//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - g.citra

Pages: 1 ... 3 4 5 6 7 8 9 [10] 11 12 13 14 15 16 17 ... 92
136
Theravada / Re: kesadaran
« on: 03 December 2009, 11:10:20 PM »
^ Yup ... karena awal dari sentuhan obyek dengan landasan indera dalam proses vinanna itu di "rasa" kan ...

Pernah menyadari rasa trenyuh bro ? Kalau suatu saat rasa itu datang kembali, amati dimana kemunculannya ... :)

salam,

137
Tolong ! / Re: Newbee mencari pencerahan... ^^
« on: 01 December 2009, 05:39:30 PM »
dari kecil saya sudah diajari agama Buddha (mungkin sejenis kong hu cu) dan orang tua saya juga bisa dibilang sering menolong orang, namun kenapa hidup keluarga saya seperti tidak "terang". justru adik ayah saya yang sering mengacaukan keluarga saya malah hidupnya bahagia?

'Gelap, terang, derita dan bahagia' hanyalah kondisi hasil dari kerja batin ...
Hal itu muncul karena hasil dari 'rasa' yang lekat terhadap obyek ...
Banyak tulisan" bagus yang dapat anda baca-baca disini (dhammacitta) untuk menjawab keraguan anda tentang Buddhism ... :)

Quote
ibu saya yang tiap pagi membaca ta pei cou malah sekarang sakit2an. banyak yang bilang ada yg "nempel" lah, ada yang jampi2, (bahkan ada yang bilang orang yg jampi2 adalah adik papa saya). saya jadi merasa putus asa untuk sembayang di kelenteng setiap tgl 1 (che it) dan tgl 15 (cap go).. justru skrg2 ini saya jadi sering bertanya, apakah benar Tuhan itu ada?

Disini yang perlu ditekankan adalah apa sesungguhnya kegunaan dari pembacaan ayat-ayat suci tersebut ... Kalau ada tulisan yang menyatakan (bahkan disertakan contoh kasus yang terselesaikan) tentang manfaat membaca ayat-ayat suci (paritta pali atau lainnya), haruslah disadari bahwa kehidupan ini sangatlah kompleks dan hidup ini bukan hanya bersifat matematis belaka yang perhitungannya kalau kita melakukan A, akan berbuah A (mutlak) ...

Adapun pendapat saya tentang pembacaan ayat-ayat tersebut bukan tak lain hanyalah untuk melatih diri 'mengkondisikan pikiran' agar tidak menjadi liar dan terarah ...

Pada kenyataannya, ada banyak pihak yang mengasumsikan bahwa dengan membaca doa/mantra/paritta akan meminta Tuhan untuk membantu/menolong ... Anggapan ini sudah sangat demikian melekat didalam batin banyak pihak sehingga 'kebiasaan' berdoa dengan membaca paritta itu dilakukan banyak orang dengan tujuan yang menurut saya tidak sebenarnya yakni Memohon/meminta ...

Bukan berniat sombong-sombongan untuk tidak memohon/meminta kepada makhluk lain, tapi, bagaimana makhluk lain mau menolong, kalau kita sendiri tidak mau berdaya upaya untuk menolong diri sendiri dan hanya mau meminta ?

Untuk hal yang anda tanyakan mengenai ada/tidaknya Tuhan, saya hanya dapat mengatakan selama anda berpikir Tuhan ada, yah Tuhan ada ... dan sebaliknya ...:)

Mengenai sifat-sifat Tuhan yang sebelumnya anda ketahui sebagai "sosok yang seba Maha," maka hemat saya segala ke"Maha"an Tuhan bukan tak lain adalah 'ulah si pikiran' yang membentuk 'sosok' tersebut menjadi seperti itu ...

Sebaiknya saran saya, jangan mengikuti 'alur definisi' tentang ke-Tuhan-an, karena hal itu akan menjerat anda kedalam bentuk pikiran yang diliputi dualitas yang tak ada habisnya dan secara tidak disadari pikiran anda akan selalu terbelenggu dengan 'rasa' yang timbul terhadap menghadapi kenyataan hidup ...

Quote
mengapa Tuhan tidak menolong ibu saya? bahkan ketika saat itu saya berdoa kepada Budha agar ibu saya di sembuhkan, malam nya ibu saya kumat (sesak napas dan terasa mo "pergi"). apa mungkin saya tidak cocok dengan agama Budha?

Pertanyaan itulah salah satu contoh dari hasil 'pendefinisian Tuhan' sebagai sesuatu yang masih memiliki 'sifat' ... Semoga dengan menyadari hal ini, anda tidak lagi mempertanyakan hal-hal yang malah memperkeruh batin anda dalam bentuk pikiran yang berasal dari ketidak puasan ... :)

... Merasa puas dan berterima kasih, itulah berkah utama ...

