//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Topics - yanfei

Pages: [1] 2
1
Diskusi Umum / nyanyian di vihara
« on: 28 October 2012, 11:56:53 PM »
tadi pagi saya ke vihara ekayana, biasanya saya ke dhammacakka
trus saya heran, kok puja bhaktinya ada sesi nyanyi2 juga
saya pikir ini vihara kok kayak gereja? ada sesi nyanyinya

mohon pencerahannya dari sesepuh semua  _/\_

2
Diera modern ini sering kali kita mendapatkan pesan2 dari jejaring sosial dan broadcast dari bbm yang gak jelas kebenarannya atau hoax
dan tanpa kita sadari kita ikut menshare/broadcast pesan tersebut
pertanyaan saya apakah termasuk karma buruk menshare/broadcast berita hoax tersebut?

mohon pencerahannya _/\_

3
Saya bukan umat Buddha, ,hanya warga di Jerman yang percaya kepada Allah, menjalankan hidup Human.
Sebelumnya mohon maaf kepada umat Buddha yang terhormat, kalau saya ada kesalahan dalam menulis dan mengartikan Dhama. Kepada umat kr****n dan Islam yang mulia mohon jangan tersinggung atau marah kalau saya menulis yang hanya berdasarkan Fakta .
Tahun Tahun belakangan ini kelihatannya Ajaran Agama Buddha diterima baik oleh masyarakat barat hususnya di Eropah barat.Kelihatannya apa yang telah diramalkan oleh seorang Fisika yang dikatakan paling Genius Albert Einstein terjadi, bahwa Buddha adalah satu satunya Agama yang baik masa depannya.Menurt pendapatnya karena Agama Buddha adalah satu satunya Agama yang bisa dimengerti secara rasional( H.Glasenapp, Die fünf Weltreligionen )
Mulanya abad 13 Veneziana Marco Polo memberitakan tetang Exsistensi Agama Budha yang berdasarkan Filosofi. Pada semulanya Masyarakat Eropa tidak ada perhatian tentang Agama Buddha.Seorang Filosof terkenal, muridnya Immanuel Kants pembentuk Etika,Metaphisika dan Estetika Arthur Schopenhauer tahun 1820
Mulai mengajarkan Agama Buddha dan penganut yang terkenal di jaman itu Albert Einstein.
 

Seorang dokter Jerman Paul Dahlke 1922 telah membangun satu Biara Buddha pertama di Berlin .
Mulai tahun 1970 Agama Buddha di Eropa berkembang secara pesat. Masyarakt Eropa sudah lama sangat tertarik dan mengagumi kebudayaan Asia. Pengaruh praktek spiritual Buddha yang mendalam mempengaruhi budaya, kehidupan rohani dan ilmu pengetahuan Meditasi dikenal sejak lama, tetapi tehnik Meditasi yang sekarang berkembang asal sumbernya dari Hindu dan Buddha , dimana untuk umat Buddha Meditasi adalah sumber intisari, sentral untuk mencapai Pemurnian diri ( Erleuchtung, Enlightenment).
Sekarang ini Meditasi bukan sajah di Eropa tetapi diseluruh dunia dipakai sebagai cara untuk menenangkan jiwa.Dengan demikian secara tidak langsung budaya Buddha masuk ke insan masyarakat barat .Bersamaan dengan persebaran penggunaan Meditasi ,diiringi timbulnya banyak sekali buku buku yang berisi perkataan tentang Kebijaksanaan (Weisheiten, Wisdom ) yang diambil dari kutipan filosofi Buddha dan buku buku yang menerangkan tentang Agama Buddha.Kung Fu yang dari Biara Buddha Shaolin dikenal setiap orang di Eropa hususnya di Jerman.

Belakangan ini ajaran Buddha lebih diperkenalkan lagi oleh Dalai Lama. Dalai Lama secara tidal langsung telah menyebarkan Agama Buddha bukan sajah di Eropah tetapi di seluruh dunia barat. Jaman sekarang ini tidak ada satupun pemimpin Agama lainnya di dunia barat yang lebih bisa menarik masyarakat dari pada Dalai Lama. Masyarakat di Eropah sangat tertarik sekali kepada Ucapan Ucapan Dalai Lama sebagai seorang Buddhisme ,sehingga satu Stadion yang bisa menempatkan 60 ribu orang tidak bisa tertampung semua.Seluruh kepala negara di Eropah menerima DalaiLama didalam audience secara privat.Penghormatan Kepala Negara di dunia barat kepada Dalai Lama sangat besar. Di Jerman hampir semua Minister President dan juga Kanzler bertemu secara privat dengan Dalai Lama.Dalai Lama mendapatkan Penghargaan Nobel tahun 1989.
Ucapan Dalai Lama berdasarkan filosofi yang menarik masyarakat;terutama ceramah tentang Kedamaian batin , tentang Kedamaian antar umat manusia. Dendam . Serakah, Sirik, Irihati, Nafsu yang terkendalikan adalah menurut keyakinannya satu penderitaan Manusia. Dengan mendengar ceramah Dalai Lama nampaknya Masyarakt di barat mmendapat kesan bahwa Buddha adalah satu satunya Agama yang betu betul berdasarkan kedamaian.Kata perang suci atau mati Jihad atau Martyrs dalam Agama Buddha tidak ada.
Selain itu Dalai Lama memberi nasihat , bahwa untuk memegang satu Kepercayaan harus sepenuh hati dan berdasarkan pikiran yang sehat .Berdiskusi dalam Agama Buddha menurut pendapatnya adalah satu keharusan, yaitu untuk menghilangkan keraguan. Buddhisme adalah agama yang berdasarkan Pengalaman, bukan berdasarkan Kepercayaan dulu.Sang Buddha mengajak manusia untuk mengalami dan menarik kesimpulan sendiri apakah ajarannya baik atau tidaknya.
Kutipan dari ucapan Dalai Lama yang terkenal: Filosofi saya adalah Kebaikan. Kita hidup bukan untuk karena kepercayaan, melainkan untuk belajar.(My philosophy is kindness. We live not to believe but to learn)
Cinta dan kasih sayang adalah dasar untuk perdamaian dunia di semua tingkatan (The love and compassion are the foundation for world peace at all levels).
Hal ini yang mungkin menarik masyarakt karena kalau dibanding dengan Agama lain berbeda, dimana dalam Agama yang lain pertama harus percaya dulu baru bertanya( inipun tidak bebas ). Dalai Lama sama sekali tidak pernah berkata , bahwa manusia harus takut kepada Tuhan, takut akan hukuman Tuhan.
Mungkin ada unsur unsur lain yang menyebabkan bertambahnya simpati dengan ajaran Buddha ( sebagai pengganti kejiwaan dalam pemikiran masa hidup sekarang dan sesudah mati ) , karena simpati dengan kegerejaan sangat mundur ( di Jerman tercatat banyak yang keluar Gereja ) yaitu disebabkan adanya Pajak Gereja ( di Jerman ) ,banyak terjadinya skandal di Gereja. Sedangkan Agama Islam pada saat ini di Eropa barat dengan terjadinya Teror Teror yang disebabkan oleh Golongan Islam yang Fanatik menjadi mengurangnya simpati. Masyarakat di barat hususnya di Eropa merasa takut kepada Agama Islam ,sampai beberapa negara berusaha membatasi Kultur Islam.
Sekarang di Jerman hampir disetiap kota ada tempat Meditasi yang dipimpin oleh Bhikhu Bhikhu atau seseorang yang sudah belajar di Tibet , oleh karena itu kebanyakan Buddha diJerman yang paling dikenal yang dinamakan Buddha jalan Berlian ( Diamond Way ) , tetapi banyak juga aliran Zen Buddha ,Mahayana dan Theravada.


