//honeypot demagogic

 Forum DhammaCitta. Forum Diskusi Buddhis Indonesia

Show Posts

This section allows you to view all posts made by this member. Note that you can only see posts made in areas you currently have access to.


Messages - Indra Wardhana

Pages: [1] 2
1
Numpang komentar Om...

Guru saya (almarhum) pernah berkata bahwa kata-kata Sang Buddha itu tidak absolut. Karena Sang Buddha menggunakan kata-kata duniawi agar dapat dimengerti oleh kita-kita yang masih duniawi. Sedangkan segala hal yang duniawi itu tidak ada yang absolut (sankhara anicca). Namun, kata-kata Sang Buddha yang tidak absolut tadi dimaksudkan untuk mengarahkan pengertian kita ke Sang Jalan. Setelah kita mengerti dan berada pada Sang Jalan, maka kata-kata yang tidak absolut tadi tidak ada lagi manfaatnya baginya (tapi tentu saja masih bermanfaat bagi orang lain yg masih di luar Sang Jalan).

Kata-kata Sang Buddha bukanlah Sang Jalan, apalagi tulisan di Tipitaka. Seperti perumpamaan yg sering kita dengar, mengenai jari yang menunjuk ke bulan, jari tersebut bukanlah bulan. Karenanya, tidak ada gunanya jika kita membaca tipitaka tetapi tidak pernah mempraktikkan dalam keseharian kita. Tipitaka hanya akan menjadi buku dongeng anak-anak tanpa kita pernah mempraktikkannya. Apalagi kalo kita menyimpan tipitaka dalam lemari yang indah, dihiasi bunga2, diberi persembahan, dsb. dan ga pernah dibaca... itu lebih parah lagi.

Sang pelestari Dhamma sejati itu adalah sotapatiphala, sakadagamiphala, anagamiphala, dan arahattaphala. Selama masih ada makhluk2 seperti itu di muka Bumi ini, selama itu pula Dhamma sejati masih berkumandang. Bukan tipitaka yang menjadi pelestari Dhamma, bukan buku-buku Buddhis, bukan agamawan Buddhis, bukan pelajar Buddhis, bukan demonstran Buddhis, bukan departemen agama, bukan museum, karena semua itu masih duniawi, masih bercampur dengan urusan duniawi, urusan politik, urusan ego, bisa rusak, bisa hancur, bisa berubah dsb.

Jika benar Dhamma akan berkumandang 5000 tahun lamanya, maka selama selang waktu itu pula masih ada di dunia ini salah satu dari empat makhluk mulia tersebut. Setelah lewat 5000 tahun, mungkin masih ada agama Buddha, masih ada Tipitaka, bahkan masih ada bhikkhu, tapi tidak ada satu pun di antara manusia yang merupakan makhluk suci, semuanya sudah korup, bhikkhu pun korup, tipitaka ditafsirkan melenceng (mungkin karena evolusi bahasa), tidak ada manusia yang dapat menembus maksud dari kata-kata dalam tipitaka, karena batinnya sudah korup, kurang bersih, dst. Hingga suatu saat nanti akan muncul "the next Sammasambuddha".

Makasi...

2
Diskusi Umum / Re: Hal-hal yang berhubungan dgn kesehatan
« on: 05 June 2011, 02:00:32 PM »
kalo kita mau mempelajari di Tipitaka sebenarnya ada beberapa "obat" yg diperkenankan oleh Sang Buddha, nahh...

Saya rasa sih semua obat yg tidak memabukkan, bukan berasal dari makhluk hidup yg dibunuh utk keperluan itu, dan dipakai sesuai kebutuhan (tidak berlebihan) diperkenankan oleh Sang Buddha, walau tidak ada kasusnya dalam Tipitaka. Dalam Tipitaka penggunaan obat ini atau itu hanyalah suatu kisah yang melatarbelakangi topik utamanya yaitu pembelajaran tentang kebenaran (Dhamma).

3
Diskusi Umum / Re: Hal-hal yang berhubungan dgn kesehatan
« on: 05 June 2011, 12:36:58 AM »
(Menanggapi posting originalnya)

Kalo dengan cuma sedikit penjelasan mengenai kesehatan aja tipitaka udah setebel itu, apalagi ditambah penjelasan ilmu kesehatannya? Mau setebel apa lagi?
Tipitaka setebel itu aja dibilang baru "segenggam daun di antara seluruh daun di hutan...". Belum kalo ditambah lagi ilmu fisika, biologi, berarti tipitaka bisa setebel beberapa perpustakaan dijadiin satu.

