//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]  (Read 25232 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #60 on: 15 March 2010, 01:16:38 PM »
 [at] carinet:
Untuk kisah Vessantara Jataka kalau tidak salah ada penjelasannya dlm Milinda Panha. Nanti saya kutipkan d sini
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #61 on: 15 March 2010, 01:45:19 PM »
^
praktek yang bagaimana?

setiap hari saya baca dhamma.. atau dengar dhammatalk yang ada di internet.
sila saya jaga dengan ketat semampu saya.
tapi samadhi masih malas, meskipun dah pernah ikut retreat meditasi vipassana selama 10 hari(hari ke 8 pulang).
panna!
Samma Vayama

Offline carinex

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 4
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #62 on: 15 March 2010, 05:33:47 PM »
^
Baca2 buku dhamma, baca sutta, mendengarkan dhamma, cukup untuk mendapatkan pannya.
Hanya saja masih kurang memuaskan. Sepertinya perlu meditasi agara mendapatkan pannya yang lebih melalui praktek pengetahuan langsung.
« Last Edit: 15 March 2010, 05:42:09 PM by carinex »

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #63 on: 15 March 2010, 07:06:34 PM »
^
Baca2 buku dhamma, baca sutta, mendengarkan dhamma, cukup untuk mendapatkan pannya.
Hanya saja masih kurang memuaskan. Sepertinya perlu meditasi agara mendapatkan pannya yang lebih melalui praktek pengetahuan langsung.

ya betul,...lokiya panna.. :)
bukan lokuttara panna..camkan itu..

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline seniya

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 3.469
  • Reputasi: 169
  • Gender: Male
  • Om muni muni mahamuni sakyamuni svaha
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #64 on: 15 March 2010, 08:06:55 PM »
Raja Milinda (M):"Bhante Nagasena, apakah semua Boddhisatta meninggalkan isteri dan anaknya, atau hanya Vessantara saja?"

Bhikkhu Nagasena (N): "Semuanya."

M: "Tetapi apakah semua isteri dan anaknya menyetujuinya?"

N: "Para isteri menyetujuinya, tetapi anak-anaknya tidak setuju, karena usia mereka yang masih muda."
 
M: "Tetapi apakah tindakan itu bijak, karena toh anak-anaknya ketakutan dan menangis ketika ditinggalkan?"
 
N: "Ya. Seperti halnya seseorang yang ingin berbuat kebajikan, dia akan membawa seseorang yang cacat dalam kereta kemanapun ia pergi sehingga membuat kerbaunya menderita; atau seperti halnya seorang raja harus menarik pajak dalam rangka berbuat kebajikan yang besar; demikian juga tindakan memberi. Meskipun hal itu dapat menyebabkan kesedihan yang mendalam bagi beberapa orang, tetapi akan membawa kelahiran kembali di alam surga. Apakah ada, O Baginda raja, pemberian yang seharusnya tidak diberikan?"

M: "Ya, Bhante Nagasena, ada sepuluh macam pemberian yang tidak seharusnya diberikan, pemberian yang menyebabkan kelahiran kembali di alam yang menyedihkan:
1. pemberian yang dapat membuat mabuk,
2. pemberian dalam bentuk pesta,
3. pemberian dalam bentuk wanita,
4. pemberian dalam bentuk pria,
5. pemberian dalam bentuk maksud-maksud tertentu yang tidak baik,
6. pemberian dalam bentuk senjata,
7. pemberian dalam bentuk racun,
8. pemberian dalam bentuk rantai atau alat penyiksaan,
9. pemberian dalam bentuk unggas dan babi,
10. pemberian dalam bentuk timbangan dan alat ukur yang salah."

N: "Saya tidak bertanya tentang pemberian yang tidak disetujui secara duniawi. Saya bertanya tentang pemberian yang tidak boleh diberikan meskipun ada orang yang  patut menerimanya."
 
M: "Kalau begitu, Bhante Nagasena, tidak ada pemberian yang tidak seharusnya diberikan. Bilamana keyakinan dalam Dhamma telah muncul, beberapa orang memberikan 100.000, atau suatu kerajaan, atau bahkan kehidupan mereka."

