"Tapi meskipun demikian, Subhuti, apapun ajaran Dharma yang telah dirasakan, diajarkan, dan direnungkan oleh sang Tathagata, di dalamnya tidak terdapat baik kebenaran maupun kebohongan. Dan seperti orang yang telah memasuki kegelapan tidak akan melihat apa-apa, demikian juga Bodhisattva dipandang sebagai yang terbenam di dalam objek, dan yang sedang terbenam di dalam objek, memberikan pemberian. Tapi seperti orang yang memiliki mata akan, ketika malam menjadi terang, dan matahari telah terbit, melihat banyak hal, demikian juga Bodhisattva dipandang sebagai yang tidak tenggelam di dalam objek, dan yang tidak sedang tenggelam di dalam objek, memberikan 'pemberian (dānam)'.
"Dan lagi, Subhuti, jika ada putra atau putri dari keluarga yang baik akan mempelajari Dharmaparyāya ini, akan mengingatnya, mengucapkannya, dan memahaminya, dan sepenuhnya menjelaskannya kepada orang lain, mereka, Subhuti, dikenal oleh sang Tathagata melalui Pengetahuan Buddha-Nya, mereka dilihat, Subhuti, oleh sang Tathagata melalui Mata Buddha-Nya. Semua makhluk ini, Subhuti, akan menghasilkan dan memperoleh yang tidak terbatas dan yang tidak terhitung kumpulan pahala kebaikan. (aprameyamasamkhyeyam punyaskandham prasavisyanti pratigrahīsyanti)"
"Dan jika, Subhuti, wanita atau pria mengorbankan keberadaan hidupnya di pagi hari sebanyak kehidupan yang jumlahnya seperti butiran pasir di sungai Gangga, dan mengorbankan keberadaan hidupnya di siang hari sebanyak kehidupan yang jumlahnya seperti butiran pasir di sungai Gangga, dan mengorbankan keberadaan hidupnya di malam hari sebanyak kehidupan yang jumlahnya seperti butiran pasir di sungai Gangga, dan jika dalam cara ini mereka mengorbankan keberadaan hidup mereka selama seratus ribu niyuta koti kalpa, dan jika orang yang lain, setelah mendengar Dharmaparyāya ini, tidak menentangnya, maka akhirnya akan pada kekuatan ini menghasilkan kumpulan pahala kebaikan yang lebih besar, yang tak terhingga dan tak terhitung. Apa yang harus Kita katakan tentang dia yang setelah menulisnya, mempelajarinya, mengingatnya, memahaminya, dan sepenuhnya menjelaskannya kepada orang lain?
"Dan lagi, Subhuti, Dharmaparyāyah ini adalah yang tidak terbayangkan dan yang tanpa bandingan. Dan Dharmaparyāya ini telah diberitakan oleh sang Tathagata demi kepentingan para makhluk yang masuk di dalam jalan yang paling utama (agra yāna), dan demi kepentingan para makhluk yang masuk di dalam jalan yang terbaik (śrestha yāna). Dan orang-orang yang akan belajar Dharmaparyāya ini, yang akan mengingatnya, mengucapkannya, memahaminya, dan sepenuhnya menjelaskannya kepada orang lain, mereka dikenal, Subhuti, oleh sang Tathagata melalui Pengetahuan Buddha-Nya, mereka dilihat, Subhuti, oleh sang Tathagata melalui Mata Buddha-Nya. Semua makhluk ini, Subhuti, akan diberkahi dengan kumpulan pahala kebaikan yang tidak terhitung, mereka akan diberkahi dengan kumpulan pahala kebaikan yang tidak terbayangkan, yang tanpa bandingan, yang tak terhitung dan tak terukur. Semua makhluk ini, Subhuti, akan dengan sama mengingat Bodhi, akan mengucapkannya, dan memahaminya. Dan mengapa? Karena itu adalah tidak mungkin, Subhuti, bahwa Dharmaparyāya ini akan didengar oleh makhluk yang berkeyakinan kecil, oleh orang-orang yang bergantung pada diri, pada makhluk, pada keberadaan hidup, dan pada orang. Adalah tidak mungkin bahwa Dharmaparyāya ini akan didengar oleh makhluk yang belum memperoleh pengetahuan tentang Bodhisattva, atau bahwa itu akan dipelajari, diingat, dibaca, dan dipahami oleh mereka. Hal itu adalah tidak mungkin.
