Seyakin-yakin-nya seseorang merasa mampu mencapai Nibbana,
Yang jelas,
orang tersebut pastinya belum mencapai Nibbana.
Saya pikir pancabala tidak sembrono menempatkan Saddha di urutan pertama.
Dalam Pancabala, Saddha adalah keyakinan terhadap Buddha yang mencapai penerangan sempurna, bukan keyakinan bahwa saya "pasti" mencapai Nibbana dalam kehidupan ini.
Buddha justru mengajarkan ketidakpastian dalam kehidupan, hanya mati yang pasti.
Yang penting adalah praktek, tidak peduli akan mencapai Nibbana dengan cepat atau bahkan harus ribuan atau jutaan kelahiran lagi, yang jelas harus praktek dan yang harus diyakini adalah praktek itu sendiri. Ajahn Chah memberikan ilustrasi dengan menanam pohon cabai, kewajiban si petani adalah menyirami, memupuk dan merawat pohon, pohon akan tumbuh, berbunga, dan berbuah dengan kecepatannya sendiri. Petani tidak dapat memaksa pohon untuk berbuah dalam waktu sehari. Berbuahnya pohon tergantung pada banyak sebab, dan si petani hanya bisa berusaha membangun sebab, pohon akan berbuah dengan alami. Seyakin2nya petani bahwa pohon akan berbuah dalam waktu 3 bulan, pohon tetap akan berbuah pada waktunya secara alami, sebaliknya pada saat pohon telah berbuah, si petani juga tidak dapat berharap bahwa pohon jangan berbuah.