Yang sangat menyolok adalah penganut atau simpatisan Ajaran Buddha di Jerman, yaitu penganutnya kebanyakan disatu partai yang makin lama makin berkembang yaitu Golongan Partai Hijau ( Grüne Partei ).
Yaitu golongan yang ingin melindungi alam , yang anti Atom , anti Perang dimana penganutnya kebanyakan dari golongan yang berpendidikan terutama para sarjana.
Apa yang menyebabkan Masyarakat Barat tertarik Ajaran Buddha .
1.Ada Kesesuaian Filsafat Buddha dengan cara pemikiran barat.
Ajaran Agama Buddha berdasarkan Filosofi yang mudah dimengerti untuk dunia barat karena ,berpikir bebas,berpandangan, bertanya secara bebas dan berdiskusi bebas sesuai dengan Status Persona,Ideal Hidup dunia barat. Kebebasan berpikir ini cocok dengan Masyarakat dinegara dimana standar hidupnya ( Standard of Living ) sudah tinggi seperti di barat hususnya Jerman yang berpikir praksis,lebih rasional , yang logis dan bebas..
2.Meditasi adalah inti , sentral dasar Agama Buddha , jalan untuk menuju Pencerahan utama (Erleuchtung, Enlightenment ).
Paedah Meditasi di Eropah dan diseluruh dunia sudah diakui.Praktek Meditasi cara Buddha dijalankan dimana mana.
Dengan demikian secara langsung atau tidak langsung ajaran Buddha masuk ke insan Masyarakat barat.
3.Buddha menjauhi segala bentuk Kekerasan( Gewalt, Violence)
Buddha tidak membenarkan segala bentuk Kekerasan .Membunuh , menyakiti seluruh mahluk hidup adalah larangan utama.
Pembunuhan yang berbentu apapun tidak dibenarkan, peperangan yang mempergunakan nama Agama dalam Agama Buddha tidak ada.Kata kata yang berbunyi berjuang demi Tuhan , Jihad atau Martyrs dalam Buddha tidak dikenal.
Dasar pandangan ini yang masuk ke hati Masyarakat barat karena masyarakat di Eropah hususnya di Jerman sudah jemu, sudah muak mendengar kata Perang demi Tuhan .Teror dimana dengan beralasan untuk mempertahankan Agama suatu hal yang tidak baru, karena dahulu yang dinamakan 30 tahun Perang Sabil juga berdasarkan Agama.
5.Buddha percaya adanya Tuhan
Pada dasarnya Masyarakat di barat beragama kr****n , jadi mereka percaya dengan adanya Tuhan yang Maha Kuasa dan hanya satu yang tiada bandingnya dan tidak bisa disamakan .Mulanya terjadi kerisauan untuk menerima Dhama ,karena Buddha tidak menerangkan atau membicarakan tentang Tuhan , tidak menempatkan posisi Tuhan, sehingga Masyarakat permulaannyadi barat tidak menerima ajaran Buddha karena dianggap Atheis.
Memang benar banyak manusia pada mulanya menganggap Buddha itu bukan satu Agama , karena dianggap tidak mengakui Tuhan, hanya satu pelajaran yang berdasarkan Filosopi , sama seperti Konfusius . Sekarang dengan adanya penerangan dari para Bhikhu lebih dimengerti , bahwa Buddha adalah satu Agama yang mempercayai Tuhan.

Bedanya adalah bahwa apa yang terjadi dengan satu manusia bukan Tuhan yang menentukan ( jadi bertentangan dengan Agama Islam dan kr****n ) , tetapi ditentukan oleh manusia sendiri yang dinamakan hukum Karma..
Buddha tidak menguraikan tentang Tuhan karena Tuhan adalah satu hal yang oleh otak, pikiran manusia tidak akan terjangkau , beliau hanya bersabda hanya adanya Allah yang menguasai segalanya.Tuhan melalui Buddha memberikan petunjuk sebagai manusia untuk mencapai kemurnian diri ( Erleuchtung, Enlightenment ).Buddha bukan Tuhan hanya manusia yang telah mencapai Kemulyaan.Sehingga bisa hidup abadi di Nirwana.
6.Kepercayaan bahwa Tuhan tidak menentukan nasib manusia, tetapi manusia sendiri yang menentukan nasibnya ( Karma ) kelihatannya sesuai dengan pemikiran masyarakt di barat jaman sekarang ini.
Segala perbuatan manusia akan ada akibatnya .
Dalam Agama Buddha tidak ada yang dinamakan Kalimat yang dinamakan Perintah Tuhan umpammanya di kr****n sepuluh Perintah Tuhan(The Ten Commandments) di Islam Lima Ketentuan sebgai umat Islam ( Shahadat, Sembahyang, Puasa , Jakat dan naik haji ),oleh karena itu tidak mengenal tentang Dosa .Dosa dengan Hukuman Tuhan yang berat , yang terutama dalam Agama Islam , kr****n paling dikemukakan , tidak dikenal.Tetapi ada yang dinamakan Sebab dan Akibat yang dinamakan Hukum Karma.Ini yang menentukan nasib manusia setrusnya.Menurut Buddha setelah mati( mengahiri hidup ) akan kembali lagi kedalam kehidupan yang baru didunia ini ( Reinkarnasi ) jika manusia ini belum mencapai kesempurnaan.Tuhan menentukan syaratnya untuk mencapai kehidupan yang abadi di Nirwana.Syarat ini tercantum di Dhama .Inti sari petunjuk Buddha terurai dalam yang dinamakan Empat Kebenaran Mulia(Die 4 Edlen Wahrheiten The 4 Noble Truths) dan yang dinamakan Kemuliaan yang berunsur delapan(Der Edle 8-fache Pfad; The Noble 8-Fold Path ), dan yang dinamakan 6 Sifat Sifat yang baik (Die 6 guten Eigenschaften, The 6 good properties )
Yang namanya Ganjaran Tuhan di Buddha tidak dikenal , oleh karena berdoa agar diberi pahala juga tidak dikenal.
Bukan Tuhan yang menentukan nasib manusia , tetapi Manusia sendiri yang akan menentukan segala nasibnya yaitu tergantung dengan perbuatannya (Sebab dan Akibat Hukum Karma)
Ajaran Buddha ini munkin sangat sesuai dengan dunia barat jaman sekarang ini karena kebanyakan masyarakat di barat hanya mau percaya adanya ,percaya adanya kelanjutan hidup setelah mati , percaya adanya Tuhan , tetapi segalanya tentang nasib atau masa depan manusia hanya manusia sendiri yang menentukannya.Kedamaian dunia yang diharapkan dan alam dunia ini bisa terlindungi kalau manusia melindunginya.

sumber : http://agama.kompasiana.com/2011/01/14/penganut-buddha-in-eropa-yang-bertambah-banyak/

4
Beberapa patung Budha di Pu Xian, Kuala Lumpur, Malaysia, belum lama ini terlihat bibir, dada dan tangannya bergerak, berkedip serta memancarkan cahaya. Fenomena aneh ini terjadi sekitar satu jam.

27 Februari, sekitar pukul 5-6 sore waktu setempat, setelah suatu acara pada pusa...t biara tersebut, lebih dari 100 anggota antri untuk bertemu kepala Biara Tong Chew. Pada saat itulah terlihat patung Budha yang berada dalam ruangan itu mulai bergerak, menurut laporan salah satu koran Mandarin, Guang Ming Daily.

Para saksi mengatakan kepada harian tersebut bahwa mereka untuk pertaman kalinya melihat bibir dan dada salah satu patung Budha itu bergerak, terlihat seolah bernapas. Beberapa saat kemudian patung-patung lainnya juga terlihat menggerakkan bibir, berkedip dan bahkan ada yang menggerakkan jari-jari mereka.