N: "Kalau begitu mengapa Baginda mengkritik pemberian Vessantara dengan begitu sengitnya? Bukankah terkadang ada kasus di mana seseorang yang terlilit hutang mungkin menjual anaknya atau menanggungkannya sebagai agunan? Demikian juga, Vessantara memberikan anaknya sebagai tekad bagi
pencapaian kemahatahuannya di masa depan."

M: "Tetapi mengapa ia tidak memberikan dirinya sendiri saja?"

N: "Karena bukan itu yang diminta. Menawarkan sesuatu yang lain akan menjadi rendah nilainya. Lagi pula, O Baginda raja, Vessantara tahu bahwa Brahmana tersebut tidak akan mampu mempekerjakan anak-anaknya sebagai budak dalam waktu yang lama karena ia telah lanjut usia dan kakek mereka akan menebus
mereka kernbali."

M: "Dengan baik sekali, Bhante, teka-teki ini telah tersingkap dan jaring klenik ini telah terobek-robek. Bagus sekali cara Bhante tetap menjaga kata-kata dalam kitab suci ketika Bhante menjelaskan apa yang tersirat. Demikianlah adanya, dan saya menerimanya seperti kata Bhante."
"Holmes once said not to allow your judgement to be biased by personal qualities, and emotional qualities are antagonistic to clear reasoning."
~ Shinichi Kudo a.k.a Conan Edogawa

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #65 on: 15 March 2010, 08:16:23 PM »

Quote
Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan (camkan bahwa seorang Sammasambuddha menjalani Jalan Mulia) dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. Di dalam Digha Nikaya 14, Buddha berkata Beliau hanya mengingat kembali 91 kalpa dan mengetahui hanya 6 Buddha (yaitu Sammasambuddha) dalam selang waktu tersebut – tidak menyebutkan adanya 24 Buddha.

saya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Quote
Di Majjhima Nikaya 26, Buddha mengatakan bahwa setelah Beliau meraih pencerahan, Beliau tidak bermaksud untuk mengajarkan Dhamma, sebelum menerima permohonan dari Brahmâ Sahampati. Seandainya saja Beliau pernah bersumpah di masa lampau, kita tentunya berharap Beliau membabarkan Dhamma sesegera mungkin setelah pencerahan, karena ini adalah tujuan yang telah dinanti-nantikan selama kalpa yang tak terhitung lamanya.

Mungkin Buddha pernah bersumpah,tetapi setelah mencapai pencerahan Buddha itu berdiam didalam kebahagian selama 49 hari...Buddha sendiri melihat Dhamma begitu halus,apakah ada makhluk yang dapat memahaminya?[bisa dibaca dalam Ayacana Sutta]..Kalau memang Beliau tidak bermaksud mengajarkan Dhamma,anda sekarang tidak akan dapat menikmati Indahnya Dhamma.. :)
tetapi akhirnya Buddha mengajarkan Dhamma setelah permohonan dari Brahma Sahampati kan?ketika Boddhisatta bersumpah,tidak dapat dipungkiri bahwa "sumpah" tersebut "tidak laku" setelah dia mencapai pencerahan..alasannya "janji2" Buddha kepada "muridnya" juga tidak berlaku ketika muridnya mencapai keArahatan..mereka yang SADAR tidak lagi TERIKAT pada hal2 semacam itu..

"saya berjanji setelah saya mencapai kearahataan saya akan mengajar si A,setelah saya mencapai kearahataan,ternyata saya mampu melihat batin si A bahwa si A tidak mungkin dapat menyelami atau menembus Dhamma,apakah dengan begitu bahwa "sumpah/janji" saya sebelumnya adalah bohong belaka?"