Lagipula, sudah ada ilmu kedokteran/ketabiban, sudah pula ada para ahli kesehatan. Di jaman itu juga ada tabib Jivaka yang sangat ahli di bidang kesehatan. Juga ada veda yang berisi ilmu pengetahuan alam. Ilmu2 pengetahuan semacam itu (kesehatan, kedokteran, ilmu alam, dsj.) bisa diraih oleh manusia awam yang trampil, tanpa perlu bantuan dewa atau tuhan atau sammasambuddha. Tetapi Dhamma ini... sungguh dalam, hanya bisa diungkap kembali oleh seorang sammasambuddha, inilah topik utama ajaran Sang Bhagava Arahat Sammasambuddha, inilah eksklusivitas Dhamma, inilah keunikan Sang Ajaran.

Jadi jika ada orang yang membanggakan ajaran agamanya yang mengajarkan ilmu2 duniawi, sesungguhnya ia hanya menyepadankan ajaran Tuhannya dengan ajaran manusia awam biasa.  ;D

4
Mungkin dia lagi garuk2 kepala kali? Soalnya dia tersesat, cari jalan, kebingungan.  :P

5
Kalo wanita itu lagi pake hape, dia nilpun sapa, sesama time-traveler? Pake provider apa? Providernya time-travel juga? ;D

6
Dengan karma inilah yang saya sendiri juga sulit untuk menjawab dan perlu tanya juga, siapa yang menjatuhkan karma kepada kita? dengan kita percaya pada pikiran kita sendiri, dengan tidak adanya ke-Tuhanan- apakah kita sendiri yang mengakibatkan karma buruk itu jatuh ke kita? Lantas, siapa di atas sana yang pantas untuk memberikan hukuman setimpal atau tidak setimpal atas karma buruk kita? siapa yang judge? mohon juga penjelasannya :)

Jika kita melempar batu ke atas, batu tersebut akan jatuh kembali ke bawah. Siapakah yang mengakibatkan batu itu jatuh ke bawah kembali? Tidak ada siapa pun yang menyebabkan batu itu kembali ke bawah selain hukum gravitasi. Demikian pula hukum karma bekerja, perbuatan yang dilakukan seseorang akan menimbulkan akibat/efek terhadap si pembuat itu sendiri.

Jika batu yang kita lempar jatuh di atas genteng, maka batu tersebut tidak kembali ke tanah. Tetapi batu tersebut tetap berpotensi untuk kembali ke tanah, hanya saja terhalang oleh genteng. Demikian pula karma yang diperbuat kadang tidak langsung berbuah karena terhalang oleh sesuatu.

Andaikan batu yang kita lempar terbentur dahan pohon dan pecah, jatuh ke bawah sebagai serpihan kecil. Demikian pula karma yang kita perbuat, belum tentu kembali ke kita persis bentuknya seperti yang kita perbuat.

Demikianlah, tidak ada yang memberikan hukuman atau judging, semuanya kembali ke si pembuat karena hukumnya begitu. Itulah yang sering kita dengar dengan sebutan "HUKUM karma". Sosok penghukum/pemberi ketika karma kita berbuah adalah ibarat dahan pohon yang membuat batu itu pecah, mereka hanyalah "sarana", yang membuat kembalinya karma kita kadang tidak persis seperti yang kita perbuat.

Semoga membantu.

7
Tolong ! / Re: Cara mengetahui ini Signal Baik or Buruk
« on: 04 November 2010, 12:15:57 AM »
_/\_ _/\_ _/\_

Pertanyaannya :
1. Bagaimana sy bs tau Signal yg sy tangkap baik or buruk...??
    Cara menanggulanginya bagaimana...??? 
   (Musti baca apa,,,BTW yg lengkap yach..maklum ibarat sekolah baru msk TK)

Signal biarlah tetap menjadi signal. Baik dan buruk, cobalah Anda mengerti sendiri apa itu baik dan apa itu buruk.
Jika signal tersebut "baik" menurut pengetahuan Anda tentang kebaikan, terimalah itu sebagai kebaikan.
Jika signal tersebut "buruk" menurut pengetahuan Anda tentang keburukan, terimalah itu sebagai keburukan.
Jika Anda tidak/belum tau/yakin signal itu baik atau buruk... ya terimalah sebagai SIGNAL saja, tidak usah dilabelin "baik" atau "buruk".

Dalam hal ini, Anda sepertinya mempunyai kepekaan khusus. Tidak semua orang mempunyai kepekaan yang sama.
Cara menanggulanginya (dalam hal signal tersebut Anda anggap sebagai gangguan), ada beberapa cara, tergantung bagaimana Anda ingin menyikapinya.

