//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: DHAMMA yang wajib di laksanakan oleh para upasaka-upasika (termasuk Pandita)  (Read 21523 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Indra

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 14.819
  • Reputasi: 451
  • Gender: Male
 [at] Riky,

benar, kata2 kasar ini adalah wilayah abu-abu, suatu ucapan yg dicapkan kepada seseorang akan terdengar kasar, tetapi kata yang sama jika diucapkan kepada orang lain, tidak terdengar kasar, jadi memang kata2 kasar ini sangat subyektif dari sisi pendengar, mungkin lebih tepat jika kata2 kasar ini didefinisikan sebagai "niat si pengucap dalam mengucapkan kata2 itu" apakah bermaksud kasar atau tidak.

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Quote
Pernah saya baca, ada seseorang mencapai kesucian karena kekuatan sila (saya lupa sumbernya),
Lalu dalam JMB8 bukankah 3 diantaranya adalah juga praktek sila ?
Apakah ini hendak dikaitan dengan Boddhisatta yang mencapai kesempurnaan melalui usaha,keyakinan itu?

kebajikan tidak mengantarkan pada "kesucian",kalau memang bisa boleh anda bawa "case" nya ke sini untuk dibatas?atau ada link sutta yang membahasnya,bahwa dengan kebajikan maka niscaya tiada belenggu penderitaan?

Anumodana _/\_

Sorry buat sis Lily, numpang OOT yah... _/\_ ... :)

Saya tidak mengaitkan ini dengan Boddhisatta yang mencapai kesempurnaan melalui usaha,keyakinan atau lainnya ... Cuma ingin bertanya sama bro Riki_dave ... :)
1. Yang disebut kebajikan ? (kejahatan saya gak bahas)
2. Terjemahan "kesucian" ?
3. Yang mengantar pada "kesucian" ?

Case dari saya sih simpel aja ...  apa yang pertama harus dilakukan seseorang untuk menjadi "suci" ?

Anumodana juga ... _/\_

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
jadi sesungguhnya masalah "perkataan kasar" ini sungguh sulit untuk "dipahami" karena banyak sisi dimana Buddha sendiri mengucapkan "kata2 kasar"[yang terlihat bagi kita,seperti kata dungu,menjijkan,dan lain sebagainya],begitu juga Savaka Buddha[dari beberapa kasus..]..Maka apakah "kata2" tersebut nantinya "mencerahkan" atau "malah menjurusmuskan" seseorang sungguh sangat sulit untuk diketahui[karena kita bukanlah SammaSambuddha]..

Jadi bagaimana "kebenaran" itu harus disampaikan?bukankah jelas dalam Brahmajala Sutta,Digha Nikaya,bahwa "Apa yang benar katakan sebagai benar dan apa yang salah katakan sebagai yang salah" begitu juga didalam Dhammapada Atthakatha,bahwa ,"Jangan menganggap ketidakbenaran sebagai kebenaran,dan seterusnya... "

Bukan kah "pembabaran Dhamma" seharusnya tidak "dilihat" untuk "menyenangkan" hati orang lain?

Antara madu dan racun,sulit untuk dibedakan.. :)

Anumodana ko _/\_
Mungkin yg harus dipahami adalah ranah bicara kita dalam ranah apa?
dlm ranah kawan, kadang kata2 kasar bisa di anggap sebagai kata2 sayang, disini benar, ungkapan yg bro riky ungkapkan masuk.

Namun dalam ranah dhamma, bukan lagi berdasarkan si subjek, tp berdasarkan sesuatu yg lebih luhur...
Samma Vayama

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
bukannya ceritanya adalah seorang anak yang akan meninggal tujuh hari karena akan dimangsa oleh raksasa kemudian Sang Buddha menyuruh orang tuanya memberikan dana kepada Sangha dan para Sangha membacakan paritta selama 7 hari tersebut?
saya tidak mendapatkan "pointnya",mohon bantuannya _/\_
yah, apapun versinya, intinya ntuh anak gak akan tahan ampe 7 hari.

kembali ke pertanyaan anda, mengenai , kasar tidaknya suatu pembicaraan,
yang mana , saia sebutkan, adalah "tidak menyakiti perasaan org lain"
OKEH??
SB, tidak berkata "bayi ente cuma 7 hari umurnya"<< maka akan tersakiti perasaan ortu tsb

gmn brow??

bagaimana dengan kasus Magandiya?apakah pernyataan Buddha itu kasar atau tidak kasar?bermanfaat atau tidak bermanfaat?perkataan tersebut ada 2 sisi bak pisau bermata dua...bermanfaat bagi orang tua Magandiya,tetapi menjadi ular berbisa bagi Magandiya,sehingga Magandiya mendendam kepada Buddha Gotama,yang menyebabkan tewasnya Samawati dan para dayangnya..