Quote
Kenyataannya, dalam Anguttara Nikaya 5.5.43, Buddha bersabda bahwa bukanlah doa dan sumpah yang akan membuat kita mendapatkan apa yang kita inginkan, melainkan kamma (perbuatan atau tindakan). Buddha meraih pencerahan melalui Jalan Mulia Berunsur Delapan, begitu juga dengan siswa-siswa Arahat-Nya.

saya rasa tidak ada yang salah dengan "sumpah" petapa Sumedha,alasannya adalah Buddha tidak hanya "bersumpah" belaka,tetapi sumpah Buddha direalisasikannya dengan menyempurnakan paraminya berkalpa-kalpa..jadi rujukan tersebut sesuai dengan tindakan Buddha dan tidak ada pertentangan.. :)

Quote
Kesalahan yang paling fatal dalam teori pembedaan jalur Bodhisattva dengan jalur Ariya disampaikan melalui Majjhima Nikaya 81. Di dalam Sutta ini, Buddha mengingat kembali kehidupan lampaunya sebagai Brahmana Jotipâla yang bersahabat baik dengan Ghatikâra, seorang pendukung setia Buddha Kassapa (Buddha sebelumnya). Ghatikâra berkali-kali gagal mengajak Jotipâla untuk menemui Buddha Kassapa – yang menunjukkan bahwa sumpah yang dibuat pada masa lampau akan sia-sia belaka karena tidak ada ingatan mengenai hal ini. Kemudian ketika dia dipaksa menjumpai Buddha Kassapa, dia menolak untuk menghormati Buddha (berbeda sekali dengan kisah tentang sumpah!). Namun, setelah mendengarkan ajaran Buddha Kassapa, Jotipâla berubah total. Dia meninggalkan ajaran Brahmana dan menjadi seorang bhikkhu di bawah Buddha Kassapa.

lho??koq dibilang kesalahan....Boddhisatta adalah makhluk yang berjuang menyempurnakan paraminya,boddhisatta bukan orang suci,tetapi makhluk yang masih diliputi oleh kegelapan batin/moha..boddhisatta tidak memiliki kebijaksanan yang sempurna,dan wajar saja jikalau boddhisatta bisa bertindak tidak sempurna.. :)

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #66 on: 15 March 2010, 08:29:30 PM »
Quote
saya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #67 on: 15 March 2010, 08:33:59 PM »
Quote
saya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...


kalau memang sutta itu benar,maka tidak mungkin SammaSambuddha lebih bijak dari para muridNya..itu yang fatal menurut saya..coba anda baca,kenapa para muridNya SammaSambuddha,bahkan YM Sariputta sekalipun bisa "gagal" mengajari muridnya[murid YM Sariputta] untuk merealisasikan nibbana? :)

kalau memang dikatakan SAMA dan LETAK PERBEDAANNYA HANYA ITU..maka bagaimana kasus tersebut dijawab? :)

Jangan hanya melihat 1 sutta dan mengacuhkan sutta lainnya..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #68 on: 15 March 2010, 08:55:51 PM »
Quote
saya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...


kalau memang sutta itu benar,maka tidak mungkin SammaSambuddha lebih bijak dari para muridNya..itu yang fatal menurut saya..coba anda baca,kenapa para muridNya SammaSambuddha,bahkan YM Sariputta sekalipun bisa "gagal" mengajari muridnya[murid YM Sariputta] untuk merealisasikan nibbana? :)

kalau memang dikatakan SAMA dan LETAK PERBEDAANNYA HANYA ITU..maka bagaimana kasus tersebut dijawab? :)

Apakah bro mengetahui dengan pasti bahwa YA Sariputta 'ingin' muridnya merealisasikan Nibbana ? Atau memang ajaran yang diberikan oleh YA Sariputta tidak dapat membuat muridnya merealisasi Nibbana ? Keduanya beda lho bro ...

Kalau ada keinginan dari si Guru agar muridnya mendapatkan sesuatu, itu baru dikatakan GAGAL kalau si murid tidak mengalami perkembangan ...
Tapi sebaliknya ... Kalau memang si Guru telah melaksanakan tugasnya dengan baik, tapi si murid tidak bisa berkembang, itu namanya muridnya yang gagal (bukan gurunya)

Sang Buddha telah bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha, berarti ada keinginan untuk mengajarkan Dhamma kepada orang lain (dan kalau dilihat dari cerita-cerita, Dhamma yang diberikan itu hanya kepada orang-orang yang memang sudah 'pantas' menerimanya), sedangkan para muridnya ? apakah ada tertulis bahwa mereka juga bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha ? Tidak kan ? :)


Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #69 on: 15 March 2010, 09:13:01 PM »
Quote
saya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...