Dan lagi, Subhuti, tempat dari bumi itu di mana Sutra ini akan dikemukakan, akan dipuja oleh seluruh dunia para dewa, manusia, dan asura, akan disembah dengan pradaksina berputar mengelilinginya, dan akan menjadi seperti Caitya. '
Dan, Subhuti, putra atau putri dari keluarga yang baik yang akan mempelajari seluruh Sutra ini, yang akan mengingatnya. mengucapkannya, memahaminya, benar-benar menyimpannya didalam pikiran, dan sepenuhnya menjelaskannya kepada orang lain, mereka akan tidak dihormati, mereka akan sangat tidak dihormati. Dan mengapa? Karena, Subhuti, apa pun perbuatan jahat yang telah dilakukan para mahluk ini di dalam kelahiran yang lampau, perbuatan yang seharusnya menyebabkan penderitaan, karma para makhluk ini, yang berhutang pada ketidakhormatan yang diterima mereka, setelah mereka melihat Dharma itu, akan hancur, dan mereka akan mendapatkan Bodhi sang Buddha.
"Dengan pengetahuan super (abhijānāmyaham) Saya, Subhuti, Saya ingat di masa lalu, dahulu kala yang tidak terhitung dan yang lebih dari yang tidak terhitung banyaknya kalpa, yang lebih dahulu sebelum Dīpankara Tathāgata Arhat Samyaksambuddha, ada delapan puluh empat ratus ribu niyuta koti para Buddha, yang 'digembirakan (ārāgitāh)' oleh Saya, dan setelah digembirakan tidak merasa tidak senang. Dan jika, Subhuti, para Buddhā Bhagavanta ini yang digembirakan oleh Saya, dan setelah digembirakan tidak merasa tidak senang, dan jika disisi lain ada orang lain pada waktu terakhir, di saat-saat terakhir, dalam 500 tahun yang terakhir, pada masa kerusakan Saddharma, akan mempelajari seluruh Sutra ini, mengingatnya, mengucapkannya, memahaminya, dan sepenuhnya menjelaskannya kepada orang lain, maka, Subhuti, dibandingkan dengan kumpulan pahala kebaikan mereka , kumpulan pahala kebaikan masa lampau itu tidak akan mencapai seperseratus bagian, bahkan, tidak sampai seperseribu bagian, tidak sampai seperseratusribu bagian, tidak sampai sepersepuluhjuta bagian, tidak sampai seperseratusjuta bagian, tidak seperseratusribusepuluhjuta bagian, tidak sampai seperseratusribu dari niyuta sepuluhjuta bagian. Ia tidak akan menyandang angka, atupun pecahan, ataupun hitungan, ataupun perbandingan, ataupun pendekatan, ataupun persamaan.
"Dan jika, Subhuti, Saya harus memberitahu Anda kumpulan pahala kebaikan dari putra atau putri dari keluarga yang baik itu, dan berapa besar kumpulan pahala kebaikan dari putra atau putri dari keluarga yang baik itu akan hasilkan, dan peroleh pada waktu itu, para makhluk akan menjadi bimbang dan pikiran mereka akan menjadi bingung. Dan lagi, Subhuti, karena Dharmaparyāya ini yang diberitakan oleh sang Tathagata adalah yang tidak terbayangkan dan tanpa bandingan, hasil (vipākah) yang tidak terbayangkan juga harus diharapkan dari itu. "
Pada saat itu āyusmān Subhuti berbicara demikian kepada sang Bhagavan: 'Bagaimana seharusnya orang, setelah berangkat didalam 'jalan Bodhisattva/ kendaraan Bodhisattva' (bodhisattvayānasamprasthitena), tinggal berdiam (sthātavyam), bagaimana dia harus maju (katham pratipattavyam), dan bagaimana dia harus mengendalikan pikirannya. (katham cittam pragrahītavyam)'
Sang Bhagavan berkata kepada Subhuti: "Dia yang telah berangkat didalam Bodhisattvayana harus demikian menghasilkan pemikirannya (evam cittamutpādayitavyam): Semua makhluk harus diantarkan oleh Saya ke dalam alam Nirvana yang sepenuhnya terbebas dari kelahiran (nirvānadhātau parinirvāpayitavyāh); namun setelah saya telah demikian mengantarkan para makhluk ini, tidak ada makhluk yang telah diantarkan. Dan mengapa? Karena, Subhuti, jika seorang Bodhisattva memiliki gagasan pikiran tentang makhluk, dia tidak bisa disebut Bodhisattva, dan gagasan pikiran tentang keberadaan hidup, atau gagasan pikiran tentang orang; jika dia punya gagasan pikiran seperti itu, dia tidak bisa disebut Bodhisattva. Dan mengapa? Karena, Subhuti, tidak ada dharma apapun yang seperti itu pada orang yang telah memasuki Bodhisattvayana.
