//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.  (Read 24207 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #30 on: 28 January 2010, 01:28:40 PM »
ya lah,tentulah,semua orang juga pada tahu,sudah pergi ke wihara kebaktian,tapi sehari2nya pergi bunuh orang,mencuri,berzina,mabok,dst, itukan munafik,scra logika saja dah masuk neraka itu,kalau tidak pasti ditangkap polisi. Siapapun tahu.
Btw,berarti untk mencpai sotapanna,kita tidak boleh melakukan kebaktian? Karna menrutku,kebaktian trmasuk ritual juga.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #31 on: 28 January 2010, 01:31:27 PM »
ya lah,tentulah,semua orang juga pada tahu,sudah pergi ke wihara kebaktian,tapi sehari2nya pergi bunuh orang,mencuri,berzina,mabok,dst, itukan munafik,scra logika saja dah masuk neraka itu,kalau tidak pasti ditangkap polisi. Siapapun tahu.
Btw,berarti untk mencpai sotapanna,kita tidak boleh melakukan kebaktian? Karna menrutku,kebaktian trmasuk ritual juga.


menurut definisi anda, berarti semua atheist (yg tidak beragama) adalah sotapanna

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #32 on: 28 January 2010, 02:14:49 PM »
ya lah,tentulah,semua orang juga pada tahu,sudah pergi ke wihara kebaktian,tapi sehari2nya pergi bunuh orang,mencuri,berzina,mabok,dst, itukan munafik,scra logika saja dah masuk neraka itu,kalau tidak pasti ditangkap polisi. Siapapun tahu.
Btw,berarti untk mencpai sotapanna,kita tidak boleh melakukan kebaktian? Karna menrutku,kebaktian trmasuk ritual juga.


menurut definisi anda, berarti semua atheist (yg tidak beragama) adalah sotapanna
hmm,tentu tdk jg. Mnrt sy,ritual kebaktian tetap dilaksanakn tpi bukan berarti melekat,seperti orang perlu pakaian, bukan berarti melekat pd pakaian. Gw pkr orang perlu ritual sbgai bgian kehdupan dlm segi bersifat batiniah.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #33 on: 28 January 2010, 02:23:28 PM »
ya lah,tentulah,semua orang juga pada tahu,sudah pergi ke wihara kebaktian,tapi sehari2nya pergi bunuh orang,mencuri,berzina,mabok,dst, itukan munafik,scra logika saja dah masuk neraka itu,kalau tidak pasti ditangkap polisi. Siapapun tahu.

kekekek... Itu dia bro yang dinamakan melakukan ritual bisa menahan karma buruk ... Paling enggak yang anda anggap tindakan munafik itulah seseorang bisa membagi porsi (ada saat-saat khusuk, ada saat-saat bla,bla,bla) ... :))

Tapi tolong diingat ! Menahan karma buruk ini saya maksud adalah saat mereka melakukan ritual, paling enggak kondisi mereka tidak berpikir untuk bla,bla,bla dan sama sekali bukan mengurangi hasil dari sebab yang diperbuat ...

Quote
Btw,berarti untk mencpai sotapanna,kita tidak boleh melakukan kebaktian? Karna menrutku,kebaktian trmasuk ritual juga.

Nah itu dia bro ... Saya sependapat kalau kebaktian itu juga merupakan salah satu bentuk ritual, tapi bukan berarti seorang sotapana tidak melakukan kebaktian ... Toh para bhikku juga masih membacakan paritta chanting bukan ? ;)

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #34 on: 28 January 2010, 02:40:13 PM »
ya lah,tentulah,semua orang juga pada tahu,sudah pergi ke wihara kebaktian,tapi sehari2nya pergi bunuh orang,mencuri,berzina,mabok,dst, itukan munafik,scra logika saja dah masuk neraka itu,kalau tidak pasti ditangkap polisi. Siapapun tahu.

kekekek... Itu dia bro yang dinamakan melakukan ritual bisa menahan karma buruk ... Paling enggak yang anda anggap tindakan munafik itulah seseorang bisa membagi porsi (ada saat-saat khusuk, ada saat-saat bla,bla,bla) ... :))

Tapi tolong diingat ! Menahan karma buruk ini saya maksud adalah saat mereka melakukan ritual, paling enggak kondisi mereka tidak berpikir untuk bla,bla,bla dan sama sekali bukan mengurangi hasil dari sebab yang diperbuat ...