Banyak saksi merekam fenomena aneh ini dengan ponsel dan kamera mereka untuk diupload ke YouTube dan Facebook. Salah satu video menunjukkan adanya cahaya yang keluar dari simbol swastika di dada patung Budha itu beberapa kali. Ada pula video lain yang memperlihatkan munculnya cahaya biru di belakang patung Budha tersebut.

“Sebelum patung-patung itu menggerakkan bibinya, beberapa umat mengatakan bahwa mereka melihat seberkas sinar memasuki patung-patung tersebut hingga patung-patung itu bergerak seolah-olah hidup kembali,” ujar Yang Ping, salah satu umat Budha di Biara itu kepada Guang Ming Daily.

Chew, kepala pada biara tersebut mengklaim bahwa fenomena seperti ini telah terjadi beberapa kali, menurut Guang Ming Daily. Pada awalnya patung-patung ini hanya memancarkan cahaya, hingga kemudian mengeluarkan suara, ujarnya.

“Suara yang dikeluarkan dari patung-patung itu sangat keras dan harmonis, seolah berasal dari dimensi lain,” imbuhnya.

Chew juga mengatakan bahwa salah satu patung yang terletak di luar ruangan tersebut juga pernah terlihat melayang di atas tanah, namun karena patung itu memancarkan cahaya terang, maka tidak ada yang dapat dilihat pada rekaman video.

Bahkan yang lebih mankhjubkan lagi, beberapa orang yang hadir di pusat biara itu pada 27 Februari mengatakan bahwa mereka tidak melihat langsung patung-patung yang bergerak, namun dalam tayangan video yang mereka ambil, mereka dapat melihat patung-patung itu menggerakkan bibirnya. Ada pula yang mengatakan sebaliknya bahwa mereka dapat melihat patung itu bergerak secara langsung, namun dalam video mereka tidak terlihat apapun.

Beberapa orang mencoba menjelaskan bahwa patung itu bergerak akibat ilusi kolektif. Namun hingga kini belum ada yang mampu menjelaskan video yang menunjukkan patung-patung Budha itu bergerak. [Chen Mei Ing]






5
Raja Pelindung Satwa

Ketika belum ada isu binatang punah atau terancam punah, Raja Asoka di India sudah punya kebijakan sadar lingkungan.

SEJAK berabad-abad silam, kesadaran atas lingkungan tumbuh di India. Catatan-catatan yang tertinggal dalam pilar-pilar dan batu besar di seluruh negeri mengungkap fatwa-fatwa Raja Asoka, yang begitu sering dipuji dalam legenda Budha, tentang perlindungan satwa.

Meski ada beragam versi, para sejarawan umumnya menyebut Asoka lahir sekitar 304 SM. Sebagai putra raja, dia tumbuh sebagai anak yang gesit dan berani, jago berburu, serta pemimpin perang dan negarawan ulung. Dia memimpin beberapa resimen tentara Maurya dan berhasil memenangi sejumlah peperangan. Popularitasnya membuat saudara-saudaranya cemas; takut ayah mereka, Raja Bindusara, memilih Asoka sebagai penerusnya.

Setelah Bindusara mangkat, dan perang suksesi, Asoka menjadi raja ketiga dinasti Maurya. Dia memiliki gelar Devanampiya Piyadasi yang berarti “Kekasih para dewa, dia yang memandang dengan cinta kasih.”

Semasa kekuasaannya, dia menyatukan wilayah yang sangat luas di bawah kekaisarannya, melampaui batas-batas wilayah kedaulatan India saat ini. Dia dikenal sebagai pemimpin yang kejam dan haus darah. Pada 262 SM, delapan tahun setelah penobatannya, tentara Asoka menyerang dan menaklukkan Kalinga. Banyak nyawa melayang akibat perang.

Suatu hari, usai perang, Asoka menjelajahi bekas palagan pasukannya. Dia melihat rumah-rumah yang hangus terbakar dan mayat-mayat bergelimpangan. Mereka yang masih hidup bergulingan di tanah. Hatinya hancur. “Perbuatan mengerikan apa yang kulakukan?“ ujarnya seperti dikutip Ariyakumara dalam Riwayat Hidup Raja Asoka.

Sejak itu, dia bertekad tak akan lagi mengobarkan perang. Kebijakan untuk memperluas kerajaan dia hapus. Asoka pun mulai mendedikasikan sisa hidupnya untuk menerapkan prinsip-prinsip Buddha ke dalam administrasi kerajaan. Dia memainkan peranan penting untuk menyebarkan agama Budha, bahkan hingga ke luar negeri. Dia juga menerapkan prinsip-prinsip perlindungan lingkungan.

“Negara memiliki tanggungjawab bukan hanya untuk melindungi tapi juga meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dan satwa-satwa liar,” tulis Ven. S. Dhammika, bhiku asal Australia yang juga direktur spiritual  dari Buddha Dhamma Mandala Society di Singapura, dalam “The Edicts of King Ashoka” sebagaimana dimuat www.cs.colostate.edu.

Apa yang dilakukan Asoka bukan sekadar kisah legenda, tapi diperkuat penemuan dan penerjemahan tulisan kuno pada pilar dan batu besar. Upaya itu sudah dimulai filolog James Prinsep pada 1837 atas tulisan kuno di pilar batu besar di Delhi. Dalam dekade berikutnya, lebih banyak titah sang raja ditemukan dengan penguraian yang lebih akurat. Titah-titah Asoka dapat ditemukan tersebar di lebih dari 30 tempat di seluruh India, Nepal, Pakistan, dan Afghanistan.

Pada 256 SM, Raja Asoka mengeluarkan titah Tujuh Pilar, yang salah satunya menyatakan:

“26 tahun setelah penobatan saya, berbagai hewan dinyatakan dilindungi –burung kakatua, mainas, angsa merah, itik liar, kelelawar, semut ratu, terrapins, ikan tak bertulang, ikan, kura-kura, landak, tupai, rusa, banteng, keledai liar, merpati liar, merpati piaraan, dan semua makhluk berkaki empat yang tak berguna dan tak bisa dimakan ...“

“Kambing betina, biri-biri betina, dan babi betina yang masih bersama anaknya atau memberikan susu kepada anaknya juga dilindungi. Ayam jantan tak boleh dikebiri, sekam yang di dalamnya bersembunyi makhluk hidup tak boleh dibakar dan hutan tak boleh dibakar tanpa alasan ataupun untuk membunuh makhluk-makhluk….”

Dalam A history of Indian Buddhism: from Śākyamuni to early Mahāyāna, Akira Hirakawa menulis, Asoka berulangkali mengatakan dalam titah-titahnya tentang pentingnya menghormati kehidupan tiap mahluk. Asoka mencontohkannya dengan perbuatan nyata, bukan sebatas menekankan kepada rakyatnya. Harapan Asoka, rakyatnya akan mengikutinya.

Asoka mendirikan banyak hutan lindung dan suaka bagi satwa-satwa liar. Rumah sakit hewan didirikan. Selain itu, Asoka juga menghentikan kebiasaannya berburu hewan untuk kesenangan. Olahraga berburu menjadi aktivitas terlarang –waktu itu berburu merupakan hiburan favorit para pembesar. Berburu hanya diperbolehkan sebatas untuk makan. “Kekejaman terhadap hewan di ranah domestik maupun terhadap hewan liar juga dia larang,” tulis Dhammika.

Di ranah domestik, Asoka secara bertahap menghentikan penyembelihan-penyembelihan hewan untuk masakan. Awalnya di dapur istananya ratusan ribu hewan disembelih setiap hari. Jumlahnya berkurang drastis dengan hanya tiga hewan yang boleh disembelih: dua burung merak dan seekor rusa. Pada akhirnya tak satu pun hewan yang jadi santapannya. Asoka menjadi seorang vegetarian.

