//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Author Topic: DHAMMA yang wajib di laksanakan oleh para upasaka-upasika (termasuk Pandita)  (Read 21495 times)

0 Members and 1 Guest are viewing this topic.

Offline Lily W

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 5.119
  • Reputasi: 241
  • Gender: Female
DHAMMA yang wajib di laksanakan oleh para upasaka-upasika (termasuk Pandita):

~ PUNNAKIRIYA VATTHU 3 (3 macam perbuatan berjasa) yaitu:
1. Danamaya: Jasa yang di peroleh dengan memberikan dana
2. Silamaya: Jasa yang di peroleh dengan mempertahankan kelakuan bermoral
3. Bhavanamaya: Jasa yang diperoleh dengan mengembangkan bahvana/meditasi
(Anguttaranikaya IV. 241)

~ SAPPURISA PANATTI 3 (3 macam Dhamma yang patut dilaksanakan atau ciri orang yang bajik) yaitu:
1. Dana: Berdana kepada orang yang patut diberikan dana
2. Pabbajja: Penglepasan keduniawian, tidak melakukan kekejaman
3. Matapitu-upatthana: Melindungi dan memelihara orang tua, berusaha memberikan kebahagiaan lahir dan batin
(Anguttaranikaya I. 151)

~ SADDHA 4 (4 macam kenyakinan) yaitu:
1. Kamma Saddha: Kenyakinan terhadap Hukum Kamma
2. Vipaka Saddha: Kenyakinan terhadap akibat dari Hukum Kamma
3. Kammassakata Saddha: Kenyakinan bahwa semua makhluk mempunyai kamma masing-masing dan bertanggung jawab terhadap perbuatannya.
4. Tathagatabodhi Saddha: Kenyakinan terhadap pencapaian Penerangan Sempurna dari Sang Buddha, yakin bahwa Sang Buddha adalah Yang Maha Suci, Yang Maha Tahu, Yang Maha Bijaksana, Yang Maha Pengasih dan penyayang.
(Vijja Dhamma hal. 50)

~ ARIYA VADDHI 5 (5 macam Dhamma kepunyaan orang berbudi) yaitu:
1. Saddha: Mempunyai kenyakinan yang kuat terhadap Sang Tri Ratna, yang merupakan kebenaran dan kebajikan
2. Sila: Bersusila, melakukan perbuatan baik
3. Suta: Belajar dan mendengar untuk mencari pengetahuan benar
4. Caga: Mempunyai kemurahan hati, senang membantu dan tidak mementingkan diri sendiri.
(anguttaranikaya III.80)

~ UPASAKA DHAMMA 5 (5 macam Dhamma kepunyaan Upasaka dan Upasika) yaitu:
1. Mempunyai Kenyakinan (Saddha), kenyakinan terhadap Sang Tri Ratna
2. Mempunyai kesucian Sila
3. Tidak percaya akan perbuatan tahyul dan kabar angin atau desas desus yang belum di cek kebenarannya.
4. Tidak mencari sumber kebaikan dan kebenaran di luar Dhamma
5. Berbuat kebaikkan sesuai dengan Dhamma.
(Anguttaranikaya III. 206)

~ UPASAKA DHAMMA 7 (7 macam Dhamma untuk kemajuan batiniah Upasaka-Upasika) yaitu:
1. Sering mengunjung para Bhikkhu
2. Sering mendengarkan Dhamma
3. Melatih diri melaksanakan adhi-sila (sila tertinggi)
4. Mempunyai Kenyakinan terhadap para Bhikkhu yang tua dan muda vassanya.
5. Mendengarkan Dhamma tanpa tujuan untuk mengeritik
6. Tidak mencari sumber kebaikkan dan kebenaran di luar Dhamma
7. Berbuat kebaikkan sesuai dengan Dhamma
(Anguttaranikaya IV. 25.26)

~ ATTHA SILA 8 (8 macam sila/tata susila) yaitu:
1. Panatipata Veramani: Menahan diri dari pembunuhan
2. Adinnadana Veramani: Menahan diri dari pencurian
3. Abrahmacariya Veramani: Menahan diri dari hubungan kelamin
4. Musavada Veramani: Menahan diri dari berdusta
5. Sura Merayamajja Pamadatthana Veramani: Menahan diri dari makanan dan minuman yang memabukkan dan ketagihan.
6. Vikalabhojana Veramani: Menahan diri tidak akan makan setelah pukul 12.00 tengah hari.
7. Nacca Gita Vadita Visukadassana Malagandha Vilepana Dharana Mandana Vibhusanatthana Veramani: Menahan diri tidak akan menari, menyanyi, bermain musik, melihat pertunjukan, memakai bunga-bungaan, wangi-wangian, pomade dan perhiasan-perhiasan bersolek lainnya.
8. Uccasayana Mahasayana Veramani: Menahan diri tidak akan memakai tempat duduk dan tempat tidur yang mewah.
(Anguttaranikaya IV. 248)

