Ikrar Agung VI :
Aku berikrar bahwa jika Aku mencapai Penerangan Sempurna di masa yang akan datang, jika ada makhluk hidup yang badannya tidak sempurna, cacat inderanya, jelek, bodoh, tuli, buta, bisu, lumpuh, dan pincang, bongkok, sakit lepra, kejang, gila atau dihinggapi berbagai macam penyakit dan penderitaan makhluk seperti ini bila mereka mendengarkan nama-Ku, menyebut dan merenungkannya dengan sepenuh hati, mereka akan memperoleh rupa yang bagus dan kecerdasan praktis. Semua indera mereka akan disempurnakan dan mereka tidak akan dihinggapi penyakit maupun penderitaan.
ini suatu kebodohan atau kebijaksanaan? sudah jelas semua orang pasti sakit tua dan mati...
jadi kalau orang buta dan tuli mendengar nama itu gimana?
kan mereka bisa mendengar dengan batin suara Budhha, coba ketika kita menyalurkan karma baik kita apa kita mendiskriminasikan mereka yang buta dan tuli tidak dapat mendapat karma baik dari kita. lalu ketika sang pertapa sumeda melakukan ikrar apa para mahluk tersebut mengerti dalam bahasa pertapa sumedha apa ikrar tersebut mengaung berbunyi pada semua mahluk ( binatang kan punya bahasa binatang masing masing) tapi toh semua mahluk tersebut mengerti apa yang di ikrarkan pertapa sumeda.
lagian ikrar itu bukan yang utama yang utama adalah dibalik ikrar itu ketulusan hati, keyakinan( saddha), panna dll ( dalam hal ini paramita dhamma) seperti singa mengaum membahana ke seluruh alam semesta ( dalam hal ini adalah sila ( dari pancasila, atahasila, dasasila dll)).