatnya demikian."
Aturan-aturan yang harus dilatih selesai
BAB TENTANG LATIHAN SELESAI