'Apa yang Anda pikirkan, Subhuti, apakah ada sesuatu yang sang Tathagata telah ambil dari Dipankara Tathagata berkaitan dengan Anuttarā Samyaksambodhi Abhisambuddhah? "
Setelah ini, āyusmān Subhuti berbicara demikian kepada sang Bhagavan: 'Sejauh yang saya, Bhagavan, pahami arti dari khotbah sang Bhagavan, tidak ada yang telah diambil oleh sang Tathagata dari Dīpankara Tathāgata Arhat Samyaksambuddha berkaitan dengan Anuttarā Samyaksambodhi Abhisambuddhah. "
Setelah ini, sang Bhagavan berkata demikian kepada āyusmān Subhuti: "Jadi begitulah, Subhuti, jadi begitulah. Tidak ada, Subhuti, apapun yang telah diambil oleh sang Tathagata dari Dīpankara Tathāgata Arhat Samyaksambuddha berkaitan dengan Anuttarā Samyaksambodhi Abhisambuddhah. Dan jika, Subhuti, ada apapun yang telah diambil oleh sang Tathagata, Dipankara Tathagata tidak akan memberikan Saya ramalan (vyakarana), dengan mengatakan: "Anda, anak laki-laki, akan di masa depan menjadi Tathāgato Arhan Samyaksambuddha yang bernama Sâkyamuni." Karena itu, Subhuti, tidak ada yang telah diambil oleh sang Tathāgata Arhat Samyaksambuddha berkaitan dengan Anuttarā Samyaksambodhi Abhisambuddhah, oleh karena itu Saya telah diramalkan oleh Dipankara Tathagata, dengan mengatakan: "Anda, anak laki-laki, akan di masa depan menjadi Tathāgato Arhan Samyaksambuddha yang bernama Sâkyamuni."
"Dan mengapa?, 'Tathagata', Subhuti, ini mengungkapkan kenyataan apa adanya yang benar (bhūta-tathatāyā etadadhivacanam). Dan mengapa 'Tathagata', Subhuti? Ini mengungkapkan bahwa Dia tidak punya asal (anutpādadharmatāyā etadadhivacanam). Dan mengapa 'Tathagata', Subhuti? Ini mengungkapkan penghancuran semua kualitas (dharmocchedasyaitadadhivacanam). Dan mengapa 'Tathagata', Subhuti? Ini mengungkapkan Dia yang tidak memiliki asal apapun (atyantānutpannasyaitadadhivacanam). Dan mengapa? Ini, Subhuti, tiada asal adalah tujuan yang tertinggi (esa subhūte anutpādo yah paramārthah).
"Dan barang siapa, Subhuti, yang akan mengatakan bahwa, oleh sang Tathagata Arhat Samyaksambuddha, pengetahuan tertinggi dari penerangan sempurna yang tiada tanding telah diketahui (anuttarā samyaksambodhirabhisambuddheti), ia akan berbicara sebuah ketidakbenaran, dan akan memfitnah (abhyācaksīta) Saya, Subhuti, dengan beberapa ketidakbenaran yang ia telah pelajari. Dan mengapa? Karena tidak ada hal seperti itu, Subhuti, sebagai yang telah diketahui oleh sang Tathagata berkaitan dengan anuttarām samyaksambodhimabhisambuddhah. Dan dalam hal itu, Subhuti, yang telah dikenalkan dan diajarkan oleh sang Tathagata, tiada kebenaran - tiada kepalsuan (na satyam na mrsā). Oleh karena itu sang Tathagata mengajarkan: "Semua dharmā adalah dharmā Buddha (sarvadharmā buddhadharmā iti)." Dan mengapa? Karena apa yang diberitakan oleh sang Tathagata, Subhuti, sebagai semua dharmā (sarvadharmā), itu diberitakan sebagai tiada dharmā (adharmā); dan oleh karena itu semua dharmā disebut dharmā Buddha.
"Sekarang, Subhuti, seorang pria mungkin memiliki tubuh dan tubuh yang besar (puruso bhavedupetakāyo mahākāyah)."