Quote
Btw,berarti untk mencpai sotapanna,kita tidak boleh melakukan kebaktian? Karna menrutku,kebaktian trmasuk ritual juga.

Nah itu dia bro ... Saya sependapat kalau kebaktian itu juga merupakan salah satu bentuk ritual, tapi bukan berarti seorang sotapana tidak melakukan kebaktian ... Toh para bhikku juga masih membacakan paritta chanting bukan ? ;)
iya stjulah,
bukan brarti seorng bhku yg dah jd sotapana,sdah tdk mlakukan ritual lg,gw rasa tetap pergi memimpin upacara kbktian,gak mungkin orang2 ramai kebaktian,dia ongkang2 kaki saja di ruangannya,btulgak?cmiiw.


Offline ge2004

  • Teman
  • **
  • Posts: 81
  • Reputasi: 7
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #35 on: 28 January 2010, 03:51:01 PM »
kebaktian di vihara yah?
menurutku itu bukan ritual... karena pembacaan paritta, di maksudkan untuk di mengerti artinya dan di jalankan dalam kehidupan masing2... bukan seperti berdoa kepada suatu mahluk agar di beri sesuatu
tapi klo ada yg dtg, cuma baca doank, arti ga ngerti...terus dia berpikir dgn membaca tsb..dia bisa mencapai keselamatan..itu di sebut ritual
itu 1 jenis kebaktian, tetapi memiliki makna berbeda, karena individu dan presepsi yg berbeda

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata "ritual" artinya adalah "tata cara dlm upacara keagamaan", oleh karena itu menurut saya sebelum pembacaan paritta, apakah itu di vihara ataupun di rumah, selama ada altar, tentunya kita menggunakan Dupa, Lilin, Air dsb, itulah yang disebut ritual. Kalau di vihara setelah kebaktian ada percikan air suci (blessing) dari Bhante, itu juga merupakan ritual.

Pembacaan paritta tidak didepan altarpun tetap saja ada bagian ritualnya, yakni berpakaian sopan, beranjali dan konsentrasi juga merupakan "tata cara dlm upacara keagamaan"/ritual
Sabbapapassa Akaranam
Kusalassupasampada
Sacittapariyodapanam
Etam Buddhana Sasanam

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #36 on: 28 January 2010, 04:32:30 PM »
kebaktian di vihara yah?
menurutku itu bukan ritual... karena pembacaan paritta, di maksudkan untuk di mengerti artinya dan di jalankan dalam kehidupan masing2... bukan seperti berdoa kepada suatu mahluk agar di beri sesuatu
tapi klo ada yg dtg, cuma baca doank, arti ga ngerti...terus dia berpikir dgn membaca tsb..dia bisa mencapai keselamatan..itu di sebut ritual
itu 1 jenis kebaktian, tetapi memiliki makna berbeda, karena individu dan presepsi yg berbeda

Menurut kamus besar bahasa indonesia, kata "ritual" artinya adalah "tata cara dlm upacara keagamaan", oleh karena itu menurut saya sebelum pembacaan paritta, apakah itu di vihara ataupun di rumah, selama ada altar, tentunya kita menggunakan Dupa, Lilin, Air dsb, itulah yang disebut ritual. Kalau di vihara setelah kebaktian ada percikan air suci (blessing) dari Bhante, itu juga merupakan ritual.