Quote

kalau memang sutta itu benar,maka tidak mungkin SammaSambuddha lebih bijak dari para muridNya..itu yang fatal menurut saya..coba anda baca,kenapa para muridNya SammaSambuddha,bahkan YM Sariputta sekalipun bisa "gagal" mengajari muridnya[murid YM Sariputta] untuk merealisasikan nibbana? :)

kalau memang dikatakan SAMA dan LETAK PERBEDAANNYA HANYA ITU..maka bagaimana kasus tersebut dijawab? :)

Apakah bro mengetahui dengan pasti bahwa YA Sariputta 'ingin' muridnya merealisasikan Nibbana ? Atau memang ajaran yang diberikan oleh YA Sariputta tidak dapat membuat muridnya merealisasi Nibbana ? Keduanya beda lho bro ...

Kalau ada keinginan dari si Guru agar muridnya mendapatkan sesuatu, itu baru dikatakan GAGAL kalau si murid tidak mengalami perkembangan ...
Tapi sebaliknya ... Kalau memang si Guru telah melaksanakan tugasnya dengan baik, tapi si murid tidak bisa berkembang, itu namanya muridnya yang gagal (bukan gurunya)

tidak peduli siapapun yang gagal,entah si murid atau si guru,tapi intinya adalah Buddha dan muridNya tidak sama dalam hal yang sangat mencolok.. :)

jadi buat pernyataan anda,tidak bisa menjawab kasus yang saya ajukan.. :)


Sang Buddha telah bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha, berarti ada keinginan untuk mengajarkan Dhamma kepada orang lain (dan kalau dilihat dari cerita-cerita, Dhamma yang diberikan itu hanya kepada orang-orang yang memang sudah 'pantas' menerimanya), sedangkan para muridnya ? apakah ada tertulis bahwa mereka juga bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha ? Tidak kan ? :)

yang saya bold itu,tolong anda koreksi..Sang Buddha = SammaSambuddha,yang benar adalah Petapa Sumedha berkeinginan mencapai keBuddhaAn/SammaSambuddha.. :)

"Berhentinya penderitaan adalah pemudaran dan penghentian tanpa sisa,penyerahan,pelepasan,membiarkan pergi dan penolakkan akan nafsu keinginan.Keinginan berlebihan yang melekat dapat dihilangkan.Ketika keinginan menjadi wajar,tidak melekat,tidak serakah maka Kebahagian Sejati(Nibbana) telah dialami"

[Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya 9.17]

dalam Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya,jelas tertulis padamnya nafsu keinginan = nibbana..apakah Buddha masih punya "keinginan"?silakan dijawab sendiri.. :)

_/\_
« Last Edit: 15 March 2010, 09:14:35 PM by Riky_dave »
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #70 on: 15 March 2010, 09:15:19 PM »
Quote
saya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...

Quote

kalau memang sutta itu benar,maka tidak mungkin SammaSambuddha lebih bijak dari para muridNya..itu yang fatal menurut saya..coba anda baca,kenapa para muridNya SammaSambuddha,bahkan YM Sariputta sekalipun bisa "gagal" mengajari muridnya[murid YM Sariputta] untuk merealisasikan nibbana? :)

kalau memang dikatakan SAMA dan LETAK PERBEDAANNYA HANYA ITU..maka bagaimana kasus tersebut dijawab? :)

Apakah bro mengetahui dengan pasti bahwa YA Sariputta 'ingin' muridnya merealisasikan Nibbana ? Atau memang ajaran yang diberikan oleh YA Sariputta tidak dapat membuat muridnya merealisasi Nibbana ? Keduanya beda lho bro ...