1. Jika Anda ingin berhadapan langsung dengan sumber signal tersebut, maka Anda harus bersihkan pikiran, tenang, tanpa prasangka apa pun (jika Anda terbiasa meditasi, akan sangat membantu). Kemudian cobalah "merasakan" di dalam hati, jika pikiran Anda tenang, bersih, dan tidak berprasangka buruk ataupun baik, maka mungkin Anda akan merasakan adanya semacam "komunikasi batin". Jika sumber signal tersebut berasal dari suatu "makhluk", maka akan tersirat dalam batin Anda makna-makna yang tidak terucap tapi bisa Anda mengerti, seperti yang Anda bilang - kadang seperti ada yg memanggil dan berbicara dalam hati. Akan tersirat rasa-rasa bersahabat, atau mungkin sebaliknya bermusuhan. Bahkan mungkin juga akan tergambar dalam batin Anda, suatu sosok bentuk "makhluk". Namun sekali lagi ingat, cara ini harus dilakukan dengan pikiran bersih dari prasangka, sebab setitik prasangka bisa membubarkan maknanya. Dan karenanya, sekali lagi meditasi akan sangat membantu.

2. Sebaliknya, jika Anda ingin lepas samasekali dari gangguan signal tersebut.... just try to ignore it. Abaikan saja! Jika terasa badan berat, anggap saja sedang sakit, karena mungkin saja Anda benar-benar sedang sakit. Abaikan saja, lupakan, lakukan kegiatan Anda secara biasa tanpa peduli ada signal ato tidak. Abaikan, don't care, ignore! Signal-signal itu akan berhenti mengganggu Anda, walo tidak dijamin suatu hari akan datang lagi (karena signal-signal itu memang demikian adanya). Just ignore! Hidupmu adalah hidupmu, dengan segala suka dan duka, sakit dan sehat, perasaan ini dan itu.

3. Jika kedua cara di atas tidak efektif atau Anda ragu, ya... sama seperti pendapat yang lain... silakan konsultasi ke bhante, ato orang-orang yang expert di bidang semacam itu (metafisik).

4. Kalo Anda lebih sreg sama "bacaan"... Baca "Namotassa..." aja udah cukup, asal Anda baca dengan penuh keyakinan. Baca "Karaniya..." juga ok. Ato cukup dengan "Sabbe satta bhavantu sukhita ta". Asal bacanya penuh keyakinan. Ato cukup pancarkan metta aja... Ato bisa juga begini: "Dengan tidak mengurangi rasa hormat, saya mohon jangan usik saya lagi, karena sangat mengganggu keseharian saya". ;D

Misal kita berasumsi bahwa signal tersebut berasal dari suatu "makhluk". Kadang memang ada semacam "makhluk" yang suka "menumpang" di badan kita. Beberapa "makhluk" ini tidak bergerak (berjalan) seperti kita manusia, karenanya agar "dia" bisa tetap bersama (di dekat) kita, kadang "dia" memilih untuk "numpang" di badan kita. Di situ kadang kita merasa badan ini berat.

Namun perlu dimengerti, bahwa signal-signal seperti ini, belum tentu juga berasal dari "makhluk". Bisa juga berasal dari kesan-kesan yang melekat pada suatu tempat, seperti kesan angker, kesan historis, kesan damai, dsb. Bahkan bisa juga berasal dari sesama manusia, mungkin karena kedekatan kita pada orang-orang tertentu, atau dari orang-orang yang memang punya kemampuan khusus. Itu sebabnya diperlukan pikiran bersih tanpa prasangka agar kita bisa membedakan ini jenis signal yang mana, dari mana, oleh apa atau siapa. Semakin bersih pikiran kita, semakin jelas bedanya.

 Semoga membantu.
;D

8
Tolong ! / Re: [ASK] Programming Language
« on: 01 November 2010, 02:46:47 PM »
apa lawan kata dari init/initialize

destroy();
kill();
terminate();
dispose();
uninitialize();
deinitialize();
cleanup();

mana yg intuitive?

final/finalize

9
saya masi kurang mengerti mengenai : Hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma... pikiran terjerat konsep keakuan, mengakibatkan terbentuknya perbuatan (karma) baik dan buruk.


bisa tolong di jelaskan dengan detail? :) terima kasih

Mungkin bisa lebih dijelaskan lebih detail... di mana letak kebingungan Anda.