Lantas bagaimana kita bisa mengetahui hal tersebut kasar atau tidak kasar?bahkan seorang Buddha pun tidak bisa menghindari "pernyataan" semacam itu..

Mohon bantuan kebijaksanaanya _/\_
begini brow,
1st : saya tidak begitu ingat dengan cerita tsb, tp yg pentingkan pointnya.. sudah dapet..
2nd: gini brow,[imo] pertanyaan ttg magadiya irrelevant dgn kisah pertama (bayi yg umurnya 7 hari)
, pada kasus magadiya ada 2 opsi:
1, penembusan bagi ortu
2, nyemplungnya magadiya ke empang avici
bagi seseorang yg sudah mencapai tahapan tertentu, maka bisa mengetahui kata2 yg dpt membawa pencerahan pd seseorang.
TAPI, saya tidak bisa berkomentar lebih jauh, karena saia tidak begitu ingat kronologis cerita tersebut, (setahu saia tidak begitu simpel deh, ada kaitan dgn past life magadiya)

Kalo ada sumber/cerita lengkap mungkin kita bisa meneruskan diskusi tersebut

Ada,ada sumbernya,,..di Dhammacitta di RAPB[adakah seseorang yang mau mengambil nya untuk saya,karena warnet di tempat saya tidak bisa membuka secara online bacaan yang terdapat didalam perpusatakaan DC :-(]
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Pernah saya baca, ada seseorang mencapai kesucian karena kekuatan sila (saya lupa sumbernya),
Lalu dalam JMB8 bukankah 3 diantaranya adalah juga praktek sila ?
Apakah ini hendak dikaitan dengan Boddhisatta yang mencapai kesempurnaan melalui usaha,keyakinan itu?

kebajikan tidak mengantarkan pada "kesucian",kalau memang bisa boleh anda bawa "case" nya ke sini untuk dibatas?atau ada link sutta yang membahasnya,bahwa dengan kebajikan maka niscaya tiada belenggu penderitaan?

Anumodana _/\_

Sorry buat sis Lily, numpang OOT yah... _/\_ ... :)

Saya tidak mengaitkan ini dengan Boddhisatta yang mencapai kesempurnaan melalui usaha,keyakinan atau lainnya ... Cuma ingin bertanya sama bro Riki_dave ... :)
1. Yang disebut kebajikan ? (kejahatan saya gak bahas)
2. Terjemahan "kesucian" ?
3. Yang mengantar pada "kesucian" ?

Case dari saya sih simpel aja ...  apa yang pertama harus dilakukan seseorang untuk menjadi "suci" ?

Anumodana juga ... _/\_


1.Saya tidak tahu
2.Saya tidak tahu
3.KESADARAN.

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Namun dalam ranah dhamma, bukan lagi berdasarkan si subjek, tp berdasarkan sesuatu yg lebih luhur...

Bingung sama yang ini!!
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline ryu

  • Global Moderator
  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 13.403
  • Reputasi: 429
  • Gender: Male
  • hampir mencapai penggelapan sempurna ;D
3. SUBHASITA SUTTA

Kata-kata yang Baik

Demikian yang telah saya dengar: suatu ketika Sang Buddha tinggal di hutan Jeta, di dekat Savatthi. Beliau berkata kepada para bhikkhu:

'Ucapan yang memiliki empat ciri adalah ucapan yang disampaikan dengan baik, tidak salah dan tidak dicela oleh para bijaksana; yaitu ucapan seorang bhikkhu yang berbicara hanya yang bermanfaat dan bukan yang tidak bermanfaat, yang berbicara hanya yang berharga dan bukan yang tidak berharga, yang berbicara hanya yang menyenangkan dan bukan yang tidak menyenangkan, yang berbicara hanya yang benar dan bukan yang tidak benar. Ucapan yang bercirikan empat faktor ini adalah ucapan benar dan bukan ucapan buruk, tidak salah dan tidak dicela oleh para bijaksana.' Demikianlah sabda Sang Penguasa, dan setelah itu, sebagai Guru, Beliau melanjutkan dengan mengatakan ini:
1.    'Ucapan yang bermanfaat adalah yang paling utama, kata orang-orang suci.
Orang harus berbicara apa yang berharga dan bukan yang tidak berharga. Inilah yang kedua.
Orang harus berbicara apa yang menyenangkan dan bukan yang tidak menyenangkan. Inilah yang ketiga.
Orang harus berbicara apa yang benar dan bukan apa yang salah. Dan inilah yang keempat.'