Kalau ada keinginan dari si Guru agar muridnya mendapatkan sesuatu, itu baru dikatakan GAGAL kalau si murid tidak mengalami perkembangan ...
Tapi sebaliknya ... Kalau memang si Guru telah melaksanakan tugasnya dengan baik, tapi si murid tidak bisa berkembang, itu namanya muridnya yang gagal (bukan gurunya)

tidak peduli siapapun yang gagal,entah si murid atau si guru,tapi intinya adalah Buddha dan muridNya tidak sama dalam hal yang sangat mencolok.. :)

jadi buat pernyataan anda,tidak bisa menjawab kasus yang saya ajukan.. :)


Quote
Sang Buddha telah bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha, berarti ada keinginan untuk mengajarkan Dhamma kepada orang lain (dan kalau dilihat dari cerita-cerita, Dhamma yang diberikan itu hanya kepada orang-orang yang memang sudah 'pantas' menerimanya), sedangkan para muridnya ? apakah ada tertulis bahwa mereka juga bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha ? Tidak kan ? :)

yang saya bold itu,tolong anda koreksi..Sang Buddha = SammaSambuddha,yang benar adalah Petapa Sumedha berkeinginan mencapai keBuddhaAn/SammaSambuddha.. :)

"Berhentinya penderitaan adalah pemudaran dan penghentian tanpa sisa,penyerahan,pelepasan,membiarkan pergi dan penolakkan akan nafsu keinginan.Keinginan berlebihan yang melekat dapat dihilangkan.Ketika keinginan menjadi wajar,tidak melekat,tidak serakah maka Kebahagian Sejati(Nibbana) telah dialami"

[Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya 9.17]

dalam Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya,jelas tertulis padamnya nafsu keinginan = nibbana..apakah Buddha masih punya "keinginan"?silakan dijawab sendiri.. :)

_/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #71 on: 15 March 2010, 09:16:10 PM »
Quote
saya rasa sutta ini memiliki "cacat" atau terjemahannya yang salah?sebelum Buddha,jauh sebelum Buddha juga ada yang mencapai "pencerahan" yang disebut "pacceka Buddha".. bagaimana dengan hal tersebut?bukankah "pacceka buddha" lebih duluan nemuin Dhamma daripada SammaSambuddha kalau begitu?kalau begitu SammaSambuddha bisa dikatakan "gelar belaka" kalau sutta ini benar adanya

Coba anda baca lagi bro ...

Disitu, ditulis :
"Dalam Sutta Nipata 22.6.58, Buddha menjelaskan bahwa perbedaan antara diri-Nya dan siswa-siswa Arahat-Nya adalah Beliau lebih dulu menjalani Jalan Mulia Berunsur Delapan dan siswa-siswa Arahat-Nya menjalani jalan yang sama setelah diri-Nya – tidak ada perbedaan utama lainnya antara Beliau dan siswa-Nya. "

Beliau tidak mengaku sebagai yang peling dulu (pertama) di alam semesta, tapi hanya membandingkan dengan para siswa-Nya... Sekedar contoh lain, mana yang 'lebih dulu' bisa matematika, si guru atau si murid ? Itu aja koq ...

Quote

kalau memang sutta itu benar,maka tidak mungkin SammaSambuddha lebih bijak dari para muridNya..itu yang fatal menurut saya..coba anda baca,kenapa para muridNya SammaSambuddha,bahkan YM Sariputta sekalipun bisa "gagal" mengajari muridnya[murid YM Sariputta] untuk merealisasikan nibbana? :)

kalau memang dikatakan SAMA dan LETAK PERBEDAANNYA HANYA ITU..maka bagaimana kasus tersebut dijawab? :)

Apakah bro mengetahui dengan pasti bahwa YA Sariputta 'ingin' muridnya merealisasikan Nibbana ? Atau memang ajaran yang diberikan oleh YA Sariputta tidak dapat membuat muridnya merealisasi Nibbana ? Keduanya beda lho bro ...