Pengaruhnya terasa hingga di luar wilayah kerajaan. Asoka mengirim beberapa misionaris, termasuk anaknya, Arahat Mahinda, ke Thailand dan Sri Lanka untuk mengajarkan Buddhisme. Di sesela berburu saat kedatangan di Sri Lanka pada 247 SM, “Arahat Mahinda menghentikan Raja Devanampiyatissa dari membunuh rusa dan mengatakan kepada raja bahwa setiap makhluk hidup memiliki hak yang sama untuk hidup," ujar Jawantha Jayewardene, konservasionis gajah dari Sri Lanka, sebagaimana dikutip situsweb Environmental History, https://php.radford.edu/~wkovarik/drupal.

Atas bujukan itu, Raja Devanampiyatissa menjadi Buddha dan menetapkan bahwa tak seorang pun boleh membunuh atau menyakiti makhluk hidup. “Dia memisahkan area luas di sekitar istananya sebagai tempat perlindungan flora dan fauna. Ini disebut Mahamevuna Uyana dan diyakini sebagai cagar alam yang pertama di dunia.”

Arahat Mahinda dan utusan Asoka lainnya juga memperkenalkan perlindungan binatang sebagai fungsi sentral biara di mana pun mereka pergi. Biara-biara Buddha di Thailand dan Sri Lanka hingga hari ini sering berfungsi sebagai tempat perlindungan binatang –meski kemudian terdistorsi menjadi hanya mempertahankan gajah.

Semua upaya itu Asoka lakukan untuk menebus dosa kepada makhluk-makhluk yang telah kehilangan nyawa selama dia memerintah dengan lalim. “Dia menganggap seluruh mahluk hidup adalah anaknya,” tulis Hirakawa.

Pada 232 SM, di usia 72 tahun, Asoka meninggal dunia setelah 38 tahun memerintah. Sayangnya, butuh berabad-abad untuk menyingkap pengetahuan dan kearifannya soal lingkungan hidup. Kini, ketika bumi kian rusak, orang baru menaruh perhatian pada isu lingkungan. Memang tak ada kata terlambat. Dan mungkin apa yang dilakukan Asoka bisa ditiru: membuat kebijakan lingkungan berbasis spiritualitas. [MF MUKTHI]

sumber : http://www.majalah-historia.com/majalah/historia/berita-339-raja-pelindung-satwa-.html

6
Mohon Dukung umat Buddha untuk memblok pages/halaman:

http://www.facebook.com/pages/Menggugat-Agama-Langit-Memperkenalkan-Gautama-Buddha/118143754911557

(halaman/page ini jangan di-like/suka")
...
karena pages/halaman ini mencemarkan ajaran Buddha yang penuh dengan cinta dan belas kasih. Page/halaman ini menjelek-jelekkan agama orang lain atas nama agama Buddha.

Buka halaman/page ini kemudian disebelah kiri paling bawah dari gambar profil page/halamannya ada tulisan "report page/laporkan halaman" kemudian pilih bagian ke-2 "Contains hate speech or attacks an individual" lalu "Targets a religious group".

Untuk pages/halaman2 yang memecah belah persatuan kita sebagai sesama umat manusia, seharusnya kita peduli sehingga kebencian/kekerasan dapat dihindari dan tidak meluas.

Semoga semua makhluk selalu berbahagia dan bebas dari derita.

sumber : http://www.facebook.com/home.php?#!/artikelbuddhis/posts/129042217151219

7
Quote
Polisi Tewaskan Perampok CIMB Niaga & Sita Senpi
Aprizal Rahmatullah - detikNews
 
 Jakarta - Polisi berhasil menangkap pelaku perampokan CIMB Niaga di Medan, Sumut. Sejumlah pelaku yang melakukan perlawanan terpaksa ditembak petugas.

"Ya ada yang kita tangkap," terang Kapolda Sumut Irjen Pol Oegroseno saat dihubungi detikcom, Minggu (19/9/2010).

Informasi yang beredar, dari 7 pelaku, 3 diantaranya tewas, sedang 4 lainnya ditangkap hidup. Para pelaku masih bersembunyi di sekitar Kota Medan.

Selain itu polisi juga menyita sejumlah barang bukti dari tangan pelaku. Antara lain beberapa senjata api laras panjang.

"Kita masih cek," tutup Oegro.

Rencananya Polda Sumut akan menggelar jumpa pers terkait penangkapan perampok CIMB Niaga ini. Para pelaku melakukan aksinya pada Agustus lalu. 1 Petugas Brimob tewas akibat kekejaman para perampok ini.    (ape/rdf)


Quote
Polda Sumut Terus Periksa Pelaku Perampokan CIMB Niaga
Ramadhian Fadillah - detikNews
 
 Jakarta - Polda Sumut masih melakukan pemeriksaan intensif pada para tersangka perampokan CIMB Niaga Medan. Polisi pun masih mengumpulkan data dan bukti dari para tersangka ini.

"Betul ada penangkapan, tapi kita masih cek," ujar Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Baharudin Djafar saat dihubungi detikcom, Minggu (19/9/2010).

Baharudin menjelaskan masih terus mengumpulkan keterangan lebih lanjut dari para tersangka. Hingga kini, pihaknya belum dapat memberikan detil penangkapan serta jumlah tersangka yang ditahan oleh Polda Sumut.

"Masih kita dalami mekanismenya, terkait kasus apa dan bagaimana detil penangkapanya," terang dia.

Informasi yang beredar, dari 7 pelaku, 3 diantaranya tewas, sedang 4 lainnya ditangkap hidup. Diduga, para pelaku masih bersembunyi di sekitar Kota Medan.

Selain itu polisi juga menyita sejumlah barang bukti dari tangan pelaku. Antara lain beberapa senjata api laras panjang.
(rdf/fiq)
akhirnya tertangkap juga

8
td dapet pm dari fb tentang pengalangan dana, jadi saya posting aja disini

PROPOSAL PENGGALANGAN DANA by Manggala Putta Thendi
Namo Tassa Bhagavato Arahato Sammasambuddhassa,

Berkembangnya Budhha Dhamma di Kota Ketapang,Kalimantan Barat dimulai saat kedatangan 2 orang Bhikkhu dari Sāngha Theravāda Indonesia (Bhikkhu Dhammasubho Mahāthera dan Bikkhu Cittagutto Thera) pada tanggal 23-24 Maret 2004 atas undangan dari Sdra.Marthendy/Mangala Putta.Setahun kemudian Cetiya Dhammamaṅgala berdiri,berkat kemurahan hati bapak Tjiu Djin Tjong/Ibu Lie Mang Leng yg meminjamkan rumah.

Enam tahun telah berlalu dan selama itu pula umat Buddhist Theravāda diketapang menggunakan rumah Bapak Tjiu Djin Tjong sebagai tempat ibadah.mengingat jumlah umat yg terus bertambah dan Cetiya yang terlalu sempit terutama saat ada perayaan atau kegiatan maka umat Theravāda diketapang berencana untuk membangun sebuah Vihāra yaitu Vihāra Dhammamaṅgala.

Vihāra Dhammamaṅgala akan dibangun diatas tanah yg dihibahkan oleh seorang dermawan (Bpk Benny Yong) kepada Yayasan STI.Pembangunan sebuah Vihāra merupakan salah satu upaya perwujudan keyakinan umat Buddha terhadap Buddha,Dhamma dan Sāngha.Vihāra Dhammamaṅgala,kota Ketapang,berada dibawah pembinaan Dhamma dari Sāngha Theravāda Indonesia. Mengingat pembangunan Vihāra akan menelan biaya yang sangat besar (estimasi biaya1,6 M) maka kami segenap panitia pembangunan Vihāra Dhammamaṅgala sangat membutuhkan dukungan dan bantuan dari seluruh umat Buddha serta para dermawan agar kehendak luhur pembangunan Vihāra Dhammamaṅgala bisa berjalan dengan lancar.


Berikut adalah susunan PANITIA PEMBANGUNAN VIHĀRA DHAMMAMAṄGALA :

Pelindung : Sāngha Theravāda Indonesia.

