mau tanya meditasi(pemula)

[fabian c]

Gw pernah merasakan keluar - masuk nafas sampe terasa halus
tenang, bahagia, tidak akan merasa kesemutan,sakit dan terasa otak ini terang banget  ...jernih

yang gw tau .... jika nafas sudah sangat halus dan seperti hilang, kita perlu konsentrasi lagi yg kuat
sampe nafas ini muncul kembali ..... jangan dibiarkan hilang

ini share pengetahuan saja .....
biar yg ahli menjawab ......

Mariiii ..........   

Tambahan sedikit bro... jangan dicari-cari bila nafas hilang, kita sebaiknya menunggu dengan bijak, dengan cara memperhatikan di tempat titik sentuhan nafas berada, seperti yang disarankan bro Andrew. Nanti ia (nafas) akan muncul dengan sendirinya.

 

[fabian c]

Tambahan untuk bro No Pain, Sikap batin saya dalam bermeditasi biasanya demikian: "saya akan berusaha sebaik-baiknya dan saya akan menerima apapun hasilnya". Dalam hal ini muncul nimitta atau tidak tak menjadi soal, yang penting saya berusaha sebaik-baiknya.

 

[dhammadinna]

Sy mau ikutan nanya ya.... Sy pernah baca di buku Ajahn Chah, saat bermeditasi kita sulit berkonsentrasi dan senantiasa berpikir tentang dunia. Ini ibarat duduk di atas sarang semut. Selama kita duduk di atasnya, kita akan terus terusik oleh semut-semut itu.

Apakah ini maksudnya, ibarat kalo mau belajar meditasi, akan sangat baik kalo kita mengikuti suatu retret khusus untuk sementara "bebas" dari dunia? agar tidak duduk di "sarang semut"? Soalnya saya mengalami hal yang sama, sulit sekali berkonsentrasi, lalu timbul rasa ingin menyerah (walaupun timbul pertentangan dalam pikiran agar terus berusaha). Sulit sekali walaupun hanya untuk belajar "melepas" atau "perhatikan saja".Tapi bagaimana caranya kalo belom ada kesempatan ikut retret atau latihan intensif sejenis demikian?

Bagaimana pengalaman kalian?

[andrew]

Sy mau ikutan nanya ya.... Sy pernah baca di buku Ajahn Chah, saat bermeditasi kita sulit berkonsentrasi dan senantiasa berpikir tentang dunia. Ini ibarat duduk di atas sarang semut. Selama kita duduk di atasnya, kita akan terus terusik oleh semut-semut itu.

Apakah ini maksudnya, ibarat kalo mau belajar meditasi, akan sangat baik kalo kita mengikuti suatu retret khusus untuk sementara "bebas" dari dunia? agar tidak duduk di "sarang semut"? Soalnya saya mengalami hal yang sama, sulit sekali berkonsentrasi, lalu timbul rasa ingin menyerah (walaupun timbul pertentangan dalam pikiran agar terus berusaha). Sulit sekali walaupun hanya untuk belajar "melepas" atau "perhatikan saja".Tapi bagaimana caranya kalo belom ada kesempatan ikut retret atau latihan intensif sejenis demikian?

Bagaimana pengalaman kalian?

mungkin kalo belom berkesempatan ikut retreat...

kita belajar disiplin dan belajar duduk diam dulu...   

kita belajar untuk duduk diam meditasi misal 30 menit atau 1 jam...   selama masa itu kita berusaha untuk tidak bergerak... ini dilakukan secara disiplin... seperti tiap hari satu kali... mungkin setelah bangun tidur di pagi hari...

kita tidak perlu risau bila pikiran masih susah berkonsentrasi... target kita sekarang yang penting mampu duduk diam dulu sesuai dengan waktu yang telah kita tentukan sebelumnya...

nanti dengan berlalunya waktu... pikiran kita akan lebih mudah mengendap...
ya mungkin awalnya kita belajar dulu untuk membiasakan duduk diam dalam meditasi... tanpa bergerak...

pilih saja salah satu obyek meditasi sebagai sarana untuk menjaga pikiran...
tapi tetap rileks... karena target kita saat ini bukan konsentrasinya...

tapi belajar untuk bisa duduk diam...

[Mr.Jhonz]

 [at] sis mayvise
Kalo sy boleh ikut berkomentar dan bercerita dikit
Sy sy yakin citta/pikiran sy adalah yg terliar di DC,
Tapi berkat di latih terus menerus dan mengalami jatuh-bangun berkali-kali skrg lumayan lar udah bisa duduk meditasi selama 1jam tanpa rasa jenuh dan bosan..

