Setiap makhluk yang hidup menginginkan kebahagiaan. Tidak ada makhluk yang mengharapkan penderitaan dan kesedihan dalam hidupnya. Kematian adalah momok yang (mungkin) paling ditakuti oleh semua makhluk; meskipun menurut sebuah survei ditemukan fakta bahwa sebagian besar orang yang tinggal di daerah dingin lebih takut pada laba-laba daripada kematian.
Kematian merupakan momok yang menakutkan, sebab hampir semua makhluk takut pada penderitaan yang akan terjadi pada momen itu. Salah satu cara kematian yang paling ditakuti adalah kematian lewat cara pembunuhan. Pembunuhan dinilai sebagai perbuatan tak bermartabat. Dalam Buddhisme, pembunuhan terhadap segala bentuk kehidupan dinilai sebagai bentuk perbuatan tak bermoral yang berat. Bahkan pada beberapa objek tertentu, seorang pembunuh bisa saja memetik buah perbuatannya dengan terlahir di Avici Niraya.
Suatu kasus layak untuk disebut sebagai "pembunuhan" apabila memenuhi syarat sebagai berikut:
1) Adanya subjek (calon pembunuh)
2) Adanya objek (calon yang akan dibunuh)
3) Adanya niat untuk membunuh objek
4) Langkah-langkah perbuatan
5) Kematian objek sebagai akibat dari langkah-langkah yang diambil
Aspek pembunuhan ini sangatlah luas. Pembunuhan bisa dibagi menjadi beberapa aspek, di antaranya menurut motivasi, cara, elemen kesengajaan maupun tidak, dan lain sebagainya. Di dalam dunia kedokteran, ada satu metode untuk mengakhiri hidup seseorang secara bermartabat yang dinamakan euthanasia. Euthanasia berasal dari istilah Bahasa Yunani, yaitu ευθανασία (εu artinya "baik"; θάνατος artinya "kematian"). Euthanasia adalah tindakan mengakhiri hidup satu individu dengan mengusahakan penderitaan yang seminimal mungkin, dengan tujuan untuk mengakhiri penderitaan yang dialami oleh individu tersebut. Secara garis besar, euthanasia dapat digolongkan menjadi 4 metode. Dan berdasarkan praktiknya, euthanasia juga bisa dibagi menjadi 2 tipe.
Euthanasia dilihat penting dalam dunia kedokteran ketika ada individu yang mengalami penderitaan atau penyakit yang berat; dimana hampir mustahil untuk dapat diselamatkan, namun jika dibiarkan saja malah bisa membuat individu itu semakin parah dan mungkin bisa merugikan pihak lainnya. Dengan mempertimbangkan hal ini, dunia kedokteran telah mencetus satu prinsip pembunuhan bermartabat yang dinamakan euthanasia ini. Euthanasia ini sendiri mengundang pro dan kontra yang begitu luas. Euthanasia tidak boleh dipandang secara ilmu biologi saja, namun juga harus dipandang dari segi ilmu etika.
Dewasa ini, euthanasia tidak hanya berlaku di dalam kedokteran manusia. Euthanasia juga bisa diterapkan pada hewan peliharaan, hewan ternak, maupun hewan liar. Setidaknya sampai saat ini manusia hanya bisa membunuh manusia dan hewan, oleh karena itu euthanasia turut mencakup keduanya. Menerapkan euthanasia pada manusia mungkin paling banyak ditentang. Namun menerapkan euthanasia pada hewan pun sebenarnya tidak boleh disepelekan. Seandainya Anda dihadapkan pada kasus dimana euthanasia perlu diterapkan pada seseorang yang Anda kenal ataupun hewan peliharaan Anda, dan "kebetulan" Anda adalah orang yang memiliki wewenang untuk mengambil keputusan "ya" atau "tidak"; apakah yang Anda pertimbangkan?
Bagaimana pandangan Anda mengenai euthanasia?
Hal ini menarik, apalagi jika kita mengingat kisah Bhikkhu Godhika Thera yang mengakhiri hidupnya karena penyakit akut; mungkinkah euthanasia juga bisa dinilai bermartabat dan bermanfaat untuk kebaikan?