//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - g.citra

Pages: 1 ... 8 9 10 11 12 13 14 [15] 16 17 18 19 20 21 22 ... 92
211
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 22 October 2009, 11:58:02 PM »
Saya hanya bertanya tanpa bermaksud berdiskusi lebih lanjut:
Apakah Anda mempercayai kebenaran hukum kamma disebabkan karena dapat dibuktikan dengan bukti sebagaimana yg anda jelaskan di atas dan post2 sebelumnya termasuk thread yg lain tentang kamma? Atau ada sebab lainnya?

Terima kasih sebelumnya

Yah begitulah kira-kira bro Hendrako ...
Dari definisi saya tentang hukum kamma diatas, saya hanya membatasi pembuktian kamma itu pada sebab-akibatnya saja (tidak dikembangkan seperti contohnya: baik mendapat baik, atau sebaliknya) ... karena menurut saya tambahan kata apapun dari kata sebab-akibat, akan 'menyekat' hukum itu kepada sebuah pandangan baik-buruk, benar-salah dimana tolok ukurnya menjadi sangat berbeda dari tiap pribadi (sebagai contohnya: baik menurut saya, belum tentu baik menurut anda bukan ? ) dan ini sama sekali menjadikannya  'tidak universal' (sama seperti tulisan saya di atas pada thread ini mengenai Tuhan) ...  

Karena alasan ini, saya tidak mau membahasnya lebih lanjut disini karena jujur, saya tidak berkemampuan untuk itu ...

Sedikit rangkaian kata dari saya (kalau belepotan, maklum aja yah pendidikan rendah) ... ;D

Hukum kamma sangat rumit, karenanya ditetapkan dalam salah satu acinteyya oleh Sang Bhagava...
Namun tidak semua bentuk kamma sangat rumit sehingga dapat dibuktikan kebenaran oleh murid-muridNya ...

Seluruh proses kamma sangat simpel, bagi orang-orang yang telah tahu dari ketidak-tahuan yang telah dikikisnya ...
Namun proses kamma sederhanapun tidak menjadi simpel bagi orang-orang tidak-tahu yang terus menerus menggeluti ketidak-tahuannya ...

Kerja hukum kamma jadi rumit, bagi orang-orang yang hanya 'tertarik untuk membuktikan' tanpa melihat manfaat dari ketertarikannya ...
Kerja hukum kamma lebih simpel, bagi orang-orang yang 'tertarik untuk melihat manfaat' disaat mulai belajar membuktikannya ...

Itu aja bro Hendrako ...
Terima kasih juga sesudahnya ... :)

212
Seremonial / Re: Happy birthday acek ryu
« on: 22 October 2009, 10:45:37 PM »
Happy B'Day !

213
Diskusi Umum / Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« on: 22 October 2009, 10:06:43 PM »
^ Kalimat bermakna ganda ... :))

Perlu pemahaman "khusus" nih buat bisa menangkap makna sesungguhnya ... :))

_/\_

214
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 22 October 2009, 09:57:05 PM »
Nah, itu lagi perbedaan kita. Anda bahas cetana A dan vipaka B, merasa sudah bahas hukum kamma. Buat saya, hukum kamma yang dibahas adalah cetana A dan vipakanya.

Omong-omong, anda berkali-kali menghakimi saya, apakah tentang pamrih, bahkan menyinggung "aku/ego" tanpa anda sendiri berkaca. Anda tidak seperti g.citra yang saya kenal dan saya hormati sebelumnya. Seperti orang yang berbeda sama sekali.

Dear bro Kai ... :)
Anda kaget yah bro ... ?
Bukan berharap untuk dihormati kembali, saya minta maaf telah membuat anda kaget ...

