//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - chizz_roll

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8
91
Kafe Jongkok / batu permata
« on: 27 August 2008, 11:14:19 PM »
Suatu ketika ada seorang saudagar kaya yang mempunyai seorang anak laki-laki yang sangat malas. Pemuda itu tidak bisa mengerjakan apapun kecuali menghabiskan uang ayahnya. Karena ia anak orang kaya, ia tidak pernah belajar untuk berdagang dan tidak tahu bagaimana caranya menghidupi dirinya sendiri.

Ayahnya merasa takut apabila dia meninggal, anaknya akan menjual seluruh harta yang ada di rumahnya dan menjadi miskin. Meskipun dia telah sekuat tenaga berusaha mengubah anaknya, pada akhirnya ayah itu menyadari bahwa hal ini tidak akan terjadi semasa dia hidup.

Suatu sore setelah memikirkannya dengan seksama, sang ayah yang sangat mencintai anaknya ini mendapatkan sebuah ide. Keesokan harinya, dia pergi ke tukang jahit untuk dibuatkan sebuah jaket tebal. Ketika jaket tebal ini selesai, orang tua itu membawanya pulang dan memakainya setiap hari sampai terlihat sangat lusuh.

Suatu hari, dia memanggil anaknya dan berkata: "anakku, bila aku meninggal, kamu akan mewarisi semua harta yang aku miliki, aku berharap kamu akan mengelola warisan ini dengan baik. Jika kamu memutuskan untuk menjual semua harta ini, aku hanya meminta satu hal." Sambil menarik jaketnya, dia berkata: " Aku ingin kamu menyimpan jaket ini dan memakainya setiap saat, hal ini akan membuat aku bahagia."

Pemuda itu melihat jaket yang dipakai ayahnya dan berpikir hal itu sangat mudah untuk dilaksanakan. Ia pun berkata: "Jangan khawatir, ayah. Aku berjanji tidak akan menjualnya." Segera setelah itu, ayahnya meninggal dunia dan pemuda itu mewarisi semua kekayaan ayahnya. Seperti yang dipikirkan ayahnya, pemuda itu menjual semua harta yang diwariskan kepadanya tetapi dia menepati janjinya untuk tidak menjual jaket itu.

Dalam waktu yang singkat, seluruh uang yang diterima dari hasil penjualan barang berharga milik ayahnya habis, apa yang ditakutkan ayahnya akhirnya terjadi. Pemuda itu jatuh miskin, satu demi satu temannya meninggalkan dia dan sejak saat itu dia menjadi gelandangan karena tidak tahu cara menghidupi dirinya.
Tanpa rumah dan teman, pemuda ini berkelana dari satu tempat ke tempat yang lain. Sudah beberapa malam ia tidur di bawah pohon tanpa makanan, tetapi dia masih mempunyai jaket ayahnya yang membuatnya tetap hangat.
Beberapa tahun telah berlalu, pemuda itu masih berkelana dari satu tempat ke tempat lain tanpa penutup kepala. Kemudian suatu hari ketika dia terbaring di atas rumput, dia merasakan suatu benda keras di bawah tubuhnya. Pertama kali dia berpikir itu adalah sebuah batu yang tergeletak di tanah, tetapi ketika dia melihatnya, tidak ada batu di sana.
 
Untuk mengetahui benda keras tersebut, dia memeriksa ke dalam saku jaket yang dipakainya tapi tidak menemukan apapun. Keingintahuannya bertambah, dia memeriksa seluruh jaketnya, tiba-tiba ia merasakan sesuatu di bagian lapisan dalam jaket. Dia merobek lapisan tersebut, seketika dia terkejut dengan terlemparnya keluar batu permata dari dalam lapisan jaket itu.
 
Dalam beberapa tahun ini dia selalu berpikir bahwa ia orang miskin, namun akhirnya pemuda itu menyadari bahwa sebenarnya dia sangat kaya. Sekarang dia telah mendapatkan pelajaran yang berharga dan tidak akan memboroskan warisannya kali ini. Pemuda itu membeli sebuah rumah, mulai menjalani usahanya dan menghasilkan sesuatu yang berharga untuk kehidupannya. Dia sangat bahagia dan berterima kasih karena adanya kesempatan kedua serta senang membagi kekayaannya dengan yang lainnya.
 
Setelah menceritakan kisah ini, Sang Buddha berkata bahwa kita semua seperti pemuda itu, kita juga mewarisi kekayaan yang sangat berharga tetapi sama seperti pemuda itu juga, kita tidak tahu dan bertindak sebagai orang "miskin". Kita mempunyai harta karun pencerahan, pengertian benar, welas asih dan kedamaian di dalam diri kita. Jika kita tahu bagaimana untuk menemukan kembali, kita akan menjadi sangat bahagia.
 
Saat ini adalah saat untuk kembali menerima warisanmu, menjadi sadar akan membantu anda untuk mendapatkan warisan ini. Dengan kesadaran, anda akan melihat banyaknya batu permata di dalam diri anda.
 
Oleh Ven. Thich Nhat Hanh

PS : seperti biasa, kalo repost, pls delete.. tq


92
Kafe Jongkok / Prinsip 90/ 10
« on: 27 August 2008, 11:07:51 PM »
PRINSIP 90/10
Oleh : STEPHEN COVEY

Bagaimana prinsip 90/10 itu ?

- 10% dari hidup anda terjadi karena apa yang langsung anda alami.
- 90% dari hidup anda ditentukan dari cara anda bereaksi.

Apa maksudnya ?
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari kondisi yang terjadi pada diri
anda.

Contohnya :
Anda tidak dapat menghindar dari kemacetan. Pesawat terlambat datang dan
hal ini akan membuang seluruh schedule anda. Kemacetan telah menghambat
seluruh rencana anda. Anda tidak dapat mengontrol kondisi 10% ini.
Tetapi beda dengan 90% lainnya. Anda dapat mengontrol yang 90% ini.
Bagaimana caranya ? …. Dari cara reaksi anda !!
Anda tidak dapat mengontrol lampu merah, tetapi anda dapat mengontrol
reaksi anda.

Marilah kita lihat contoh dibawah ini :


Kondisi 1
Anda makan pagi dengan keluarga anda. Anak anda secara tidak sengaja
menyenggol cangkir kopi minuman anda sehingga pakaian kerja anda tersiram
kotor. Anda tidak dapat mengendalikan apa yang baru saja terjadi.
Reaksi anda :
Anda bentak anak anda karena telah menjatuhkan kopi ke pakaian anda. Anak
anda akhirnya menangis. Setelah membentak, anda menoleh ke istri anda dan
mengkritik karena telah menaruh cangkir pada posisi terlalu pinggir
diujung meja.
Akhirnya terjadi pertengkaran mulut. Anda lari ke kamar dan cepat-cepat
ganti baju. Kembali ke ruang makan, anak anda masih menangis sambil
menghabiskan makan paginya. Akhirnya anak anda ketinggalan bis.
Istri anda harus secepatnya pergi kerja. Anda buru-buru ke mobil dan
mengantar anak anda ke sekolah. Karena anda telat, anda laju mobil dengan
kecepatan 70 km/jam padahal batas kecepatan hanya boleh 60 km/jam.
Setelah terlambat 15 menit dan terpaksa mengeluarkan kocek Rp 600.000,-
karena melanggar lalu lintas, akhirnya anda sampai di sekolah. Anak anda
secepatnya keluar dari mobil tanpa pamit..
Setelah tiba di kantor dimana anda telat 20 menit, anda baru ingat kalau
tas anda tertinggal di rumah.
Hari kerja anda dimulai dengan situasi buruk. Jika diteruskan maka akan
semakin buruk. Pikiran anda terganggu karena kondisi di rumah.
Pada saat tiba di rumah, anda menjumpai beberapa gangguan hubungan dengan
istri dan anak anda.
Mengapa ? Karena cara anda bereaksi pada pagi hari.
Mengapa anda mengalami hari yang buruk ?*
1. Apakah penyebabnya karena kejatuhan kopi ?
2. Apakah penyebabnya karena anak anda ?
3. Apakah penyebabnya karena polisi lalu lintas ?
4. Apakah anda penyebabnya ?
Jawabannya adalah No. 4 yaitu penyebabnya adalah anda sendiri !!
Anda tidak dapat mengendalikan diri setelah apa yang terjadi pada cangkir
kopi. Cara anda bereaksi dalam 5 detik tersebut ternyata adalah penyebab
hari buruk anda.

Berikut adalah contoh yang sebaiknya atau seharusnya anda sikapi.
Kondisi 2
Cairan kopi menyiram baju anda. Begitu anak anda akan menangis, anda
berkata lembut : "Tidak apa-apa sayang, lain kali hati-hati ya." Anda
ambil handuk kecil dan lari ke kamar. Setelah mengganti pakaian dan
mengambil tas, secepatnya anda menuju jendela ruang depan dan melihat
anak anda sedang naik bis sambil melambaikan tangan ke anda. Anda
kemudian mengecup lembut pipi istri anda dan mengatakan : "Sampai jumpa
makan malam nanti."
Anda datang ke kantor 5 menit lebih cepat dan dengan muka cerah menegur
staff anda. Bos anda mengomentari semangat dan kecerahan hari anda di
kantor.
Apakah anda melihat perbedaan kedua kondisi tersebut ?

2 (dua) skenario berbeda, dimulai dengan kondisi yang sama, diakhiri
dengan
kondisi berbeda.

Mengapa ?
Ternyata penyebabnya adalah dari cara anda bereaksi !
Anda tidak dapat mengendalikan 10% dari yang sudah terjadi. Tetapi yang
90% tergantung dari reaksi anda sendiri.
Ini adalah cara untuk menerapkan prinsip 90/10. Jika ada orang yang
mengatakan hal buruk tentang anda, jangan cepat terpancing. Biarkan
serangan tersebut mengalir seperti air di gelas. Anda jangan membiarkan
komentar buruk tersebut mempengaruhi anda.
Jika beraksi seadanya atau salah reaksi maka akan menyebabkan anda:
kehilangan teman, dipecat, stress dan lain-lain yang merugikan.