Kalo menurut sy pribadi latihan meditasi itu butuh proses ga bisa seminggu langsung capai jhana
Apalagi yg citta-nya liar seperti sy mungkin butuh berkalpa-kalpa untuk mencapai jhana *joke
dan terpenting saat meditasi adalah melepas dalam arti 'ketika pikiran melayang keluar,[jika sudah sadar]tarik kembali saja pada nafas,tapi jangan memberi penghakiman pada pikiran yg liar+jangan mengerutu/kecewa,LEPASKAN saja[dan,kembali ke Objek]..begitu seterusnya'

Soal retreat,sy juga mempunyai keinginan yg sama,tapi karena tanggung jawab pekerjaan dan keluarga dan bos bukan buddhist keknya bakalan sulit untuk meminta izin,
Mau ga mau ku ambil waktu santai ku untuk latihan meditasi(alhasil skrg ga pernah nonton acara TV lagi

Maaf bila ada salah2 kata

[No Pain No Gain]

oya, saya mau nanya lagi nih..

apa yang harus dilakukan org yang telah melanggar pancasila buddhis apabila ingin meditasi (dalam hal ini pengen tidak diganggu ras penyeselan, khawatir, dan takut)? bagaimana cara mehilangkan semua perasaan negatif itu?

contohnya: si A berselingkuh dengan istrinya si B, dan pada akhirnya si A merasa menyesal dan ingin kembali ke jalan bener atau mungkin si C telah mencuri emas si D.

[DragonHung]

oya, saya mau nanya lagi nih..

apa yang harus dilakukan org yang telah melanggar pancasila buddhis apabila ingin meditasi (dalam hal ini pengen tidak diganggu ras penyeselan, khawatir, dan takut)? bagaimana cara mehilangkan semua perasaan negatif itu?

contohnya: si A berselingkuh dengan istrinya si B, dan pada akhirnya si A merasa menyesal dan ingin kembali ke jalan bener atau mungkin si C telah mencuri emas si D.

Saya juga pernah mengalami  hal seperti itu, sewaktu meditasi sudah mendekati tahap2 genting biasanya hal2 seperti penyesalan dan perasaan bersalah itu timbul.

Cara yg dianjurkan oleh guru saya ialah, langsung minta maaf kepada orang yg bersangkutan, jika orang tersebut masih ada.
Kalo tidak meminta maaf dan menyesali itu, maka hal itu akan muncul berulang2, sehingga menganggu pencapaian meditasi kita.
Biasanya sesudah meminta maaf, akan timbul kelegaan luar biasa dan meditasi kita akan maju.

[Mr.Jhonz]

Om nanya lagi dunk..
Dari thread sebelah
dhammacitta.org/forum/index.php/topic,16384.15.html
postingan mbah Virya mengenai godhika thera yg mengunakan rasa sakit sebagai objek meditasinya..
Bisa di jelaskan mengenai rasa sakit sebagai objek om?
Bagaimana pengaplikasiannya?
misal sakit gigi,apakah kita perhatikan rasa sakitnya?

Thank sebelumnya

[DragonHung]

Kalau untuk mengomentari pikiran seorang arahat, mohon maaf kayaknya tidak mampu deh.

Tapi kalo berdasarkan pengalaman pribadi yah ini, coba sharing sedikit.

Rasa sakit sebagai objek berarti merupakan teknik vipassana, soalnya kalo samatha, rasa sakit itu diabaikan.

Biasanya orang pada umumnya tidak menggunakan rasa sakit sebagai objek. Mengapa demikian?
Karna ketika rasa sakit itu timbul dan DIPERHATIKAN, maka rasa sakit itu biasanya jadi berlipat-lipat sakitnya. Dan orang pada umumnya tidak mampu menahan hal itu.

Lain halnya jika mampu menahan rasa sakit itu . . . . Sakit itu di perhatikan, maka akan terlihat kapan rasa sakit itu mulai ada . . . . . beberapa saat kemudian, rasa sakit mencapai puncaknya . . . . . lalu rasa sakit perlahan-lahan mulai memudar . . . . .

Akhirnya timbul pengertian benar bahwa rasa sakit itu juga tidak kekal, berubah-ubah, tidak menetap.
Sama halnya dengan sakit gigi, sakit hati dll.
Semua itu mempunyai sifat : Timbul . . . .  berkembang . . . .  lenyap . . . .

[fabian c]

Sebagai tambahan, rasa sakit juga menimbulkan konsentrasi pada Vipassana, karena ia adalah objek yang sangat kuat, pikiran sangat sedikit berkelana bila kita mengamati rasa sakit. (Boleh coba bila tak percaya    )
Oleh karena itu sering dikatakan oleh para meditator pengalaman: rasa sakit adalah kunci ke Nibbana (pain is the key to Nibbana), konsentrasi kita mempengaruhi kuat atau lemahnya rasa sakit kita.
Karena konsentrasi semakin kuat maka objek yang diperhatikan tambah jelas sehingga nampak seolah-olah bertambah, padahal rasa sakitnya sama saja.

Keuntungan memperhatikan rasa sakit, selain konsentrasi bertambah, kita juga menyelami dukkha dan dalam rasa sakit itu selain menyelami dukkha dan sifat-sifat dukkha, kita juga akan menyelami anicca dan anatta.