~ SAPPURISA DHAMMA 8 (8 macam harta dari orang yang baik) yaitu:
1. Saddhamma Samannagato: Mempunyai kebajikan 7 macam adalah:
a. Mempunyai kenyakinan (saddha)
b. Mempunyai rasa malu (hiri)
c. Mempunyai rasa takut (ottappa)
d. Mempunyai banyak pengetahuan (bahussuta)
e. Mempunyai usaha yang giat (viriya)
f. Mempunyai kesadaran (sati)
g. Mmepunyai kebjikasanaan (panna)

2. Sappurisa Bhatti: Bergaul dengan orang baik
3. Sappurisa Cinti: Berfikir yang benar, tidak berfikir untuk merugikan diri sendiri dan makhluk lain.
4. Sappurisa Manti: Berunding dengan orang yang baik
5. Sappurisa Vaco: Berbicara yang benar, yaitu tidak bicara bohong, tidak menghina dan memfitnah, tidak bicara kasar, tidak omong kosong dan tidak bicara merugikan orang lain
6. Sappurisa Kammanto: Berbuat yang benar, yaitu tidak melakukan sesuatu yang merugikan orang lain.
7. Sappurisa Ditthi: Mempunyai pandangan yang benar, yaitu berbuat baik dapat kebaikkan, berbuat jahat dapat kejahatan dan lain-lainya.
8. Sappurisa Danam Ditthi: Berdana sesuai dengan Sappurisa Dana 8 (8 macam dana dari orang yang baik)
(Majjhimanikaya III. 23)

~ DASA SILA 10 (10 macam sila/tata susila) yaitu:
1. Panatipata Veramani: Menahan diri dari pembunuhan
2. Adinnadana Veramani: Menahan diri dari pencurian
3. Abrahmacariya Veramani: Menahan diri dari hubungan kelamin
4. Musavada Veramani: Menahan diri dari berdusta
5. Sura Merayamajja Pamadatthana Veramani: Menahan diri dari makanan dan minuman yang memabukkan dan ketagihan.
6. Vikalabhojana Veramani: Menahan diri tidak akan makan setelah pukul 12.00 tengah hari.
7. Nacca Gita Vadita Visukadassana Veramani: Menahan diri tidak akan menari, menyanyi, bermain musik, melihat pertunjukan
8. Malagandha Vilepana Dharana Mandana Vibhusanatthana Veramani: Menahan diri tidak akan memakai bunga-bungaan, wangi-wangin, pomade dan perhiasan-perhiasan bersolek lainnya.
9. Uccasayana Mahasayana Veramani: Menahan diri tidak akan memakai tempat duduk dan tempat tidur yang mewah.
10. Jatarupa Rajata patiggahana Veramani: Menahan diri tidak akan menerima mas dan perak (berarti uang).
(Khuddakapatha I. 1)

Sumber : Kamus Umum Buddha Dhamma (Panjika)

Semoga bermanfaat...

_/\_ :lotus:
~ Kakek Guru : "Pikiran adalah Raja Kehidupan"... bahagia dan derita berasal dari Pikiran.
~ Mak Kebo (film BABE) : The Only way you'll find happiness is to accept that the way things are. Is the way things are

Offline Rilna

  • Teman
  • **
  • Posts: 77
  • Reputasi: 3
apakah upasaka/upasika harus menjalankan atthasila dan dasasila?