Bagaimana reaksi anda jika mobil anda mengalami kemacetan dan terlambat
masuk kantor ? Apakah anda akan marah ? Memukul stir mobil ? Memaki-maki
? Apakah tekanan darah anda akan naik cepat ?
Siapa yang peduli jika anda datang telat 10 detik ? Kenapa anda biarkan
kondisi tersebut merusak hari anda ?
Cobalah ingat prinsip 90/10 dan jangan khawatir, masalah anda akan cepat
terselesaikan.

Contoh lain :
- Anda dipecat.
Mengapa anda sampai tidak bisa tidur dan khawatir ?
Suatu waktu akan ada jalan keluar. Gunakan energi dan waktu yang hilang
karena kekhawatiran tersebut untuk mencari pekerjaan yang lain.

- Pesawat terlambat.
Kondisi ini merusak seluruh schedule anda. Kenapa anda marah-marah kepada
petugas tiket di bandara ? Mereka tidak dapat mengendalikan terhadap apa
yang terjadi. Kenapa harus stress ? Kondisi ini justru akan memperburuk
kondisi anda. Gunakan waktu anda untuk mempelajari situasi, membaca buku
yang anda bawa, atau mengenali penumpang lain.

Sekarang anda sudah tahu prinsip 90/10. Gunakanlah dalam aktivitas harian
anda dan anda akan kagum atas hasilnya. Tidak ada yang hilang dan
hasilnya sangat menakjubkan.

Sudah berjuta-juta orang menderita akibat stress, masalah berat, cobaan
hidup dan sakit hati yang sebenarnya hal ini dapat diatasi jika kita
mengerti cara menggunakan prinsip 90/10.

Ps : Kalo repost, pls delete..tq

93
Kafe Jongkok / Cukup itu berapa ?
« on: 27 August 2008, 11:01:18 PM »
Alkisah, seorang petani menemukan sebuah mata air ajaib. Mata air itu bisa mengeluarkan kepingan uang emas yang tak terhingga banyaknya. Mata air itu bisa membuat si petani menjadi kaya raya seberapapun yang diinginkannya, sebab kucuran uang emas itu baru akan berhenti bila si petani mengucapkan kata “cukup”. Seketika si petani terperangah melihat kepingan uang emas berjatuhan di depan hidungnya. Diambilnya beberapa ember untuk menampung uang kaget itu. Setelah semuanya penuh, dibawanya ke gubug mungilnya untuk disimpan disana. Kucuran uang terus mengalir sementara si petani mengisi semua karungnya, seluruh tempayannya, bahkan mengisi penuh rumahnya. Masih kurang! Dia menggali sebuah lubang besar untuk menimbun emasnya. Belum cukup, dia membiarkan mata air itu terus mengalir hingga akhirnya petani itu mati tertimbun bersama ketamakannya karena dia tak pernah bisa berkata cukup.

Kata yang paling sulit diucapkan oleh manusia barangkali adalah kata “cukup”. Kapankah kita bisa berkata cukup? Hampir semua pegawai merasa gajinya belum bisa dikatakan sepadan dengan kerja kerasnya.. Pengusaha hampir selalu merasa pendapatan perusahaannya masih dibawah target. Istri mengeluh suaminya kurang perhatian. Suami berpendapat istrinya kurang pengertian. Anak-anak menganggap orang tuanya kurang murah hati. Semua merasa kurang dan kurang. Kapankah kita bisa berkata cukup?

Cukup bukanlah soal berapa jumlahnya. Cukup adalah persoalan kepuasan hati. Cukup hanya bisa diucapkan oleh orang yang bisa mensyukuri. Tak perlu takut berkata cukup. Mengucapkan kata cukup bukan berarti kita berhenti berusaha dan berkarya. “Cukup” jangan diartikan sebagai kondisi stagnasi, mandeg dan berpuas diri. Mengucapkan kata cukup membuat kita melihat apa yang telah kita terima, bukan apa yang belum kita dapatkan.. Jangan biarkan kerakusan manusia membuat kita sulit berkata cukup. Belajarlah mencukupkan diri dengan apa yang ada pada diri kita hari ini, maka kita akan menjadi manusia yang berbahagia.

Belajarlah untuk berkata “Cukup”

Ps : Kalo repost, tolong di delete ya..tq

94
Kafe Jongkok / Beda laki laki dan perempuan
« on: 27 August 2008, 08:38:26 AM »
1. Meja kerja laki-laki berantakan Dia memang pekerja keras. Meja
kerja perempuan berantakan : Cewek apa'an tuh? Ngrapiin meja aja
nggak becus...

2. Laki-laki bekerja menikah : Dia pasti akan bekerja lebih baik
karena hidupnya bakalan lebih teratur. Perempuan bekerja menikah :
Deeuuuuuu...paling entar habis hamil juga keluar dia...

3. Laki-laki ngobrol saat jam kerja : Kalau udah ngomongin bisnis,
lupa lunch. Perempuan ngobrol saat jam kerja : Dasar tukang ngrumpi
!!!

4. Laki-laki nggak ada di meja kerja : Sedang tugas luar. Perempuan
nggak ada di meja kerja : Jangan2 ngluyur ke mall

5. Laki-laki keluar dapet pekerjaan baru : Emang pintar cari prospek
dia. Perempuan keluar dapet pekerjaan baru : Emang perempuan nggak
bisa dipercaya

6. Foto keluarga di meja laki-laki : Hem .. bapak teladan and setia.
Foto keluarga di meja perempuan : Ah dia sich emang mentingin
keluarga daripada kerjaan.

7. Laki-laki nongkrong di depan komputer : Memang kalo ide sedang
datang suka lupa waktu. Perempuan nongkrong di depan komputer : Wah
... kayak laki2 aja.

8. Laki-laki selingkuh : Memang kodratnya. Perempuan selingkuh :
Idiiiihhhh amit-amit.

9. Laki-laki bujang usia tiga lima : Matang. Perempuan bujang usia
tiga lima : Perawan Tua.

10. Laki-laki banyak teman lawan jenis : Pasti humoris, enak diajak
ngomong, pantes diajak jalan. Perempuan banyak teman lawan jenis :
Piala bergilir.

11. Laki-laki dapat promosi jabatan : Emang kalo' prestasi bagus
rejeki nggak kemana. Perempuan dapat promosi jabatan : Ssstt..Boss
ada mau.

12. Laki-laki kepala botak : Lambang bonafide and matang. Perempuan
kepala botak : ... baru kena tipes

Ps : kalo repost, pls delete .. tq

95
Kafe Jongkok / Mengapa elang terbang dan kalkun mengepak
« on: 27 August 2008, 08:36:42 AM »
Ps: As usual, kalo repost, pls delete.. tq

Konon di satu saat yang telah lama berlalu, Elang
dan Kalkun adalah burung yang menjadi teman yang
baik. Dimanapun mereka berada, kedua teman selalu
pergi bersama-sama. Tidak aneh bagi manusia untuk
melihat Elang dan Kalkun terbang bersebelahan
melintasi udara bebas.
 
Satu hari ketika mereka terbang, Kalkun berbicara
pada Elang : "Mari kita turun dan mendapatkan
sesuatu untuk dimakan. Perut saya sudah keroncongan
nih!". Elang membalas : "Kedengarannya ide
yang bagus". Jadi kedua burung melayang turun
ke bumi, melihat beberapa binatang lain sedang makan
dan memutuskan bergabung dengan mereka. Mereka
mendarat dekat dengan seekor Sapi. Sapi ini tengah
sibuk makan jagung, namun sewaktu memperhatikan
bahwa ada Elang dan Kalkun sedang berdiri dekat
dengannya, Sapi berkata : "Selamat datang,
silakan cicipi jagung manis ini".
 
Ajakan ini membuat kedua burung ini terkejut. Mereka
tidak biasa jika ada binatang lain berbagi soal
makanan mereka dengan mudahnya. Elang bertanya :
"Mengapa kamu bersedia membagikan jagung
milikmu bagi kami?". Sapi menjawab : "Oh,
kami punya banyak makanan disini. Tuan Petani
memberikan bagi kami apapun yang kami
inginkan". Dengan undangan itu, Elang dan
Kalkun menjadi terkejut dan menelan ludah. Sebelum
selesai, Kalkun menanyakan lebih jauh tentang Tuan
Petani. Sapi menjawab : "Yah, dia menumbuhkan
sendiri semua makanan kami. Kami sama sekali tidak
perlu bekerja untuk makanan". Kalkun tambah
bingung : "Maksud kamu, Tuan Petani itu
memberikan padamu semua yang ingin kamu
makan?". Sapi menjawab : "Tepat sekali!.
Tidak hanya itu, dia juga memberikan pada kami
tempat untuk tinggal." Elang dan Kalkun menjadi
syok berat!. Mereka belum pernah mendengar hal
seperti ini. Mereka selalu harus mencari makanan dan
bekerja untuk mencari naungan.
 
Ketika datang waktunya untuk meninggalkan tempat
itu, Kalkun dan Elang mulai berdiskusi lagi tentang
situasi ini. Kalkun berkata pada Elang :
"Mungkin kita harus tinggal di sini. Kita bisa
mendapatkan semua makanan yang kita inginkan tanpa
perlu bekerja. Dan gudang yang disana cocok
dijadikan sarang seperti yang telah pernah bangun.
Disamping itu saya telah lelah bila harus selalu
bekerja untuk dapat hidup."
 
Elang juga goyah dengan pengalaman ini : "Saya
tidak tahu tentang semua ini. Kedengarannya terlalu
baik untuk diterima. Saya menemukan semua ini sulit
untuk dipercaya bahwa ada pihak yang mendapat
sesuatu tanpa imbalan. Disamping itu saya lebih suka
terbang tinggi dan bebas mengarungi langit luas. Dan
bekerja untuk menyediakan makanan dan tempat
bernaung tidaklah terlalu buruk. Pada kenyataannya,
saya menemukan hal itu sebagai tantangan
menarik".
 
Akhirnya, Kalkun memikirkan semuanya dan memutuskan
untuk menetap di mana ada makanan gratis dan juga
naungan. Namun Elang memutuskan bahwa ia amat
mencintai kemerdekaannya dibanding menyerahkannya
begitu saja. Ia menikmati tantangan rutin yang
membuatnya hidup. Jadi setelah mengucapkan selamat
berpisah untuk teman lamanya Si Kalkun, Elang
menetapkan penerbangan untuk petualangan baru yang
ia tidak ketahui bagaimana kedepannya.
 