_/\_

138
saya coba jawab sendiri,

Seorang sotapanna, berkat jasa2nya, jika terlahir di alam manusia, akan terlahir kembali dalam lingkungan yang akan mendukung pencapaiannya, misalnya di tangerang. jadi tidak akan terlahir dalam lingkungan yg hampa dari Dhamma.
:))
aye di tangerang -> karena itu -> maka itu aye sotapanna...   :jempol:   :hammer: *joke*

Tuh kan akhirnya ada yang "ngaku" ... :))
Ada yang percaya ?  :-?

139
Agak riskan bila seseorang mengaku mencapai tingkat kesucian di jaman sekarang, benar atau tidak benar akhirnya akan menyudutkan dirinya sendiri.

 _/\_

Buat si-'Ariya' sih gak akan tersudutkan lho ... Yang timbul nantinya itu jelas pro-kontra dari orang-orang yang mengetahui keadaan si-'Ariya' itu ... :)

_/\_

140
Ajaran "para" BUDDHA dari sejak jaman dahulu, jaman sekarang ataupun masa yang akan datang, hanyalah mengajarkan kesunyataan tentang dukkha dan jalan menuju berakhirnya dukkha.

Jadi agak aneh, jika ada individu yang mengikuti "ajaran BUDDHA" tetapi masih tidak meninggalkan keyakinan lamanya (tentunya keyakinan yang lama itu berbeda secara prinsip dalam ajaran menuju berakhirnya dukkha). Saya kira forum buddhis ini cukup "dewasa" dan "bertanggung jawab" sehingga tidak "asal" mengakomodir dan berkompromosi ataupun bertoleransi terhadap apa yang harusnya di-nyatakan sebagai hal yang berbeda sebagai hal yang berbeda.

Anggap aja ini mah "nyindir" ... :))
Jadi agak aneh, jika ada individu yang mengikuti "ajaran BUDDHA" tetapi masih memakai "simbol-simbol" dari keyakinan lain ...  ^-^

 ^:)^ ^:)^ ^:)^

141
Setuju dengan Peacemind, belon pernah nemu Sotapanna yang lahir lagi jadi manusia.

Belon nemu ato emang gak tau ?  :-?

Kalo cuma berdasar cerita-cerita dari kitab suci, gak mungkin juga tuh kitab nulisin semua kelahiran manusia ...  :))

Pertanyaan lain buat semua:
- Kalo emang orang yang 'ngaku' sotapana, apa bakal ada yang percaya ?
- Apa seorang Sotapana 'bilang-bilang' keorang kalo dirinya Sotapana ?


142
Theravada / Re: Pertanyaan seputar Luanta Mahaboowa
« on: 28 November 2009, 12:27:24 AM »
^ Jawab:

Buktiin aja nanti kalau kamu dah arahat! :))

143
Nah,saya baca thread Cinta buth alasan tidak,sekarang pertanyaan,"Bagaimana sih melepas apa yang dicintai/disukai dan menerima apa yang telah pergi?"

Cuma teorinya saya!

Cinta => 'bentuk pikiran' (sankhara) yang timbul dari 'rasa' (vedana) senang dan bila dikembangkan secara salah, rangkaiannya akan melekat terhadap obyek ...

Intinya ... dimana rasa dapat di'netral'kan, disitu bentuk-bentuk pikiran yang melekat tidak timbul ...

Bagaimana dengan yang sudah terlanjur timbul?
Ingat, proses 'nama' ini 'berantai' ... temukan titik 'rasa'nya terhadap obyek, disitu bakal terlihat ada sebuah 'celah' dimana 'rasa' dapat dikendalikan ...

_/\_


144
Ulasan Buku, Majalah, Musik atau Film / Re: Request RAPB
« on: 25 November 2009, 02:03:51 AM »
Aye mau bro...  ;D

Diulang (RO) ... Aye mau bro...  ;D

145
Dalam pencapaian, mereka yg mencapai biasanya tau. Tapi mereka tidak tau pencapaian orang lain, utk itu butuh verifikasi seorang Buddha.

Waduh ... yang bener nih ? :D

Ato jangan-jangan ... ?  :-? ...  :))

146
Meditasi / Re: Apakah konsentrasi kuat identik dengan Jhana?
« on: 23 November 2009, 12:36:39 AM »
 [at] peacemind

Apakah artinya:
1. upacarasamādhi ?
2. khanikasamādhi ?

_/\_

147
^
^ Karena tau pencapaiannya lebih tinggi ato tau hubungan dengan bapaknya dikehidupan lampau ?

Bisa minta sumbernya ?

