//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha  (Read 314311 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Hendi Wijaya

  • Sahabat
  • ***
  • Posts: 452
  • Reputasi: 16
  • Gender: Male
  • Namo Buddhaya...
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #930 on: 06 April 2009, 10:22:00 AM »
kemaren blgnya ini topic mau di lock..??koq belom di lock yak  ::)
"Persiapan terbaik untuk hari esok adalah dengan menyelesaikan pekerjaan hari ini dengan baik"

Offline coedabgf

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 946
  • Reputasi: -2
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #931 on: 06 April 2009, 11:17:43 AM »
Hati-hati percaya pemberitaan (yang manis-manis & indah) dan memilih, satu tahun berikut leher tercekik gak berdaya.... :))  :))  :))
iKuT NGeRumPI Akh..!

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #932 on: 06 April 2009, 12:10:21 PM »
kok ada argumen zionisme? Zionisme begini biasanya dipakai orang I untuk hal yang mereka benci tapi ga jelas sebabnya, dan langsung aja dikatain itu kerjaan orang Yahudi.
Kayaknya kita ga ada masalah dengan orang Yahudi deh....
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #933 on: 06 April 2009, 12:22:17 PM »
Gelombang Keempat ( Catatan Tangis Para Demonstran )


Menurut kepercayaan Chinese, angka 4 adalah angka kematian. Entah kebetulan atau tidak, demo menentang Buddha Bar atau yang lebih dikenal sebagai AKSI DAMAI MENOLAK  BUDDHA BAR yang keempat kalinya ini banyak mengusung tema KEMATIAN.

Tempat bertemu para demonstran yang semakin banyak melibatkan seluruh sekte Buddhis ini adalah di gedung DPRD Kebon Sirih. Ibu Ernawati Sugondo, anggota DPRD komisi B yang memang Buddhis itu sempat berorasi, ada juga Bpk. Oka menyempatkan diri memberi semangat kepada para demonstran.

Setelah dilempar sana-sini dan ditolak di gedung (yang katanya) perwakilan rakyat itu, para demonstran berjalan kaki melawan arus kendaraan dan sebagian menggunakan bahu jalan mengarah ke Kedutaan Perancis. Beberapa rekan yang memegang toa, berkali-kali sepanjang perjalanan menyampaikan permintaan maaf kepada pembawa kendaraan karena arus jalan dibuat macet. Tapi tetap Peace , Mannnn!

Kali ini pemandangan para peserta demonstran semakin variatif. Ada seorang oma sambil mengendong cucunya ( karena mama si anak harus kerja ) , ada seorang nenek yang sudah tua sekali tapi tetap bersemangat dan ikut berjalan kaki, ada beberapa murid sekolah yang dengan “suka rela” bolos dari sekolah, ada sepasang kakek-nenek yang dengan mesra berdampingan terus selama aksi. Bahkan si kakek yang terus menggendong toa, sesekali meneriakkan kalimat-kalimat protes atau lagu-lagu yang diplesetkan dengan lucu untuk meledek si Kadin Pariwisata pada saat kami tiba di depan kantor Dinas Pariwisata. Kami beberapa kali dibuat terhibur dan tertawa geli setengah mati melihat kata-kata kemarahan yang dilontarkan beliau secara serius dan berapi-api. Istrinya juga kadang-kadang menowel tangan si kakek apabila ada kata-kata yang terlalu agresif. Tapi kami semua puas, karena hari itu kami luar biasa ekspresif dan diwakili dari segala kalangan. Di depan pagar gedung Dinas Pariwisata itu kami juga duduk lesehan dan membacakan Pamsukula Gatha ( Anicca Vata Sankhara ) selama berkali-kali. Disini beberapa ibu sudah menangis, tebakan saya , dia pasti adalah anggota pembaca doa untuk orang meninggal. Saya pun setiap membacakan doa untuk orang meninggal, pada saat paritta ini dibacakan entah kenapa bisa mengundang haru.

 O ya beberapa ormas non Buddhis kan juga turut serta, jadi kami tambah semangat karena kami juga membawa masalah ini bukan lagi masalah penghinaan terhadap agama Buddha tetapi juga menjadi persoalan bangsa, p*n*staan umat beragama dan berkebangsaan.

Lokasi terakhir dan klimaks dari aksi ini tentu saja di depan gedung BUDDHA BAR. Begitu tiba, kami langsung menggelar meja speaker yang memang setia menemani kami selama orasi, lengkap dengan genset. Keren abis deh, niat banget! Kami juga langsung menyiapkan meja abu darurat, dua batang lilin putih, hio lo, kim choa ( kertas untuk orang mati ) dan ember untuk membakar kim choa itu.