Semuanya berjalan baik bagi Si Kalkun. Dia makan
semua yang ia inginkan. Dia tidak pernah bekerja.
Dia bertumbuh menjadi burung gemuk dan malas. Namun
lalu suatu hari dia mendengar istri Tuan Petani
menyebutkan bahwa Hari raya Thanksgiving akan datang
beberapa hari lagi dan alangkah indahnya jika ada
hidangan Kalkun panggang untuk makan malam.
Mendengar hal itu, Si Kalkun memutuskan sudah
waktunya untuk minggat dari pertanian itu dan
bergabung kembali dengan teman baiknya, si Elang.
 
Namun ketika dia berusaha untuk terbang, dia
menemukan bahwa ia telah tumbuh terlalu gemuk dan
malas. Bukannya dapat terbang, dia justru hanya bisa
mengepak-ngepakkan sayapnya. Akhirnya di Hari
Thanksgiving keluarga Tuan Petani duduk bersama
menghadapi panggang daging Kalkun besar yang sedap.
 
Ketika anda menyerah pada tantangan hidup dalam
pencarian keamanan, anda mungkin sedang menyerahkan
kemerdekaan anda...Dan Anda akan menyesalinya setelah
segalanya berlalu dan tidak ada KESEMPATAN lagi...
 
Selalu ada keju gratis dalam perangkap tikus -
Pepatah kuno
 

96
Kafe Jongkok / Kepala ikan
« on: 27 August 2008, 08:35:18 AM »
Sebenernya ini cerita yang lama banget.. jadi as usual, kalo repost, minta tolong didelete .. thank u  _/\_

Alkisah pada suatu hari, diadakan sebuah pesta emas peringatan 50 tahun
pernikahan sepasang kakek-nenek. Pesta ini pun dihadiri oleh keluarga
besar kakek dan nenek tersebut beserta kerabat dekat dan kenalan.
Pasangan kakek-nenek ini dikenal sangat rukun, tidak pernah terdengar
oleh siapapun bahkan pihak keluarga mengenai berita mereka perang mulut.
Singkat kata mereka telah mengarungi bahtera pernikahan yang cukup lama
bagi kebanyakan orang. Mereka telah dikaruniai anak-anak yang sudah
dewasa dan mandiri baik secara ekonomi maupun pribadi. Pasangan tersebut
merupakan gambaran sebuah keluarga yang sangat ideal.
 
Disela-sela acara makan malam yang telah tersedia, pasangan yang
merayakan peringatan ulang tahun pernikahan mereka ini pun terlihat
masih sangat romantis.  Di meja makan, telah tersedia hidangan ikan yang
sangat menggiurkan yang merupakan kegemaran pasangan tersebut. Sang
kakek pun, pertama kali melayani sang nenek dengan mengambil kepala ikan
dan memberikannya kepada sang nenek, kemudian mengambil sisa ikan
tersebut untuknya sendiri.
 
Sang nenek melihat hal ini, perasaannya terharu bercampur kecewa dan
heran.
Akhirnya sang nenek berkata kepada sang kakek:
 
"Suamiku, kita telah melewati 50 tahun bahtera pernikahan kita. Ketika
engkau memutuskan untuk melamarku, aku memutuskan untuk hidup bersamamu
dan menerima dengan segala kekurangan yang ada untuk hidup sengsara
denganmu walaupun aku tahu waktu itu kondisi keuangan engkau pas-pasan.
Aku menerima hal tersebut karena aku sangat mencintaimu. Sejak awal
pernikahan kita, ketika kita mendapatkan keberuntungan untuk dapat
menyantap hidangan ikan, engkau selalu hanya memberiku kepala ikan yang
sebetulnya sangat tidak aku suka, namun aku tetap menerimanya dengan
mengabaikan ketidaksukaanku tersebut karena aku ingin membahagiakanmu.
Aku tidak pernah lagi menikmati daging ikan yang sangat aku suka selama
masa pernikahan kita. Sekarangpun, setelah kita berkecukupan, engkau
tetap memberiku hidangan kepala ikan ini. Aku sangat kecewa, suamiku.
Aku tidak tahan lagi untuk mengungkapkan hal ini."
 
Sang kakek pun terkejut dan bersedihlah hatinya mendengarkan penuturan
sang nenek. Akhirnya, sang kakek pun menjawab: "Istriku, ketika engkau
memutuskan untuk menikah denganku, aku sangat bahagia dan aku pun
bertekad untuk selalu membahagiakanmu dengan memberikan yang terbaik
untukmu. Sejujurnya, hidangan kepala ikan ini adalah hidangan yang
sangat aku suka. Namun, aku selalu menyisihkan hidangan kepala ikan ini
untukmu, karena aku ingin memberikan yang terbaik bagimu. Semenjak
menikah denganmu, tidak pernah lagi aku menikmati hidangan kepala ikan
yang sangat aku suka itu. Aku hanya bisa menikmati daging ikan yang
tidak aku suka karena banyak tulangnya itu. Aku minta maaf, istriku."
 
Mendengar hal tersebut, sang nenek pun menangis. Merekapun akhirnya
berpelukan. Percakapan pasangan ini didengar oleh sebagian undangan yang
hadir sehingga akhirnya merekapun ikut terharu.
 
MORAL OF THE STORY:
Kadang kala kita terkejut mendengar atau mengalami sendiri suatu
hubungan yang sudah berjalan cukup lama dan tidak mengalami masalah yang
berarti, kandas di tengah-tengah karena hal yang sepele, seperti masalah
pada cerita di atas. Kualitas suatu hubungan tidak terletak pada lamanya
hubungan tersebut, melainkan terletak sejauh mana kita mengenali
pasangan kita masing-masing. Hal itu dapat dilakukan dengan komunikasi
yang dilandasi dengan keterbukaan. Oleh karena itu, mulailah kita
membina hubungan kita berlandaskan pada kejujuran, keterbukaan dan
saling menghargai satu sama lain.