Penasehat : Bhikkhu Sri Paññavaro Mahāthera.
Bhikkhu Sri Subalaratano Mahāthera.
Bhikkhu Cittagutto Thera.
PMd.Dr.Ali Fuchih Siauw,MBA,M.Repro,Sp.And.

Pengawas : Supala Then Tjun Bong
Jinnaputto Tjiu Tjin Tjong
Maggacaro Lim Tau Heng
Ketua Umum : Bhikkhu Thitayañño Thera

Ketua Pelaksana : PMd.Kusalo Lai Bun Sui

Wakil Ketua I : Benny Yonk

Wakil Ketua II : Balakalyano Then Khet Cung

Sekretaris : PMd.Gandahko Sartono Halim,S.H

Sekretaris I : Silacariyo Then Khet Hiung

Sekretaris II : Titik suhartinah,S.Ag.

Bendahara : Mangala Putta Then khet Fam

Bendahara I : Tio Lie Tjen

Bendahara II : Khema Lim Luan Tian

Logistik : Padipo
Gunadipo Andreas Cristianto
Dhammacariyo Then Khet Syao
Sucito Tjung Tjit Hian
Uttaro Wiwin Fajarai
Dhammabalo
PMd.Kusalo Lai Bun Sui

Seksi Usaha Dana : Daudy Gunadi (Jakarta)
Robby Djan (Jakarta)
Venty Widyasari ( Jakarta)
Lie Po Kong ( Jakarta)
Heryanto ( Jakarta)
Gunasaro ( Jakarta)
Hermanto,S.T ( Jakarta)
Parwanto (Semarang)
Kundha Mutiara,SE. ( Denpasar)
Rudy Gunawan ( Makassar)
Yanto ( Makassar)
Ng Tong Heng ( Pontianak)
Neky,S.T ( Pontianak)
Edy Hartono
Adhigunadharo/Henry Chen
Balakalyano Then Khet Cung
Manggala Putta Then Khet Fam
PMd.Gandhako Sartono Halim,S.H
PMd.Kusalo Lai Bun Sui
Lim Tong Meng

ESTIMASI TOTAL KESELURUHAN BIAYA PEMBANGUNAN VIHARA :

1. DHAMMASALA 519.567.000
2. KUTI 266.455.000
3. GEDUNG SERBA GUNA 194.695.000
4. KAMAR TAMU 190.990.000
5. PAGAR 251.074.000
6. POS SATPAM 42.061.000
7. BIAYA KONSULTAN,PENGAWASAN (10%) 146.484.000

TOTAL 1.611.326.000

Demikianlah susunan panitia Pembangunan Vihāra Dhammamaṅgala.Kami segenap pengurus dan panitia sangat mengharap dukungan dan bantuan umat Buddha serta para donator agar pembangunan Vihāra Dhammamaṅgala dapat berjalan dengan sukses.Dukungan dan bantuan yang diberikan merupakan wujud nyata pemenuhan kesempatan berbuat baik (Akusala Kamma).untuk itu kami sangat mengharapkan kemurahan hati dari segenap umat Buddhist dan dermawan untuk ikut membantu menggalang dana demi kesuksesan tujuan dan cita2 luhur ini.

Dana dapat disalurkan langsung ke :

SEKRETARIAT PENGURUS CABANG : MAJELIS AGAMA BUDDHA INDONESIA
KETAPANG – KALIMANTAN BARAT
Jln.Letjen.MT.Haryono no. 118,78812

ATAU dapat ditransfer ke rekening panitia pembangunan Vihāra Dhammamaṅgala :
Bank BCA Cabang Ketapang
No rek : 8955016897
A/N LAI BUNSUI atau THEN KWET FAM
Informasi lebih lanjut dapat menghubungi :

Romo Kusalo Lai Bun Sui 0811572529 / 081256550188
Balakalyano Then Kwet Cung 081352063635
Mangala Putta Then Kwet Fam 085245954233


DANANCA DHAMMACARIYANCA,ETAM MANGGALA MUTTAMAN
BERDANA DAN MEMPRAKTIKKAN DHAMMA,ITULAH BERKAH UTAMA


Sabbe Satta Bhavantu Sukhitta

NB : mohon untuk menambahkan angka 89 pada dana utk memudahkan pengecekan.
contoh : Rp 100.089,- bagi yang sudah mentransfer mohon memberitahukan nama donator dan
jumlah dana ke 081933852866 (mohon via sms aja).nama donator akan kami update terus dan bisa dilihat di www.dhammamangala.blogspot.com
Bila ada yg sudah mentransfer dan namanya tidak ada pada daftar donator mohon untuk mengkonfirmasi ulang ke no 081933852866.

9
Buddhisme untuk Pemula / bagaimana mencari kebenaran
« on: 10 September 2010, 11:46:12 PM »
BAGAIMANA MENCARI KEBENARAN
Sebuah rangkuman dari Kalama Sutta (Dasar Penyelidikan Bebas), sebuah panduan untuk mencari Kebenaran secara bijaksana, sebagaimana diajarkan oleh Buddha:

Semasa hidup-Nya, Buddha pernah datang ke desa yang dihuni oleh orang-orang Kalama. Suku Kalama termasuk kelompok orang yang paling cerdas dan cendekia di India. Mereka pergi untuk bertanya kepada Buddha, “Bagaimana kami tahu bahwa apa yang Anda ajarkan itu benar? Semua guru spiritual lain (ada lebih dari 60 kepercayaan agama pada masa itu) datang menyatakan bahwa hanya apa yang mereka ajarkan sajalah yang benar, bahwa semua ajaran lain tidaklah benar.”

Menanggapi hal tersebut, Buddha tersenyum lembut dan menjawab:

   1. Janganlah percaya begitu saja pada apa yang kalian dengar hanya karena kalian telah mendengar hal itu sejak lama.
   2. Janganlah mengikuti tradisi secara membuta hanya karena hal itu telah dipraktikkan sedemikian secara turun-temurun.
   3. Janganlah cepat terpancing desas-desus.
   4. Janganlah meyakini segala sesuatu hanya karena hal itu sesuai dengan kitab suci kalian.
   5. Janganlah membuat asumsi-asumsi secara bodoh.
   6. Janganlah tergesa-gesa menarik kesimpulan berdasarkan apa yang kalian lihat dan dengar.
   7. Janganlah terkecoh oleh penampakan-penampakan luar.
   8. Janganlah berpegang kuat pada pandangan atau gagasan apa pun hanya karena kalian menyukainya.
   9. Janganlah menerima segala sesuatu yang kalian pandang masuk akal sebagai fakta.
  10. Janganlah meyakini segala sesuatu hanya karena rasa hormat dan segan kepada guru-guru spiritual kalian.


Seyogianya kalian bisa mengatasi pendapat dan kepercayaan. Kalian bisa menolak segala sesuatu yang mana jika diterima dan dijalankan menyebabkan meningkatnya kemarahan (kebencian), keserakahan (nafsu keinginan), dan kegelapan batin (pandangan salah). Pengetahuan bahwa kalian marah, serakah, atau gelap batin tidak bergantung pada kepercayaan atau pendapat. Ingatlah bahwa kemarahan, keserakahan, dan kegelapan batin merupakan hal-hal yang tercela di seluruh dunia. Mereka tidak bermanfaat dan semestinya dihindari.

Sebaliknya, kalian bisa menerima segala sesuatu yang mana jika diterima dan dijalankan membawa pada Cinta Kasih tanpa syarat, kebercukupan, dan Kebijaksanaan. Hal-hal ini memungkinkan kalian pada setiap waktu dan tempat untuk mengembangkan pikiran yang bahagia dan penuh damai. Oleh karena itu, mereka yang bijaksana menjunjung Cinta Kasih tanpa syarat, kebercukupan, dan Kebijaksanaan.