Cuma saya tanya 1 hal saja ... Kalau gaya saya sudah berubah dan akibatnya saya tidak lagi mendapat respek dari anda, itu vipaka dari langsung yang terbukti bukan ? :)

Semuanya saya kembalikan pada anda ... :)
Sebut saja ini cara saya (jujur, ini kebetulan) untuk membuktikan hukum kamma untuk anda ... Semoga dimengerti yah bro Kai ... :)

 [at] Xuvie ... Setuju ... yang penting saling mengeti ... tx bro dah mengingatkan ... ;)

_/\_

215
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 22 October 2009, 03:08:03 PM »
Quote
Oleh karena itu, saya rasa diskusi tidak bisa berjalan lebih jauh dan sekali lagi saya hentikan (karena cetana saya menghentikan diskusi pada posting sebelumnya ternyata vipakanya bukan terhentinya diskusi seperti yang anda jabarkan).

Itu karena cetana anda disertai pamrih (bayangan/asumsi/dugaan) yang bersifat sepihak bro ...
Cetana A vipaka harus A ... demikian jalan pemikiran anda (ini sifat khas dari si Aku) ... :)

Seperti yang saya tulis di thread sebelah, asumsi saya tentang hukum kamma hanya sebagai hukum sebab (cetana) - akibat (vipaka) ... tanpa definisi lain ...

Quote
Kita tidak mengatakan mana benar dan salah di sini, cukup terima kita berbeda saja, setuju?

Setuju ...

Quote
Saya minta maaf karena melakukan posting yang tidak berkenan buat anda.
Cukup?

Cukup ...

 _/\_

216
 [at] Gachapin...

Yup ... memang Kamma vipaka, termasuk acinteyya, lalu mengapa pada kenyataannya ini dibahas yah ?

Saya temukan juga judul ini di buku Abhidhammatthasangaha yang disusun oleh Pandit J.Kaharudin ...
Disana ditulis juga mengenai Kamma :
1. Menurut sifat kerjanya
2. Menurut sifat hasilnya
3. Menurut jangka waktunya
4. Menurut kedudukannya

Apakah dengan begini, abhidhamma bukan Buddha-Dhamma ?


217
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 22 October 2009, 11:34:55 AM »
Mengapa posting anda jadi demikian berantakan? itu pendapat anda
Tidak ingin mengakui kesalahan sendiri? Ini relatif, dualisme dan tidak akan punya nilai mutlak

Baiklah, saya yang mengaku salah saja.
Saya minta maaf. Semoga berkenan. :)
 _/\_

Mengapa anda minta maaf bro ? :)
Tolong dipikirkan dahulu motivasinya (tapi jangan ribet-ribet yah bro) ... ;D

_/\_

218
 [at]  bro Indra ... Dah saya ubah ... Semoga berkenan ... :)

219
Diskusi Umum / Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« on: 22 October 2009, 11:14:27 AM »
Quote
Maaf, coba cari di kamus makna "Asumsi" itu apa.
Quote
Bedakan antara "asumsi" dengan "pendapat pribadi".

Dari kbbi:
asum·si n 1 dugaan yg diterima sbg dasar; 2 landasan berpikir krn dianggap benar;
meng·a·sum·si·kan v menduga; memperkirakan; memperhitungkan; meramalkan

Silahkan anda "asumsi" sendiri tentang makna kata "asumsi" ... :))

buk·ti n 1 sesuatu yg menyatakan kebenaran suatu peristiwa; keterangan nyata; tanda: surat ini sbg -- bahwa Tuan sudah meminjam uang saya; 2 hal yg menjadi tanda perbuatan jahat: ia dituduh mencuri, tetapi tidak ada -- nya;

Quote
Menurut saya, semua doktrin Buddhis tentang HK karma itulah asumsi kita bersama, sesama Buddhist. Inilah yang kita gunakan sebagai acuan berdiskusi. Nah, kadang diantara kita bisa berbeda memahami teks Tipitaka/Tripitaka, beda PENAFSIRAN. Dalam hal inilah, asumsi kita perlu ditinjau ulang.

Itu menurut anda kan bro ? :))
Silahkan ditinjau kembali hubungan, persamaan dan perbedaan antara kata 'asumsi' dan 'bukti' !

Quote
Ok Bro Citra,
kita sudah saling mengemukakan argumen masing2, tak ada yang perlu ditambahkan lagi. jadi case closed.