97
Kafe Jongkok / Dua pilihan
« on: 27 August 2008, 08:15:55 AM »
Dua Pilihan
>
> Pada sebuah jamuan makan malam pengadaan dana untuk
> sekolah anak-anak
> cacat, ayah dari salah satu anak yang bersekolah
> disana menghantarkan satu
> pidato yang tidak mungkin dilupakan oleh mereka yang
> menghadiri acara itu.
>
> Setelah mengucapkan salam pembukaan, ayah tersebut
> mengangkat satu topik:
>
> 'Ketika tidak mengalami gangguan dari sebab-sebab
> eksternal, segala proses
> yang terjadi dalam alam ini berjalan secara
> sempurna/ alami. Namun tidak
> demikian halnya dengan anakku, Shay. Dia tidak dapat
> mempelajari hal-hal
> sebagaimana layaknya anak-anak yang lain.
> Nah, bagaimanakah proses alami ini berlangsung dalam
> diri anakku? '
>
> Para peserta terdiam menghadapi pertanyaan itu.
>
> Ayah tersebut melanjutkan: "Saya percaya bahwa,
> untuk seorang anak seperti
> Shay, yang mana dia mengalami gangguan mental dan
> fisik sedari lahir,
> satu-satunya kesempatan untuk dia mengenali alam ini
> berasal dari bagaimana
> orang-orang sekitarnya memperlakukan dia"
>
> Kemudian ayah tersebut menceritakan kisah berikut:
>
> Shay dan aku sedang berjalan-jalan di sebuah taman
> ketika beberapa orang
> anak sedang bermain baseball. Shay bertanya
> padaku,"Apakah kau pikir mereka
> akan membiarkanku ikut bermain?" Aku tahu bahwa
> kebanyakan anak-anak itu
> tidak akan membiarkan orang-orang seperti Shay ikut
> dalam tim mereka, namun
> aku juga tahu bahwa bila saja Shay mendapat
> kesempatan untuk bermain dalam
> tim itu, hal itu akan memberinya semacam perasaan
> dibutuhkan dan kepercayaan
> untuk diterima oleh orang-orang lain, diluar kondisi
> fisiknya yang cacat.
>
> Aku mendekati salah satu anak laki-laki itu dan
> bertanya apakah Shay dapat
> ikut dalam tim mereka, dengan tidak berharap banyak.
> Anak itu melihat
> sekelilingnya dan berkata, "kami telah kalah 6
> putaran dan sekarang sudah
> babak kedelapan. Aku rasa dia dapat ikut dalam tim
> kami dan kami akan
> mencoba untuk memasukkan dia bertanding pada babak
> kesembilan nanti'
>
> Shay berjuang untuk mendekat ke dalam tim itu dan
> mengenakan seragam tim
> dengan senyum lebar, dan aku menahan air mata di
> mataku dan kehangatan dalam
> hatiku. Anak-anak tim tersebut melihat kebahagiaan
> seorang ayah yang gembira
> karena anaknya diterima bermain dalam satu tim.
>
> Pada akhir putaran kedelapan, tim Shay mencetak
> beberapa skor, namun masih
> ketinggalan angka. Pada putaran kesembilan, Shay
> mengenakan sarungnya dan
> bermain di sayap kanan. Walaupun tidak ada bola yang
> mengarah padanya, dia
> sangat antusias hanya karena turut serta dalam
> permainan tersebut dan berada
> dalam lapangan itu. Seringai lebar terpampang di
> wajahnya ketika aku
> melambai padanya dari kerumunan. Pada akhir putaran
> kesembilan, tim Shay
> mencetak beberapa skor lagi. Dan dengan dua angka
> out, kemungkinan untuk
> mencetak kemenangan ada di depan mata dan Shay yang
> terjadwal untuk menjadi
> pemukul berikutnya.
>
> Pada kondisi yg spt ini, apakah mungkin mereka akan
> mengabaikan kesempatan
> untuk menang dengan membiarkan Shay menjadi kunci
> kemenangan mereka?
>
> Yang mengejutkan adalah mereka memberikan kesempatan
> itu pada Shay.
>
> Semua yang hadir tahu bahwa satu pukulan adalah
> mustahil karena Shay bahkan
> tidak tahu bagaimana caranya memegang pemukul dengan
> benar, apalagi
> berhubungan dengan bola itu. Yang terjadi adalah,
> ketika Shay melangkah maju
> kedalam arena, sang pitcher, sadar bagaimana tim
> Shay telah mengesampingkan
> kemungkinan menang mereka untuk satu momen penting
> dalam hidup Shay,
> mengambil beberapa langkah maju ke depan dan
> melempar bola itu perlahan
> sehingga Shay paling tidak bisa mengadakan kontak
> dengan bola itu.
>
> Lemparan pertama meleset; Shay mengayun tongkatnya
> dengan ceroboh dan
> luput. Pitcher tsb kembali mengambil beberapa
> langkah kedepan, dan melempar
> bola itu perlahan kearah Shay. Ketika bola itu
> datang, Shay mengayun kearah
> bola itu dan mengenai bola itu dengan satu pukulan
> perlahan kembali kearah
> pitcher.
>
> Permainan seharusnya berakhir saat itu juga, pitcher
> tsb bisa saja dengan
> mudah melempar bola ke baseman pertama, Shay akan
> keluar, dan permainan akan
> berakhir.
>
> Sebaliknya, pitcher tsb melempar bola melewati
> baseman pertama, jauh dari
> jangkauan semua anggota tim. Penonton bersorak dan
> kedua tim mulai
> berteriak, "Shay, lari ke base satu! Lari ke base
> satu!". Tidak pernah dalam
> hidup Shay sebelumnya ia berlari sejauh itu, tapi
> dia berhasil melaju ke
> base pertama. Shay tertegun dan membelalakkan
> matanya. Semua orang
> berteriak, "Lari ke base dua, lari ke base dua!"
>
> Sambil menahan napasnya, Shay berlari dengan
> canggung ke base dua. Ia
> terlihat bersinar-sinar dan bersemangat dalam
> perjuangannya menuju base dua.
> Pada saat Shay menuju base dua, seorang pemain sayap
> kanan memegang bola itu
> di tangannya.
>
> Pemain itu merupakan anak terkecil dalam timnya, dan
> dia saat itu mempunyai
> kesempatan menjadi pahlawan kemenangan tim untuk
> pertama kali dalam
> hidupnya. Dia dapat dengan mudah melempar bola itu
> ke penjaga base dua.
> Namun pemain ini memahami maksud baik dari sang
> pitcher, sehingga diapun
> dengan tujuan yang sama melempar bola itu tinggi ke
> atas jauh melewati
> jangkauan penjaga base ketiga. Shay berlari menuju
> base ketiga.
>
> Semua yang hadir berteriak, "Shay, Shay, Shay,
> teruskan perjuanganmu Shay">
> Shay mencapai base ketiga saat seorang pemain lawan
> berlari ke arahnya dan
> memberitahu Shay arah selanjutnya yang mesti
> ditempuh. Pada saat Shay
> menyelesaikan base ketiga, para pemain dari kedua
> tim dan para penonton yang
> berdiri mulai berteriak, "Shay, larilah ke home,
> lari ke home!".
>
> Shay berlari ke home, menginjak balok yg ada, dan
> dielu-elukan bak seorang
> hero yang memenangkan grand slam. Dia telah
> memenangkan game untuk timnya.
>
> Hari itu, kenang ayah tersebut dengan air mata yang
> berlinangan di wajahnya,
> para pemain dari kedua tim telah menghadirkan sebuah
> cinta yang tulus dan
> nilai kemanusiaan kedalam dunia.
>
> Shay tidak dapat bertahan hingga musim panas berikut
> dan meninggal musim
> dingin itu. Sepanjang sisa hidupnya dia tidak pernah
> melupakan momen dimana
> dia telah menjadi seorang hero, bagaimana dia telah
> membuat ayahnya bahagia,
> dan bagaimana dia telah membuat ibunya menitikkan
> air mata bahagia akan sang
> pahlawan kecilnya.
>
> Seorang bijak pernah berkata, sebuah masyarakat akan
> dinilai dari cara
> mereka memperlakukan seorang yang paling tidak
> beruntung diantara mereka.
>
> Catatan kaki:
>
> Kita sering mengirim ribuan jokes lewat email tnp
> pikir panjang, namun bila
> kita harus mengirimkan mail tentang pilihan dalam
> hidup, kita seringkali
> ragu. Kejadian-kejadian vulgar, kasar dan mengerikan
> acap terjadi dalam
> hidup ini, namun pembicaraan tentangnya seolah
> tertelan waktu, baik itu di
> lingkungan pendidikan atau kerja.
>
> Jika Anda berpikir untuk forward email ini,
> kemungkinannya Anda akan memilih
> daftar orang-orang dari email address Anda yang Anda
> pikir layak untuk
> menerima email Anda. Ingatlah, bahwa orang yang
> mengirimi Anda email ini
> berpikir bahwa kita semua dapat membuat perbedaan.
>
> Kita semua mempunyai banyak pilihan dalam hidup
> setiap harinya untuk dapat
> memahami "kejadian alami dalam hidup". Begitu banyak
> hubungan antar 2
> manusia yang kelihatan remeh, sebenarnya telah
> meninggalkan 2 pilihan bagi
> kita:
>
> Apakah kita telah meninggalkan cinta dan kemanusiaan
> atau, Apakah kita telah
> melewatkan kesempatan untuk berbagi kasih dengan
> mereka yang kurang
> beruntung, yang menyebabkan hidup ini menjadi
> dingin?

Ps : kalo repost, tolong didelete, tq

98
Kafe Jongkok / cinta luar biasa dari seorang lelaki biasa
« on: 27 August 2008, 08:11:09 AM »
Ps : seperti biasa, kalo repost, tolong didelete .. tq :)

Story :

Menjelang hari H, Nania masih saja sulit mengungkapkan alasan kenapa dia
mau menikah dengan lelaki itu. Baru setelah menengok ke belakang,
hari-hari yang dilalui, gadis cantik itu sadar, keheranan yang terjadi
bukan semata miliknya, melainkan menjadi milik banyak orang; Papa dan
Mama, kakak-kakak, tetangga, dan teman-teman Nania. Mereka ternyata sama
herannya.
 
Kenapa? Tanya mereka di hari Nania mengantarkan surat undangan.
Saat itu teman-teman baik Nania sedang duduk di kantin menikmati
hari-hari sidang yang baru saja berlalu. Suasana sore di kampus sepi.
Berpasang-pasang mata tertuju pada gadis itu.


Tiba-tiba saja pipi Nania bersemu merah, lalu matanya berpijar bagaikan
lampu neon limabelas watt. Hatinya sibuk merangkai kata-kata yg
barangkali beterbangan di otak melebihi kapasitas. Mulut Nania terbuka.
Semua menunggu. Tapi tak ada apapun yang keluar dari sana . Ia hanya
menarik nafas, mencoba bicara dan? menyadari, dia tak punya kata-kata!

Dulu gadis berwajah indo itu mengira punya banyak jawaban, alasan detil
dan spesifik, kenapa bersedia menikah dengan laki-laki itu. Tapi
kejadian di kampus adalah kali kedua Nania yang pintar berbicara
mendadak gagap. Yang pertama terjadi tiga bulan lalu saat Nania
menyampaikan keinginan Rafli untuk melamarnya. Arisan keluarga Nania
dianggap momen yang tepat karena semua berkumpul, bahkan hingga generasi
ketiga, sebab kakak-kakaknya yang sudah berkeluarga membawa serta buntut
mereka.
 
Kamu pasti bercanda!
Nania kaget. Tapi melihat senyum yang tersungging di wajah kakak tertua,
disusul senyum serupa dari kakak nomor dua, tiga, dan terakhir dari Papa
dan Mama membuat Nania menyimpulkan: mereka serius ketika mengira Nania
bercanda.

Suasana sekonyong-konyong hening. Bahkan keponakan-keponakan Nania yang
balita melongo dengan gigi-gigi mereka yang ompong. Semua menatap Nania!
Nania serius! tegasnya sambil menebak-nebak, apa lucunya jika Raflimemang melamarnya.
Tidak ada yang lucu, suara Papa tegas, Papa hanya tidak mengira Rafliberani melamar anak Papa yang paling cantik!

Nania tersenyum. Sedikit lega karena kalimat Papa barusan adalah
pertanda baik. Perkiraan Nania tidak sepenuhnya benar sebab setelah itu
berpasang-pasang mata kembali menghujaninya, seperti tatapan mata penuh
selidik seisi ruang pengadilan pada tertuduh yang duduk layaknya
pesakitan.

Tapi Nania tidak serius dengan Rafli, kan ? Mama mengambil inisiatif
bicara, masih seperti biasa dengan nada penuh wibawa, maksud Mama siapa
saja boleh datang melamar siapapun, tapi jawabannya tidak harus iya,
toh?

Nania terkesima.
Kenapa?
Sebab kamu gadis Papa yang paling cantik.
Sebab kamu paling berprestasi dibandingkan kami. Mulai dari ajang
busana, sampai lomba beladiri. Kamu juga juara debat bahasa Inggris,
juara baca puisi seprovinsi. Suaramu bagus!
Sebab masa depanmu cerah. Sebentar lagi kamu meraih gelar insinyur.
Bakatmu yang lain pun luar biasa. Nania sayang, kamu bisa mendapatkan
laki-laki manapun yang kamu mau!

 Nania memandangi mereka, orang-orang yang amat dia kasihi, Papa,
kakak-kakak, dan terakhir Mama. Takjub dengan rentetan panjang uraian
mereka atau satu kata 'kenapa' yang barusan Nania lontarkan
 
Nania Cuma mau Rafli, sahutnya pendek dengan airmata mengambang di
kelopak.
Hari itu dia tahu, keluarganya bukan sekadar tidak suka, melainkan
sangat tidak menyukai Rafli. Ketidaksukaan yang mencapai stadium empat.
Parah.

Tapi kenapa?
Sebab Rafli cuma laki-laki biasa, dari keluarga biasa, dengan pendidikan
biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji yg amat sangat
biasa.

Bergantian tiga saudara tua Nania mencoba membuka matanya.
Tak ada yang bisa dilihat pada dia, Nania!

Cukup!
Nania menjadi marah. Tidak pada tempatnya ukuran-ukuran duniawi menjadi
parameter kebaikan seseorang menjadi manusia. Di mana iman, di mana
tawakkal hingga begitu mudah menentukan masa depan seseorang dengan
melihat pencapaiannya hari ini?