Hal ini seyogianya menjadi kriteria kalian mengenai apa yang merupakan Kebenaran dan apa yang bukan; mengenai apa yang merupakan praktik spiritual dan apa yang bukan.”

Mendengar itu, orang-orang Kalama terpuaskan dan dengan hati dan pikiran yang terbuka, menganut semangat penyelidikan bebas, mendengarkan, bertanya, dan menerima ajaran Buddha dengan sepenuh hati.

sumber : http://dhammamangala.blogspot.com/2010/08/bagaimana-mencari-kebenaran.html

10
Diskusi Umum / republik kalmykia
« on: 10 September 2010, 12:12:31 PM »
ada yang tau gak tentang republik kalmykia? katanya negara bagian rusia ini mayoritas agama buddha

menurut wikipedia adalah :
Kalmykia merupakan sebuah Subyek Federal Rusia. Subyek ini memiliki luas wilayah 76.100 km². Republik ini memiliki jumlah penduduk 292.410 jiwa (2002) dengan kepadtan penduduk 3,8 jiwa/km². Ibu kotanya ialah Elista.

bendera republik kalmykia



11
Budhisme seperti halnya dengan Jainisme, berawal sebagai sebuah gerakan reformasi di dalam Hinduisme. Pendirinya adalah Sidharta (Siddhartha) Gautama, yang lahir kira-kira tahun 560 BC. di dalam kasta Ksatria (penguasa, pejuang) Hinduisme. Ayahnya, Suddhodana, adalah seorang  penguasa feudal, dan nama ibunya adalah Maya. Ketika Gautama berusia 16 atau 19, ia menikah dengan putri Yasodharma dan kemudian memperoleh seorang putra bernama Rahula. Kehidupan Gautama sangat mewah, namun ia menjadi tidak puas ketika berusia 20-an.

Legenda tentang ‘Empat Pemandangan yang Lewat’ menceritakan bagaimana ia menjadi sadar atas penderitaan dunia, meskipun orang tuanya berusaha menjauhi dia dari pergaulan dunia. Ia melihat seorang tua, seorang yang menderita penyakit, seorang yang mati, dan seorang rahib botak. Untuk pertama kalinya ia melihat penderitaan hebat itu ada, dan memilih jalan renunsiasi (melepaskan atau meninggalkan keduniawian).

Ketika Gautama berusia 29, ia meninggalkan keluarganya dan memulai ‘langkah besar ke depan’ untuk mencari pencerahan. Pertama-tama ia menyerahkan diri kepada guru-guru Hindu dan kemudian memutuskan untuk menjadi asketik (pertapa) sepenuhnya. Selama kira-kira enam tahun ia menjalankan penyangkalan-diri dan akhirnya hampir mati.

Ketika Gautama menyadari kesia-siaan asketikisme, ia mengembangkan prinsip (pengajaran) Jalan Tengah. Ia menjauhi dua hal ekstrim asketikisme dan turutannya dan melakukan meditasi yang khusuk. Dalam salah satu dari masa meditasi tersebut, ketika ia dudukdi bawah pohon ara, ia mencapai pencerahan. Ia mencapai nirwana pada saat masih hidup. Pada saat itu (525 BC.) ia menjadi Budha, Yang Diterangi, dan pohon dimana ia duduk dikenal dengan sebutan Pohon Bo atau Bodhi (Pohon Hikmat).

Dalam 45 tahun kemudian, Gautama membentuk kelompok pemuridan inti yang besar jumlahnya dan menyebarkan pengajarannya di India Utara. Murid-muridnya bukan saja mengenal dia sebagai Budha, tetapi juga Sakyamuni (orang bijak dari Sakya), Tathagata (orang yang mempersembahkan dupa), Pemenang Kebenaran, dan Bhagara (Tuhan). Ia meninggal karena keracunan makanan ketika berusia kira-kira 80 tahun (sekitar tahun 480 BC.)

Pendekatan agama Gautama sangat berbeda dengan Hinduisme dimana ia berasal. Hinduisme di satu sisi telah melahirkan spekulasi filosofis kosong dan perselisihan, di sisi yang lain menciptakan polytheisme, ritual, magis dan tahyul yang kasar. Otoritas untuk kebenaran merupakan hak khusus kasta yang tertinggi. Gautama menyerang sistem kasta dan menolak segala bentuk spekulasi, ritual dan okultisme.

Budhisme dibangun di atas Empat Kebenaran Agung: (1) Hidup penuh dengan kesakitan dan penderitaan (dukkha). Hal ini dapat dilihat di dalam kelahiran, penyakit, kerapuhan, kematian, adanya hal-hal yang dibenci, dan perpisahan dengan hal-hal yang dikasihi. Bahkan kekuatan-kekuatan yang menyatukan kehidupan (skanda) juga penuh dengan penderitaan. Yang termasuk dalam hal ini adalah tubuh, kepekaan, pikiran, perasaan dan kesadaran. (2) Penderitaan disebabkan oleh tanha, napsu atau haus akan kesenangan, pengakuan, dan kekayaan. (3) Penderitaan dapat diatasi dengan menghapuskan keinginan-keinginan tersebut. (4) Hal tersebut dapat dilakukan dengan mengikuti Delapan Jalan.

Delapan Jalan merupakan sebuah sistem therapi yang dirancang untuk mengembangkan kebiasaan-kebiasaan yang akan melepaskan manusia dari keterbatasan yang disebabkan oleh kebodohan dan keinginan. Setiap pengikut harus bergabung ke dalam sebuah kelompok (Sangha) dan bersekutu dengan murid-murid Budha yang lain. Delapan Jalan terdiri dari: (1) pengetahuan yang benar/baik (Empat Kebenaran Agung); (2) aspirasi (maksud/tujuan) yang benar/baik; (3) bicara yang benar/baik (mengatasi kebohongan dan menyebarkan kebenaran); (4) perilaku yang benar/baik ; (5) hidup yang benar/baik (pekerjaan-pekerjaan tertentu harus dihindari, misalnya menjual budak, pemungut pajak, atau tukang jagal); (6) berusaha yang benar/baik; (7) pikiran yang benar/baik (mawas diri); dan (8) meditasi yang benar/baik (teknik Raja Yoga).

Perilaku yang baik (No. 4) mencakup lima ajaran yang melarang membunuh, mencuri, membohong, berzinah, dan minum minuman keras. Ada lima lagi ajaran tambahan yang mengikuti selama musim perayaan suci dan oleh beberapa biara: tidak boleh makan pada waktu-waktu yang dilarang; tidak boleh menari, mendengar musik, atau menghadiri pertunjukan teater; jangan menuruti keinginan akan dandanan pribadi (menggunakan kosmetik dan perhiasan); jangan menggunakan tempat tidur yang lebar atau tinggi; jangan menerima emas atau perak.

Setiap anggota Sangha juga harus menggunduli kepalanya, memakai jubah kuning, melakukan meditasi, dan mengikrarkan Tiga Naungan (Perlindungan): (1) Aku bernaung di dalam Budha, (2) Dharma (doktrin), dan (3) Sangha (kelompok).

Tujuan setiap orang Budha adalah pencapaian nirwana. Walaupun kata ini berarti ‘memadamkan’ atau ‘mematikan’, namun kata itu tidak berimplikasi penghapusan, tetapi bermakna pelepasan dari penderitaan, napsu, dan membatasi diri. Pengajaran asli Gautama adalah tentang nirwana, bukan Allah atau surga, karena sistemnya yang tidak memberi tempat bagi Allah. Yang Absolut sepenuhnya impersonal (tak berpribadi), dan keselamatan dicapai hanya melalui usaha sendiri.