   Kemudian seorang bhikkhu bernama Vangisa bangkit dari tempat duduknya dan menghampiri Sang Buddha. Dengan penuh hormat dia menaruhkan jubahnya di satu bahu, dan dengan tangan yang disatukan dia minta izin kepada Sang Buddha untuk berbicara. Setelah memperoleh izin, dia mengatakan kata-kata pujian ini:    

 
2.    'Marilah kita menggunakan kata-kata yang tidak menyakitkan kita.
Marilah kita menggunakan kata-kata yang tidak saling menyakiti.
Itulah kata-kata yang sungguh-sungguh bermanfaat.
3.    Marilah kita berucap yang menyenangkan, yang kata-katanya membuat orang-orang gembira. Karena memilih tidak berucap jahat, marilah kita berucap yang menyenangkan untuk orang lain.    
4.    Kata-kata tentang kebenaran adalah kekal. Demikianlah sifatnya yang abadi. Seperti kata pepatah, kata-kata tentang kebenaran tidak dapat mati. Dan dikatakan bahwa orang-orang yang baik sangat kokoh dalam kebenaran, kesejahteraan, dan keluhuran.    
5.    Dan kata-kata yang diucapkan oleh Sang Buddha, kata-kata yang membuat padamnya penderitaan, menuju akhir penderitaan, merupakan kata-kata yang paling berharga.'
Janganlah memperhatikan kesalahan dan hal-hal yang telah atau belum dikerjakan oleh diri sendiri. Tetapi, perhatikanlah apa yang telah dikerjakan dan apa yang belum dikerjakan oleh orang lain =))

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
'Ucapan yang memiliki empat ciri adalah ucapan yang disampaikan dengan baik, tidak salah dan tidak dicela oleh para bijaksana; yaitu ucapan seorang bhikkhu yang berbicara hanya yang bermanfaat dan bukan yang tidak bermanfaat, yang berbicara hanya yang berharga dan bukan yang tidak berharga, yang berbicara hanya yang menyenangkan dan bukan yang tidak menyenangkan, yang berbicara hanya yang benar dan bukan yang tidak benar. Ucapan yang bercirikan empat faktor ini adalah ucapan benar dan bukan ucapan buruk, tidak salah dan tidak dicela oleh para bijaksana.' Demikianlah sabda Sang Penguasa, dan setelah itu, sebagai Guru, Beliau melanjutkan
Mohon bantuannya..yang saya boldkan itu..Mohon kasih saya contohnya.. _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
1.Saya tidak tahu
2.Saya tidak tahu
3.KESADARAN.

Anumodana _/\_

1. :)
2. :)
3. oh itu ... dilanjut yah ... :) ...apakah kesadaran perlu latihan ? Perlukah kondisi tertentu untuk mendukung supaya 'kesadaran' berkembang ? Langkah apa awalnya ? Oh iya tambahan ... pengertian dari 'tindakan yang dilakukan lewat pikiran' itu gimana yah ?

Anumodana ... _/\_

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
3. oh itu ... dilanjut yah ... :) ...apakah kesadaran perlu latihan ? Perlukah kondisi tertentu untuk mendukung supaya 'kesadaran' berkembang ? Langkah apa awalnya ? Oh iya tambahan ... pengertian dari 'tindakan yang dilakukan lewat pikiran' itu gimana yah ?

Anumodana ... _/\_
Masalahnya banyak kasus yang menunjukan "dengan mendengarkan" khotbah Buddha seseorang mencapai tataran kesucian Arahatta..dan kasus YM Culapanthaka mencapai kesucian dengan menggosok kain putih dengan berkata kotor,kotor,dan kotor..Saya sama sekali tidak mengerti "tentang" kondisi yang mendukung seseorang untuk mencapai "kesadaran",bagi saya "langkah awal adalah langkah terakhir"...