Sayangnya Nania lagi-lagi gagal membuka mulut dan membela Rafli.
Barangkali karena Nania memang tidak tahu bagaimana harus membelanya.
Gadis itu tak punya fakta dan data konkret yang bisa membuat Rafli
tampak 'luar biasa'. Nania Cuma punya idealisme berdasarkan perasaan
yang telah menuntun Nania menapaki hidup hingga umur duapuluh tiga. Dan
nalurinya menerima Rafli. Di sampingnya Nania bahagia.

Mereka akhirnya menikah.

***
Setahun pernikahan.
Orang-orang masih sering menanyakan hal itu, masih sering berbisik-bisik
di belakang Nania, apa sebenarnya yang dia lihat dari Rafli. Jeleknya,
Nania masih belum mampu juga menjelaskan kelebihan-kelebihan Rafli agar
tampak di mata mereka.
 
Nania hanya merasakan cinta begitu besar dari Rafli, begitu besar hingga
Nania bisa merasakannya hanya dari sentuhan tangan, tatapan mata, atau
cara dia meladeni Nania. Hal-hal sederhana yang membuat perempuan itu
sangat bahagia.

Tidak ada lelaki yang bisa mencintai sebesar cinta Rafli pada Nania.
Nada suara Nania tegas, mantap, tanpa keraguan.
Ketiga saudara Nania hanya memandang lekat, mata mereka terlihat tak
percaya.

Nia, siapapun akan mudah mencintai gadis secantikmu! Kamu adik kami yang
tak hanya cantik, tapi juga pintar! Betul. Kamu adik kami yang cantik,
pintar, dan punya kehidupan sukses!

 
Nania merasa lidahnya kelu. Hatinya siap memprotes. Dan kali ini
dilakukannya sungguh-sungguh. Mereka tak boleh meremehkan Rafli.
Beberapa lama keempat adik dan kakak itu beradu argumen.
Tapi Rafli juga tidak jelek, Kak!
Betul. Tapi dia juga tidak ganteng kan ?
Rafli juga pintar!
Tidak sepintarmu, Nania.
Rafli juga sukses, pekerjaannya lumayan. Hanya lumayan, Nania. Bukan
sukses. Tidak sepertimu.

Seolah tak ada apapun yang bisa meyakinkan kakak-kakaknya, bahwa adik
mereka beruntung mendapatkan suami seperti Rafli. Lagi-lagi percuma.
Lihat hidupmu, Nania. Lalu lihat Rafli! Kamu sukses, mapan, kamu bahkan
tidak perlu lelaki untuk menghidupimu.
Teganya kakak-kakak Nania mengatakan itu semua. Padahal adik mereka
sudah menikah dan sebentar lagi punya anak.

 

Ketika lima tahun pernikahan berlalu, ocehan itu tak juga berhenti.
Padahal Nania dan Rafli sudah memiliki dua orang anak, satu lelaki dan
satu perempuan. Keduanya menggemaskan. Rafli bekerja lebih rajin setelah
mereka memiliki anak-anak. Padahal itu tidak perlu sebab gaji Nania
lebih dari cukup untuk hidup senang. Tak apa, kata lelaki itu, ketika
Nania memintanya untuk tidak terlalu memforsir diri. Gaji Nania cukup,
maksud Nania jika digabungkan dengan gaji Abang.

Nania tak bermaksud menyinggung hati lelaki itu. Tapi dia tak perlu
khawatir sebab suaminya yang berjiwa besar selalu bisa menangkap hanya
maksud baik..

 Sebaiknya Nania tabungkan saja, untuk jaga-jaga. Ya? Lalu dia mengelus
pipi Nania dan mendaratkan kecupan lembut. Saat itu sesuatu seperti
kejutan listrik menyentakkan otak dan membuat pikiran Nania cerah.
Inilah hidup yang diimpikan banyak orang. Bahagia!
Pertanyaan kenapa dia menikahi laki-laki biasa, dari keluarga biasa,
dengan pendidikan biasa, berpenampilan biasa, dengan pekerjaan dan gaji
yang amat sangat biasa, tak lagi mengusik perasaan Nania. Sebab ketika
bahagia, alasan-alasan menjadi tidak penting.

Menginjak tahun ketujuh pernikahan, posisi Nania di kantor semakin
gemilang, uang mengalir begitu mudah, rumah Nania besar, anak-anak
pintar dan lucu, dan Nania memiliki suami terbaik di dunia. Hidup
perempuan itu berada di puncak!

Bisik-bisik masih terdengar, setiap Nania dan Rafli melintas dan
bergandengan mesra. Bisik orang-orang di kantor, bisik tetangga kanan
dan kiri, bisik saudara-saudara Nania, bisik Papa dan Mama.
Sungguh beruntung suaminya. Istrinya cantik. Cantik ya? dan kaya!

Tak imbang!
Dulu bisik-bisik itu membuatnya frustrasi. Sekarang pun masih, tapi
Nania belajar untuk bersikap cuek tidak peduli. Toh dia hidup dengan
perasaan bahagia yang kian membukit dari hari ke hari.
 
Tahun kesepuluh pernikahan, hidup Nania masih belum bergeser dar
puncak. Anak-anak semakin besar. Nania mengandung yang ketiga. Selama
kurun waktu itu, tak sekalipun Rafli melukai hati Nania, atau membuat
Nania menangis.

 

***

 
Bayi yang dikandung Nania tidak juga mau keluar. Sudah lewat dua minggu
dari waktunya.
Plasenta kamu sudah berbintik-bintik. Sudah tua, Nania. Harus segera
dikeluarkan!

Mula-mula dokter kandungan langganan Nania memasukkan sejenis obat ke
dalam rahim Nania. Obat itu akan menimbulkan kontraksi hebat hingga
perempuan itu merasakan sakit yang teramat sangat. Jika semuanya normal,
hanya dalam hitungan jam, mereka akan segera melihat si kecil.

Rafli tidak beranjak dari sisi tempat tidur Nania di rumah sakit. Hanya
waktu-waktu shalat lelaki itu meninggalkannya sebentar ke kamar mandi,
dan menunaikan shalat di sisi tempat tidur. Sementara kakak-kakak serta
orangtua Nania belum satu pun yang datang.

Anehnya, meski obat kedua sudah dimasukkan, delapan jam setelah obat
pertama, Nania tak menunjukkan tanda-tanda akan melahirkan. Rasa sakit
dan melilit sudah dirasakan Nania per lima menit, lalu tiga menit. Tapi
pembukaan berjalan lambat sekali.

 
Baru pembukaan satu. Belum ada perubahan, Bu. Sudah bertambah sedikit,
kata seorang suster empat jam kemudian menyemaikan harapan.

Sekarang pembukaan satu lebih sedikit. Nania dan Rafli berpandangan.
Mereka sepakat suster terakhir yang memeriksa memiliki sense of humor
yang tinggi.

Tigapuluh jam berlalu. Nania baru pembukaan dua. Ketika pembukaan pecah,
didahului keluarnya darah, mereka terlonjak bahagia sebab dulu-dulu
kelahiran akan mengikuti setelah ketuban pecah. Perkiraan mereka
meleset.
Masih pembukaan dua, Pak! Rafli tercengang. Cemas. Nania tak bisa
menghibur karena rasa sakit yang sudah tak sanggup lagi ditanggungnya.
Kondisi perempuan itu makin payah. Sejak pagi tak sesuap nasi pun bisa
ditelannya.

 
Bang? Rafli termangu. Iba hatinya melihat sang istri memperjuangkan dua
kehidupan.
Dokter?
Kita operasi, Nia. Bayinya mungkin terlilit tali pusar.

Mungkin? Rafli dan Nania berpandangan. Kenapa tidak dari tadi kalau
begitu? Bagaimana jika terlambat?
Mereka berpandangan, Nania berusaha mengusir kekhawatiran. Ia senang
karena Rafli tidak melepaskan genggaman tangannya hingga ke pintu kamar
operasi. Ia tak suka merasa sendiri lebih awal.

Pembiusan dilakukan, Nania digiring ke ruangan serba putih. Sebuah sekat
ditaruh di perutnya hingga dia tidak bisa menyaksikan ketrampilan
dokter-dokter itu. Sebuah lagu dimainkan. Nania merasa berada dalam
perahu yang diguncang ombak. Berayun-ayun. Kesadarannya naik-turun.
Terakhir, telinga perempuan itu sempat menangkap teriakan-teriakan di
sekitarnya, dan langkah-langkah cepat yang bergerak, sebelum kemudian
dia tak sadarkan diri.

Kepanikan ada di udara. Bahkan dari luar Rafli bisa menciumnya. Bibir
lelaki itu tak berhenti melafalkan zikir.
Seorang dokter keluar, Rafli dan keluarga Nania mendekat.
Pendarahan hebat!
Rafli membayangkan sebuah sumber air yang meluap, berwarna merah. Ada
varises di mulut rahim yang tidak terdeteksi dan entah bagaimana pecah!
Bayi mereka selamat, tapi Nania dalam kondisi kritis.

Mama Nania yang baru tiba, menangis. Papa termangu lama sekali.
Saudara-saudara Nania menyimpan isak, sambil menenangkan orangtua
mereka.
Rafli seperti berada dalam atmosfer yang berbeda. Lelaki itu tercenung
beberapa saat, ada rasa cemas yang mengalir di pembuluh-pembuluh
darahnya dan tak bisa dihentikan, menyebar dan meluas cepat seperti
kanker.
 Setelah itu adalah hari-hari penuh doa bagi Nania.

 
***
Sudah seminggu lebih Nania koma. Selama itu Rafli bolak-balik dari
kediamannya ke rumah sakit. Ia harus membagi perhatian bagi Nania dan
juga anak-anak. Terutama anggota keluarganya yang baru, si kecil. Bayi
itu sungguh menakjubkan, fisiknya sangat kuat, juga daya hisapnya. Tidak
sampai empat hari, mereka sudah oleh membawanya pulang.

Mama, Papa, dan ketiga saudara Nania terkadang ikut menunggui Nania di
rumah sakit, sesekali mereka ke rumah dan melihat perkembangan si kecil.
Walau tak banyak, mulai terjadi percakapan antara pihak keluarga Nania
dengan Rafli.

 
Lelaki itu sungguh luar biasa. Ia nyaris tak pernah meninggalkan rumah
sakit, kecuali untuk melihat anak-anak di rumah. Syukurnya pihak
perusahaan tempat Rafli bekerja mengerti dan memberikan izin penuh. Toh,
dedikasi Rafli terhadap kantor tidak perlu diragukan.
 