Gautama mengambil-alih pengajaran kembar Hindu mengenai transmigrasi (samsara) dan karma ke dalam doktrinnya. Namun, ia memodifikasikan makna transmigrasi dengan menyatakan bahwa manusia tidak mempunyai jiwa (anatta). Tidak ada pengajaran tentang ketekunan diri atau substansi melalui reinkarnasi, tetapi hanya serangkaian perasaan, kesan, dan kekinian. Tujuan orang suci (arhat) Budha adalah menjadi independen (terlepas) dari sebab-akibat alam, memiliki kesadaran penuh dan makhluk total. Inilah yang disebut pencerahan.

Gautama menyebut lima resiko mental dan 10 belenggu yang harus diatasi sebelum si orang suci dapat mencapai tujuannya. Beberapa di antara belenggu tersebut adalah: percaya diri, percaya keberhasilan perbuatan baik, menginginkan suatu kehidupan masa depan di surga, kesombongan dan kebodohan. Ketika sesorang pada akhirnya mencapai nirwana, ia terbebas dari reinkarnasi selanjutnya dan terlepas dari hukum karma.

Setelah kematian Gautama, Budhisme berkembang lambat di barat-laut India sampai tahun 265 BC., ketika diterima oleh Asoka, kaisar India. Asoka bertanggungjawab atas awal pertumbuhan Budhisme yang dramatis di India dan menyebarkannya ke negeri-negeri lain. Budhisme menjadi sebuah agama misi dan dengan sangat cepat berkembang di seluruh Asia.

Namun sebelum Budhisme menyebar ke negeri-negeri lain, ia telah terbagi menjadi kelompok konservatif dan dan liberal. Kelompok Budhisme konservatif dikenal dengan nama Theravada (Jalan Para Sepuh), atau Budhisme Hinayana (Wahana Rendah/Hina). Kelompok ini dikenal dengan Budhisme Selatan, karena sangat kuat di Srilangka, Myanmar, Thailand, dan Kamboja. Budhisme Theravada mengikuti kanon kitab suci orisinil yang ditulis dalam Bahasa Pali dan dinamakan Tripitaka, atau Tiga Keranjang. Kanon itu terdiri atas Vinaya (hukum dan ketentuan kebiaraan Budhisme), Sutra (khotbah dan pengajaran Budha), dan Adhidharma (penafsiran filosofis atas pengajaran Budha). Pertama kali diteruskan secara lisan, Tripitaka belum diturunkan ke dalam bentuk tertulis sampai sekitar empat abad setelah kematian Gautama.

Kelompok Budhisme liberal disebut Budhisme Mahayana (Wahana yang  Lebih Tinggi), atau Budhisme Utara. Kelompok ini sangat kuat di Nepal, China, Korea, Jepang, Tibet dan Indonesia. Terdapat banyak perbedaan yang menyolok antara Budhisme Theravada (Hinayana) dan Mahayana, sehingga boleh dikatakan lebih seperti dua agama yang terpisah daripada dua cabang agama yang sama. Berikut adalah beberapa perbedaan tersebut:

Theravada secara konservatif mempertahankan kanon Bahasa Pali dan catatan pengajaran Budha yang mula-mula; Mahayana lebih liberal dan benar-benar menekankan kehidupan Budha.

Theravada memperhatikan pengertian dan hikmat (bodhi); Mahayana memperhatikan perasaan dan belas-kasihan (karuna).

Theravada mengajarkan bahwa setiap orang bertanggungjawab atas diri sendiri dan keselamatan harus dicapai dengan usaha sendiri; Mahayana mengajarkan bahwa keselamatan seseorang tergantung kepada belas-kasih yang lain.

Theravada merupakan jalan segelintir orang, karena  ia berpusat pada renunsiasi (penyangkalan diri) dan sistem kebiaraan. Itulah sebabnya ia dinamakan Wahana Hina; hanya sedikit orang yang mempunyai harapan untuk mencapai nirwana. Mahayana merupakan jalan banyak orang (Wahana Yang Lebih Tinggi), karena dapat diikuti oleh orang-orang biasa.

Yang ideal bagi Theravada adalah orang suci (arhat), dan Budha dipandang sebagai arhat. Yang ideal bagi Mahayana adalah Kebudhaan (Budha dipandang sebagai seorang juruselamat, bukan sekedar orang suci) atau sang Bodhisattva. Bodhisattva adalah orang yang sudah berada di batas nirwana, namun menolaknya agar bisa menolong atau menjadi juruselamat manusia.

Di dalam Mahayana, keselamatan dicapai dengan menyandarkan iman kepada Gautama (yang telah terangkat menjadi dewata) dan berbagai Bodhisattva. Ini sebagian bisa diperoleh dengan mengulang dan menyebut nama mereka. (Kebetulan Mahayana telah mengembangkan sebuah jalur Budha yang utuh, yang semuanya dapat ditelusuri sampai kepada Dharmakaya, Budha yang kekal. Budha yang akan dating adalah Maitreya.)

Theravada berusaha menghindari spekulasi kosmologis; Mahayana telah memperkenalkan gambar surga dan neraka yang sebenarnya.

Theravada secara esensial adalah atheistik; Mahayana politheistik dan penyembah berhala.

Theravada hanya menggunakan Tripitaka (kitab suci orisinil Budha); Budhisme Mahayana telah menambahkan banyak kitab ke dalam kanon tersebut.

Sayangnya, kebanyakan gambaran Mahayana yang terdahulu itu hanya secara umum, karena Mahayanisme mempunyai banyak bentuk, sekte dan sub-sekte. Perbedaan antara beberapa sekte tersebut kadang-kadang sama besarnya dengan perbedaan antara Budhisme Theravada dan Mahayana. Kita hanya bisa menjangkau sedikit dari sekte-sekte yang paling penting dari Budhisme Mahayana.

(1)     Pure Land Buddhism (Budhisme Negeri Murni). Budhisme menyebar di China tidak lama setelah masa Kristus, namun ia tidak banyak berkembang sampai abad keempat, ketika Budhisme menyebar ke Korea. Korea memperkenalkannya ke Jepang pada abad keenam. Menariknya, sementara Budhisme menyebar ke negeri lain, ia mulai merosot di daerah asalnya India. Pada abad ke-13 praktis Budhisme menghilang disana. Kebanyakan karena terserap ke dalam Hinduisme, karena Mahayanisme kehilangan banyak keistimewaannya ketika bergeser dari pengajaran asli Gautama.

Budhisme Negeri Murni, yang menjadi popular di China dan Jepang, berfokus kepada Budha yang disebut Amitabha di India, Omito Fu di China, dan Amida di Jepang. Keselamatan adalah dengan menyandarkan iman di dalam Budha Amida dan melantunkan namanya, dimana seseorang dapat mencapai Negeri Murni, sebuah firdaus yang diciptakan oleh Amida di Barat. Bentuk Mahayanisme ini menarik banyak orang karena pendekatan keselamatannya dan gambarannya yang gamblang mengenai surga dan neraka.

(2)     Budhisme Zen. Kelompok ini sangat bertentangan dengan dengan Budhisme Negeri Murni, dan sebenarnya lebih dekat dengan Budhisme Theravada. Dalam Zen, keselamatan hanya dapat dicapai melalui diri sendiri. Para pemeluknya berusaha keluar dari keterbatasan bahasa dan pikiran, dan mencari suatu pengalaman supranatural atau cahaya intuisi yang dikenal dengan satori.

Kata Zen adalah bahasa Jepang yang sama dengan kata Bahasa China ch’an, yang merupakan terjemahan dari Kata Sansekerta dhyana. Dhyana mengacu kepada meditasi yang menuntun kepada pengertian/pengetahuan/wawasan. Penganut Budhisme Zen mempraktekkan meditasi duduk (zazen) dengan menggunakan posisi teratai. Mereka juga menggunakan sejumlah permasalahan yang tidak masuk akal (koan) untuk mencengangkan pikiran orang yang bermeditasi. Hal tersebut akhirnya melemahkan pikiran dan membuka jalan bagi cahaya intuitif (satori). Walaupun Zen sangat individualistis, murid yang serius harus mengikuti seorang guru Zen, yang menjadi penasehat bagi meditasinya (ini disebut sanzen).