10
Jika kita punya TV, trus ada maling mencuri TV kita. Siapakah yang salah, kita yang salah karena punya TV, ato malingnya yg mencuri? Jika Anda berniat baik, dan dia berpikiran buruk. Siapakah yang salah, Anda yang punya niat baik, ato dia yang punya pikiran buruk? Jika ada pohon dipinggir jalan ditabrak mobil. Siapakah yang salah, pohonnya ato orang yang nyetir mobil? Saya rasa cukup jelas, siapa yang benar siapa yang salah.

Tapi, kalo kita punya TV, trus jadi sombong, pamer, dan merendahkan orang lain. Apakah bisa dibilang itu tindakan benar? Kalo Anda ternyata memang berniat buruk pada dia, ingin menjerat dia dalam hutang, apakah bisa dibilang benar? Kalo ada yang sengaja meletakkan pohon di tengah jalan, sehingga mengganggu kelancaran jalan, apakah itu bisa dibilang benar? Saya rasa cukup jelas, yang mana yang benar, yang mana yang salah.

Lihatlah dengan teliti, niat/ucapan/perilaku baik sebagai niat/ucapan/perilaku baik. Dan niat/ucapan/perilaku buruk sebagai niat/ucapan/perilaku buruk. Buah karma baik akan mengikuti mereka yang punya niat/ucapan/perilaku baik, dan buah karma buruk akan mengikuti mereka yang punya niat/ucapan/perilaku buruk. Selebihnya... tidak usah terlalu dipikirin, salah-salah justru kita yang terpeleset jadi berpikiran buruk.

Jadi kalo Anda punya niat baik kepada dia, ya sudah, tidak usah dipikirin dia punya pikiran apa terhadap Anda. Salah-salah kalo Anda pikirin, malah Anda yang berpikiran buruk kepada dia dengan "menuduh" dia berpikiran buruk. Ato Anda jadi berpikiran buruk karena menginginkan pujian alih-alih celaan dari dia.

Semoga membantu.

11
Buddhisme untuk Pemula / Re: Kelahiran Kembali
« on: 18 October 2010, 01:58:33 PM »
Beberapa umat Buddha lebih menyukai penggunaan kata "rebirth" daripada "reincarnation". Karena istilah "re-incarnation" lebih condong ke arah inkarnasi yaitu suatu adanya suatu entitas roh yang menyusup (inkarnasi) ke dalam jasad untuk membentuk suatu kelahiran. Sementara, umat Buddha lebih memandang bahwa kelahiran itu adalah suatu proses berkesinambungan dari pembentukan jasmani maupun batin (bentuk-bentuk batin). Karenanya, jika Anda pernah mendengar bahwa ada yang mengatakan kalau dalam Buddhisme tidak mengenal reinkarnasi, mungkin penjelasan ini jawabannya.

Semoga membantu  :)

12
Coba ditelaah satu-satu. Ketika Anda memberi, apakah ada niat kotor di balik itu? Misalkan: pikiran ingin dianggap mulia, pikiran ingin menjerat dia dengan hutang? Jika demikian, maka Anda salah. Jika tidak ada niat kotor, hanya ada niat menolong, maka Anda benar meskipun dia berpikiran negatif terhadap Anda.

Ketika Anda memberi, apakah dengan ucapan-ucapan tidak menyenangkan? Misalnya: kata-kata yg mencemooh, kasar, merendahkan, atau tidak jujur? Jika demikan, maka Anda salah. Jika dengan ucapan-ucapan yang menyenangkan, ucapan-ucapan benar, maka Anda benar meskipun dia berpikiran negatif terhadap Anda.

Ketika Anda memberi, apakah dengan tindakan yang tidak pantas? Misalnya: melempar uang/barang yg Anda pinjamkan, memalingkan muka? Jika demikian, maka Anda salah. Jika dengan tindakan yang pantas, maka Anda benar meskipun dia berpikiran negatif terhadap Anda.

Apakah dia benar-benar berpikiran negatif, ataukah hanya Anda yang berprasangka buruk terhadapnya? Jika Anda yang berprasangka buruk terhadapnya, maka Anda salah. Jika tidak berprasangka buruk maka Anda benar meskipun dia berpikiran negatif terhadap Anda.

Hubungan antara keakuan, pikiran, dan karma... pikiran terjerat konsep keakuan, mengakibatkan terbentuknya perbuatan (karma) baik dan buruk.

Semoga membantu.

13
Diskusi Umum / Re: pertanyaan seputar Buddha..
« on: 18 October 2010, 10:27:34 AM »
Mungkin...

Sang Buddha Dipankhara mengerti tingkat kekuatan tekad Sumedha dan Sumitta. Dan mengerti bahwa kekuatan tekad seperti yang mereka punya itu "pasti" terwujud. Karena kekuatan tekad mereka, maka "garis" mereka menjadi jelas.