Begitulah Rafli menjaga Nania siang dan malam. Dibawanya sebuah Quran
kecil, dibacakannya dekat telinga Nania yang terbaring di ruang ICU.
Kadang perawat dan pengunjung lain yang kebetulan menjenguk sanak famili
mereka, melihat lelaki dengan penampilan sederhana itu bercakap-cakap
dan bercanda mesra..

 
Rafli percaya meskipun tidak mendengar, Nania bisa merasakan
kehadirannya.
Nania, bangun, Cinta? Kata-kata itu dibisikkannya berulang-ulang sambil
mencium tangan, pipi dan kening istrinya yang cantik.
 
Ketika sepuluh hari berlalu, dan pihak keluarga mulai pesimis dan
berfikir untuk pasrah, Rafli masih berjuang. Datang setiap hari ke rumah
sakit, mengaji dekat Nania sambil menggenggam tangan istrinya mesra.
Kadang lelaki itu membawakan buku-buku kesukaan Nania ke rumah sakit dan
membacanya dengan suara pelan. Memberikan tambahan di bagian ini dan
itu. Sambil tak bosan-bosannya berbisik,
Nania, bangun, Cinta?
 Malam-malam penantian dilewatkan Rafli dalam sujud
dan permohonan. Asalkan Nania sadar, yang lain tak jadi soal. Asalkan
dia bisa melihat lagi cahaya di mata kekasihnya, senyum di bibir Nania,
semua yang menjadi sumber semangat bagi orang-orang di sekitarnya, bagi
Rafli.

Rumah mereka tak sama tanpa kehadiran Nania. Anak-anak merindukan
ibunya. Di luar itu Rafli tak memedulikan yang lain, tidak wajahnya yang
lama tak bercukur, atau badannya yang semakin kurus akibat sering lupa
makan.
Ia ingin melihat Nania lagi dan semua antusias perempuan itu di mata,
gerak bibir, kernyitan kening, serta gerakan-gerakan kecil lain di
wajahnya yang cantik. Nania sudah tidur terlalu lama.

Pada hari ketigapuluh tujuh doa Rafli terjawab. Nania sadar dan wajah
penat Rafli adalah yang pertama ditangkap matanya.
Seakan telah begitu lama. Rafli menangis, menggenggam tangan Nania dan
mendekapkannya ke dadanya, mengucapkan syukur berulang-ulang dengan
airmata yang meleleh.

Asalkan Nania sadar, semua tak penting lagi.

Rafli membuktikan kata-kata yang diucapkannya beratus kali dalam doa.
Lelaki biasa itu tak pernah lelah merawat Nania selama sebelas tahun
terakhir. Memandikan dan menyuapi Nania, lalu mengantar anak-anak ke
sekolah satu per satu. Setiap sore setelah pulang kantor, lelaki itu
cepat-cepat menuju rumah dan menggendong Nania ke teras, melihat senja
datang sambil memangku Nania seperti remaja belasan tahun yang sedang
jatuh cinta.
 
Ketika malam Rafli mendandani Nania agar cantik sebelum tidur.
Membersihkan wajah pucat perempuan cantik itu, memakaikannya gaun tidur.
Ia ingin Nania selalu merasa cantik. Meski seringkali Nania mengatakan
itu tak perlu. Bagaimana bisa merasa cantik dalam keadaan lumpuh?

Tapi Rafli dengan upayanya yang terus-menerus dan tak kenal lelah selalu
meyakinkan Nania, membuatnya pelan-pelan percaya bahwa dialah perempuan
paling cantik dan sempurna di dunia. Setidaknya di mata Rafli.

Setiap hari Minggu Rafli mengajak mereka sekeluarga jalan-jalan keluar.
Selama itu pula dia selalu menyertakan Nania. Belanja, makan di
restoran, nonton bioskop, rekreasi ke manapun Nania harus ikut.
Anak-anak, seperti juga Rafli, melakukan hal yang sama, selalu
melibatkan Nania. Begitu bertahun-tahun.

Awalnya tentu Nania sempat merasa risih dengan pandangan orang-orang di
sekitarnya. Mereka semua yang menatapnya iba, lebih-lebih pada Rafli
yang berkeringat mendorong kursi roda Nania ke sana kemari. Masih dengan
senyum hangat di antara wajahnya yang bermanik keringat.

Lalu berangsur Nania menyadari, mereka, orang-orang yang ditemuinya di
jalan, juga tetangga-tetangga, sahabat, dan teman-teman Nania tak puas
hanya memberi pandangan iba, namun juga mengomentari, mengoceh, semua
berbisik-bisik.

Baik banget suaminya! Lelaki lain mungkin sudah cari perempuan kedua!
Nania beruntung! Ya, memiliki seseorang yang menerima dia apa adanya.

99
Kafe Jongkok / Kasih Ibu
« on: 27 August 2008, 06:55:55 AM »
Alkisah di sebuah desa, ada seorang ibu yang sudah tua, hidup berdua dengan
anak satu-satunya. Suaminya sudah lama meninggal karena sakit. Sang ibu sering
meratapi nasibnya memikirkan anaknya yang mempunyai tabiat sangat buruk yaitu
suka mencuri, berjudi, mabuk, dan melakukan tindakan-tindakan negatif lainnya. Ia
selalu berdoa memohon, "Tuhan, tolong sadarkan anak yang kusayangi ini, supaya
tidak berbuat dosa lagi. Aku sudah tua dan ingin menyaksikan dia bertobat
sebelum aku mati." Tetapi, si anak semakin larut dengan perbuatan jahatnya.

Suatu hari, dia dibawa kehadapan raja untuk diadili setelah tertangkap lagi
saat mencuri dan melakukan kekerasan di rumah penduduk desa. Perbuatan jahat
yang telah dilakukan berkali-kali, membawanya dijatuhi hukuman pancung. Diumumkan
ke seluruh desa, hukuman akan dilakukan di depan rakyat desa keesokan harinya, tepat
pada saat lonceng berdentang menandakan pukul enam pagi.

Berita hukuman itu membuat si ibu menangis sedih. Doa pengampunan terus
dikumandangkannya sambil dengan langkah tertatih dia mendatangi raja untuk
memohon anaknya jangan dihukum mati. Tapi keputusan tidak bisa dirubah! Dengan
hati hancur, ibu tua kembali ke rumah.

Keesokan harinya, di tempat yang sudah ditentukan, rakyat telah berkumpul
di lapangan pancung. Sang algojo tampak bersiap dan si anak pun pasrah
menyesali nasib dan menangis saat terbayang wajah ibunya yang sudah tua.

Detik-detik yang dinantikan akhirnya tiba. Namun setelah lewat lima menit
dari pukul 06.00, lonceng belum berdentang. Suasana pun mulai berisik. Petugas  lonceng pun kebingungan karena sudah sejak tadi
dia menarik tali lonceng tapi suara dentangnya tidak ada. Saat mereka semua
sedang bingung, tibatiba dari tali lonceng itu mengalir darah. Seluruh hadirin
berdebar-debar menanti, apa gerangan yang terjadi? Ternyata di dalam lonceng
ditemui tubuh si ibu tua dengan kepala hancur berlumuran darah. Dia memeluk bandul
dan menggantikannya dengan kepalanya membentur di dinding lonceng.

Si ibu mengorbankan diri untuk anaknya. Malam harinya dia bersusah payah
memanjat dan mengikatkan dirinya ke bandul di dalam lonceng, agar lonceng tidak
pernah berdentang demi menghindari hukuman pancung anaknya.

Semua orang yang menyaksikan kejadian itu tertunduk dan meneteskan air
mata. Sementara si anak meraung-raung menyaksikan tubuh ibunya terbujur
bersimbah darah. Penyesalan selalu datang terlambat!

Pembaca yang budiman,

Kasih ibu kepada anaknya sungguh tiada taranya. Betapun jahat si anak, seorang
ibu rela berkorban dan akan tetap mengasihi sepenuh hidupnya. Maka selagi ibu
kita masih hidup, kita layak melayani, menghormati, mengasihi, dan
mencintainya. Perlu kita sadari pula suatu hari nanti, kitapun akan menjadi
orang tua dari anak-anak kita,  yang
pasti kita pun ingin dihormati, dicintai dan dilayani sebagaimana layaknya
sebagai orang tua.

Bila hidup diantara keluarga ataupun sebagai sesama manusia jika kita
bisa saling menghargai, menyayangi, mencintai, dan melayani, niscaya hidup ini
akan terasa lebih indah dan membahagiakan.