Ayusmān Subhuti berkata: Orang itu yang dibicarakan oleh sang Tathagata sebagai seorang pria dengan tubuh, dengan tubuh yang besar, dia, Bhagavan, dibicarakan oleh sang Tathagata sebagai yang tanpa tubuh, dan oleh karena itu dia disebut seorang pria yang dengan tubuh dan dengan tubuh besar. '
Sang Bhagavan berkata: 'Begitulah, Subhuti; Dan jika seorang Bodhisattva akan mengatakan: "Saya akan menyelamatkan semua makhluk," dia seharusnya tidak disebut sebagai Bodhisattva. Dan mengapa? Apakah ada sesuatu, Subhuti, yang disebut sebagai Bodhisattva? '
Subhuti berkata: 'Tentu tidak, Bhagavan, tidak ada yang disebut sebagai Bodhisattva. "
Sang Bhagavan berkata: 'Mereka yang disebut sebagai makhluk, tentu saja makhluk, Subhuti, mereka disebut sebagai tiada-makhluk oleh sang Tathagata, dan oleh karena itu mereka disebut makhluk. Oleh karena itu sang Tathagata mengatakan: "tanpa diri adalah semua dharma (nirātmānah sarvadharmā), yang tanpa keberadaan hidup (nirjīvā), yang tanpa kedewasaan (nisposā), yang tanpa kepribadian jiwa (nispudgalāh -> निष्पुद्गल), adalah semua dharma (sarvadharmā iti)."
'Jika, Subhuti, seorang Bodhisattva akan mengatakan: "Saya akan menciptakan jumlah besar dunia," dia akan mengatakan apa yang tidak benar. Dan mengapa? Karena, apa yang disebut sebagai jumlah besar dunia, tentu saja jumlah besar dunia, Subhuti, ini diucapkan sebagai yang tanpa jumlah oleh sang Tathagata, dan oleh karena itu mereka disebut jumlah besar dunia.
'Seorang Bodhisattva, Subhuti, yang percaya bahwa segala sesuatu adalah tanpa diri, bahwa 'segala sesuatu (dharmā)' adalah 'tanpa diri (nirātmāno)', dia memiliki keyakinan, sang Tathāgata Arhatā Samyaksambuddha menyebutnya sebagai Bodhisattva Mahāsattva.'
Sang Bhagavan berkata: 'Apa yang Anda pikirkan, Subhuti, apakah sang Tathagata 'ada (samvidyate)' 'mata daging (māmsacaksuh)'?'
Subhuti berkata: "Ya begitulah, Bhagavan, sang Tathagata ada mata daging."
Sang Bhagavan berkata: 'Apa yang Anda pikirkan, Subhuti, apakah sang Tathagata ada mata surgawi (divyam caksuh)?'
Subhuti berkata: "Ya begitulah, Bhagavan, sang Tathagata memiliki mata surgawi. '
Sang Bhagavan berkata: 'Apa yang Anda pikirkan, Subhuti, apakah sang Tathagata ada mata kebijaksanaan (prajñācaksuh)?'
Subhuti berkata: "Ya begitulah, Bhagavan, sang Tathagata memiliki mata kebijaksanaan."
Sang Bhagavan berkata: 'Apa yang Anda pikirkan, Subhuti, apakah sang Tathagata ada mata Hukum (dharmacaksuh)?'
Subhuti berkata: "Ya begitulah, Bhagavan, sang Tathagata memiliki mata hukum."
Sang Bhagavan berkata: 'Apa yang Anda pikirkan, Subhuti, apakah sang Tathagata ada mata Buddha (buddhacaksuh)?'
Subhuti berkata: "Ya begitulah, Bhagavan, sang Tathagata memiliki mata Buddha. '
Sang Bhagavan berkata: 'Apa yang Anda pikirkan, Subhuti, sebanyak butiran pasir yang ada di sungai besar Gangga - apakah mereka diberitakan oleh sang Tathagata sebagai butiran pasir (vālukāh)? "
Subhuti berkata: "Ya begitulah, Bhagavan, Ya begitulah, Sugata, mereka diberitakan sebagai butiran pasir oleh sang Tathagata. '
Sang Bhagavan berkata: 'Apa yang Anda pikirkan, Subhuti, jika ada banyak sungai Gangga yang sebanyak butiran pasir di sungai besar Gangga; dan, jika ada banyak 'dunia (lokadhātavo)' sebanyak butiran pasir di dalam ini, akankah dunia ini menjadi banyak? '
Subhuti berkata: "Ya begitulah, Bhagavan, Ya begitulah, Sugata, dunia ini akan menjadi banyak."