Anda TS nya bro ! Silahkan saja ... Bebas koq ...  :))

 _/\_

220
Quote
Quote
Dear bro Kai ...
Kamma yang telah di rumuskan dengan sempurna itulah yang saya asumsikan bagian dari Buddha-Dhamma ...
Lalu dari sini dimana lagi ke tidak-nyambungan saya mengenai tulisan bro Gachapin ?
Kalau Hukum Kamma yang telah dirumuskan dengan sempurna oleh Sang Bhagava itu bukan termasuk Buddha-Dhamma, lalu mengapa ada pembahasan-pembahasan mengenai cara bekerjanya, waktu berbuahnya dsb dalam Buddha-Dhamma ?


Bro g.citra, seperti saya bilang, Aganna sutta juga dirumuskan dengan baik oleh Buddha Gotama, termasuk disinggung kappa pengembangan dan penyusutan. Memang anda bisa buktikan? Atau apa Buddha pernah suruh buktikan?
Yang dimaksud Bro gachapin adalah dhammanussati adalah perenungan sifat Buddha-dhamma, yaitu kenyataan tentang Dukkha. Atau supaya lebih pasti, silahkan tanya sendiri ke Bro gachapin, karena bisa saja saya juga salah mengerti.

Bahan pembahasannya ...
Apa saja yang termasuk Buddha-Dhamma ?
Apa saja yang tidak termasuk Buddha-Dhamma ?
Sekaligus disertakan alasan-alasannya ...

diubah menjadi:

Kalau perenungan tentang Dhammanussati itu merenungi apa sajakah ?

_/\_

221
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 22 October 2009, 10:10:58 AM »
Quote
(1) A (mencari) -> (kemudian terjadi) A' (akibat mencari) +B' (misal: akibat berdana) + C' (akibat lain), dst. <mendapatkan apa yang dicari>
(2) A (mencari) -> (kemudian terjadi) B' (misal: akibat berdana) + C' (akibat lain), dst. <mendapatkan walaupun dia belum melakukan pencarian>
(3) A (mencari) -> (kemudian terjadi) A' (akibat mencari) + B' (misal: akibat mencuri) + C' (akibat lain), dst. <mencari, namun tidak mendapatkan>

Analisa yang anda tulis diatas membuktikan, saya bahas kamma dari hanya 1 moment tanpa ada disertai tambahan definisi baik buruk, dan anda mengembangkannya jadi panjang x lebar dan mengatakan saya berbelit-belit ... :))

Itu vipaka yang saya dapat dari cetana saya menuliskan hal diatas sebelumnya! Dah simpel bagi saya dan gak berbelit-belit (karena saya gak mau MUTER-MUTER mikirin kamma apa lagi yang saya lakukan sehingga saya bisa mendapat repost dari anda)  ... 8)

Bukti lainnya bahwa anda menambahkan panjang x lebar!
Quote
Dengan demikian misalnya seseorang punya dendam membara, tidak bisa makan dan tidur dengan tenang karena begitu murkanya dia pada orang, jika suatu saat ia punya kesempatan membalas, apakah memukul, menyakiti, menganiaya, atau membunuh yang menyebabkannya puas dan bisa makan-tidur dengan tenang, perasaan itulah vipakanya.

Dendam membara >>> tidak bisa makan dan tidur  >>> 1 moment ini cukup membuktikan hukum kamma ... Diatas nyata anda merangkai kalimatnya jadi banyak moment

Dari diskusi ini sebenarnya apa yang anda cari bro ? Kemenangan berdebat dengan saya ?! :))
Kalau cuma itu, khusus buat anda saya bilang : SAYA KALAH dah ... :))

_/\_

222
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 21 October 2009, 10:33:22 PM »
 ^ :-$ ... TST ajalah ... ;) ...  :))

 _/\_

223
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 21 October 2009, 10:23:56 PM »
Quote
(1) Saya melihat anak kucing kelaparan dan saya memberi makan daging. Namun ternyata umurnya belum cukup untuk mencerna makanan tersebut dan meninggal.