Zen mempunyai pengaruh yang mendalam pada kebudayaan Jepang, termasuk lukisan pemandangan dan taman, penataan bunga, dan upacara minum teh. Hal ini juga menjadi populer di Amerika dalam beberapa terakhir.

(3)     Budhisme Nichiren. Nichiren (1222-1282) mendasarkan bentuk Budhisme ini pada Sutra Teratai Kebenaran. Ia menyerang setiap bentuk Budhisme di Jepang, dengan menyatakan bahwa Keselamatan hanya dapat ditemukan di dalam Sutra Teratai. Kelompok ini kemudian menjadi sekte Budhisme yang nasionalistis, militan, dan emosional.

(4)     Budhisme Tibet (Lamaisme). Budhisme menyebar ke Tibet sekitar abad ke-7. Disana agama tersebut bercampur dengan okul dan agama Tibet yang magis, sehingga membentuk sebuah sekte Budhisme khusus yang dikenal dengan Lamaisme – pendeta agama ini dinamakan Lama. Pucuk pimpinan sistem hierarkhis ini adalah Dalai Lama, seorang yang disembah sebagai inkarnasi dari seorang Bodhisattva. Lamaisme juga meliputi penyembahan berbagai Budha, Bodhisattva dan roh-roh. Para pemeluknya menggunakan roda doa, kincir, ritual dan mantera-mantera rahasia.

Kebangkitan Komunisme sangat mempengaruhi Budhisme di kebanyakan negeri di Asia. Misalnya di China, pengaruh Budhisme terhadap kebudayaan sangat merosot karena Komunisme. Namun Budhisme Dunia tetap berkembang.

Evaluasi Alkitabiah

Seperti yang sudah kita catat, saat ini di dunia terdapat banyak bentuk Budhisme yang berbeda. Di Jepang sendiri terdapat kira-kira 200 sekte dan sub-sekte. Oleh karena itu, apapun yang dikatakan tentang Budhisme sebagai keseluruhan adalah pandangan yang sangat umum atas semua aliran pemikiran dan praktek yang saling bertentangan.
Di dalam Budhisme tidak ada tempat bagi doktrin tentang Allah, manusia, dosa, keselamatan, atau kebangkitan yang alkitabiah. Kebanyakan sekte Budhisme adalah politheistik, pantheistik, atau atheistik.
Beberapa sekte telah mengabaikan rasionalitas (Budhisme Zen), sementara lainnya mengembangkan kemiripan yang dangkal (superfisial) dengan agama kr****n, misalnya Budhisme Amida, yang berbicara tentang keselamatan oleh iman, bukan perbuatan. Ia menggunakan istilah-istilah seperti lahir-baru dan perubahan hidup. Setan telah mengembangkan banyak kekr****nan palsu/tiruan, tetapi tak satupun yang benar-benar dapat menghadapi dan mengatasi masalah dosa.
Hal-hal Yang perlu Diingat

Orang kr****n harus mengatasi banyak kendala pada saat berusaha menginjil orang Budha, apapun latar-belakang sekte Budhisme dari orang yang ditemui itu. Oleh karena itu, orang percaya harus bersandar pada tuntunan dan kuasa Roh Kudus. Karena masalah tentang dosa telah luntur di dalam Budhisme. Orang kr****n yang bersaksi kepada orang Budha perlu berdoa untuk pelayanan yang berbuah di dalam Roh Kudus dalam meyakinkan orang yang tidak percaya adanya dosa, kebenaran dan penghakiman.
Jika seorang kr****n mempunyai peluang untuk melayani secara reguler dengan orang Budha dimanapun dia berada, secara bersamaan ia mempunyai tanggungjawab untuk belajar dan memahami bentuk-bentuk Budhisme yang dihadapinya. Ia harus bertanya dengan tulus, dengan pertanyaan yang bersahabat untuk mendapat informasi dan klarifikasi. Dengan cara ini seorang kr****n dapat menentukan keyakinan orang lain dengan tepat sekaligus menunjukkan ketertarikannya yang sungguh-sungguh kepada orang itu. Ia dapat menentukan pandangan tentang Allah dan keselamatan dari orang Budha itu (yakni, apakah melalui perbuatan sendiri atau pertolongan dari yang lain).
Orang percaya perlu mencari pandangan yang sama dan sedapat mungkin membangunnya. Presentasi yang positif dan jelas tentang pernyataan Kristus dan kemenangannya atas dosa dan maut jauh lebih efektif daripada mengkritik kelemahan Budhisme. Ini bukan berarti bahwa orang percaya tidak perlu waspada terhadap kelemahan-kelemahan tersebut, karena ada saatnya hal-hal tersebut harus diangkat. Disini ada tiga hal:
(a)     Kitab Suci dan perkataan Budha yang berhubungan dengan Gautama ditulis kira-kira 4 abad setelah kematian Budha. Tidak ada cara lain untuk percaya bahwa hal itu benar-benar perkataan Gautama. Pada saat Kitab Suci itu ditulis, Budhisme terpecah dalam banyak sekte yang bertentangan.

(b)     Bentuk Budhisme apa yang diikuti oleh seseorang? Perbedaan antara sekte-sekte Budha lebih besar dibandingkan dengan banyak agama lainnya. Pertanyaan tentang otoritas sangat penting disini.

(c)     Kristus dengan jelas menawarkan keselamatan kepada para pengikutnya. Budhisme tidak. Dikatakan bahwa perkataan terakhir dari Gautama sebelum kematiannya adalah: “Budha hanya menunjukkan jalan – usahakanlah keselamatanmu dengan tekun.”

Salah satu kesulitan yang harus siap dihadapi orang kr****n adalah masalah keeksklusifan pernyataan Kristus.
Kesulitan lainnya yang harus dihadapi, misalnya di negara seperti Jepang, adalah jalan Budhisme telah demikian melekat dalam kebudayaannya. Ia lebih merupakan sebuah pedoman hidup daripada sebuah agama.


sumber : http://www.semarang-ministry.org/budhisme/#more-65

12
Engaged Buddhism / dhamma TV
« on: 07 September 2010, 09:55:00 PM »
Dhamma TV adalah salah satu stasiun TV Lokal yang bertempat di kota Batu, yang daya pancarnya memancarkan sekitar wilayah kota Malang Raya dan sekitarnya. Dhamma TV berdiri pada tanggal 27 Januari 2006 sebagai pengganti Gema Nurani TV .yang di pimpin oleh seorang Bhiksu yang bernama Dhammavijayo. Dhamma TV merupakan TV Religius Buddha yang pertama di Indonesia. sekarang Dhamma TV beroperasi di channel 26 UHF (511,25 MHz) mulai pukul 07.00 sampai pukul 22.00.

sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Dhamma_TV

FB dhamma TV : http://www.facebook.com/pages/DHAMMA-TV/157401234111?v=wall#!/pages/DHAMMA-TV/157401234111?v=info

13
semoga dengan diresmikan kampus baru STABN dapat mencetak guru2 agama buddha yang handal  _/\_
http://www.tzuchi.or.id/view_berita_foto.php?id=71


14
sesepuh DC sekalian, gw mau nanya seandainya ada yang mengajarkan salah/pandangan tidak benar yang mengakibatkan orang yang diajarkannya itu berbuat ekstrim (seperti membom, membunuh dll) akan terlahir dialam apa?
 _/\_


15
minggu kemaren ada fangsen didanau sunter, didanau itu banyak orang mancing ikan, menurut para sesepuh DC sekalian apakah fangsen ikan didanau itu karma buruk gak?

mohon pencerahannya  _/\_

Pages: [1] 2
anything