Diambil dari buku: Maha Satipatthana Sutta, Jalan Satu Arah (The Only Path to Nibbana)
Penulis: Ven. Weragoda Sarada Maha Thero
Diterjemahkan oleh: Dra. Lanny Anggawati
Dra. Wena Cintiawati
Editor: Bhikkhuni Santini
Penerbit: Wisma Sambodhi, Klaten
Persaudaraan Bhikkhuni Theravada Indonesia.
Bab 2.4 Catu Sampajanna Pabba
Empat Jenis Pemahaman yang Jernih
"O, Para bhikkhu! Demikian pula, seorang bhikkhu - ketika sedang berjalan hilir mudik- mempraktekkan pemahaman yang jernih. Ketika sedang memandang ke belakang, dia mempraktekkan pemahaman yang jernih. Ketika sedang membungkuk dan meregangkan tubuh, dia mempraktekkan pemahaman yang jernih. Ketika sedang memakai jubah dalam dan jubah luar, dan ketika sedang membawa mangkuknya, dia mempraktekkan pemahaman yang jernih. Ketika sedang makan, minum, mengunyah dan merasakan, dia mempraktekkan pemahaman yang jernih. Ketika sedang buang air besar/kecil, dia mempraktekkan pemahaman yang jernih. Ketika sedang berjalan, sedang berdiri, sedang duduk, sedang tidur, sedang terjaga, sedang berbicara, atau sedang diam, dia mempraktekkan pemahaman yang jernih."
Puna ca param, bhikkhave, bhikkhu, abhikante patikkante sampanajanakari hoti, Alokite vilokite sampajanakari hoti, Samminjite pasarite sampajanakari hoti, Sanghatipattacivara dharane sampanajanakari hoti, Asite pite khayite sayite sampajanakari hoti, Uccarapassavakamme sampanajanakari hoti, Gate thite nisinne sutte jagarite bhasite tunhibhave sampajanakari hoti.
Ada empat bentuk pemahaman yang jernih. Ungkapan "sampajanna" berarti "kebijaksanaan yang bajik". Meditator yang mempunyai pemahaman jernih yang berunsur empat, selalu bertindak dengan keberadaaan pikiran, dan merenungkan dengan rasa kebijaksanaan. Inilah empat jenis pemahaman jernih:
1. Satthaka sampajanna
Pemahaman yang jernih tentang keberhasilan, yang berarti penyelidikan awal sebelum memulai aktivitas apapun - untuk melihat apakah ada kemungkinan untuk berhasil. Ini berarti pemeriksaan dengan kebijaksanaan yang bajik agar tujuan meditasinya berhasil
2. Sappaya sampajanna
Pemahaman yang berhubungan dengan kesesuaian. Ketika memulai sesuatu, pelajarilah apakah itu akan menopang untuk manfaat objek meditasinya - berarti, penyelidikan apakah itu sesuai.
3. Gocara sampajanna
Pemahaman yang jernih mengenai makanan. Ketika pergi mengupulkan dana makanan, dia menyelidiki dengan kebijaksanaan apakah aktivitas itu sesuai dengan objek meditasi. Inilah pemahaman yang jernih mengenai makanan.
4. Asammoha sampajanna
Pemahaman yang jernih, yang kosong dari gejolak pikiran. Bertindak tanpa pikiran yang menjadi bingung dijelaskan sebagai pemahaman yang jernih, yang tidak memiliki gejolak pikiran.
Manusia melakukan amat banyak macam aktvitas sejak lahir sampai mati. Disini, yang dimaksud dengan pemahaman jernih adalah melakukan semua aktivitas dengan keberadaan pikiran yang sempurna. Di bagian Khotbah yang dikutip di atas, dikelompokkan sembilan belas aktivitas, yaitu:
1. abhikkante - Bergerak maju
2. patikkante - Kembali; atau datang kembali
3. alokite - Memandang ke depan
4. vilokite - Memandang ke samping
5. samminjite - Menekuk tangan dan kaki
6. pasarite - Meregangkan tangan dan kaki
7. sanghatipatacivara dharane - Ketika mengenakan jubah dalam dan jubah luar, ketika membawa mangkuk makanan. (bagi perumah tangga, ketika mengenakan pakaian)
8. asite - Makan
9. pite - Minum
10. khayite - Mengunyah
11. sayite - Mencicipi
12. uccarapassavikame - Ketika buang air besar dan buang air kecil
13. gate - Pergi
14. thite - Berdiri
15. nisinne - Duduk
16. sutte - Tidur
17. jagarite - Terjaga
18. bhasite - Berbicara
19. tunhibhave - Tetap diam.
Dalam semua situasi, meditator yang mempraktekkan pemahaman jernih berunsur empat ini harus bertindak dengan keberadaan pikiran pada saat ini.
Dengan denikian, rasa akan "aku" -yang membuat orang berpikir "diriku" dan "milikku" - akan lenyap. Sampai titik akhir itulah meditasi ini harus dipraktekkan.