Pembacaan paritta tidak didepan altarpun tetap saja ada bagian ritualnya, yakni berpakaian sopan, beranjali dan konsentrasi juga merupakan "tata cara dlm upacara keagamaan"/ritual

setujuuuu...

Offline The Ronald

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 2.231
  • Reputasi: 89
  • Gender: Male
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #37 on: 28 January 2010, 05:25:35 PM »
jd yg di maksud di sini hanya seputar.. pengunaan air, dupa, dan sikap duduk ?

maka , pertanyaan ini  lebih mudah di jawab
Quote
Jd,manakah yg lebih cepat mencpai sotapanna?Apakah pelaku ritual/kebaktian di vihara atau mereka yg tanpa pernah injak vihara sekalipun,siapakh lebih cepat jadi sotapanna?Krna syarat jdi sotapanna,salahst harus tidak melakukan ritual??


kita kurangi 1-1

menurut juice_alpukat
ada 2 org yg ikut kebaktian di vihara, apakah yg lebih banyak pasang dupa, dan pasang lilin, akan mencapai sotapanna lebih cepat? di banding yg kurang masang lilin dan dupa
...

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #38 on: 28 January 2010, 05:38:53 PM »
 [at]  alpukat,

apakah referensi yg anda gunakan atas statement anda bahwa syarat untuk menjadi sotapanna adalah tidak melakukan ritual? saya belum pernah membaca ini.

menurut banyak sutta, misalnya Ratana Sutta, seorang Sotapanna telah mematahkan tiga belenggu yang salah satunya adalah belenggu silabbataparamasa yg dalam terjemahan indonesia adalah pandangan bahwa upacara dan ritual dapat membawa kebebasan, sama sekali tidak disebutkan bahwa syarat menjadi sotapanna adalah tidak melakukan ritual, bagaimanapun saya membolak-balik kalimat itu.

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #39 on: 28 January 2010, 07:43:23 PM »
[at]  alpukat,

apakah referensi yg anda gunakan atas statement anda bahwa syarat untuk menjadi sotapanna adalah tidak melakukan ritual? saya belum pernah membaca ini.

menurut banyak sutta, misalnya Ratana Sutta, seorang Sotapanna telah mematahkan tiga belenggu yang salah satunya adalah belenggu silabbataparamasa yg dalam terjemahan indonesia adalah pandangan bahwa upacara dan ritual dapat membawa kebebasan, sama sekali tidak disebutkan bahwa syarat menjadi sotapanna adalah tidak melakukan ritual, bagaimanapun saya membolak-balik kalimat itu.
ohh, telah dimengerti.
Ritual tidak dpt membwa kebebasan,kcuali praktek sila,samadi,dan prajna.
Tapi ritual mrupakn bgian dri kegiatan sehari2 bg yg sdah terbiasa,mrupakan bntuk kedisiplinan,bentuk sradha,
dan wujud puja kpd triratna, yg mgkin mrupakan bgian dri sila.cmiw.

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #40 on: 28 January 2010, 07:59:03 PM »
jd yg di maksud di sini hanya seputar.. pengunaan air, dupa, dan sikap duduk ?

maka , pertanyaan ini  lebih mudah di jawab
Quote
Jd,manakah yg lebih cepat mencpai sotapanna?Apakah pelaku ritual/kebaktian di vihara atau mereka yg tanpa pernah injak vihara sekalipun,siapakh lebih cepat jadi sotapanna?Krna syarat jdi sotapanna,salahst harus tidak melakukan ritual??