Buddha berkata,"Oleh karena adanya "cetana" maka itu disebut dengan "kamma" yang dilakukan melalui 3 pintu[pikiran,ucapan dan perbuataan].."

maaf saja,saya hanyalah orang yang buta,dengan pengetahuan yang "terbatas sekali" sehingga saya tidak tahu faktor pendukung seseorang untuk mencapai kesadaran,dan hal2 yang anda tanyakan,setahu saya itu adalah kapasitas untuk seorang yang Telah Sadar..Bukan seseorang yang masih GELAP BATIN seperti saya..

Mungkin anda lebih memiliki kapasitas tersebut,maka uraikanlah kepada saya yang dungu ini..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Quote
Namun dalam ranah dhamma, bukan lagi berdasarkan si subjek, tp berdasarkan sesuatu yg lebih luhur...

Bingung sama yang ini!!
ehheheheheh
Samma Vayama

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
Saya sama sekali tidak mengerti "tentang" kondisi yang mendukung seseorang untuk mencapai "kesadaran",bagi saya "langkah awal adalah langkah terakhir"...

Mengenai kasus-kasus yang telah tertulis, saya tidak membahas lebih jauh ... :)

Misal, anda suka bermeditasi dan kegiatan ini dilakukan secara teratur (terjadwal) ... Bagaimana kalau suatu saat, anda menemui masalah yang 'lumayan berat', apakah anda merasa 'ada semacam ganjalan' dalam pelaksanaan latihan anda yang memang sudah terjadwal ?

Menurut saya itu 'kondisi'nya dan masih sangat berpengaruh pada kita (orang yang masih berlatih) ... Lain halnya kalau anda sudah bisa mengantisipasi hal ini ... Ini menandakan, dalam hal pengembangan batin, anda sudah jauh lebih maju dari saya ... :)

langkah awal akan terus bergerak kalau tidak 'diakhiri bro' ... :)

Anumodana _/\_

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Saya sama sekali tidak mengerti "tentang" kondisi yang mendukung seseorang untuk mencapai "kesadaran",bagi saya "langkah awal adalah langkah terakhir"...

Mengenai kasus-kasus yang telah tertulis, saya tidak membahas lebih jauh ... :)

Misal, anda suka bermeditasi dan kegiatan ini dilakukan secara teratur (terjadwal) ... Bagaimana kalau suatu saat, anda menemui masalah yang 'lumayan berat', apakah anda merasa 'ada semacam ganjalan' dalam pelaksanaan latihan anda yang memang sudah terjadwal ?

Menurut saya itu 'kondisi'nya dan masih sangat berpengaruh pada kita (orang yang masih berlatih) ... Lain halnya kalau anda sudah bisa mengantisipasi hal ini ... Ini menandakan, dalam hal pengembangan batin, anda sudah jauh lebih maju dari saya ... :)

langkah awal akan terus bergerak kalau tidak 'diakhiri bro' ... :)

Anumodana _/\_


Maaf,selama saya bermeditasi tidak pernah terikat oleh waktu dan jadwal seperti itu...jadi saya tidak bisa berkomentar "lebih jauh" lagi..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Rina Hong

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.255
  • Reputasi: -2
  • Gender: Female
At riky : Belajar dhamma tanpa berniat mengkritik maksudnya kita menjadi orang yg punya sikap belajar,kalau ada perkataan yg kurang berkenan kita lupakan,perkataan yg bermanfaat kita simpan sebagai pelajaran,jika kita tidak dapat membedakan maka kita perlu dasar atau sumber,sutta misalnya.
Untuk hal kesucian,juga harus didukung kamma baik,karna tanpa melakukan kebajikan dan banyak melakukan kamma buruk akan mengganggu jalannya pemusatan pikiran.
The four Reliances
1st,rely on the spirit and meaning of the teachings, not on the words;
2nd,rely on the teachings, not on the personality of the teacher;
3rd,rely on real wisdom, not superficial interpretation;
And 4th,rely on the essence of your pure Wisdom Mind, not on judgmental perceptions

Offline Peacemind

  • Sahabat Baik
  • ****
  • Posts: 970
  • Reputasi: 74
Jangan lupa Maṅgalasutta, Parabhavasutta dan Sigalovādasutta - semunya dikhususkan untuk umat awam lho!