#1. Anda melihat anak kucing kelaparan (itu vipaka anda ... dari mana? saya tidak menjawab karena saya tidak tahu dan saya pikir kita cukup menganalisa yang ini saja) ... Anda merespon obyek dengan sebuah keinginan untuk memberi makan (cetana anda) ... kucing itu mendapat makanan (itu vipakanya) ... kucing itu dapat makan dan anda pastinya timbul perasaan dalam melihat kejadian itu ... (itu vipaka anda) ... itu saja ...

Kalau ternyata kucing itu meninggal karena belum cukup mendapat makanan, itu vipaka akibat keinginannya (cetananya) memakan makanan yang anda berikan ... Koq makan bisa meninggal yah ? Yah itulah ketidak-tahuan yang menyebabkan sebuah cetana berbuah demikian ... Lalu kamma apa yang membuat kucing itu meninggal ? ia makan makanan karena disertai ketidak-tahuan sebagai pengiringnya ...

Kucing itu sama halnya seperti orang yang terlena akan ketidak-tahuannya dalam menerima berbuahnya kamma baik yang menyebabkan ia jatuh seketika ... Misalnya anak orang kaya yang terkena pergaulan negatif, sehingga ia terperosok masuk penjara saat mempergunakan harta kekayaannya untuk menjalani sebuah bentuk kegiatan terlarang ... Dalam hal ini saya tidak membahas secara detail hal-hal yang membuat ribet dalam pembuktian sebuah proses kamma sederhana ...

Nah untuk kesekian kalinya saya tulis ... Ini cetana yang saya perbuat lewat pikiran dan saya tuliskan pada thread ini ... Anda membaca sebagai obyek dan reaksi apapun yang timbul dalam pikiran anda, itu vipaka anda ... Anda repost, anda membuat cetana baru yang bisa menghasilkan akibat baru, atau anda menghentikannya yang secara otomatis kamma cetana-vipaka anda di thread ini selesai ...

Bagaimana kalau post anda tidak ada komentar balasan lagi dari saya atau yg lainnya ? Itupun vipaka anda sebagai akibat anda dalam bercetana menuliskan sesuatu membuat pihak lain tidak merepost ... itu saja yang saya ketahui ... :)

_/\_

224
Diskusi Umum / Re: Membuktikan kebenaran Hukum Karma? II
« on: 21 October 2009, 03:29:15 PM »
Cuma, apakah boleh saya punya pendapat lain pada contoh yang Bro ajukan? Dalam hal ini saya mempertanyakan validitas pembuktian Anda, kalau boleh. kalau boleh, diskusi jalan. kalau ngga boleh, kita ngga bisa berdiskusi apa2 jadinya. :) Forum DC ditutup aja. he he he

Validitasnya ... Ada sebab yang anda timbulkan (walau gak anda sadari, obyek sebagai vipaka yang saya ketahui membuat pikiran saya berproses untuk mengambil tindakan yakni menempeleng anda ... itu cetana dan aksi saya ... vipaka buat saya ... saya terlihat kasar ... itu aja  cukup!

Sama dengan seandainya Bro Ryu berpendapat :)) dalam forum diskusi,"Saya kemarin berdoa, meminta hadiah pada Tuhan, eh barusan datang Sinterklas ngasih hadiah. bagi saya ini cukup membuktikan keberadaan Tuhan"
Apa reaksi Anda?

Gak ada reaksi apa-apa tuh .. biasa aja kaleee ...  :whistle:

***
Soal ASUMSI,
Dalam berdiskusi, kita terpaksa memakai asumsi. Kalau Anda Buddhist, maka saya memakai asumsi: Anda menerima anggapan HK Karma Universal, dlsb.

Kalau Anda Ryu, Kr***n, saya akan memakai asumsi, yang berbeda.

Kalau menurut Anda asumsi saya dibawah ini keliru, coba ajukan asumsi yang Bro gunakan.
Quote
Soalnya saya berasumsi:
Dalam Hk Karma, kita TIDAK BOLEH membatasi skopnya.
Pembatasan itu akan mendistorsi Hk Karma itu sendiri.
Bayangkan, bila kita diminta (diHARUSKAN, misalnya) menjelaskan Hk Karma, dg HANYA MELIHAT di kehidupan ini saja.