kita kurangi 1-1

menurut juice_alpukat
ada 2 org yg ikut kebaktian di vihara, apakah yg lebih banyak pasang dupa, dan pasang lilin, akan mencapai sotapanna lebih cepat? di banding yg kurang masang lilin dan dupa
mgkn bukn seperti bgtu yg sy maksud, misalnya ada dua orang umat buddha, yang a setiap seminggu sekali,atau empat kali sebulan menyempatkan diri datang ke wihara untk ikut ritual atau upacara baca parita,liamkeng,dsb, lalu ada juga umat buddha bernama b, dalam setahun tidak pernah ke wihara. Si A dan si B sama2 mengerti ajaran Buddha,sama2 praktek sila,dan meditasi,atau samadi, sama2 paham ajaran buddha dan sama2 praktek ajaran buddha, cuma bedanya b tidak pernah ke vihara untk ikut upacara ritual,sdang a selalu aktif. Maka siapakah yg lebih cepat memasuki kesucian sotapanna?
A atau B? Sdang kita tahu bhwa Sotapanna tidak terikat pada bentuk2 ritual.
B tidak pernah melakukan ritual,sdang A rajin melakukan upacara kebaktian, jdi pertanyaannya siapakah yg lebh baik jalannya agar cepat mencpai sotapana?

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #41 on: 29 January 2010, 09:44:35 AM »
Quote
Permisi numpang brtanya,apakah ada manfaat yang kita peroleh dngan melakukan ritual ini (Grand puja Avalokitesvara 1
000 pesembhan naga?)
atau melakukan ritual namaskara,kebaktian umum umat Buddha,dansbganya.
Apakah kita berbuat kamma baik dngan melakukan ritual2 kebaktian di vihara ini?
atau sama sekali tidak ada kamma baik?
Bukankah jangan melekat pada ritual,mengapa ada ritual?


kalau orang tak melakukan ritual sama sekali sama saja gak dngan orang yg selalu melakukan puja?Kalau sama saja,mengapa harus repot ke vihara?Bukankah ritual dan peraturan2 termasuk belenggu yg harus dihancurkan agar mencpai sotapanna?

Jd,manakah yg lebih cepat mencpai sotapanna?Apakah pelaku ritual/kebaktian di vihara atau mereka yg tanpa pernah injak vihara sekalipun,siapakh lebih cepat jadi sotapanna?Krna syarat jdi sotapanna,salahst harus tidak melakukan ritual??


Upacara keagamaan / ritual dalam agama Buddha dalam hal ini adalah puja bakti harus dimengerti sebagai wujud keyakinan seseorang terhadap keluhuran Buddha, Dhamma dan Sangha. Karena merupakan wujud keyakinan seseorang terhadap Tiga Permata, dalam ritual ini, seseorang membaca paritta2 dan sutta2 yang berisi tentang penghormatan terhadap Tiga Permata, keluhuran2 Tiga Permata ini, dan juga khotbah2 yang dibabarkan Sang Buddha. Jika seseorang melakukan puja bakti semata-mata karena keyakinannya terhadap Tiga Permata, praktik ini tidak bisa dianggap sebagai silabbataparamasa (kemelekatan terhadap upacara dan ritual), bahkan praktik ini akan membantu seseorang dalam praktik Dhamma yang lebih tinggi hingga seseorang mencapai acalapasada (keyakinan yang tidak tergoncangkan) yang muncul ketika seseorang mencapai sotapanna. Ingat....dalam Kitab Komentar, para arahat saja dikatakan masih melakukan Bodhipūja (penghormatan terhadap pohon Bodhi). Tentu penghormatan ini tidak didasari oleh kemelekatan bahwa melalui praktik ini seseorang akan terbebas dari penderitaan samsara.

Sebaliknya, jika seseorang mempraktikkan ritual keagamaan dalam hal ini pujabakti tanpa mengetahui arti paritta2 atau sutta2 yang dibaca, menganggap paritta2 atau sutta2 itu tidak ubahnya seperti mantra2 yang bisa memberikan keselamatan dan melekat erat terhadap ritual ini, ritual ini bisa dikategorikan sebagai silabbataparamasa dan akan menghalangi seseorang untuk mencapai pembebasan.

Intinya, ritual agama Buddha bisa memberikan dua macam akibat baik positif atau pun negatif tergantung pada bagaimana seseorang memandangnya.

Be happy.