Sang Bhagavan berkata: 'Seperti banyaknya para makhluk yang ada di dalam semua dunia itu, Saya tahu berjenis-jenis aliran pikiran dari mereka semua. Dan mengapa? Karena apa yang diberitakan sebagai 'aliran pikiran (cittadhārā)', tentu saja aliran pikiran, Subhuti, itu diberitakan oleh sang Tathagata sebagai yang tiada aliran (adhāraisā), dan oleh karena itu disebut aliran pikiran. Dan mengapa? Karena, Subhuti, pikiran masa lalu tidak dapat di peroleh, pikiran masa depan tidak dapat di peroleh, dan pikiran sekarang ini tidak dapat di peroleh. "
'Apa yang Anda pikirkan, Subhuti, jika putra atau putri dari keluarga yang baik akan mengisi penuh trisāhasramahāsāhasra lokadhātu ini dengan tujuh permata mulia, dan memberikannya sebagai hadiah pemberian kepada sang Tathāgata Arhat Samyaksambuddha, akankah putra atau putri dari keluarga yang baik itu menghasilkan pada kekuatan ini kumpulan pahala kebaikan yang besar? '
Subhuti berkata: 'Besar, Bhagavan, besar, Sugata.'
Sang Bhagavan berkata: 'Begitulah, Subhuti, begitulah; putra atau putri dari keluarga yang baik itu akan menghasilkan pada kekuatan ini kumpulan pahala kebaikan yang besar, yang tidak terbatas dan tidak terhitung. Dan mengapa? Karena apa yang diberitakan sebagai kumpulan pahala kebaikan, tentu saja 'kumpulan pahala kebaikan (punyaskandhah)', Subhuti, itu diberitakan sebagai yang 'tiada kumpulan (askandhah)' oleh sang Tathagata, dan oleh karena itu disebut kumpulan pahala kebaikan. Jika, Subhuti, ada kumpulan pahala kebaikan, sang Tathagata tidak akan memberitakan: "kumpulan pahala kebaikan, tentu saja kumpulan pahala kebaikan !"
'Apa yang Anda pikirkan kemudian, Subhuti, apakah sang Tathagata dilihat melalui pencapaian bentuk tubuh-Nya? "
Subhuti berkata: 'Tentu tidak, Bhagavan, sang Tathagata tidak dilihat melalui 'pencapaian bentuk tubuh-Nya (rūpakāyaparinispattyā)'. Dan mengapa? Karena, apa yang diberitakan, Bhagavan, sebagai pencapaian bentuk tubuh, tentu saja pencapaian bentuk tubuh, itu diberitakan oleh sang Tathagata sebagai yang tiada pencapaian (aparinispattiresā), dan oleh karena itu disebut pencapaian bentuk tubuh. "
Sang Bhagavan berkata: 'Apa yang Anda pikirkan, Subhuti, apakah sang Tathagata dilihat melalui kepemilikan tanda-tanda? "
Subhuti berkata: 'Tentu tidak, Bhagavan, sang Tathagata tidak dilihat melalui 'kepemilikan tanda-tanda (laksanasampadā)'. Dan mengapa? Karena, apa yang diberitakan oleh sang Tathagata sebagai kepemilikan tanda-tanda, itu diberitakan sebagai 'yang tiada memiliki tanda-tanda (alaksanasampadesā)' oleh sang Tathagata, dan oleh karena itu disebut kepemilikan tanda-tanda. "
Sang Bhagavan berkata: 'Apa yang Anda pikirkan, Subhuti, apakah sang Tathagata berpikir dalam cara ini: Oleh Saya Dharma telah diajarkan'.
Subhuti berkata: 'Tentu tidak, Bhagavan, sang Tathagata berpikir dalam cara ini: Oleh Saya Dharma telah diajarkan'.
Sang Bhagavan berkata: 'Jika orang mengatakan bahwa oleh sang Tathagata Dharma telah diajarkan, ia akan berbicara sebuah ketidakbenaran, dan akan memfitnah (abhyācaksīta) Saya, Subhuti, dengan beberapa ketidakbenaran yang ia telah pelajari. Dan mengapa? Karena, Subhuti, itu dikatakan bahwa 'pengajaran Dharma, tentu saja pengajaran Dharma (dharmadeśanā dharmadeśaneti)'. Subhuti, tidak ada sesuatupun yang dapat diperoleh melalui nama Dharmadeśanā. "
Setelah ini, āyusmān Subhuti berbicara demikian kepada sang Bhagavan: 'Adakah, Bhagavan, makhluk di masa depan, pada waktu terakhir, di saat-saat terakhir, dalam 500 tahun yang terakhir, pada masa kerusakan Saddharma, yang, ketika mereka telah mendengar Dharma ini, akan percaya? "
Sang Bhagavan berkata: 'ini, Subhuti, adalah tiada makhluk maupun tidak juga tiada makhluk. Dan mengapa? Karena, Subhuti, mereka yang diberitakan sebagai makhluk, tentu saja makhluk, mereka diberitakan sebagai tidak ada makhluk oleh sang Tathagata, dan oleh karena itu mereka disebut makhluk. '