Deretan barisan polisi di sepanjang pagar Buddha Bar tetap berdiri rapi dan tenang. Malah ada polisi yang bilang, selama umat Buddha demo selalu tertib, para petugas polisi hanya berdiri santai dan tidak capek-capek mengatur para demonstran.

Selama ini yang berorasi di depan massa selalu didominasi laki-laki, setelah pak Nardjo agak memanasi bahwa kaum perempuan ini sebenarnya punya hak suara di politik dan bla bla bla, akhirnya ada seorang perempuan yang naik ke atas meja dan beorasi. Pertama yang disampaikan adalah prolog tentang Buddha Kembar tentang keresahan seorang ibu terhadap anak dan cucunya yang akhirnya mengenal Buddha di Buddha Bar. Disampaikan dengan nada yang lugas, kata-kata yang puitis tapi menggigit, membangkitkan emosi para demostran. Banyak yang menangis sampai sesenggukan , ada yang merinding, bahkan si kakek yang tadi saya ceritakan sebelumnya-- mata dan wajahnya memerah bengkak.

Siapa yang bisa menjelaskan kepada anak-cucu kita bila Buddha punya Bar ?

Setelah orasi selesai, diadakan kembali pembacaan paritta yang dipimpin Suhu dan Romo, sebagai awal dibacakan Aradhana Devata lalu Anicca Vata Sankhara... sambil membakar kertas / kim choa.

Segala yang terbentuk akan mengalami kehancuran.......

Diakhiri dengan pradaksina satu kali, umat dan demonstran lain bubar dengan tertib.

Siapa yang bisa begitu sabar , aksi damai selama empat kali untuk hal yang sama? Ini praktek sebagai praktisi Buddhis, dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Duduk tenang di wihara dan menyampaikan kata-kata welas asih dalam ceramah untuk melarang demo secara halus apakah ada ketakutan atau kejahatan terselubung?


Gelombang Kelima ( Catatan Ketinggalan )

Mengejar satu oknum yang tertinggal dalam salah satu pengesahan ijin Buddha Bar, aksi kali  ini hanya khusus ke gedung HAKI. Sayang saya tak bisa ikut, tapi yang jelas sebenarnya aksi ini yang paling menentukan dan semoga menjadikan titik klimaks penentuan keputusan apakah nama Buddha Bar dan ornamennya akan terus sah?

Hari ini tanggal 6 April 2009, ada pertemuan di kantor HAKI.

Doakan, Buddha Bar tutup sebelum Waisak ( seperti kata Menteri Agama ).


Irma Gunawan
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #934 on: 06 April 2009, 12:50:01 PM »
Setelah orasi selesai, diadakan kembali pembacaan paritta yang dipimpin Suhu dan Romo, sebagai awal dibacakan Aradhana Devata lalu Anicca Vata Sankhara... sambil membakar kertas / kim choa.

Segala yang terbentuk akan mengalami kehancuran.......

Diakhiri dengan pradaksina satu kali, umat dan demonstran lain bubar dengan tertib.


kenapa harus bakar kim choa segala? agama Buddha = milik Chinese?
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline chocoedd

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 44
  • Reputasi: 3
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #935 on: 06 April 2009, 01:08:43 PM »
ada yang mengaku gak masalah liat Buddha taro ditempat orang minum bir, kok mempertanyakan kimcoa dibakar?

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #936 on: 06 April 2009, 01:18:32 PM »
saya mau tanya itu tradisi bakar kimcoa agama Buddha atau bukan?,anda bisa mempermasalahkan patung di taruh di bar tapi semua yang kalian kerjakan tidak menunjukkan kalian beragama Buddha sama sekali.
lihatlah emak-emak yang ikut,yang datang dan menangis, hebat sungguh hebat, agama yang membawa dukkha bukan sukha kepada orang-orang,untuk apa? saya sudah terlalu sering baca puisi buddha bar bikinan kalian...satu hal isinya cuman lobha dosa moha, tidak mengajak orang menuju kebijaksanaan dan welas asih.
tunjukan sebagai umat beragama,kalian benar2 paham agama kalians endiri,bukan pake acara bakar kim coa segala macam.ataupun baca Sutra buat orang mati.kalian mempermainkan Paritta Sutta tidak pada tempatnya.
kenapa tidak hanya Tisarana Gatha dan Pancasila,ini lebih menegaskan bahwa di dalam agama Buddha,kita diajarkan untuk tidak membuat mabuk dan segala macamnya,daripada kalian pilih paritta yang tidak pada tempatnya.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline chocoedd

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 44
  • Reputasi: 3
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #937 on: 06 April 2009, 01:22:44 PM »
tidak mempermasalahkan patung Buddha taroh di tempat mabuk, tapi mempermasalahkan baca paritta harus dimana? kemelakatan kok pilih2 ?