Ps : Kalo repost, tolong di delete ya.. tq

100
Kafe Jongkok / The power of reward
« on: 26 August 2008, 06:24:58 PM »
Ada kisah nyata seorang penyanyi terkenal di Eropa,
> seorang wanita yang memiliki suara yang bagus
> sekali. Wanita ini bersuamikan pemain musik, pemain
> keyboard, dan seorang pengarang lagu. Begitu
> pandainya sang suami ini tentang lagu, nada, birama,
> tangga nada dan hal-hal lain di bidang musik semacam
> itu, sehingga dia selalu menemukan apa yang harus
> dikoreksi ketika isterinya menyanyi.
>
> Kalau isterinya menyanyi selalu saja ada komentar
> dan kritik seperti; bagian depan kurang tinggi, lain
> kali dia berkata bagian ini kurang pelan, lain kali
> dia berkata bagian akhir harusnya "kres"..naik
> sedikit, dsb..selalu saja ada komentar pedas yang
> dia lontarkan kalau isterinya menyanyi dan
> bersenandung. Akhirnya sang wanita malas menyanyi.
> Dia berkeputusan...wah gak usah nyanyi aja deh, apa
> aja salah terus, nyanyi apa aja ada yang kurang.
> Enggak usah nyanyi kalau
>
> nyanyi kadang malah bertengkar...
>
> Singkat cerita, karena suatu musibah, sang suami
> meninggal dan lama setelah itu si wanita menikah
> lagi dengan seorang tukang ledeng. Tukang ledeng ini
> tidak tahu menahu soal musik. Yang ia tahu isterinya
> bersuara bagus dan dia selalu memuji isterinya kalau
> bernyanyi.
>
> Suatu ketika isterinya bertanya: "Pak, bagaimana
> laguku pa?" dan dia berkata kepada isterinya:
> "Ma...saya ini selalu ingin cepat pulang karena mau
> dengar engkau menyanyi, ma!!" Lain kali dia
> berkata,"Ma..kalau saya tidak menikah dengan engkau,
> mungkin saya sudah tuli kali ma..., karena bunyi
> dentuman, bunyi gergaji, bunyi cericit drat pipa
> ledeng, gesekan pipa ledeng dan bunyi pipa lainnya
> yang saya dengar sepanjang hari kalau saya
> bekerja....Sebelum saya menikah denganmu ma...saya
> sering
> mimpi dan terngiang2 suara2 gergaji dll yang tidak
> mengenakkan itu ketika tidur. Sekarang setelah
> menikah dan sering
>
> mendengar engkau menyani...lagumulah yang
> terngiang2..."
>
> Istrinya sangat bersuka cita, tersanjung merasa
> diterima dengan pujian yang diterimanya dan membuat
> dia gemar bernyanyi, bernyanyi dan bernyanyi...Mandi
> dia bernyanyi, masak dia bernyanyi dan tanpa
> disadarinya dia berlatih, berlatih dan berlatih.
> Suaminya mendorong hingga dia mulai merekam dan
> mengeluarkan kaset volume pertama dan ternyata
> disambut baik oleh masyarakat.
>
> Wanita ini akhirnya menjadi penyanyi terkenal, dan
> dia terkenal bukan pada saat suaminya ahli musik,
> tetapi saat suaminya seorang tukang ledeng, yang
> memberinya sedikit demi sedikit pujian ketika dia
> menyanyi.
>
> Sedikit pujian memberikan penerimaan...sedikit
> pujian memberikan rasa diterima...memberikan
> dorongan...semangat dan dorongan untuk melakukan hal
> yang baik dan lebih baik lagi. Sedikit pujian dapat
> membuat seseorang bisa meraih prestasi tertinggi
> yang bisa diraihnya.
>
> Omelan, bentakan, kecaman, amarah atau kritik yang
> tidak membangun tidak banyak merubah...Karena itu
> marilah kita saling memberikan sedikit pujian satu
> dengan yang lain.
>
>

Ps : sekali lagi kalo repost, tolong di delete..tq

101
Kafe Jongkok / JAngan pernah berhenti berbuat baik
« on: 26 August 2008, 06:21:50 PM »
Suatu hari, seorang anak lelaki miskin yang hidup dari menjual asongan
dari pintu ke pintu, menemukan bahwa dikantongnya hanya tersisa
beberapa sen uangnya, dan dia sangat lapar.

Anak lelaki tersebut memutuskan untuk meminta makanan dari rumah
berikutnya. Akan tetapi anak itu kehilangan keberanian saat seorang
wanita muda membuka pintu rumah. Anak itu tidak jadi meminta makanan,
ia hanya berani meminta segelas air.

Wanita muda tersebut melihat, dan berpikir bahwa anak lelaki tersebut
pastilah lapar, oleh karena itu ia membawakan segelas besar susu.
Anak lelaki itu meminumnya dengan lambat, dan kemudian bertanya,
"berapa saya harus membayar untuk segelas besar susu ini ?"
Wanita itu menjawab: "Kamu tidak perlu membayar apapun".
"Ibu kami mengajarkan untuk tidak menerima bayaran untuk kebaikan"
kata wanita itu menambahkan.
Anak lelaki itu kemudian menghabiskan susunya dan berkata :" Dari
dalam hatiku aku berterima kasih pada anda."

Sekian belas tahun kemudian, wanita muda tersebut mengalami sakit
yang
sangat kritis. Paradokter dikota itu sudah tidak sanggup
menanganinya.

Mereka akhirnya mengirimnya ke kotabesar, dimana terdapat dokter
spesialis yang mampu menangani penyakit langka tersebut.
Dr. Howard Kelly dipanggil untuk melakukan pemeriksaan. Pada saat ia
mendengar nama kota asal si wanita tersebut, terbersit seberkas
pancaran aneh pada mata dokter Kelly.
Segera ia bangkit dan bergegas turun melalui hall rumah sakit, menuju
kamar si wanita tersebut.

Dengan berpakaian jubah kedokteran ia menemui si wanita itu. Ia
langsung mengenali wanita itu pada sekali pandang. Ia kemudian kembali
ke ruang konsultasi dan memutuskan untuk melakukan upaya terbaik untuk
menyelamatkan nyawa wanita itu. Mulai hari itu, Ia selalu memberikan
perhatian khusus pada kasus wanita itu.

Setelah melalui perjuangan yang panjang, akhirnya diperoleh
kemenangan.. . Wanita itu sembuh !!. Dr. Kelly meminta bagian keuangan
rumah sakit untuk mengirimkan seluruh tagihan biaya pengobatan
kepadanya untuk persetujuan.

Dr. Kelly melihatnya, dan menuliskan sesuatu pada pojok atas lembar
tagihan, dan kemudian mengirimkannya ke kamar pasien.
Wanita itu takut untuk membuka tagihan tersebut, ia sangat yakin bahwa
ia tak akan mampu membayar tagihan tersebut walaupun harus dicicil
seumur hidupnya.

Akhirnya Ia memberanikan diri untuk membaca tagihan tersebut, dan
ada sesuatu yang menarik perhatuannya pada pojok atas lembar tagihan
tersebut. Ia membaca tulisan yang berbunyi..
"Telah dibayar lunas dengan segelas besar susu.." tertanda, DR Howard
Kelly.
Air mata kebahagiaan membanjiri matanya. Ia berdoa: "Tuhan, terima
kasih, bahwa cintamu telah memenuhi seluruh bumi melalui hati dan
tangan manusia."

Sekarang terserah anda,anda dapat mengirimkan pesan cinta ini kepada
orang lain, atau abaikannya dan berpura-pura bahwa kisah ini tidak
menyentuh hati Anda.--

Ps : Jika repost, tolong didelete.. tq

102
Kafe Jongkok / Zodiac ala mesir kuno
« on: 26 August 2008, 05:51:33 PM »
1. Thoth [29 Agustus - 27 September]
Toth adalah Dewa Pembelajaran.
Kekuatan : Kaya pengalaman, Mampu memecahkan berbagai masalah,  berpikir akurat, berjiwa kepemimpinan, dan punya ide yang orisinil.
Kelemahan : Suka terburu buru, tidak sabaran.
Pekerjaan yang cocok : Jurnalis, Aktor,
Pengacara, dan Guru.
 
 
2. Horus [28 September - 27 Oktober]
Horus adalah Dewa Matahari Bersinar
Kekuatan : berani menghadang bahaya, optimis, penuh motivasi, pandai bersosialisasi.
Kelemahan : Kurang realistik, keras kepala
Pekerjaan yang cocok : politisi dan bergerak di bidang media.
 
 
3. Wadjet [28 Oktober - 26 November]
Wedjet adalah Dewi Kobra Kerajaan, Simbol pengetahuan
Kekuatan : rasional, hati hati, teliti, ambisius, sangat setia pada nilai nilai keluarga
Kelemahan : pesimis, angkuh, menganggap diri paling benar, kadang  tak mampu bersosialisasi, kikir
Pekerjaan yang cocok : kontraktor, arsitek, insinyur, editor
 
 
4. Sekhmet [27 November - 26 Desember]
Sekhmet adalah Dewa perang dan pasukan berkuda
Kekuatan : Suasana hati mudah berubah ubah, jenaka, mampu bertahan dalam saat saat sulit, bermental kuat, optimis, dan penuh imajinasi
Kelemahan : tidak sabaran, sering bertengkar
Pekerjaan yang cocok : guru, dosen, penulis, pembaca berita,  investor, olahragawan
 
 
5. Sphinx [27 Desember - 25 Januari]
Sphinx adalah penjaga harta karun
Kekuatan : disiplin, penuh perasaan, cerdas, mudah menyesuaikan  sikap dengan kondisi yang ada, walau tampak humoris dan jenaka tapi sesungguhnya mereka ini serius, hati hati sekali
Kelemahan : kadang angkuh, agak terlalu tegang, sensitif dengan  keadaan
Pekerjaan yang cocok : wiraswasta
 
 
6. Shu [26 Januari - 24 Februari]
Shu adalah Dewa sinar Mentari dan angin
Kekuatan : sangat kreatif, humoris, hati hati, dan punya prinsip
Kelemahan : mudah ragu ragu, dan kehilangan kesempatan
Pekerjaan yang cocok : pekerja sosial, konselor, petani, pencinta binatang
 
 
7. Isis [25 Februari - 26 Maret]
Isis adalah Dewa Displin
Kekuatan : Suka berterus terang, idealis, aktif, percaya diri,  populer karena pemikiran dan selera humornya, cara pikirnya logis namun sekaligus intuitif
Kelemahan : terobsesi deengan ide ide nya, menyerah saat masalah memuncak
Pekerjaan yang cocok : fotografer komersil dan iklan
 
 
8. Osiris [27 Maret - 25 April]
Osiris adalah Dewa Dunia Bawah
Kekuatan : dinamis, pandai, mampu mengambil kesempatan dan berwiraswasta.
Kelemahan : menghindari tanggung jawab, sulit dipahami
Pekerjaan yang cocok : pengajar dan sales
 
 
9. Amun [26 April - 25 Mei]
Amun adalah Dewa yang membangun dunia
Kekuatan : punya keinginan yang kuat, tegas, berani, percaya diri, dan terkenal
Kelemahan : keras kepala, dan kurang toleransi
Pekerjaan yang cocok : keuangan
 
 
10. Hathur [26 Mei - 24 Juni]
Hathur adalah Dewi Bumi dan Langit
Kekuatan : berkharisma, romantis, ekspresif, terikat kuat dengan  cinta
Kelemahan : cemburuan, emosional, iri hati, mudah terpengaruh untuk membenci orang, mudah jatuh cinta
 
 
 
11. Phoenix [25 Juni - 24 Juli]
Phoenix adalah burung kehidupan dan kebangkitan
Kekuatan : optimis, fleksibel, mampu memotivasi orang lain untuk  tetap optimis
Kelemahan : senang menyendiri, keras kepala, pemimpi, dan kurang realistis
Pekerjaan yang cocok : pekerjaan yg penuh resiko, wiraswasta, ahli teknik
 
 
 
12. Anubis [25 Juli - 28 Agustus]
Anubis adalah Penjaga Dunia bawah dan Sang penentu zodiak lain
Kekuatan : percaya diri, terhormat, bertanggung jawab, simpatik,  baik hati,penuh cinta dan gigih.
Kelemahan : tidak tercatat kelemahannya
Pekerjaan yang cocok : bidang iklan dan mode/fashion

Ps : kalo repost, tolong didelete..tq  _/\_

103
Kafe Jongkok / Berat segelas air
« on: 26 August 2008, 11:29:27 AM »
Berat segelas air

Pada Saat Kuliah Tentang Manajemen Stress,

Stephen Covey Mengangkat Segelas Air Dan
Bertanya Kepada Para Siswanya,

"Seberapa Berat Menurut Anda, Kira-Kira
Segelas Air Ini..?"