Kalo kaya kita2, diramalin sukses, belum tentu hasilnya sukses, diramalin jatuh, belum tentu juga jatuh. Kaya kisah nyata seorang teman, dia diramalin bakal mati muda... "kecuali"... jika dia jadi bhikkhu. Alhasil, setelah dia jadi bhikkhu, dia ga jadi mati muda, tapi cukup luka parah (akibat kecelakaan). Notabene, yang ngeramalin gitu bukan cuma 1 orang lho. Orang2 biasa seperti kita ini "garisnya" bercabang-cabang, jadi kalo diramalin, bisa jadi ini  bisa juga itu.

Pastinya... mungkin hanya Buddha yang tau.

Kok gak langsung disetujui aja adanya bhikkhuni? Tepatnya ya tanya yang bersangkutan... Tapi, mungkin... Sang Buddha ingin menunjukkan hal-hal tertentu, seperti alasan-alasan yang Beliau ungkapkan dalam sutta, bahwa suatu kumpulan akan menjadi lebih lemah dengan adanya wanita di dalamnya. Pertanyaan yang serupa... Mengapa Sang Buddha tidak langsung membabarkan Dhamma, sampai akhirnya diminta oleh Brahma Sahampati, padahal Beliau tahu bahwa Sammasambuddha adalah Sang Pembabar Dhamma?

Sori Teman, saya hanya bisa berpendapat dengan bilang "mungkin", soalnya saya ga bisa ngeramal, juga bukan penemu Sangha.

Hi hi... salam kenal...

kalo ada ramalan pasti, berarti kita dgn kata lain percaya dgn takdir dong ya? dgn kata lain, untuk apa kita berusaha sekuat mungkin apabila diramalin pasti jd ini dan iut?

Tidak ada ramalan yang pasti, yang pasti itu tekad dan usahanya (didukung dengan paramitta). Jadi, mustinya kita tidak percaya takdir dan ramalan, tapi percaya sama tekad, usaha, dan pemupukan paramitta.

Mungkin.....

14
Tolong ! / Re: [ASK] Programming Language
« on: 18 October 2010, 10:22:17 AM »
Delphi/Free Pascal

apa beda Assigned(x) dengan x = nil ?

kapan perlu dipakai Assigned, kapan pake = nil ?

Assigned() untuk ngecek variabel bertipe procedure ato function.

Misal:

 x: function();

maka utk cek nil ato enggak (assigned ato enggak), maka gunakan:

if Assigned(x) then....

Ato kalo mo pake '=' maka ga bisa asal x = nil, tapi kudu

if  [at] x = nil then

:)

15
Diskusi Umum / Re: pertanyaan seputar Buddha..
« on: 18 October 2010, 09:27:20 AM »
Mungkin...

Sang Buddha Dipankhara mengerti tingkat kekuatan tekad Sumedha dan Sumitta. Dan mengerti bahwa kekuatan tekad seperti yang mereka punya itu "pasti" terwujud. Karena kekuatan tekad mereka, maka "garis" mereka menjadi jelas.

Kalo kaya kita2, diramalin sukses, belum tentu hasilnya sukses, diramalin jatuh, belum tentu juga jatuh. Kaya kisah nyata seorang teman, dia diramalin bakal mati muda... "kecuali"... jika dia jadi bhikkhu. Alhasil, setelah dia jadi bhikkhu, dia ga jadi mati muda, tapi cukup luka parah (akibat kecelakaan). Notabene, yang ngeramalin gitu bukan cuma 1 orang lho. Orang2 biasa seperti kita ini "garisnya" bercabang-cabang, jadi kalo diramalin, bisa jadi ini  bisa juga itu.

Pastinya... mungkin hanya Buddha yang tau.

Kok gak langsung disetujui aja adanya bhikkhuni? Tepatnya ya tanya yang bersangkutan... Tapi, mungkin... Sang Buddha ingin menunjukkan hal-hal tertentu, seperti alasan-alasan yang Beliau ungkapkan dalam sutta, bahwa suatu kumpulan akan menjadi lebih lemah dengan adanya wanita di dalamnya. Pertanyaan yang serupa... Mengapa Sang Buddha tidak langsung membabarkan Dhamma, sampai akhirnya diminta oleh Brahma Sahampati, padahal Beliau tahu bahwa Sammasambuddha adalah Sang Pembabar Dhamma?

Sori Teman, saya hanya bisa berpendapat dengan bilang "mungkin", soalnya saya ga bisa ngeramal, juga bukan penemu Sangha.

Hi hi... salam kenal...

Pages: [1] 2
anything