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #938 on: 06 April 2009, 01:30:11 PM »
Sepertinya sudah saatnya Buddha Ryu berdiri membuat Agama sendiri kakakakak
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #939 on: 06 April 2009, 01:31:12 PM »
ow gitu terserah kalian kalau begitu....tindakan kalian tak ada bedanya dengan taruh patung di dalam Bar...silahkan baca dengan detail Sutta dimana Sang Buddha mengucapkan Paritta, letak,tempat,waktu, kalau kalian menggabungkan dengan kata angka 4, anda lebih cocok beragama tradisi Tionghoa daripada beragama Buddha. karena agama Buddha tidak mengajarkan orang percaya pada angka, ramalan, dan segala pemikiran yang mebawa manusia kembali ke dalam dukkha.
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #940 on: 06 April 2009, 01:31:44 PM »
Sepertinya sudah saatnya Buddha Ryu berdiri membuat Agama sendiri kakakakak

om guru Ryu siddhi hum
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline chocoedd

  • Bukan Tamu
  • *
  • Posts: 44
  • Reputasi: 3
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #941 on: 06 April 2009, 01:44:18 PM »
pernyataan yang mencerahkan?

Quote
Buddha Theravada tidak berhak untuk protes karena Patung Buddha yang ada di Buddha Bar adalah Buddha beraliran Mahayana - Liues Sungkharsima (Dewan pembina Gemabudhi)

Offline nyanadhana

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.903
  • Reputasi: 77
  • Gender: Male
  • Kebenaran melampaui batas persepsi agama...
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #942 on: 06 April 2009, 01:45:59 PM »
Gemabudhi juga ikut bikin bar kok hahahahahaha....
Sadhana is nothing but where a disciplined one, the love, talks to one’s own soul. It is nothing but where one cleans his own mind.

Offline hatRed

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 7.400
  • Reputasi: 138
  • step at the right place to be light
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #943 on: 06 April 2009, 01:50:42 PM »
pernyataan yang mencerahkan?

Quote
Buddha Theravada tidak berhak untuk protes karena Patung Buddha yang ada di Buddha Bar adalah Buddha beraliran Mahayana - Liues Sungkharsima (Dewan pembina Gemabudhi)

kalo kata Buddha nya?
i'm just a mammal with troubled soul



Offline xenocross

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.189
  • Reputasi: 61
  • Gender: Male
Re: Buddha Bar Dinilai Melecehkan Agama Buddha
« Reply #944 on: 06 April 2009, 02:04:05 PM »
Senin, 06/04/2009 13:00 WIB
Dirjen HAKI Minta Pencabutan Merk Buddha Bar Lewat Pengadilan
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
http://www.detiknews.com/read/2009/04/06/130019/1110957/10/dirjen-haki-minta-pencabutan-merk-buddha-bar-lewat-pengadilan

Jakarta - Polemik Buddha Bar membuat Dirjen HAKI Andi N Sommeng ikut cawe-cawe. Ia akan menempuh jalur hukum untuk mencabut naman bar tersebut. Ada kesalahan dalam turunnya izin Buddha Bar.

"Kita akan minta untuk mencabut merk ini di Indonesia melalui jalur pengadilan dan terakhir kerjasama dengan departemen-departemen terkait lainnya," kata Andi di kantor Ditjen HAKI, Tangerang, Banten, Senin (6/4/2009).

Namun Andi mengingatkan, karena masalah hukum, maka yang harus mempunyai inisiatif pertama yang mencabut nama Buddha Bar adalah pihak owner.

Sementara itu, Direktur Merk Direktorat HAKI Depkum HAM Herdwi Tami mengakui pihaknya kurang teliti dalam mengeluarkan izin Buddha Bar.

"Masalahnya kami kurang teliti pada pasal 5. Pasal 5 yang berisikan tidak menggunakan simbol-simbol atau nama kepercayaan atau agama tertentu yang digunakan dalam merek dan kami kurang teliti. Di situ dan kami akui," kata Herdwi

 
Herdwi mengatakan, 28 Juli 2007, merk Buddha Bar didaftarkan ke HAKI. Buddha Bar diterima karena telah melalui cek administrasi dan substansi. Isi substansi itu yakni merk Buddha Bar itu tidak ada lawannya.

Kemudian, penggunaan nama Buddha, sudah digunakan oleh yang lain. Setelah ditelusuri, ada negara lain yang menggunakan Buddha Bar.

"Kami umumkan di website kami selama 3 bulan dan tidak ada tanggapan dari masyarakat," jelasnya.

Menurut Herdwi, kalau saat ini ada yang komplain dan ingin mencabut sertifikatnya, maka dalam UU merk, harus melalui pengadilan.