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
~ UPASAKA DHAMMA 7 (7 macam Dhamma untuk kemajuan batiniah Upasaka-Upasika) yaitu:
1. Sering mengunjung para Bhikkhu
2. Sering mendengarkan Dhamma
3. Melatih diri melaksanakan adhi-sila (sila tertinggi)
4. Mempunyai Kenyakinan terhadap para Bhikkhu yang tua dan muda vassanya.
5. Mendengarkan Dhamma tanpa tujuan untuk mengeritik
6. Tidak mencari sumber kebaikkan dan kebenaran di luar Dhamma
7. Berbuat kebaikkan sesuai dengan Dhamma
(Anguttaranikaya IV. 25.26)
point ke 5 ,kalau orang yang berceramah/penceramah tertentu,berceramah mengatasnamakan Buddha Dhamma,tetapi malah menyesatkan bagaimana??
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
~ SAPPURISA DHAMMA 8 (8 macam harta dari orang yang baik) yaitu:
1. Saddhamma Samannagato: Mempunyai kebajikan 7 macam adalah:
a. Mempunyai kenyakinan (saddha)
b. Mempunyai rasa malu (hiri)
c. Mempunyai rasa takut (ottappa)
d. Mempunyai banyak pengetahuan (bahussuta)
e. Mempunyai usaha yang giat (viriya)
f. Mempunyai kesadaran (sati)
g. Mmepunyai kebjikasanaan (panna)

Kalau 7 harta orang suci yaitu : hiri,ottapa,saddha,caga,suta,panna,sila..itu yang mana ya?apakah sama dengan yang di atas yang diterangkan?apakah beda antara 7 harta orang suci,dengan 7 macam kebajikan?

Mohon bantuannya.. _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
5. Sappurisa Vaco: Berbicara yang benar, yaitu tidak bicara bohong, tidak menghina dan memfitnah, tidak bicara kasar, tidak omong kosong dan tidak bicara merugikan orang lain

tidak berbicara kasar,kategorinya apa ya?
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
~ SAPPURISA PANATTI 3 (3 macam Dhamma yang patut dilaksanakan atau ciri orang yang bajik) yaitu:
1. Dana: Berdana kepada orang yang patut diberikan dana
2. Pabbajja: Penglepasan keduniawian, tidak melakukan kekejaman
3. Matapitu-upatthana: Melindungi dan memelihara orang tua, berusaha memberikan kebahagiaan lahir dan batin
(Anguttaranikaya I. 151)
bagi orang tua, si anak menikah dan mempunyai keturunan, adalah kebahagiaan.
namun bila sang anak ingin hidup selibat?
Samma Vayama

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Quote
5. Sappurisa Vaco: Berbicara yang benar, yaitu tidak bicara bohong, tidak menghina dan memfitnah, tidak bicara kasar, tidak omong kosong dan tidak bicara merugikan orang lain

tidak berbicara kasar,kategorinya apa ya?
tidak menyakiti lawan bicara
penuh pertimbangan
Samma Vayama

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
 [at]  bro Riky_dave ...

Kalau kita sudah 'menilai' sesuatu itu 'menyesatkan' menurut saya, lebih baik kita ambil 'makna'nya, tanpa melakukan reaksi keluar yang nantinya juga kita malah 'ikut' tersesat ... toh batin kita aja dah bereaksi bukan ?

Coba deh, apa kita 'selalu' bisa membentuk rasa, persepsi dan bentuk pikiran kita sendiri sesuai dengan apa yang kita mau ? tentu tidak bukan ? Kalau dalam 'diri' kita saja sudah sedemikian rupa sulitnya, apalagi yang 'diluar sana' ?

Terlalu banyak 'kamma' yang kita perbuat nantinya yang tentu juga akan menimbulkan akibat baru kalau kita terus 'mengkoreksi' apa yang ada diluar sana ... :)

salam,

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
5. Sappurisa Vaco: Berbicara yang benar, yaitu tidak bicara bohong, tidak menghina dan memfitnah, tidak bicara kasar, tidak omong kosong dan tidak bicara merugikan orang lain

tidak berbicara kasar,kategorinya apa ya?
tidak menyakiti lawan bicara
penuh pertimbangan

ketika "suatu" kalimat diucapkan untuk "memberitahukan" kebenaran kepada orang tertentu,tentunya kita yang notabene bukan seorang Buddha,tidak akan bisa mengetahui apakah kalimat tersebut akan menyakiti dia atau tidak..ini kan sangat tidak terukur karena yang akan "mendengar" adalah orang lain,atau pihak lain??

dan kadang kala kebenaran itu menyakitkan,
kadang kala dia sangat pahit,
tetapi sepahit apapun dia,
dia tetaplah merupakan sebuah kebenaran..

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
[at]  bro Riky_dave ...

Kalau kita sudah 'menilai' sesuatu itu 'menyesatkan' menurut saya, lebih baik kita ambil 'makna'nya, tanpa melakukan reaksi keluar yang nantinya juga kita malah 'ikut' tersesat ... toh batin kita aja dah bereaksi bukan ?
oo..cara terbaik ada "diam" dan "mengiyakan" saja gitu toh??hihihi...


