mau tanya meditasi(pemula)

[Hendra Susanto]

Bro Dragon Hung yang baik, bolehkah saya bertanya mengapa hanya kalau kita kuat boleh memperhatikan bentuk-bentuk pikiran bro? Apakah yang dimaksud kuat adalah konsentrasinya? Apakah yang terjadi kalau kita lemah memperhatikan bentuk-bentuk pikiran?

 

Kalau perhatian dan kesadaran kita kuat, muncul bentuk pikiran, diperhatikan dan disadari akan timbul pengertian benar nantinya, kalo gak kuat memperhatikan dan kesadaran lemah, yg terjadi adalah MELAMUN.

Biasanya kalo gak kuat memperhatikan bentuk pikiran yg muncul ini, maka bentuk2 pikiran yg muncul ini di potong dengan cara menarik nafas dan kembali memperhatikan nafas.

bagaimana kita tau kuat atau tidaknya?

[DragonHung]

bagaimana kita tau kuat atau tidaknya?

Dipraktekin langsung aja Ko Hendra. Nanti tahu kok kecenderungan batin kita itu mengarah kemana.

Dulu gw pertama2 kali waktu memulai meditasi, pikiran yg muncul itu luar biasa banyaknya. Kesalahan masa lalu, penyesalan, tugas yg belon selesai, amarah, nafsu dan lain2. Waktu itu tidak saya tidak sanggup memperhatikan semua itu, jadi begitu muncul bentuk pikiran itu langsung di potong. Kembali memperhatikan nafas.

Lama kemudian, setelah batin ini tenang, pikiran yg muncul menjadi lambat dan sedikit. Tinggal memperhatikan aja apa yg muncul di pikiran. Tinggal diperhatikan pikiran itu muncul . . .  berkembang . . . lenyap.
Muncul . . . berkembang  . . . lenyap.

[Hendra Susanto]

bagaimana kita tau kuat atau tidaknya?

Dipraktekin langsung aja Ko Hendra. Nanti tahu kok kecenderungan batin kita itu mengarah kemana.

Dulu gw pertama2 kali waktu memulai meditasi, pikiran yg muncul itu luar biasa banyaknya. Kesalahan masa lalu, penyesalan, tugas yg belon selesai, amarah, nafsu dan lain2. Waktu itu tidak saya tidak sanggup memperhatikan semua itu, jadi begitu muncul bentuk pikiran itu langsung di potong. Kembali memperhatikan nafas.

Lama kemudian, setelah batin ini tenang, pikiran yg muncul menjadi lambat dan sedikit. Tinggal memperhatikan aja apa yg muncul di pikiran. Tinggal diperhatikan pikiran itu muncul . . .  berkembang . . . lenyap.
Muncul . . . berkembang  . . . lenyap.

jd maksudnya dari fokus napas setelah bbrp saat alihkan ke pikiran? pertanyaan gw bagaimana bisa tau kuat apa engaknya, kan u ada ngomong di atas? haa

[DragonHung]

kalo perhatian ko hendra kuat, ko hendra bisa melihat pikiran itu dari muncul . . . berkembang. . .  lenyap.

Kalo gak kuat, jadinya hanyut dalam pemikiran itu dan melamun jadinya.

Nah keadaan mana yg ko hendra alami sewaktu mengalihkan perhatian dari nafas ke bentuk2 pikiran?

[Hendra Susanto]

kalo perhatian ko hendra kuat, ko hendra bisa melihat pikiran itu dari muncul . . . berkembang. . .  lenyap.

Kalo gak kuat, jadinya hanyut dalam pemikiran itu dan melamun jadinya.

Nah keadaan mana yg ko hendra alami sewaktu mengalihkan perhatian dari nafas ke bentuk2 pikiran?

ok thx jawabannya.

[fabian c]

Bro Dragon Hung yang baik, bolehkah saya bertanya mengapa hanya kalau kita kuat boleh memperhatikan bentuk-bentuk pikiran bro? Apakah yang dimaksud kuat adalah konsentrasinya? Apakah yang terjadi kalau kita lemah memperhatikan bentuk-bentuk pikiran?

 

Kalau perhatian dan kesadaran kita kuat, muncul bentuk pikiran, diperhatikan dan disadari akan timbul pengertian benar nantinya, kalo gak kuat memperhatikan dan kesadaran lemah, yg terjadi adalah MELAMUN.

Bro Dragon Hung yang baik, apakah seseorang yang kesadaran dan pikirannya lemah akan melamun terus?

Biasanya kalo gak kuat memperhatikan bentuk pikiran yg muncul ini, maka bentuk2 pikiran yg muncul ini di potong dengan cara menarik nafas dan kembali memperhatikan nafas.

Bila muncul kesadaran untuk  memotong bentuk pikiran bukankah berarti ia telah berhenti melamun? Bukankah hal itu berarti bentuk pikirannya telah berhenti? Dan telah sadar kembali?

Apakah mereka yang memotong bentuk-bentuk pikiran tak bisa melamun...?