(gus/iy)
--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 06/04/2009 13:21 WIB
Manajemen Buddha Bar Bingung Disuruh Ganti Nama
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
http://www.detiknews.com/read/2009/04/06/132146/1110974/10/manajemen-buddha-bar-bingung-disuruh-ganti-nama
 
Jakarta - Sejumlah pihak meminta nama merek Buddha Bar diganti karena dinilai melecehkan salah satu kepercayaan. Manajemen Buddha Bar pun bingung jika harus mengganti nama karena usaha mereka sudah dikenal di mancanegara.

"Jika disuruh ganti nama mereka (pihak Buddha Bar pusat di Prancis) bingung. Apakah juga harus mengganti nama Budha Bar di seluruh dunia seperti di Jepang dan Prancis," kata konsultan hukum PT Nireta Vista Creative (pemilik Budhha Bar di Indonesia), Hasdur Januardi, di kantor Ditjen Haki Depkum HAM, Tangerang, Banten, Senin (6/4/2009).

Hasdur mengatakan, kalau ada masalah dengan penamaan Buddha Bar, pihaknya menyerahkan seluruhnya lewat jalur pengadilan. Apakah nama Buddha Bar tersebut akan tetap digunakan atau tidak, tergantung dari Buddha Bar Pusat yakni di Prancis.

"Kami hanya menggunakan lisensi dari Buddha Bar. Kami tegaskan kami bukan franchise tapi kami pemegang lisensi," tegasnya.

Sementara itu, perwakilan Buddha Bar pusat, Helena Adnan, mengatakan, pemilik Buddha Bar yang berada di Prancis terkejut ketika mengetahui pemberitaan ini. Karena berdasarkan pengalaman, Buddha Bar sudah diterima di dunia.

"Mereka masih mempertimbangkan untuk usulan dari pihak Forum Anti Buddha Bar (ganti nama merek dagang) dan mereka akan memberikan jawaban kepada Ditjen Haki melalui surat yang akan dilayangkan secepatnya," imbuhnya.

(gus/nrl)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Senin, 06/04/2009 12:32 WIB
Pertemuan Tripartit Buddha Bar Ricuh
Muhammad Taufiqqurahman - detikNews
http://www.detiknews.com/comment/2009/04/06/123205/1110927/10/pertemuan-tripartit-buddha-bar-ricuh

Jakarta - Dirjen Hak Atas Kekayaan Intelektual (HAKI) Depkum HAM Andi N Sommeng mengadakan pertemuan dengan konsultan Buddha Bar, PT Nireta, Forum Antibuddha Bar, dan Dinas Pariwisata Pemprov DKI Jakarta. Pertemuan tersebut berlangsung tegang dan panas.

Pertemuan berlangsung di Kantor Ditjen HAKI, Tangerang, Banten, Senin (6/4/2009).

Dalam pertemuan tersebut, tiba-tiba saja pendukung Buddha Bar, Gema Buddhi, Lius Sungkarisma masuk ke ruangan pertemuan. Saat masuk, perwakilan Forum Antibuddha Bar mempertanyakan kehadiran Lius.

"Ini Anda dari perwakilan mana? Ini yang datang hanya undangan. Anda mewakili undangan siapa?," kata perwakilan Antibuddha Bar, Ponijan sambil mengacungkan salah satu jarinya ke Lius.

Spontan para perwakilan Forum Antibuddha Bar di dalam ruangan berteriak, "Biang kerok!! Provokator datang! Tolong diusir keluar!".

Lius pun mengatakan, keberatannya atas pertemuan tersebut. Menurut Lius, pertemuan tersebut tidak steril dan berpihak. Pendukung Buddha Bar justru banyak sekali.

"Saya mempertanyakan kenetralan dari forum ini yang tidak berpihak dan sangat berpihak kepada kelompok yang lain. Saya bisa tunjukkan bahwa orang Buddha Bar akan datang lebih banyak yang mendukung dan akan saya tunjukkan yang banyak," tukas Lius.

Mendengar pernyataan Lius itu, 20-an orang Forum Antibuddha Bar menyambut,"Hayo tunjukkan!!".

Sebagai pimpinan pertemuan, Dirjen HAKI Andi N Sommeng pun kewalahan. Pertemuan pun diisi dengan banyaknya debat dengan suasana panas.

(gus/nwk)
---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Semoga persoalan cepat selesai dan BB ganti nama
Persoalan hukum sudah jelas
Semoga teman2 di lapangan juga menahan emosi dan tetap elegan
Dan semoga para oknum cepat sadar.
Satu saat dari pikiran yang dikuasai amarah membakar kebaikan yang telah dikumpulkan selama berkalpa-kalpa.
~ Mahavairocana Sutra

 

anything