Quote
Coba deh, apa kita 'selalu' bisa membentuk rasa, persepsi dan bentuk pikiran kita sendiri sesuai dengan apa yang kita mau ? tentu tidak bukan ? Kalau dalam 'diri' kita saja sudah sedemikian rupa sulitnya, apalagi yang 'diluar sana' ?
masalahnya adalah kita bukan kategori[lebih tepatnya saya bukan orang suci,kalau anda saya tidak tahu] orang suci..itu saja..


Quote
Terlalu banyak 'kamma' yang kita perbuat nantinya yang tentu juga akan menimbulkan akibat baru kalau kita terus 'mengkoreksi' apa yang ada diluar sana ... :)

salam,
Lho?apakah kamma sekarang menjadi tameng atau suatu bentuk "ancaman" atas sebuah "kebenaran"?jika ada penceramah yang berkata Buddha Gotama adalah murid dari Maitreya,lantas kita harus "diam" dan "mengiyakan" dengan alasan yang anda sebutkan diatas??Bagaimana bila ada orang lain yang "menanyakan" hal tersebut?

Anumodana _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline g.citra

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 1.372
  • Reputasi: 31
  • Gender: Male
  • Hidup adalah Belajar, Belajar adalah Hidup
oo..cara terbaik ada "diam" dan "mengiyakan" saja gitu toh??hihihi...

Diam tidak selamanya berarti setuju lho ... :))

Quote
masalahnya adalah kita bukan kategori[lebih tepatnya saya bukan orang suci,kalau anda saya tidak tahu] orang suci..itu saja..

ya, kita bukan kategori orang suci ... tapi untuk apa kita mengenal ajaran ? Apakah untuk dipakai berbuat baik? Dan apakah perbuatan baik itu tidak dapat menimbulkan kesucian ? :)

Quote
Lho?apakah kamma sekarang menjadi tameng atau suatu bentuk "ancaman" atas sebuah "kebenaran"?jika ada penceramah yang berkata Buddha Gotama adalah murid dari Maitreya,lantas kita harus "diam" dan "mengiyakan" dengan alasan yang anda sebutkan diatas??Bagaimana bila ada orang lain yang "menanyakan" hal tersebut?

Anumodana _/\_

Bicara kebenaran, apakah kita sudah mengerti sepenuhnya bahwa 'langkah' yang kita lakukan adalah merupakan kebenaran bro ? Bukankah itu hanya keluar dari 'aku'nya kita saja ? Yang jelas kita telah membuat kamma baru yang hasilnya belum tentu akan menguntungkan batin kita, tapi sudah jelas terlihat ruginya ... (adu argumen) ... :)
Kalau ada penceramah seperti itu, saat dia masih ceramah, paling yang saya lakukan hanya tetap mendengar dengan diam (walau gak setuju) ... Kalau ada sesi tanya jawab, saya baru menanyakan sumbernya ... kalau ia menunjukkan sumbernya, ya saya akan kembali diam (walau tetap tak setuju) ... :)
Kalau ada orang yang bertanya langsung kepada saya tentang hal itu, saya akan kasih taunya lewat kacamata saya ... itu aja koq ... :)

Anumodana juga ... _/\_

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
Quote
5. Sappurisa Vaco: Berbicara yang benar, yaitu tidak bicara bohong, tidak menghina dan memfitnah, tidak bicara kasar, tidak omong kosong dan tidak bicara merugikan orang lain

tidak berbicara kasar,kategorinya apa ya?
tidak menyakiti lawan bicara
penuh pertimbangan

ketika "suatu" kalimat diucapkan untuk "memberitahukan" kebenaran kepada orang tertentu,tentunya kita yang notabene bukan seorang Buddha,tidak akan bisa mengetahui apakah kalimat tersebut akan menyakiti dia atau tidak..ini kan sangat tidak terukur karena yang akan "mendengar" adalah orang lain,atau pihak lain??

dan kadang kala kebenaran itu menyakitkan,
kadang kala dia sangat pahit,
tetapi sepahit apapun dia,
dia tetaplah merupakan sebuah kebenaran..