Insight (pandangan terang) muncul pada seseorang yang "dengan berani" memperhatikan rasa sakit, pada akhirnya batin tak terpengaruh oleh rasa sakit selama-lamanya dan batinnya terbebas. Cara yang digunakan Y.A. Godhika Thera untuk bisa mencapai tingkat kesucian Arahat juga demikian.

Oleh karena itu, bila teman-teman berlatih Vipassana jangan takut memperhatikan rasa sakit, anggaplah rasa sakit sebagai teman atau guru yang membimbing kita semakin maju dalam meditasi.

 

[fabian c]

oya, saya mau nanya lagi nih..

apa yang harus dilakukan org yang telah melanggar pancasila buddhis apabila ingin meditasi (dalam hal ini pengen tidak diganggu ras penyeselan, khawatir, dan takut)? bagaimana cara mehilangkan semua perasaan negatif itu?

contohnya: si A berselingkuh dengan istrinya si B, dan pada akhirnya si A merasa menyesal dan ingin kembali ke jalan bener atau mungkin si C telah mencuri emas si D.

Bro No Pain yang baik, penting untuk disadari bahwa semua bentuk pikiran yang telah muncul, yang sedang terjadi dan yang akan muncul harus diabaikan bila berlatih meditasi samatha, apapun bentuk pikiran tersebut.

Perasaan apapun yang muncul juga harus dilepaskan dan selalu perhatikan nafas. Perasaan menyesal, khawatir dan takut juga jangan diperhatikan, inilah yang dimaksud rintangan batin udhacca kukucca, nanti akan bisa diatasi bila konsentrasi kita semakin meningkat.

Tetapi bila sedang berlatih Vipassana tentu cara mengatasinya berbeda.

 

[Mr.Jhonz]

Saran; karena thread ini panjangnya udah 24 pages,yg isi pertanyaanya kurang-lebih serupa..
Bagaimana di Index pertanyaan,jadi member ga usah susah2 buat pertanyaan lg,tinggal liat di list index..

[kamala]

salam, semoga berbahagia

ada yang saya mo nanyakan :

meditasi untuk melepas
ketika kita mau belajar meditasi berarti ada keinginan yaitu "ingin" belajar meditasi
saya sedikit kacau dengan pemahaman ini
melepas maksudnya apa ? apa yang coba kita lepaskan ?

terima kasih atas jawabannya.

[Mr.Jhonz]

salam, semoga berbahagia

ada yang saya mo nanyakan :

meditasi untuk melepas
ketika kita mau belajar meditasi berarti ada keinginan yaitu "ingin" belajar meditasi
saya sedikit kacau dengan pemahaman ini
melepas maksudnya apa ? apa yang coba kita lepaskan ?

terima kasih atas jawabannya.

Ikut berkomentar ,
mungkin maksud sis BERLATIH melepas..
Ketika berlatih meditasi kita di tuntut untuk bisa melepaskan "beban" agar bisa fokus pada objek
Nah melepas Beban disini maknanya tidak memikirkan masa lalu dan masa depan dengan kata lain kita menjadi orang yang tidak punya "sejarah",tidak berpikir di mana kita tinggal,di mana kita lahir,siapa orang tua kita,dan seperti apa kita di besarkan..
Tugas kita cuma mengamati objek[titik]
Untuk seorang pemula mungkin itu bukan hal yang muda,tapi jika di latih terus menerus,pasti kita bisa melepaskan masa lalu dan masa depan ketika bermeditasi..
Nah,soal manfaat meditasi(melepas) untuk keseharian mungkin kita tunggu jawaban yg lebih senior

meditasi untuk melepas
ketika kita mau belajar meditasi berarti ada keinginan yaitu "ingin" belajar meditasi

Ilustrasinya,kita ini bak seorang pecandu berat rokok/narkotik yg ingin lepas dari ketergantungan rokok/narkotik,tentu caranya dengan teraphy "mengurangi" konsumsi rokok/narkotik sedikit demi sedikit(tidak bisa tiba2 di hentikan seketika)..
maksudnya kita ini masih perumah tangga yg kilesanya masih tebal tentu cara melenyapkan kilesa bukan dgn menolak semua keinginan,tapi berlatih setahap demi setahap..

*maaf bahasanya rada kacau
Salam metta

[DragonHung]

Untuk pemula, keinginan untuk belajar meditasi adalah sesuatu yg baik, bukan sesuatu yg jelek. Memang pada tahap lanjutan semua keinginan itu akan menjadi penghalang.
Untuk tahap awal sih yg penting mendisiplinkan diri dulu untuk meditasi, misalnya setengah atau sejam setiap hari tanpa terputus.
Baru pada tahap selanjutnya semua keinginan/tujuan  yg ingin di capai dengan meditasi misalnya keinginan mencapai jhanna, memiliki abhinna atau ingin  mencapai kesucian sekalipun semuanya harus di buang.

Pernah gak mendengar pepatah yg berbunyi, sewaktu bermeditasi, bila ketemu dewa, bunuh dewa. Bertemu Buddha, bunuh buddha?