So, semestinya Umat Buddha TIDAK BAKAL MAU bila diminta membatasi skop hanya di kehidupan ini saja, apalagi hanya pada SEPOTONG
peristiwa, kejadian, semakin mengebiri kebenaran Hk Karma.
Saya masih yakin, asumsi saya di atas akan bisa disetujui kebanyakan Umat Buddha. :))

Oke bro ... :))
Asumsi saya, umat Buddha yang mau belajar mengerti akan selalu berusaha untuk BERPIKIR SAAT INI ... Tidak mengenai hal-hal lain yang tidak diketahuinya dan tidak perlu untuk diketahuinya ...

APA yang Bro gunakan buat membedakan,
= di contoh Anda :Anda sudah tahu semua parameternya, faktor2nya.
= Di contoh saya: Anda akui KETIDAKTAHUAN Anda?

Bisa jawab? :))

Ada hal yang kita ketahui dan bisa dibuktikan langsung, dan ada hal hal yang tidak kita ketahui karena bukti nyatanya kita masih diliputi AVIJJA ... tuh dah dijawab ...  :P

Apa anda mau cari vijja dengan mengembangkan contoh sederhana yang saya tulis diatas sana bro ?  [-X
Anda AKAN TERSESAT bro ...  :)) ... atau sebaiknya anda harus bertekad untuk dapat berjumpa dengan Samma Sam Buddha lain dimasa datang dan nanti anda pertanyakan hal itu kepada Beliau ... :))

Atau silahkan Anda kemukakan asumsi Anda soal Hk Karma.

_/\_

Asumsi saya mengenai Kamma adalah kehendak (sebab) dan akibat !
Tidak ada definisi lain yang nantinya kasusnya akan berkembang seperti halnya Tuhan yang didefinisikan ... :))

Cobalah direnungkan bro !

 _/\_

225
Jurnal Pribadi / Re: Merespon Pertanyaan Rekan-rekan
« on: 21 October 2009, 03:03:55 PM »
Baiklah, saya coba untuk yang terakhir kalinya. Semoga memang saya yang hanya "asumsi".
(1) Saya melihat anak kucing kelaparan dan memberi makan daging. Namun ternyata umurnya belum cukup untuk mencerna makanan tersebut dan meninggal.

(2) Saya pergi untuk mencari alat kebutuhan saya sehari-hari dan mendapatkannya.

Dari kedua hal ini, menurut anda, bagaimanakah kamma dan vipakanya?

#1. Yang memberi makan itu siapa bro ? anda atau emaknya ?
#2. cetananya : Anda ingin mecari ... vipakanya : anda mendapatkannya ... Lalu bagaimana kalau tidak mendapatkan ? itu juga vipaka anda karena anda bercetana mencari ... itu saja yang bisa saya tuliskan ...
Kalau anda menanyakan kamma-kamma apa yang menyebabkan anda mendapatkan/tidak mendapatkan, itulah yang saya asumsikan sebagai muter-muter pada thread sebelah ... Semoga memberikan kejelasan (cetana saya) ... Puas atau enggak respon anda itu vipaka saya ... itu aja koq ... gak ribet-ribet ... :)

Dan anda juga tidak mengerti maksud gachapin. Kamma memang tidak terpisah dari ajaran Buddha, tetapi Dhammanussati merujuk pada Buddha-dhamma, bukan semua dhamma.  

Dear bro Kai ... :)
Kamma yang telah di rumuskan dengan sempurna itulah yang saya asumsikan bagian dari Buddha-Dhamma ...
Lalu dari sini dimana lagi ke tidak-nyambungan saya mengenai tulisan bro Gachapin ?
Kalau Hukum Kamma yang telah dirumuskan dengan sempurna oleh Sang Bhagava itu bukan termasuk Buddha-Dhamma, lalu mengapa ada pembahasan-pembahasan mengenai cara bekerjanya, waktu berbuahnya dsb dalam Buddha-Dhamma ?

_/\_

Pages: 1 ... 8 9 10 11 12 13 14 [15] 16 17 18 19 20 21 22 ... 92
anything