 

[DragonHung]

Bro Dragon Hung yang baik, apakah seseorang yang kesadaran dan pikirannya lemah akan melamun terus?

Kalo perhatian dan kesadaran kurang kuat terus memperhatikan bentuk2 pikiran itu sih memang cenderung untuk melamun.

Lain halnya kalo perhatian dan kesadaran itu sudah lama terlatih, tidak akan mudah hanyut.

Bila muncul kesadaran untuk  memotong bentuk pikiran bukankah berarti ia telah berhenti melamun? Bukankah hal itu berarti bentuk pikirannya telah berhenti? Dan telah sadar kembali?

[/quote]

Bila muncul kesadaran untuk  memotong bentuk pikiran bukankah berarti ia telah berhenti melamun? Bukankah hal itu berarti bentuk pikirannya telah berhenti? Dan telah sadar kembali?

Apakah mereka yang memotong bentuk-bentuk pikiran tak bisa melamun...?

 

Ada yg sudah sadar, tetapi kadang2 tidak mau berhenti. Apalagi kalo lamunan itu indah dan menarik.

Mereka yg memotong pasti juga bisa melamun.

nafas . . .  melamun . . .  potong/kembali ke nafas . . .  melamun lagi . . . potong/kembali ke nafas lagi . . . .

Begitu terus menerus sampai akhirnya hanya tinggal konsentrasi ke nafas

[fabian c]

Bro Dragon Hung yang baik, apakah seseorang yang kesadaran dan pikirannya lemah akan melamun terus?

Kalo perhatian dan kesadaran kurang kuat terus memperhatikan bentuk2 pikiran itu sih memang cenderung untuk melamun.

Lain halnya kalo perhatian dan kesadaran itu sudah lama terlatih, tidak akan mudah hanyut.

Bro Dragon Hung yang baik, sengaja saya bold pernyataan mengenai perhatian dan kesadaran yang terlatih. Sebenarnya mudah melamun atau tidak mudah melamun tergantung pada apakah perhatian dan kesadaran kita telah terlatih atau belum, tidak tergantung apakah kita memotong bentuk-bentuk pikiran atau tidak.

Bila muncul kesadaran untuk  memotong bentuk pikiran bukankah berarti ia telah berhenti melamun? Bukankah hal itu berarti bentuk pikirannya telah berhenti? Dan telah sadar kembali?

Apakah mereka yang memotong bentuk-bentuk pikiran tak bisa melamun...?

 

Ada yg sudah sadar, tetapi kadang2 tidak mau berhenti. Apalagi kalo lamunan itu indah dan menarik.

Mereka yg memotong pasti juga bisa melamun.

nafas . . .  melamun . . .  potong/kembali ke nafas . . .  melamun lagi . . . potong/kembali ke nafas lagi . . . .

Begitu terus menerus sampai akhirnya hanya tinggal konsentrasi ke nafas

Bukankah kemelekatan kita terhadap lamunan yang indah dan menarik juga terjadi walaupun kita berusaha memotong lamunan tersebut?

Jadi saya rasa latihan yang menyebabkan perhatian dan konsentrasi bertambah kuat, bukan memotong bentuk-bentuk pikiran....

 

[Mr.Jhonz]

Tanya; bolehkah ketika awal meditasi kita memulainya dengan sesi mengosongkan pikiran?
*pengalaman pribadi menit2 awal meditasi pikiran sangat liar(pikiran hidup di masa lampau dan masa depan)
*Mengosongkan pikiran caranya dgn; mengamati pikiran2 yg timbul[kek vipassana]
Nah..ketika pikiran tidak liar lagi,baru ambil objek nafas...

bolehkah cara seperti itu?

[DragonHung]

 [at]  fabian.

Memang betul perhatian dan kesadaran yg sudah terlatih tidak akan mudah melamun, tapi coba katakan hal itu pada meditator pemula . . . . bagaimana menghadapi pikiran liar yg muncul pada saat mulai berlatih?

Gini lo bro fabian, setiap individu ada kecenderungan tertentu. Ada yg cocok dengan vipasanna, sulit maju dengan samatha.

Ada yg harus dengan samatha, kalo pake vipasanna gak bakalan maju.

Contohnya, kalo tebakan saya benar, bro Jhonz lebih cocok dengan vipasanna, karna lebih gampang mengamati dari pada konsentrasi.



 [at]  Jhonz

Sudah lumrah bagi yg baru memulai praktek meditasi, semua pikiran itu akan mewujudkan diri, kesalahan masa lampau, tugas saat ini, harapan masa depan. 

Cara mengatasinya, begitu muncul pemikiran seperti itu kalo anda kuat silahkan memperhatikan pikiran yg timbul itu (vipasanna) tanpa berkomentar.
Kalo tidak kuat, potong dengan cara menarik nafas dan kembali memperhatikan nafas (samatha) tidak usah menghiraukan lagi pikiran2 tersebut.

[fabian c]

[at]  fabian.