Kalau ada keinginan dari si Guru agar muridnya mendapatkan sesuatu, itu baru dikatakan GAGAL kalau si murid tidak mengalami perkembangan ...
Tapi sebaliknya ... Kalau memang si Guru telah melaksanakan tugasnya dengan baik, tapi si murid tidak bisa berkembang, itu namanya muridnya yang gagal (bukan gurunya)


tidak peduli siapapun yang gagal,entah si murid atau si guru,tapi intinya adalah Buddha dan muridNya tidak sama dalam hal yang sangat mencolok.. :)

jadi buat pernyataan anda,tidak bisa menjawab kasus yang saya ajukan.. :)


Quote
Sang Buddha telah bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha, berarti ada keinginan untuk mengajarkan Dhamma kepada orang lain (dan kalau dilihat dari cerita-cerita, Dhamma yang diberikan itu hanya kepada orang-orang yang memang sudah 'pantas' menerimanya), sedangkan para muridnya ? apakah ada tertulis bahwa mereka juga bertekad untuk menjadi seorang Sammasam Buddha ? Tidak kan ? :)

yang saya bold itu,tolong anda koreksi..Sang Buddha = SammaSambuddha,yang benar adalah Petapa Sumedha berkeinginan mencapai keBuddhaAn/SammaSambuddha.. :)

"Berhentinya penderitaan adalah pemudaran dan penghentian tanpa sisa,penyerahan,pelepasan,membiarkan pergi dan penolakkan akan nafsu keinginan.Keinginan berlebihan yang melekat dapat dihilangkan.Ketika keinginan menjadi wajar,tidak melekat,tidak serakah maka Kebahagian Sejati(Nibbana) telah dialami"

[Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya 9.17]

dalam Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya,jelas tertulis padamnya nafsu keinginan = nibbana..apakah Buddha masih punya "keinginan"?silakan dijawab sendiri.. :)

_/\_


 [at]  Sumedho

koq di modify quote nya jadi begitu?tolong dibuat ya.. :)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #72 on: 15 March 2010, 09:19:34 PM »
Koq di modify  jadi begitu?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline carinex

  • Teman
  • **
  • Posts: 71
  • Reputasi: 4
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #73 on: 15 March 2010, 09:57:22 PM »
Sementara saya stop berpendapat.
Mana yang paling benar atau salah, saya sulit membedakan.
Selama pada prakteknya sesuai dengan kenyataan dan membawa kebahagiaan itu yang saya akan usahakan untuk jalani. Come n See..

Bye2.. :)

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Jalur Bodhisattva dan Jalur Arahat Tidak Berbeda [copas]
« Reply #74 on: 15 March 2010, 10:16:39 PM »
Quote
tidak peduli siapapun yang gagal,entah si murid atau si guru,tapi intinya adalah Buddha dan muridNya tidak sama dalam hal yang sangat mencolok.. :)

jadi buat pernyataan anda,tidak bisa menjawab kasus yang saya ajukan.. :)

Nah bro Riki, kalau sudah begini, apakah saya yang 'gagal' menjawab atau anda yang 'gagal' mencerap, itu hanya kondisi ... kondisi yang timbul dari sebuah contoh kecil dari 'sebab akibat' ... :)

Quote
yang saya bold itu,tolong anda koreksi..Sang Buddha = SammaSambuddha,yang benar adalah Petapa Sumedha berkeinginan mencapai keBuddhaAn/SammaSambuddha.. :)

"Berhentinya penderitaan adalah pemudaran dan penghentian tanpa sisa,penyerahan,pelepasan,membiarkan pergi dan penolakkan akan nafsu keinginan.Keinginan berlebihan yang melekat dapat dihilangkan.Ketika keinginan menjadi wajar,tidak melekat,tidak serakah maka Kebahagian Sejati(Nibbana) telah dialami"

[Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya 9.17]

dalam Sammaditthi Sutta,Majjhima Nikaya,jelas tertulis padamnya nafsu keinginan = nibbana..apakah Buddha masih punya "keinginan"?silakan dijawab sendiri.. :)

... Tak berbuat kesalahan, walaupun kecil yang dapat dicela oleh 'para bijaksana' ...

Kesalahan diatas merupakan bukti bahwa saya masih 'awam' dalam 'hidup', dimana masih banyak 'celah' yang masih saya perbuat sampai saya masih harus berputar didalamnya ...

Anumodana sudah meng-koreksi ... :) ... _/\_

salam,