148
Theravada / Re: Abhidhamma utk Pemula
« on: 13 November 2009, 03:28:37 PM »
mo tanya..

mengapa bisa muncul rasa 'tersinggung' pada sebuah kata/kalimat yg diucapkan seseorang,
tp klo kata/kalimat itu diucapkan oleh orang yg berbeda..... jd ga tersinggung.....

Coba jawab ah ... :))
IMO, karena kita masih terkondisi dengan obyek, keadaan dan waktu, maka pergerakan citta dan cetasika kitalah yang mengkondisikan kedua hal diatas terjadi ...

Biasanya disaat kesadaran (citta) yang berbeda, akan muncul rasa (vedana) yang berbeda dalam merasakan obyek dan ini diserap dengan berbeda (sanna) sehingga menghasilkan bentuk-bentuk pikiran (sankhara) yang berbeda pula...

apakah citta dan cetasika mempengaruhi munculnya rasa 'tersinggung' tsb?

Yup ... tersinggung kan hasil dari proses citta+cetasika ... Jadi semua yang berkenaan dengan sifat, kebiasaan, tindakan, reaksi dsb, memang hasil dari itu ... :)

 [at]  markosprawira ...
Semoga ... anumodana ... _/\_

149
Diskusi Umum / Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« on: 08 November 2009, 10:29:02 PM »
^batu itu memang tidak ada inti, tapi jangan samakan ama manusia, krna batu itu tidak bs brgerak, sdangkan manusia bs bergerak.

ah masa sih ? Inti yang anda maksud unsur kimia atau apa bro ?

Keknya, kalau di rumusin, batu bara ada rumus kimianya dah ... ;D

150
Diskusi Umum / Re: Tertarikkah anda untuk mencapai nibb?na?
« on: 08 November 2009, 08:55:33 PM »
Saya rasa lebih luas dari itu. Atta itu inti, essen, atau identitas. Inti atau
essen adalah hal terkecil yang tidak dapat diuraikan lagi. Identitas artinya
bukan hal yang lain. Batu misalnya, jika batu punya atta maka batu punya hal
terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi menjadi hal lain. Tapi karena Sang
Buddha mengajarkan batu itu terdiri dari 4 elemen utama, jadi batu tidak punya
inti, atau identitas sendiri, tapi bergantung pada hal lainnya.

Memang batu terdiri dari beberapa unsur penyusun bro ... Tapi bukan berarti batu itu tidak punya inti bila batu tersebut diurai berdasarkan unsurnya (dan tentunya namanya bukan lagi batu, tapi berubah jadi unsur penyusunnya) ...

Nah unsur-unsur penyusun itulah inti-inti dari batu ... Tidak tunggal dan tidak kekal, karena batu tersebut dapat terurai karena kondisi ...

Sabbe dhamma anatta, dhamma di sini terdiri dari sankhara + nibbana. Sankhara
selalu anatta karena by definition sankhara itu merupakan gabungan dari
hal-hal lainnya (coexistence). Nibbana anatta karena nibbana tidak
dibentuk oleh apapun.

Saya lebih tertarik untuk menerjemahkan sabbe dhamma anatta secara lebih sederhana ...
'Segala sesuatu tidak mempunyai inti yang kekal'

Jadi menurut saya intinya sih tetap ada, tapi tidak kekal (selalu terkondisi)

Lalu apakah intinya? khanda-khanda inilah intinya dan tidak kekal (karena keberadaannya tidak tetap, terkondisi sehingga tak bisa dibuat kekal karena setiap mengalami akibat, selalu menghasilkan sesuatu yang menyebabkannya terkondisi dan berakibat kembali) ...

Inti-inti ini tergabung membentuk makhluk, tidak tunggal dan selalu berubah karena terkondisi ... itulah yang saya maksud sebagai tidak ada inti yang kekal ...

Saya rasa di sini yang dimaksud Jiwa itu orang, jadi tidak merujuk pada hal
seperti roh. Karena tidak melihat bahwa seseorang itu hanya pancakkhandha,
muncul pandangan bahwa seseorang itu punya inti, essen, atau identitas. Artinya
dalam seseorang kita bisa menemukan sesuatu yang bisa disebut sebagai orang dan
tidak terdiri dari hal lainnya lagi. Tapi karena orang itu hanya pancakkhandha
dan tidak satupun dari khandha-khandha ini yang bisa diidentifikasikan sebagai
orang, artinya kalau muncul sendiri khandha-khandha itu tidak sebut orang, maka
yang namanya orang hanya sebutan.

Karena orang itu hanya pancakhanda, makanya orang itu punya inti-inti penyusun yang berkumpul sebagai kesatuan dikenal sebagai orang ... Sekali lagi, tidak tunggal dan tidak kekal ...

Pages: 1 ... 3 4 5 6 7 8 9 [10] 11 12 13 14 15 16 17 ... 92
anything