Anumodana _/\_
brow, inget cerita sang buddha, tentang, ada bayi yg umurnya cuma 7 hari
lalu SB hanya menyuruh ortu tsb melakukan dana.
SB tidak berkata bayinya hanya akan bertahan 7  hari...

you got my point??
Samma Vayama

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
Diam tidak selamanya berarti setuju lho ...
ya..kita diam melihat pembunuhan,ketika diam melihat pencurian,ya..diam saja,toh bukan urusan kita... :)

Quote
ya, kita bukan kategori orang suci ... tapi untuk apa kita mengenal ajaran ? Apakah untuk dipakai berbuat baik? Dan apakah perbuatan baik itu tidak dapat menimbulkan kesucian ? :)
perbuatan baik atau jahat tidak dapat menimbulkan kesucian... :)

Quote
Bicara kebenaran, apakah kita sudah mengerti sepenuhnya bahwa 'langkah' yang kita lakukan adalah merupakan kebenaran bro ? Bukankah itu hanya keluar dari 'aku'nya kita saja ? Yang jelas kita telah membuat kamma baru yang hasilnya belum tentu akan menguntungkan batin kita, tapi sudah jelas terlihat ruginya ... (adu argumen) ... :)
Kalau ada penceramah seperti itu, saat dia masih ceramah, paling yang saya lakukan hanya tetap mendengar dengan diam (walau gak setuju) ... Kalau ada sesi tanya jawab, saya baru menanyakan sumbernya ... kalau ia menunjukkan sumbernya, ya saya akan kembali diam (walau tetap tak setuju) ... :)
Kalau ada orang yang bertanya langsung kepada saya tentang hal itu, saya akan kasih taunya lewat kacamata saya ... itu aja koq ... :)

Anumodana juga ... _/\_

saya tidak mengatakan bahwa langkah kita itu benar atau salah[ini karena kaitannya adalah dualisme],lihat point ini, "5. Mendengarkan Dhamma tanpa tujuan untuk mengeritik" ,kalimat point ke 5 itu mengandung banyak penafsiran,makanya saya memberi sebuah case dan bertanya,dan soal anda,yang saya kritisi adalah sikap "daging sapi"[untung dan rugi,apalagi berhubungan dengan Kamma,padahal sesungguhnya kita tidak tahu bagaimana sistem kerja kamma tersebut,mungkin anda tahu?boleh dibagikan? :)]
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline Riky_dave

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.229
  • Reputasi: -14
  • Gender: Male
Quote
5. Sappurisa Vaco: Berbicara yang benar, yaitu tidak bicara bohong, tidak menghina dan memfitnah, tidak bicara kasar, tidak omong kosong dan tidak bicara merugikan orang lain

tidak berbicara kasar,kategorinya apa ya?
tidak menyakiti lawan bicara
penuh pertimbangan

ketika "suatu" kalimat diucapkan untuk "memberitahukan" kebenaran kepada orang tertentu,tentunya kita yang notabene bukan seorang Buddha,tidak akan bisa mengetahui apakah kalimat tersebut akan menyakiti dia atau tidak..ini kan sangat tidak terukur karena yang akan "mendengar" adalah orang lain,atau pihak lain??

dan kadang kala kebenaran itu menyakitkan,
kadang kala dia sangat pahit,
tetapi sepahit apapun dia,
dia tetaplah merupakan sebuah kebenaran..

Anumodana _/\_
brow, inget cerita sang buddha, tentang, ada bayi yg umurnya cuma 7 hari
lalu SB hanya menyuruh ortu tsb melakukan dana.
SB tidak berkata bayinya hanya akan bertahan 7  hari...

you got my point??
bukannya ceritanya adalah seorang anak yang akan meninggal tujuh hari karena akan dimangsa oleh raksasa kemudian Sang Buddha menyuruh orang tuanya memberikan dana kepada Sangha dan para Sangha membacakan paritta selama 7 hari tersebut?

saya tidak mendapatkan "pointnya",mohon bantuannya _/\_
Langkah pertama adalah langkah yg terakhir...

Offline andry

  • KalyanaMitta
  • *****
  • Posts: 4.117
  • Reputasi: 128
bukannya ceritanya adalah seorang anak yang akan meninggal tujuh hari karena akan dimangsa oleh raksasa kemudian Sang Buddha menyuruh orang tuanya memberikan dana kepada Sangha dan para Sangha membacakan paritta selama 7 hari tersebut?
saya tidak mendapatkan "pointnya",mohon bantuannya _/\_
yah, apapun versinya, intinya ntuh anak gak akan tahan ampe 7 hari.

kembali ke pertanyaan anda, mengenai , kasar tidaknya suatu pembicaraan,
yang mana , saia sebutkan, adalah "tidak menyakiti perasaan org lain"
OKEH??
SB, tidak berkata "bayi ente cuma 7 hari umurnya"<< maka akan tersakiti perasaan ortu tsb

gmn brow??
Samma Vayama

 

anything