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #42 on: 29 January 2010, 11:40:41 AM »
Perbedaan VIHARA VS KLENTENG,KEBAKTIAN VS RITUAL..
VIHARA = tempat penghormatan
KLENTENG = tempat meminta-minta dan menyembah

KEBAKTIAN = penghormatan terhadap yang layak dihormati (yaitu Bhagava),pengulangan Khotbah2 Buddha...
RITUAL = melakukan sesuatu yang dianggap akan menghasilkan sesuatu(permohonan tercapai)
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ge2004

  • Teman
  • **
  • Posts: 81
  • Reputasi: 7
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #43 on: 29 January 2010, 11:58:33 AM »
jd yg di maksud di sini hanya seputar.. pengunaan air, dupa, dan sikap duduk ?

maka , pertanyaan ini  lebih mudah di jawab
Quote
Jd,manakah yg lebih cepat mencpai sotapanna?Apakah pelaku ritual/kebaktian di vihara atau mereka yg tanpa pernah injak vihara sekalipun,siapakh lebih cepat jadi sotapanna?Krna syarat jdi sotapanna,salahst harus tidak melakukan ritual??


kita kurangi 1-1

menurut juice_alpukat
ada 2 org yg ikut kebaktian di vihara, apakah yg lebih banyak pasang dupa, dan pasang lilin, akan mencapai sotapanna lebih cepat? di banding yg kurang masang lilin dan dupa
mgkn bukn seperti bgtu yg sy maksud, misalnya ada dua orang umat buddha, yang a setiap seminggu sekali,atau empat kali sebulan menyempatkan diri datang ke wihara untk ikut ritual atau upacara baca parita,liamkeng,dsb, lalu ada juga umat buddha bernama b, dalam setahun tidak pernah ke wihara. Si A dan si B sama2 mengerti ajaran Buddha,sama2 praktek sila,dan meditasi,atau samadi, sama2 paham ajaran buddha dan sama2 praktek ajaran buddha, cuma bedanya b tidak pernah ke vihara untk ikut upacara ritual,sdang a selalu aktif. Maka siapakah yg lebih cepat memasuki kesucian sotapanna?
A atau B? Sdang kita tahu bhwa Sotapanna tidak terikat pada bentuk2 ritual.
B tidak pernah melakukan ritual,sdang A rajin melakukan upacara kebaktian, jdi pertanyaannya siapakah yg lebh baik jalannya agar cepat mencpai sotapana?


Kalau si B setahun hanya sekali ke wihara, berarti ia tidak pernah melaksanakan puja bakti, melaksanakan puja bakti untuk menghormati Sang Buddha saja tidak mau, masa bisa mencapai kesucian? Melaksanakan puja bakti, termasuk ber-namaskara pada Sang Buddha adalah merupakan salah satu bentuk latihan sila. Kalau si B memang paham ajaran Sang Buddha, tentunya ia akan rajin ke wihara untuk puja bakti.
Sabbapapassa Akaranam
Kusalassupasampada
Sacittapariyodapanam
Etam Buddhana Sasanam

Offline Juice_alpukat

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 734
  • Reputasi: 11
  • Gender: Male
Re: Pelaku Ritual VS Tanpa Ritual sekalipun.
« Reply #44 on: 29 January 2010, 12:37:52 PM »
Perbedaan VIHARA VS KLENTENG,KEBAKTIAN VS RITUAL..
VIHARA = tempat penghormatan
KLENTENG = tempat meminta-minta dan menyembah

KEBAKTIAN = penghormatan terhadap yang layak dihormati (yaitu Bhagava),pengulangan Khotbah2 Buddha...
RITUAL = melakukan sesuatu yang dianggap akan menghasilkan sesuatu(permohonan tercapai)
bukan gt broou.
Kebaktian trmasuk dalam ritual. Apapun namanya. Vihara,kelenteng,masjid,pura,dsb masuk dalam kategori tempat ibadah. Dmikianlah kebaktian,bertapa, termasuk kategori ritual.