Para Siswa Menjawab Mulai Dari 200 Gram
Sampai 500 Gram,

"Ini Bukanlah Masalah Berat Absolutnya..
Tapi Tergantung Berapa Lama Anda
Memegangnya. ." Kata Covey,

"Jika Saya Memegangnya Selama 1 Menit..
Tidak Ada Masalah.."

"Jika Saya Memegangnya Selama 1 Jam..
Lengan Kanan Saya Akan Sakit.."

"Dan Jika Saya Memegangnya Selama 1 Hari
Penuh.. Mungkin Anda Harus Memanggilkan
Ambulans Untuk Saya.."

"Beratnya Sebenarnya Sama.. Tapi Semakin
Lama Saya Memegangnya. . Maka Bebannya
Akan Semakin Berat.."

"Jika Kita Membawa Beban Kita Terus
Menerus.. Lambat Laun Kita Tidak Akan
Mampu Membawanya Lagi.."

"Beban Itu Akan Meningkat Beratnya.."
Lanjut Covey,

"Apa Yang Harus Kita Lakukan Adalah
Meletakkan Gelas Tersebut...
Istirahat Sejenak Sebelum Mengangkatnya Lagi.."

"Kita Harus Meninggalkan Beban Kita
Secara Periodik.. Agar Kita Dapat Lebih
Segar Dan Mampu Membawanya Lagi.."

"Jadi Sebelum Pulang Ke Rumah Dari
Pekerjaan Sore Ini.. Tinggalkan Beban
Pekerjaan.."

"Jangan Bawa Pulang.. Beban Itu Dapat
Diambil Lagi Besok.."

"Apapun Beban Yang Ada Di Pundak Anda
Hari Ini.. Coba Tinggalkan Sejenak Jika
Bisa.."

"Setelah Beristirahat. . Nanti Dapat
Diambil Lagi.."

"Hidup Ini Singkat.. Jadi Cobalah
Menikmatinya Dan Memanfaatkannya. .!"

"Hal Terindah Dan Terbaik Di Dunia Ini
Tak Dapat Dilihat, Atau Disentuh.."

"Tapi Dapat Dirasakan Jauh Di Dalam
Hati Kita..!"

Ps : kalo repost... sekali lagi.. tolong di delete :D

104
Kafe Jongkok / Good Story
« on: 26 August 2008, 11:21:28 AM »
Seorang Ibu Guru taman kanak-kanak ( TK ) tersebut mengadakan
"permainan".

Ibu Guru menyuruh anak tiap-tiap muridnya membawa kantong plastik
transparan 1 buah dan kentang. Masing-masing kentang tersebut di beri
nama berdasarkan
nama orang yang dibenci, sehingga jumlah kentangnya tidak   ditentukan
berapa ... tergantung jumlah orang-orang yang dibenci.

Pada hari yang disepakati masing-masing murid membawa kentang dalam
kantong plastik. Ada yang berjumlah 2, ada yang 3 bahkan ada yang 5.
Seperti perintah guru mereka tiap-tiap kentang di beri nama sesuai nama
orang yang dibenci. Murid-murid harus membawa kantong plastik berisi
kentang tersebut kemana saja mereka pergi, bahkan ke toilet sekalipun,
selama 1 minggu.

Hari berganti hari, kentang-kentang pun mulai membusuk, murid-murid
mulai mengeluh, apalagi yang membawa 5 buah kentang, selain berat baunya
juga tidak sedap.

Setelah 1 minggu murid-murid TK tersebut merasa lega karena penderitaan
mereka akan segera berakhir.

Ibu Guru : " Bagaimana rasanya membawa kentang selama 1 minggu ?"

Keluarlah keluhan dari murid-murid TK tersebut, pada umumnya mereka
tidak merasa nyaman harus membawa kentang-kentang busuk tersebut ke
manapun mereka pergi.

Guru pun menjelaskan apa arti dari " permainan " yang mereka lakukan.

Ibu Guru : " Seperti itulah kebencian yang selalu kita bawa-bawa apabila
kita tidak bisa memaafkan orang lain. Sungguh sangat tidak menyenangkan
membawa kentang busuk kemana pun kita pergi. Itu hanya 1 minggu.
Bagaimana jika kita membawa kebencian itu seumur hidup?"


Ps : Kalo repost, tolong didelete..tq

105
Kafe Jongkok / pelajaran dari matsuhita
« on: 26 August 2008, 11:16:29 AM »
Sekarang ini, kita semua tahu 'krisis ekonomi'. Walau sudah berlalu, gemanya masih terasa sampai saat ini. Pengaruhnya terhadap cara hidup, luar biasa besarnya.

 

Kalangan atas, berguguran.

Kalangan menengah ke bawah, pontang-panting.

Kerusakan yang ditimbulkan tidak kita ragukan lagi.

Tapi ... kebayang gak seh, situasi yang lebih gawat daripada krisis ?

 

Di tahun 1929, pernah terjadi 'depresi ekonomi global'.

Wall Street menukik tajam tak terkendali.

Surat saham tak lebih nilainya seperti kertas biasa.

 

Saat itu, General Motor terpaksa mem-PHK separo dari 92.829 karyawannya. Perusahaan besar maupun kecil bangkrut.

Jutaan orang menjadi pengangguran. Jutaan orang kelaparan. Daya beli turun bersama harga dan lowongan pekerjaan.

 

Malam menjadi gelap gulita.

Kepanikan terjadi di mana-mana.

Toko yang masih bertahan, menghentikan pembelian dari pabrik karena gudang sudah penuh dengan barang yang tidak terjual.

 

Saat itu, Konosuke Matsushita yang memproduksi peralatan listrik

bermerek National dan Panasonic baru saja merampungkan pabrik dan kantor dengan pinjaman dari Bank Sumitomo.

Kondisi badannya sering sakit-sakitan akibat gizi yang kurang dimasa kanak-kanak, ditambah lagi dengan kerja 18 jam sehari, 7 hari seminggu selama 12 tahun merintis usahanya. Hanya semangat hiduplah yang membuatnya masih bernapas.

Dengan punggung bersandar ke tembok rumah, Matsushita mendengarkan laporan tentang kondisi perekonomian yang terus memburuk ketika manajemennya datang menjenguk. Lalu bagaimana tanggapannya ?

"Kurangi produksi separonya, tetapi JANGAN mem-PHK karyawan. Kita

akan mengurangi produksi bukan dengan merumahkan pekerja, tetapi dengan meminta mereka untuk bekerja di pabrik hanya setengah hari.

Kita akan terus membayar upah seperti yang mereka terima sekarang, tetapi kita akan menghapus semua hari libur. Kita akan meminta semua pekerja untuk bekerja sebaik mungkin dan berusaha menjual semua barang yang ada di gudang."

Perintah ini bagi anak buahnya sama anehnya dengan depresi ekonomi itu sendiri. Koq bisa terjadi, yah ?

Dalam situasi begitu, sangatlah masuk akal jika perusahaan mem-PHK karyawan demi efisiensi. Namun Matsushita karena keyakinannya pada sang kebajikan sudah mantap, demi kelangsungan hidup anak-istri karyawannya, akhirnya mampu menghasilkan terobosan yang manusiawi pada masa depresi ekonomi tersebut.

Kebajikan Matsushita terhadap karyawannya mendapatkan hasil yang manis 16 tahun kemudian dari karyawan yang pernah ditolongnya. Ia menuai buah kebajikannya sendiri.

Ketika Perang Dunia II berakhir, Jenderal Douglas McArthur yang mengendalikan Jepang, menangkapi semua pengusaha Jepang untuk diadili karena keterlibatan mereka selama perang.

Pada kurun 1930-an, para pengusaha Jepang, termasuk Matsushita,

mendapat tekanan rezim militer Jepang saat itu untuk memproduksi senjata dan logistik militer lainnya. Maka Matsushita pun ikut ditangkap.

Sekitar 15.000 pekerja bersama keluarganya membubuhkan tanda tangan petisi pembelaan untuk Matsushita !!! Jenderal McArthur pun tercengang oleh petisi tersebut dan akhirnya membebaskan Matsushita.

Tidak ada pemilik usaha dan pimpinan industri sebelum perang dunia kedua yang diizinkan McArthur kembali ke pekerjaannya kecuali Matsushita.

Demikianlah Matsushita dapat terus memimpin perusahaannya sampai menjadi raksasa elektronik dunia, dan baru pensiun pada tahun 1989 pada usia 94 tahun.

Ketika Matsushita meninggal tahun 1990, bukan cuma para pebisnis yang berduka cita. Presiden Amerika saat itu, George Bush ( Senior ), pun turut berduka.

Matsushita berhasil membangun dirinya melewati ambang batas pengusaha yang umumnya selalu lapar duit dan haus fulus serta menjadi pribadi yang humanis dan filsuf yang sangat peduli terhadap kemanusiaan.

Bagi Matsushita, uang bukanlah tujuan.

Meskipun butuh uang tetapi uang bukanlah segala-galanya. Baginya, uang adalah sarana untuk melakukan kebajikan.

 

Itu sebabnya, beliau tidak pernah menggigit orang, main curang, atau merebut jatah orang lain. Matsushita yakin bahwa kalau kita tidak jahat dan terus berbuat baik maka kejahatan akan menjauhi kita dan kebaikan akan melindungi kita.

 

Bagaimana dengan kita ?

Sudah cukup baikkah kita hari ini ?

=================

As long as we have memories, yesterday remains..

As long as we have hope, tomorrow awaits..

 

As long as we have friendship, each day is never a waste.
 

Pages: 1 2 3 4 5 6 [7] 8