Memang betul perhatian dan kesadaran yg sudah terlatih tidak akan mudah melamun, tapi coba katakan hal itu pada meditator pemula . . . . bagaimana menghadapi pikiran liar yg muncul pada saat mulai berlatih?

Gini lo bro fabian, setiap individu ada kecenderungan tertentu. Ada yg cocok dengan vipasanna, sulit maju dengan samatha.

Ada yg harus dengan samatha, kalo pake vipasanna gak bakalan maju.

Contohnya, kalo tebakan saya benar, bro Jhonz lebih cocok dengan vipasanna, karna lebih gampang mengamati dari pada konsentrasi.

Bro Dragon Hung yang baik, saya menemukan banyak sekali meditator yang berlatih langsung mengamati pikiran, pada meditasi Vipassana, meditator langsung berhadapan dengan pikiran, awalnya memang lebih lambat mengatasi pikiran bila dia muncul, sejalan dengan berlalunya waktu, semakin lama berlatih maka ke tangkasan batin untuk mengenali bentuk-bentuk pikiran semakin  tajam dan jeli.

Bahkan semakin lama semakin mampu mengenali dan terlepas dari bentuk-bentuk pikiran yang halus tersebut. Demikianlah yang mereka alami, demikian juga yang saya alami.

Saya setuju pendapat bro Dragon setiap individu memiliki kecenderungan tertentu. Ada yang lebih cocok dengan Vipassana dan ada yang lebih cocok dengan Samatha, tapi seorang meditator yang mau berlatih metode meditasi entah Samatha atau Vipassana memiliki kesempatan maju sepanjang ia tidak membuat penolakan terhadap sistem tersebut. Dan sepenuh hati mengikuti petunjuk guru pembimbingnya.

Kegagalan dalam meditasi lebih sering disebabkan sebelum memulai meditasi timbul prasangka-prasangka terhadap metode meditasi tersebut. Meditator yang gagal tersebut seringkali berlatih tanpa "mengosongkan cangkir", saya tidak mengatakan mana yang lebih baik, kedua-duanya baik. Boleh potong (cara Samatha) dan boleh perhatikan (cara Vipassana).

Menurut saya bila meditator dengan kecenderungan Vipassana yang berlatih Samatha dan juga sebaliknya akan tetap maju walau mungkin sedikit lebih lambat, selama ia mengikuti petunjuk gurunya dan melaksanakan dengan sungguh-sungguh dan tekun, sekali lagi "kosongkan cangkir".

Samatha murni maupun Vipassana murni memiliki kesulitannya masing-masing.

Pada Samatha murni, batin kita harus sangat tenang, bila ada sedikit saja gejolak batin timbul maka akan menghambat konsentrasi kita. Keunggulan Samatha yaitu konsentrasinya (samadhi) sangat kuat.
Pada Vipassana kesulitannya menghadapi liciknya pikiran kita sendiri yang cenderung mencari pembenaran, sehingga membuat kita mudah hanyut. Keunggulan Vipassana: perhatiannya (sati) sangat kuat.

Semoga bro Dragon semakin rajin berlatih meditasi.

 

[fabian c]

Tanya; bolehkah ketika awal meditasi kita memulainya dengan sesi mengosongkan pikiran?
*pengalaman pribadi menit2 awal meditasi pikiran sangat liar(pikiran hidup di masa lampau dan masa depan)
*Mengosongkan pikiran caranya dgn; mengamati pikiran2 yg timbul[kek vipassana]
Nah..ketika pikiran tidak liar lagi,baru ambil objek nafas...

bolehkah cara seperti itu?

Bro Jhonz yang baik, bila berlatih Samatha sebaiknya kita berlatih Samatha terus-menerus. Tetapi bila dengan mengamati, bisa berkurang bentuk-bentuk pikiran yang muncul maka boleh dilakukan.
Mengenai mengosongkan pikiran mungkin maksudnya mengurangi bentuk-bentuk pikiran yang muncul...
Pada praktisi Vipassana kadang kita dianjurkan berlatih Samatha dahulu (biasanya Metta Bhavana) Sebelum berlatih Vipassana.


 

[Shining Moon]

mungkin intinya adalah, jangan mengubah objek kalau belum mahir, gitu bro fab?

[fabian c]

mungkin intinya adalah, jangan mengubah objek kalau belum mahir, gitu bro fab?

Ya sebaiknya demikian sis Yuri yang baik, karena keinginan mengubah objek disebabkan keragu-raguan, dan keraguan adalah rintangan batin (vicikiccha).

Tetapi bila batin kita selalu menolak dengan kuat dan tak mau menerima objek meditasi tersebut, maka sebaiknya ganti objek.

 

[DragonHung]

Samatha murni maupun Vipassana murni memiliki kesulitannya masing-masing.

Yup betul, melatih samatha murni saja atau pun vipasana murni saja sangat sulit menurut guru saya.

Makanya beliau mengajarkan metode gabungan ini. Biasanya rata-rata dalam waktu 1,5 bulan batin bisa mencapai ketenangan (bagi yg mempunyai karma)